Anda di halaman 1dari 4

CINTA BUTUH WAKTU

Rio seorang pria rupawan, sehingga begitu banyak wanita yang naksir dan juga suka padanya, namun ada satu yang Rio sayang yaitu Naura Radhianti. Gadis Manis berhati lembut. Begitu banyak wanita yang suka dengannya, namun Rio begitu sulit meluluhkan hati Naura. Karna wanita berkomitmen berhubungan serius dan setia pasti hatinya tak semudah untuk diluluhkan. Ada satu hal yang dapat meluluhkan hatinya yaitu waktu, karena waktulah yang bisa melihat sikap, sifat Rio sebenarnya. Berbagai macam cara Rio lakukan, mulai dari perhatian, tak semudah perhatian kewanita bisa diterima, karena Naura tau apakah nanti perhatian Rio hanya di awal, ataukah sampai akhir. Pemberian romantis seperti bunga, kata-kata indah. naura pun berfikir pula. Apakah Rio Romantis Cuma ingin dekat dengan Naura, mempermainkan Naura, Ataukah Rio benar-benar serius dengan Naura. Selalu menemani, apakah Rio akan selalu ada disetiap saat, ataukah hanya sebagai plampiasannya Rio ketika Rio sedang kesepian. Itu semua hanyalah waktu yang akan tau dan menjawab. Satu bulan Pehatian, Romantis, dan Rio yang selalu menemani masih begitu kental, tidak pudar sedikitpun. Mereka berdua bertemulah di taman, Naura dan Rio berjalan dan berbincang-bincang, canda dan tawa selalu ada. Sebuah kursi menghadap di kolam, Rio mengajak Naura untuk duduk sejenak. aku ingin bicara sesuatu padamu.? Ucap Rio gugup. bicara apa.? Jawab Naura pelan. "Naura, apakah kamu belum percaya kalau aku benar-benar sayang kamu.?" ucap Rio bersedih. "bukannya Aku tidak percaya, cinta butuh waktu, tidak semudah yang kamu fikir dan inginkan Rio." "tapi, kenapa begitu?" "aku tau, kamu tampan, banyak wanita yang suka sama kamu.?" "iya aku tau, tapi bukan berarti banyak wanita yang ada di hidupku aku begitu mudah mencintainya dan dekat dengan-denganya." "tapi.! aku belum cukup yakin, kalau kamu akan setia bersamaku." "yakinlah Naura, dan benar.? memang banyak wanita yang ada di hidupku, tapi semua itu tidak ada satupun yang aku sayang dan cintai selain kamu". Naura hanya terdiam. "Naura.? Cinta itu satu, dan aku ingin kamu satu-satunya orang yang ada dihidupku dan mencintaiku." sambung Rio sambil menggenggam telapak tangan Naura. apakah kamu yakin, kamu benar-benar akan bersamaku mencintaiku dan setia denganku. benar sekali Naura.? Aku akan berusaha menjagamu, selalu ada disaat apapun selama aku masih sanggup untuk berjalan dan bernafas. tapi tidak sekarang Rio, nanti kamu akan tau. Rio hanya terdiam, dan berfikir, apa yang akan Naura lakukan.? sekarang lebih baik kita pulang dulu saja ucap Naura sambil mengajak Rio yang cemberut. Rio hanya terdiam, namun Naura mencoba membuat Rio untuk tersenyum.

Senyum dong Rio.? Masak cemberut gitu.? Dan Rio pun tersenyum, meski Cuma sedikit, namun cukup membuat Naura senang. Karena waktu sudah sore, mereka berdua memutuskan untuk pulang. 16 hari semenjak mereka terakhir bertemu, tidak ada kabar sedikitpun dari Naura, puluhan SMS Rio tidak ada balasan, Puluhan panggilan tak terjawab oleh Naura, Rio memutuskan untuk datang kerumahnya Naura, pintu gerbang besar tertutup rapat, Rio pencet Bel, yang ada di sebelh pintu gerbang, tak berselang lama keluarlah lelaki tua, berjenggot tebal, kepala botak, badan agak gemuk. maaf mencari siapa ya den.? Ucap lelaki tua itu. pak, saya mau tanya, Nauranya ada dirumah.? Lelaki tua itu Dengan gugup menjawab serasa ada yang di sembunyikan. maaf den saya tidak tau tentang Naura, Cuma yang saya tau Naura keluar Kota, karena curiga, takut kenapa-napa dengan Naura, Rio pun memaksa lelaki tua itu untuk menjawab yang sebenarnya terjadi. Namun lelaki tua itu Cuma terdiam dan malah mengusir Rio pergi. Dan Rio pun pulang, tak disangka kotak surat di depan rumahnya telah 10 hari tidak dibuka. Satu surat Rio mengambilnya dan membacanya. Maafkan aku Rio, aku tidak sempat untuk memberikanmu kabar, dan maafkan aku Rio karna sejak dulu aku tidak memberi tahumu, kalau sebenarnya aku terserang kanker otak, aku takut jika kamu akan kecewa, dan bersedih ketika kamu ingin mencintai dan memilikiku. Jika kamu ingin bertemu aku aku sekarang tinggal di alamat Jl Mawar No.23 semarang. Mungkin ini surat terakhirku dan kabar terakhirku. Janganlah menangis Rio, tersenyumlah, namun jika kamu tidak sanggup menahan air matamu, ada sebuah tisu yang ada di dalam amplop, untuk mengusap air matamu. Agar kamu bisa tersenyum dan memberikanku semangat NAURA. Karena Rio begitu kawartir dengan keadaan Naura akhirnya Rio pun pergi menemui Naura namun sebelumnya menemui pembatu yang ada di Rumah Naura sebelumnya. Rio kembali memencet bel, lelaki tua itu keluar. bapak, apa-apaan ini, kenapa bapak dengan teganya berbohong menyembunykan keadaan Naura. Dengan amat sangat marah, wajah memerah. maaf den, bukannya saya menyembunyikan dan berbohong, tapi itu semua keinginan Naura sendiri. Lelaki Tua itu menceritakan apa yang Naura perintahkan kepada leaki tua itu sebelumnya. pak jika nanti Ada seorang pria yang bernama Rio mencariku bapak jangan memberi tau.? Soalnya saya sudah menaruh surat dikotak surat didepan rumahnya, biarlah dia yang membacanya sendiri itulah den perintah Naura.? ya sudah pak, sayaminta maaf dan saya akan langsung menemui Naura saja. iya den hati-hati

Riopun pergi ketempat tinggal Naura sekarang. Sesampainya Rio mengetuk pintu Rumah. Keluarlah ayah Naura. Assalamualaikum, pak Naura ada. Ucap Rio maaf, Naura tidak ada, Dia sekarang di rawat dirumah sakit. sejak kapan pak,dan di rumah sakit mana? dua hari yang lalu, dirumah sakit Tugurejo. karena setiap kali kepala Naura merasakan begitu sakit, dan setiap kali pula Naura mimisan, sampai tisu-tisu berlumuran darah. Rio hanya bersedih, bapak hanya, bisa pasrah nak, tidak tau harus bagaimana lagi, sudah operasi. Namun penyakit kanker itu mengecil,namun muncul kembali dan lama-lama malah tambah parah, Rio semakin bersedih dan hanya terdiam. temuilah Naura nak.? Mungkin sekarang ia sedang membutuhkanmu, membutukan kamu untuk disampingnya. baik pak, saya pamit dulu, Assalamualaikum waalaikum salam Sesampainya di Rumah sakit Rio bertanya pada Suster. sus, pasien bernama Naura dirawat di ruang berapa ya.? maaf pasien bernama Naura ada dua.? Rio agak lupa nama panjangnya , namun suster itu menyebutkan satu-satu nama Naura. pertama bernama Naura Arini, dia di ruang anggrek no 2, sedangkan satunya bernama Naura Radhianti dirawat di ruang Melati no 6. Nah itu sus, yang bernama Naura Radhiyanti, tempatnya dimana ya sus ruang melati.? naik tangga keselatan,lurus paling pojok. terimakasih sus. Rio pun menuju dimana Naura dirawat. Dari luar ruang Naura, Rio hanya bias melihat Naura dari sekotak kaca kecil yang ada di pintu. Begitu sedihnya Rio melihat orang yang ia saying terbaring lemah. Tak berselang lama keluarlah ibu Naura, Rio pun yang sedang duduk di kursi menghapirinya. Bu, saya Rio, bagaimana kabar Naura..? Rio, maaf ibu tidak tau semua kondisi Naura sekarang.? Naura sudah sekian lama terbaring di UGD ini. bu, maafkan Rio, karena Rio tidak menjaganya disaat Naura sedang menderita sakit Kanker.? ibu juga minta maaf Rio, karena ibu tidak memberi tahu kamu. harusnya aku bu, yang bersalah, semua itu salahku. Andai saja aku selalu memberikan semangat kepada Naura, pasti ia akan tersenyum meski penyakit yang di derita begitu parah. sudahlah Rio, jangan menyalahkan diri sendiri. Kita haru tabah, dan berdoa kepada YANG MAHA KUASA Di dalam ruangan terdengar suara panggilan-panggilan Rio yang terucap dari Naura. RIO, RIO, RIO panggil Rio dari ucapan Naura dalam wajah yang pucat. Rio, temuilah Naura.? Ucap ibu Naura. Rio pun menemui Naura, yang terbaring semakin tak sadarkan diri. iya Naura, ini aku Rio.? Tanpa jawaban dari Naura, tiba-tiba tangan Naura menggenggam telapak tangan kanan Rio. Rio semakin sedih, melihat Naura yang hanya memejamkan matanya.

Naura, inilah bukti kalau aku yakin denganmu, dan inilah bukti aku sayang kamu. Aku masih tetap sanggup menantimu, mengucap balasan kata sayangmu ke aku, apapun yang terjadi aku sayang kamu naura. Tak ada satu katapun yang bias Naura ucapkan, naura hanya bias mendengarkan setiap kata Rio, hanya tetesan airmata bahagia Naura untum menjawab kata-kata Rio, Rio yang melihat air mata yang mengalir di pipi Naura lalu mengusapnya. janganlah menangis Naura, kamu pasti kuat menghadapi cobaan ini, aku akan selalu menjagamu, dan aku hanya biasa duduk menemani disampingmu. Tak ada jawaban dari Naura, Tiba-tiba keluarlah darah dari hidung Naura. Rio kawatir, namun Rio mengambil tisu yang ada di meja lalu mengusapnya perlahan. Namun tak hentinya darah segar yang keluar dari hidung Naura terus mengalir. Berapa banyak tisu lagi yang harus Rio berikan untuk mengusap darah segar yang keluar. Naura, sekali lagi AKU SAYANG KAMU. I MISS YOU. Air mata rio menetes di telapak tangan naura. Tak terduga. Terdengar balasan dari mulut Naura. I MISS YOU TOO Rio, Kamu sudah membuktikannya kalau kamu benar-benar sayang aku. Maafkan aku mungkin suatu deti atau menit ini aku tidak mampu menghembuskan nafas lagi, aku harap kamu dapat mencium keningku dengan Ucapan I LOVE YOU ucap Naura dengan nada terbata-bata. apapun Naura, apapun demin kamu aku tulus melakukan dengan hatiku, tetaplah kuat. Aku yakin, Tuhan sayang kamu memberikan kekuatan kepadamu. Dengan genggaman kedua tangan yang erat seolah mereka berdua tak ingin berpisah AKU SAYANG KAMU RIO satu ucapan terakhir Naura, dan menghembuskan nafas terakhirnya. Ibu Naura berteriak memanggil dokter. DOK, DOK.! Anak saya Dok sambil menangis. Datanglah dokter. Dan memeriksa denyut nadi dan detak jantung Naura. maaf bu, naura sudah Tiada Ibu naura tak mampu menahan airmatanya, terus menangis. Rio teringat keinginan terakhir Naura yaitu mengecup kening Naura dengan kata. I LOVE YOU Naura. Dokter yang melihat itu tak kuasa ikut menangis bersedih. Begitu cepatnya Naura tiada padahal ia masih ingin merasakan indahnya dunia, bersama seseorang yang Naura cintai.ucap ibu Naura. Keajaiban terjadi setelah beberapa menit Rio mengecup kening Naura.

Anda mungkin juga menyukai