Anda di halaman 1dari 2

Hemostasis merupakan proses mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara spontan, agar

tidak kehilangan darah terlalu banyak apabila terjadi luka pada pembuluh darah sehingga darah tetap
cair dan mengalir secara lancar.

Pada proses perdarahan dari pembuluh darah maka yang terjadi adalah adanya kerusakan dinding
pembuluh darah dan tekanan di dalam pembuluh darah lebih besar daripada tekanan di luar.

Tahapan atau proses hemostasis dibagi menjadi 3 langkah utama yaitu:

 Proses spasme vaskuler (Vasokonstriksi vaskuler)

Apabila pembuluh darah mengalami luka, maka akan terjadi vasokonstriksi yang mula-mula secara
reflektoris akan dipertahankan oleh faktor lokal seperti 5-hidroksitriptamin (5-HT, serotonin dan
epinefrin). Vasokonstriksi merupakan proses penyempitan diameter pembuluh darah pada daerah yang
mengalami kerusakan atau luka. Kerusakan jaringan atau luka akan mengeluarkan zat serotonin,
epinefrin yang mengakibatkan pembuluh darah menjadi mengkerut atau menyempit dengan tujuan
untuk mengurangi aliran darah yang menuju ke daerah luka. Karena permukaan endotel pembuluh
darah saling menekan satu sama lain akibat proses spasme vaskuler awal , endotel tersebut menjadi
lengket dan melekat satu sama lain, kemudian menutup pembuluh yang rusak.

 Pembentukan sumbat trombosit (Proses Adhesi Trombosit (Hemostasis Primer))

Trombosit berperan penting dalam hemostasis yaitu pembentukan dan stabilisasi sumbat trombosit.
Pembentukan sumbat trombosit terjadi melalui beberapa tahap yaitu adesi trombosit, agregasi
trombosit dan reaksi pelepasan.

Ketika lapisan pembuluh darah berupa sel endotel rusak maka jaringan ikat di bawah endotel seperti
serat kolagen, serat elastin dan membrana asalin terbuka sehingga terjadi aktivasi trombosit yang
menyebabkan adesi trombosit yaitu proses dimana trombosit melekat pada permukaan asing terutama
serat kolagen.

Pada bagian yang luka, trombosit aktif akan mengeluarkan bagian isi seperti ADP (Adenosine
Diphosphate) yang dikeluarkan oleh trombosit yang melekat pada serat subendotel, yang akan
merangsang trombosit lain untuk menempel pada trombosit yang dikenal dengan istilah agregasi
trombosit primer dan bersifat reversibel. Trombosit pada agregasi primer akan mengeluarkan ADP
sehingga terjadi agregasi trombosit sekunder yang bersifat irreversibel.

Selama proses agregasi, terjadi perubahan bentuk trombosit dari cakram menjadi bulat disertai dengan
pembentukan pseudopodi. Akibat perubahan bentuk ini maka granula trombosit akan terkumpul di
tengah dan akhirnya melepaskan isinya. Proses ini disebut reaksi pelepasan dan memerlukan adanya
enersi.

 Koagulasi darah (Hemostasis Sekunder)


Proses koagulasi darah terdiri dari rangkaian enzimatik yang melibatkan banyak protein plasma yang
disebut sebagai faktor koagulasi darah. Faktor koagulasi merupakan glikoprotein dengan berat molekul
lebih dari 40.000. Dalam keadaan normal faktor pembekuan berada dalam plasma dalam bentuk
perkusor inert sebagai prokoagulan atau proenzim dan akan diubah dalam bentuk enzim aktif atau
sebagai kofaktor selama proses koagulasi.

Daftar pustaka

Sari, M. K. (2020). PENGARUH LAMA PENUNDAAN SENTRIFUGASI DARAH SITRAT PADA SUHU 20±1° C
TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN THROMBIN TIME (TT) (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta).

Umar, I., & Sujud, R. W. (2020). Hemostasis dan disseminated intravascular coagulation (dic). Journal of
Anaesthesia and Pain, 1(2), 19-32.

Anda mungkin juga menyukai