Anda di halaman 1dari 2

Nightmare

“Rias bangun ayo cepet!”

“ada apa si? Baru jam satu aku masih ngantuk” Rias pun kembali menarik selimutnya
dan berusaha untuk melanjutkan tidur siangnya.

“Kamu lupa? Hari ini acara pembukaan semester pertama kita di sekolah, para senior
sudah mulai membersihkan lapangan, ayo kita juga harus ikut berpartisipasi” tegas Flo.

“aduh flo berisik tau, aku mau tidur”. Flo yang mendengar itu langsung pergi
meninggalkan Rias. Pada hari itu kehidupan Asrama memang sedang disibukkan dengan
acara penyambutan siswa baru, semua asik menghias lingkungan Asrama dengan berbagai
hiasan.

Jam sudah menunjukan pukul lima sore Rias pun bangun dari tidurnya dan segera
beranjak, “aku harus bergegas acara dimulai pukul enam sore kalau telat bisa-bisa aku
dimarahin senior ku” pikirnya. Sesampainya di bawah dia diherankan dengan keadaan yang
sama sekali tidak ada tanda kehidupan itu, Rias merasa seperti ada seseorang di belakangnya,
Rias pun langsung melihat ke belakang, ada seseorang memakai jubah hitam dan topeng
badut.

“hay” sapa orang itu. Rias tersentak kaget dan refleks mengambil handuk,
pandangannya tertuju ke arah tangan kanan orang berjubah hitam itu, di tangan orang itu
terdapat sebuah gergaji, Rias berlari keluar menuju dapur.

“siapa dia? Kenapa ada yang seperti itu di sekolah ini, dan kenapa sepi sekali” pikir
Rias dalam hati. Rias merasa takut dengan semua keanehan ini sehingga dia tidak
berkonsentrasi pada apa yang ada didepannya, seutas kawat besi menjuntang panjang
membuat Rias terjatuh, luka yang diakibatkan dari kawat itu cukup dalam. Rias berusaha
meraih kursi yang ada didepannya, disaat dia hampir meraih kursi tersebut sebuah kapak
mendarat di tangannya dan membuat jarinya terputus. Rias mengerang kesakitan, pelaku
yang membuat jarinya terputus itu ternyata orang berjubah hitam dengan topeng yang
berbeda.

“Kali ini sasarannya adalah kamu” kata orang bertopeng tersebut. Rias tidak mengerti
apa yang dikatakan orang tersebut dia hanya bisa diam menahan sakit di kaki dan tangannya,
sembari merangkak mencoba untuk kabur dari kedua orang tersebut. Namun orang bertopeng
badut tersebut berhasil meraih kakinya.

“Kenapa kalian melakukan ini! Kemana semua orang?!” teriak Rias.

“semua orang? Mereka ada disini bersamamu Rias”

Orang bertopeng badut itu langsung menggergaji pergelangan kaki kanan Rias hingga
putus. Rias menangis kesakitan, kedua pelaku tersebut hanya tertawa melihatnya. Rias
semakin takut, dia kembali dikejutkan dengan keadaan lapangan depan asramanya itu, 100
orang berjubah hitam dan bertopeng yang membawa alat tajam di masing-masing tangannya
telah memenuhi lapangan tersebut.

Keadaan saat itu gelap dengan sedikit pencahayaan dari obor yang menyala, di
atasnya tergantung lentera dan di depannya ada sebuah panggung yang diatas panggung
tersebut terdapat tiang. Orang bertopeng yang menyiksa Rias itu langsung membantunya
berdiri naik ke atas panggung yang sudah disiapkan.

Rias meronta, namun cengkraman kedua orang tersebut cukup kuat. Sesampainya
diatas panggung, kedua tangan Rias ditarik ke atas dan diikat dengan tali yang berada di
tiang, Rias dipaksa untuk berdiri di panggung tersebut dengan satu kakinya.

“mangsa kita kali ini ada Rias” orang bertopeng badut itu pun angkat bicara. Dan
terdengar sorak sorai dari semua orang yang berada dilapangan tersebut. Tubuh Rias bergetar
mendengarnya, 100 orang yang berada dilapangan membentuk barisan, dan satu persatu naik
ke atas menghampiri Rias. Rias meronta dan berteriak, namun usahanya percuma.

“tenang Rias, aku hanya memberikan sedikit luka sayatan di wajahmu” kata orang
pertama. Rias mengerang kesakitan ketika pisau tersebut mendarat tepat di bagian dahinya.

“Rias boleh aku memotong pergelangan kaki kirimu?” kata orang kedua, Rias
menggeleng dan memohon, namun percuma orang itu menghiraukan tangisan dan
permohonan Rias. Orang berikutnya tidak banyak bicara dan langsung mengiris telinga Rias
dengan pisau. Rias sudah tidak tahan dengan semua ini, pandangannya mulai kabur.

“aku minta maaf sama kamu ya Rias, mungkin aku bukan teman yang baik untukmu”.
Rias kaget mendengar suara itu, suara yang tak lain adalah Flo teman dekatnya.

“Flo? tolong aku Flo” mohon Rias.

“maaf, aku tidak bisa, ini kesalahanmu As, andai kamu mengikuti apa kataku,
mungkin bukan kamu yang jadi tumbalnya”

“tumbal?”

“Pada upacara pembukaan semester pertama di sekolah ini selalu ada satu orang yang
akan dijadikan tumbal, dipilih dari orang yang paling terakhir turun dari asrama, dan pada
tahun ini orang itu adalah kamu, maafkan aku as, aku harus mengambil bola mata kamu”
jelas Flo. Rias hanya terdiam, orang yang merebut indra penglihatan dia adalah Flo, dia
hanya bisa teriak dan mengerang kesakitan.

Di akhir acara seseorang sudah menyiapkan sekantong garam untuk disiramkan ke


tubuh Rias yang penuh luka. Rias berteriak keras saat garam garam itu ditaburkan, perih yang
luar biasa itu menyelimuti tubuhnya. Rias berakhir mengenaskan pada perayaan pembukaan
awal semester yang menjadi mimpi buruk untuk Rias.

Anda mungkin juga menyukai