Anda di halaman 1dari 12

VARIABE COSTING

& SEGMENT
REPORTING
By
KELOMPOK 3
OUR TEAM

Dwi Sholihatin Mashudi 46120051

Sri Ajeng Wulandari Bur 46120053

Adilah 46120076

Indy Rahmawati Jami 46120101

A. Faizah Az Zahra 46120109


01 Menghitung biaya berdasarkan variable
costing
LIST OF CONTENT
PRESENTATION

02 Perbandingan cost per unit antara


variable costing dan absorption costing

03 Perbandingan net income antara


variable cost dan absorption cost

04
Keterkaitan antara persediaan,
penjualan, dan profit pada variable
costing vs absorption costing
Manfaat variable cost dalam pengukuran
kinerja dan pembuatan keputusan
05
MENGHITUNG BIAYA
BERDASARKAN
VARIABLE COSTING
Penentuan Harga Pokok Variabel (Variable
Costing) adalah suatu konsep penentuan
harga pokok yang hanya memasukkan
Diperlukan tiga langkah penerapan
penentuan biaya pokok variable: biaya produksi variabel sebagai elemen
harga pokok produk. Metode variable
Semua biaya-pabrikasi, penjualan, dan
administrasi dianalisis secara cermat costing merupakan metode alternatif untuk
menghitung harga pokok produksi di
Biaya pabrikasi variable- BBB, BTKL , dan BOP
variabel-dibebankan sebagai biaya produk samping metode full costing yang diterima

Semua BOP tetap serta beban penjualan dan secara umum.


administrasi diperlukan sebagai biaya periode dan
dibebankan ke laporan laba rugi pada saat dikeluarkan
LANJUTAN

Harga pokok produk menurut metode variable


costing terdiri dari,
Harga Pokok Produksi :
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja variabel xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx +
Harga pokok produk xxx
PERBANDINGAN COST PER UNIT
ANTARA VARIABLE COSTING DAN
ABSORPTION COSTING

• Variable Costing
Variable Costing adalah penetapan cost of production (biaya produksi) yang hanya terdiri atas variable costs.
Variable costs ini meliputi direct materials, direct labour, dan bagain dan manufacturing overhead yang variable.
Fixed manufacturing overhead tidak diberlakukan sebagai product cost tetapi diperlakukan sebagai period cost.
Variable costing biasa disebut direct costing atau marginal costing.
• Absorption Costing
Absorption costing memperlakukan semua biaya-biaya produksi sebagai productcost, tanpa memandang apakah
biaya produksi tersebut sifatnya variable ataupun fixed. Absorption costing biasa disebut full cost method karena
meliputi seluruh jenis biaya produksi, baik fixed maupun variable. Untuk lebih menjelaskan perbandingannya, dapat
dilihat bagan di atas.
PERBANDINGAN NET INCOME
ANTARA VARIABLE COST DAN
ABSORPTION COST

Variabel costing : “Metode yang hanya


membebankan biaya manufaktur variabel
kepada produk."

Absorption costing : “Metode yang


membebankan seluruh biaya manufaktur baik
itu variabel cost maupun fixed cost ke dalam
produk."
LANJUTAN
Pada absorption costing, persediaan yang
belum terjual pada akhir tahun (persediaan
akhir) menjadi pengurang harga pokok
penjualan. Dengan kata lain, persediaan akhir
masih tercatat pada nilai persediaan yang
tercantum dalam aset. Padahal, dalam angka
persediaan akhir tersebut terkandung dua
unsur nilai yaitu biaya produksi variabel
sebesar Rp270.000.000 (Rp90.000 × 3.000
unit) dan biaya produksi tetap sebesar
Rp108.000.000 (Rp36.000 × 3.000 unit).
Pengakuan biaya produksi tetap sebesar
Rp108.000.000 sebagai persediaan ini dirasa
tidak bermanfaat karena biaya ini sudah terjadi
dan akan terjadi pula pada periode
selanjutnya.
KETERKAITAN ANTARA PERSEDIAAN,
PENJUALAN, DAN PROFIT PADA VARIABLE
COSTING VS ABSORPTION COSTING
1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Yang berbeda
Menurut perhitungannya kedua metode ini sama-sama
mengikutsertakan bahan baku, beban tenaga kerja
langsung dan beban overhead pabrik. Perbedaannya
untuk metode full costing menggunakan beban overhead
pabrik tetap dan variable sedangkan variable costing
hanya mengikutsertakan beban overhead variable saja.
Beban overhead pabrik sendiri merupakan biaya produksi
yang tidak termasuk dalam bahan baku dan beban tenaga
kerja langsung.
Menurut perilakunya ada dua golongan beban overhead
pabrik yakni overhead pabrik tetap dan variable. Beban
LETS pabrik
overhead GET STARTED
tetap ialah biaya yang tidak berubah
meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi.
KETERKAITAN ANTARA PERSEDIAAN,
PENJUALAN, DAN PROFIT PADA VARIABLE
COSTING VS ABSORPTION COSTING
2. Pelaporannya Pada Laporan Laba Rugi
Dari segi pelaporannya juga berbeda antara metode full
costing dan variable costing. Jika menggunakan metode
full costing biaya overhead akan dilaporkan jika produk
sudah terjual. Untuk metode variable costing baik produk
terjual atau tidak maka biaya overhead akan tetap
dilaporkan sehingga pos pendapatan perusahaan akan
berkurang.
3. Perlakukan Biaya Periode
Dalam metode full costing biaya periode dianggap
sebagai biaya yang tidak berhubungan dengan biaya
produksi namun tetap mengurangi laba perusahaan. Biaya
periode menurut metode variable costing ikut dibebankan
dalam produksi.
TARGET MARKETMEMBANTU
MANFAAT VARIABLE COST DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGUKURAN KINERJA DAN JANGKA PENDEK
PEMBUATAN KEPUTUSAN

MEMBANTU PERENCANAAN
MEMBANTU DALAM
PENENTUAN LABA JANGKA
MENGENDALIKAN BIAYA
PENDEK
THANKS FOR
WATCHING
Thynk Unlimited

Anda mungkin juga menyukai