Anda di halaman 1dari 3

CINTA PADA CIPITA DAN RESIA

Dialah Cipita dipanggil Cipit Cantik, manis, dan pintar. Naron terkadang merasa minder apabila
berada di dekat Cipita. Hampir bisa dibilang beruntun sekali bisa dekat dan akrab dengan Cipita
Meskipun Naron agak telmi tapi Cipita tidak pernah bosan untuk memberikan advice atau chat-
nasehat yang membuat Naron semangat dan bangkit kembali.

Duh, Cipita di mata Naron adalah sebagai guru sekaligus cewek super. Belum ada yang bisa
menandingi Cipit. Baru kali ini kayaknya Naron bisa menilai sosok cewek yang betul-betul baik dan
sempurna “jadi kisah yang sempurna.”

Begitu Naron menyanyikan lagunya Mahalini setiap saat Naron menghayalkan sosok Cipita di
kamarnya Sampai tidak terasa sudah setahun persahabatan mereka berdua, tanpa disadari ada
perubahan dalam diri Naron. Cipita bukan saja sebagai teman. Tapi lebih dari itu. Entah darimanu
awalnya perasaan itu. Atau seringnya kebersamaan dapat menimbulkan cinta?.

"Bisa juga begitu Ron" kata Jo, suatu ketika mereka bertemu, “karena sering bertemu bisa
menimbulkan cinta. Tapi apa kamu nggak takut kalau persahabatan kamu rusak gara-gara cinta?” Jo
mencoba memberi pandangan.

“Iya juga tapi mau bagaimana lagi Jo? Cinta kan nggak bisa ditahan kapan mau datangnya?.” “Benar
Ron, kamu tau nggak? Cinta adalah api yang dingin. Siapa yang mendekatinya tidak akan terbakar
tetapi tertangkap”

“Huuuu, omonganmu seperti profesor. Lagi encer, ya pikiran kamu?” kata Naron

“Iya dong, memangnya kamu, Ron! tahunya cuma pacaran doang. Nggak tahu makna sebenarnya apa
itu cinta”.

“Halah Jo, ini juga kamu lagi kadang-kadang pinternya. Cuma gara-gara tadi makan bakso malang aja
kan makanya pikiranmu encer." “Hahaha, Keduanya tertawa bersama melepas kejenuhan”

Hari itu Naron merasa gelisah entah kenapa Cipita begitu kuat melekat dalam pikirannya. Naron
mencoba untuk bersikap biasa seperti hari-hari sebelumnya. Huh, tetap tidak bisa juga. Sampai suatu
ketika ada yang tidak beres terjadi pada Cipita.

Tadi dia menelpon Naron dan cerita panjang lebur tentang perlakuan Kopral. Naron panas
mendengarnya, Naron cemburu, Berani-beraninya Kopral neggodain Cipita. Menyakiti Cipita. Dalam
kamus Andre adalah “jangan sampai Cipita disakiti”

“Kamu tenang ya. Pit” bujuk Naron kepada Cipita. “Kamu tidak perlu terlalu sedih begini. Kan masih
ada aku.”

“Iya, makasih Ron” Terdengar isak tangisnya tersendat-sendat dari seberang sana. Naron semakin
trenyuh mendenganya.”

Dimatikannya handphone. Dipikirkannya baik-baik cara membalas sakit hati Cipita. Hmm.... Naron
sudah gelap mata. Tangannya mengepal keras. Dan benar keesokan harinya Cipita mendengar kabar
Kopral sudah berada di rumah sakit. Mukanya babak belur, matanya bengkak, hidungnya berdarah
dan masih banyak lagi.
Tapi mengapa tiba-tiba Cipita datang ke rumah Naron malah melabraknya habis-habisan. Cipita
marah besar kepada Andre pokoknya aku nggak mau menganggap kamu sahabat aku lagi. “Aku nggak
mau meliat kamu lagi Ron, kamu jahat!” begitu ancaman Cipita sambil meninggalkan Naron

Naron bingung. Belum semput bertanya kenapa, Cipita sudah pergi meninggalkannya. Aduh, ada apa
dengan Cipita? Kok tiba-tiba marah seperti ini. Tidak biasanya Cipita semarah itu. Hancur sudah
Semua kenangan manis waktu bersama Cipita musnah.. Tidak ada lagi cewek“super” dalam diri
Naron. Tidak ada lagi cewek cantik sekaligus guru dalam diri Naron sampai sampai Naron mendengar
kabar Cipita pacaran dengan Kopral pantas saja Dia marah besar. Rupanya dia pacar Kopral?" bisik
hati Naron

Bertambah pilu hati Naron. Hilang harapannya untuk mendapatkan Cipita. "Kenapa dulu tidak aku
ungkapkan saja perasaan cintaku padanya. Sekarang Naron sudah benar-benar merasa kehilangan
pegangan.

Sejak itu Naron menjadi banyak melamun. Apalagi ketika berpapasan dengan Cipita di jalanpun cuek
saja. Seakan-akan tidak pentah mengenal Naron, Naron cuma bisa menatap Cipita dari kejauhan.
Tanpa bisa menggandeng lagi tangannya, tanpa bisa lagi bercanda dengan Cipita wings flying.
Terbang bersama angin.

Siang itu matahari begitu terik. Biasanya siang hari begini terasa begitu sejuk karena waktu itu
berjalan bergandengan tangan bersama Cipita. Sambil bercanda bersama sepanjang jalan. Terasa
sekali Naron kini sendiri. Entah sampai kapan sendiri itu terus berlanjut. Tiba-tiba Lamunan Naron
buyar ketika di hadapannya telah hadir lima orang anak muda Wajahnya sangar. Tubuhnya tinggi
tegap.

"Heh, kamu Naron, ya?" tanya salah seorang dari mereka. Naron mengangguk. Belum sempat Naron
bertanya apalagi berpikir, wajahnya sudah dihajar. Bak Buk! Brak! Aduh! Auw!, Hub. five in one. Tidak
tanggung-tanggung lima lawan satu. Jelas sekali Naron sekarang yang babak belur. Masuk rumah
sakit. Sepi.

Sunyi Dimana-mana serba putih termasuk perban di wajahnya hmm, kasihan Naron. Kini hanya hisa
tergolek lemah tak berdaya. Cuma ada seseorang wanita yang rajin menemani Naron yaitu Resia.
Teman sekelas Naron. Setiap waktu selalu menemani Naron sambil membawa segala macam
makanan dan buah-buahan. Cerita sana-sini untuk menghibur Naron.

Tiba-tiba timbul dalam hati Andre cewek super selain Cipita. Betulkah Resia cewek super pengganti
Cipit?, Resia yang selalu menemani Naron di saat menderita, Resia yang selalu bercerita tentang
mimpi-mimpi indah, tentang apa iu cinta. Ya, Resia yang telah menemukan Naron dalam keterangan.
Dalam tidak berdayaannya dan dalam kesendirian.

"Makasih ya, Sia, kamu sudah menyempatkan waktu buat menemaniku" suara Naron lemah Sambil
menahan sakit di bibinya yang pecah karna terkena gebuk lima pemuda tempo hari

"Ah, nggak usah berlebihan begitu. Aku ikhlas kok. Bukan saja karena aku sayang kamu. tapi karena
aku hanya ingin menjadi orang yang kamu butuhkan di saat apapun" suara Resia serak karena
tertahan oleh air mata yang membasahi pipinya.

"Maafkan aku Sia, aku sudah tidak mempedulikan kamu selama ini" kata Naron sambil mengelap air
mata Resia dengan telapak tangannya.

"Tidak apa apa Naron Aku menyadari itu, kamu tidak mencintaiku." Mata Naron basah.
Dipandanginya Resia. "Dalam bening bola matamu, kau pandang aku, dalam putihnya hati kita, entah
aku yang membutuhkan atau kamu yang mencintaiku?" hati Naron terasa bergoncang. Menilai-nilai
apakah Resia telah hadir untuk mengusir kesepiannya, untuk mengisi relung hatinya yang paling
dalam.

Beruntung Naron cepat sembuh. Seperti biasa Naron berangkat ke sekolah namun tiba-tiba matanya
menangkap dari kejauhan Kopral dan pasukannya petentang-petenteng semakin angkuh sambil
menggandeng Sesi, "Cewek mana lagi tuh yang digandeng Kopral?" Bisik hati Naron.

Pikirannya langsung tertuju kepada Cipita, jangan-jangan telah terjadi sesuatu terhadap Cipita. Terus
berkecamuk Gelisah. Hingga jam istirahat Naron meminta izin untuk pulang sekolah lebih cepat. Dan
langsung ke rumah Cipita.

Sampai disana benar juga telah terjadi sesuatu. Kelihatan Cipita habis menangis, Matanya merah,
basah oleh air mata. Kopral sudah mutusin aku. Ron suara Cipita sambil menangis. Naron sedih
mendengarnya.

“Aku terlalu bermimpi" kata Cipita kembali. Padahal aku nggak tahu cara-cara meraih mimpi. Dulu
aku terlalu menaruh harapan-harapan manis kepada Kopral, hingga aku melupakan kamu, Ron
sekarang aku menanggung akibatnya, kamu dulu pernah memberikan pelajaran bagaimana caranya
meraih mimpi tapi aku yang bodoh tidak mau menuruti kata-kata kamu. Sekarang pasti kamu nggak
mau menerima aku lagi ya kan. Ron?.

Naron kebingungan. Baru kali ini Ia melihat Pita menangis "Pit, aku nggak pernah melihat matamu
menangis saat kamu menatap angkuhnya dunia, bibirmu tak pemah berucap sesal saat kamu hadapi
berjuta kegetiran. Namun sepenggal cinta telah mampu mengoyakkan indahnya matamu hingga
kering air mata, sepenggal cinta telah mampu menggetarkan bibirmu untuk ucap cinta"

Tangan Naron memeluk erat tubuh Cipit. Ada rasa rindu bergelayut dalam dadanya. Ada rasa kangen
bersemayam dalam hatinya. Pikirannya dipenuhi seribu tanya sejuta himbang. Tiba-tiba terbayang
wajah Resia Cewek 'super' yang selalu menemani Naron saat mengalami kesusahan, yang selalu
memberi semangat saat Naron patah semangat.

Sekarang Naron dihadapkan kembali pada sosok diri Cipita, cewek super yang sudah pertama kali
sanggup membuatnya jatuh cinta. Apa benar cinta sejati datang pada saat cinta pertama, dan cinta
selanjutnya adalah cinta yang dibuat dengan perhitungan Sekarang Naron dituntut oleh dua
kenyataan Cipita dan Resia.

Mereka sama-sama cewek super. Sama- sama memberikan kesan manis. Sekarang Naron yang
merasa bodoh. Naron tidak mampu meraih mimpi-mimpi manisnya. Naron tidak punya lagi guru
yang super yang bisa mengajarkan bagaimana caranya meraih mimpi, bagaimana caranya meraih
harapan-harapan manis. Naron sudah tidak mampu menghadapi nya sendiri.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai