Anda di halaman 1dari 8

METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN

TRINITA MEILIANA

6670200080

6B ILMU PEMERINTAHAN

Sebelum melakukan suatu penelitian, langkah yang harus dilakukan penulis yaitu
mencari studi terdahulu atau rumusan masalah terkait dengan apa yang ingin peneliti
lakukan salah satunya menggunakan aplikasi PoP (Publish or Perish) google scholer atau
crossreff. langkah awal peneliti mulai mencari jurnal atau penelitian terdahulu pada
aplikasi PoP (Publish or Perish) dengan kata kunci sebagai berikut: “Hak pekerja
Perempuan, HAM dan kesetaraan gender”. Dari kata kunci tersebut peneliti menggunakan
aplikasi PoP google scholar dalam mencari gap research dan hasilnya sebagai berikut:

Gambar 1. VOSviewer dengan kata kunci “Hak Pekerja Perempuan”

Sumber: (VOSviewer, 2023)

1
GAMBAR 2. Hasil pencarian Publish or Perish terkait ”Hak Pekerja Perempuan”

Sumber: (Publish or Perish, 2023)

Dari kata kunci diatas terkait dengan “Hak pekerja perempuan” pencarian jurnal
dengan jumlah 1.000 menghasilkan 1.000 penelitian terdahulu dengan periode sampai
tahun 2023. Dalam gambar tersebut menunjukkan bahwa terkait dengan penelitian
terdahulu “Hak Pekerja Perempuan” banyak dilakukan tahun 2012-2020.

Gambar 3. VOSviewer dengan kata kunci “HAK ASASI MANUSIA”

Sumber: (VOSviewer, 2023)


2
Gambar 4. Hasil pencarian Publish or Perish terkait ”Hak Asasi Manusia”

Sumber: (Publish or Perish, 2023)


Kata kunci berikutnya yang peneliti cari terkait dengan Hak Asasi Manusia dengan
PoP sebanyak 1.000 yang menghasilkan sebanyak 1.000 penelitian terdahulu sampai tahun
2023. Kemudian peneliti masukkan kepada VOSviewer data menunjukkan penelitian
terdahulu membahas terkait dengan Hak Asasi Manusia dilakukan ketika tahun 2019.

Gambar 5. VOSviewer dengan kata kunci “Kesetaraan Gender”

Sumber: (VOSviewer, 2023)


3
Kata kunci terakhir untuk mencari penelitian terdahulu menggunakan kata kunci
“Kesetaraan gender” di aplikasi PoP dengan pencarian 1.000 kemudian muncul file
sebanyak 1.000 penelitian terdahulu sampai tahun 2023. Dari aplikasi PoP yang peneliti
lakukan kemudian dimasukan kedalam aplikasi VOSviewer dengan otomatis maka hasil
yang ditunjukkan terkait dengan penelitian terdahulu membahas Kesetaraan Gender
dengan waktu 2019. Untuk tahun sebelum 2019 tidak ditemukan dan setelah tahun 2019
tidak ditemukan.

Setelah ketiga kata kunci dalam penelitian terdahulu telah di cari maka peneliti
menggabungkan tiga kata kunci tersebut yaitu “Hak pekerja Perempuan, HAM dan
kesetaraan gender” Dari aplikasi PoP kemudian dimasukkan kedalam aplikasi VOSviewer
muncul data sebagai berikut:

Gambar 6. VOSviewer dengan kata kunci “Hak pekerja Perempuan, HAM dan
Kesetaraan Gender”

Sumber: (VOSviewer, 2023)

4
Sumber: (VOSviewer, 2023)

Gambar 7. Hasil pencarian Publish or Perish terkait ”Hak pekerja Perempuan, HAM
dan Kesetaraan Gender”

Sumber: (Publish or Perish, 2023)

5
Dari hasil VOSviewer yang peneliti lakukan dengan menggabungkan ketiga kata
kunci maka peneliti mendapatkan berbagai macam pembahasan yang sering dilakukan
pada penelitian terdahulu membahas terkait dengan Perlindungan dan hak pekerja
perempuan, penerapan hukum hak asasi manusia, perlindungan hukum untuk perempuan
di indonesia, ketidaksetaraan jenis kelamin, gender bias atau kondisi yang dimana lebih
memihak bahkan merugikan untuk salah satu gender hal ini bisa terjadi diskriminasi
gender (Adityarani, 2020; Imamah, 2009; Khoiriyah, 2020).

Setelah menemukan kata kunci terkait yang ingin peneliti kaji maka rumusan
masalah yang coba peneliti lakukan yaitu: dalam undang-undang yang mengatur terkait
dengan Prinsip persamaan hak dalam segala bidang baik laki-laki maupun perempuan
mempunyai hak atau kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam setiap aspek
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hak perempuan dalam bidang ketenagakerjaan
pun telah diatur dalam peraturan nasional maupun konvensi internasional (Shofan, 2021).
Hak pekerja perempuan tersebut antara lain: hak-hak pekerja perempuan salah satunya di
bidang reproduksi. Salah satu hak pekerja perempuan di bidang reproduksi adalah hak cuti
melahirkan yang mana pekerja perempuan diberikan waktu cuti selama 1,5 bulan sebelum
melahirakan dan 1,5 bulan setelah melahirkan atau jika ditotal selama 3 tahun (Jaya, 2020;
Mawardi, 2018; Sumirat, 2018).

Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) dan diatur dalam Convention on the Elimination of
All Forms of Discrimination Againts Women (CEDAW) yang telah diratifikasi dengan
Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 (Hasba & Wildana, 2015). Tentu adanya berbagai
peraturan ini untuk melindungi hak-hak pekerja perempuan untuk dapat berjalan.
meskipun pada kenyataannnya telah dijamin dalam berbagai peraturan perundang-
undangan nasional maupun konvensi internasional, tetapi saat ini belum semua hak
pekerja perempuan tersebut dapat dipenuhi salah satunya pegawai pemerintahan di kota
tangerang seorang ibu hamil yang tidak dapat jatah cuti setelah melahirkan.

Setelah peneliti menemukan berbagai macam penelitian terdahulu dan dari


berbagai macam hal telah di bahas oleh penelitian terdahulu dan sudah banyak di teliti
akan tetapi melalui VOSviewer peneliti menemukan gap research salah satu poin yang
belum dibahas secara rinci atau spesifik terkait dengan Partisipasi laki-laki dalam
menyuarakan pemenuhan hak-hak terhadap perempuan.
6
Peneliti melakukan studi terdahulu menelusuri terkait dengan Hak perempuan
dalam bidang ketenagakerjaan telah diatur dalam peraturan nasional maupun konvensi
internasional Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU
Ketenagakerjaan) hak-hak pekerja perempuan salah satunya di bidang reproduksi adalah
hak cuti melahirkan yang mana pekerja perempuan diberikan waktu cuti selama 1,5 bulan
sebelum melahirakan dan 1,5 bulan setelah melahirkan atau jika ditotal selama 3 tahun
(Hasba & Wildana, 2015; Shofan, 2021).

Tentu adanya peraturan ini untuk melindungi hak-hak pekerja perempuan untuk
dapat berjalan, meskipun pada kenyataannnya telah dijamin dalam berbagai peraturan
perundang-undangan nasional maupun konvensi internasional, tetapi sampai saat ini
masih banyak yang belum semua hak pekerja perempuan tersebut dapat dipenuhi salah
satu studi kasus seorang pegawai perempuan yang bekerja di instansi pemerintahan pusat
pemerintahan kota tangerang dalam hal ini pemerintah memberikan kebijakan tersebut
akan tetapi terkait dengan pegawainya tidak diberikan hak cuti hamil melahirkan hal ini
sebetulnya yang menjadi pertanyaan besar entah itu pegawai yang ditempatkan posisi
manapun akan tetapi sesuai dengan undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) perempuan tetap memiliki hak untuk bisa cuti
melahirkan.

Peneliti menemukan penelitian terdahulu terkait dengan Kontribusi Pria Dalam


Gerakan Feminis HeForShe Untuk Memperjuangkan Hak Pekerja Perempuan Di Indonesia
menjelaskan terkait dengan salah satu gerakan yang mendukung perempuan dan laki-laki
dalam menanggulangi kekerasan berbasis gender dan mampu untuk meningkatkan
kesadaran terhadap semua pihak terutama laki-laki bahwa diantara laki-laki dan
perempuan itu setara (Ramadhaniati et al., 2021).

Betapa pentingnya kontribusi laki-laki dalam melawan ketidaksetaraan gender dan


mau bersama-sama dengan perempuan untuk membantu memperjuangkan haknya.
Keterlibatan lakilaki disini dianggap sangat penting karena ketidaksetaraan gender ini dari
laki-laki sehingga kontribusi laki-laki didalamnya sangat penting. Jika mampu mengubah
pemikiran mengenai perbedaan ini maka angka kesetaran gender akan meningkat. Hal ini
yang kemudian membuat ketidaksetaraan gender hilang seiring dengan banyaknya
kontribusi laki-laki di dalamnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Adityarani, N. W. (2020). Hak Cuti Melahirkan Bagi Pekerja Perempuan Sebagai Penerapan
Hukum Hak Asasi Manusia Dan Perlindungan Hukum Bagi Perempuan Di Indonesia.
Jurnal Fundamental, 1(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.30812/fundamental.v1i1.631

Hasba, I. B., & Wildana, D. T. (2015). Perempuan dan Tembakau di Mayang Kabupaten
Jember: Perspektif Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Jurisdicitie, 6(2). https://doi.org/https://doi.org/10.18860/j.v6i2.4104

Imamah, I. (2009). PEREMPUAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI. Jurnal Kesetaraan Dan


Keadilan Gender, 4(2). https://doi.org/https://doi.org/10.18860/egalita.v0i0.1990

Jaya, F. (2020). PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA PEREMPUAN PASCA REVISI


UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DALAM OMNIBUS LAW. KERTHA SEMAYA,
8(12). https://doi.org/https://doi.org/10.24843/KS.2020.v08.i12.p06

Khoiriyah, A. M. (2020). PERLINDUNGANDAN HAK PEKERJA PEREMPUAN DI BIDANG


KETENAGAKERJAAN. IJouGS: Indonesian Journal of Gender Studies, 1(1).
https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/ijougs/article/view/2067/1270

Mawardi. (2018). GENDER DAN HAK ASASI PEREMPUAN. Jurnal Komunika, 1(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.24042/komunika.v1i2.4751

Ramadhaniati, Giri, S., Utomo, Cahyo, T., Pattipeilhy, & Henriette, S. C. (2021). Kontribusi
Pria Dalam Gerakan Feminis HeForShe Untuk Memperjuangkan Hak Pekerja
Perempuan Di Indonesia /27/HI/2021 [Universitas Diponegoro].
https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/8495/

Shofan. (2021). Islam, Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Kaum Perempuan. Maarif,
16(2). https://doi.org/https://doi.org/10.47651/mrf.v16i2.143

Sumirat, I. R. (2018). Perlindungan Hak Perempuan dalam Perkembangan Hak Azasi


Manusia di Indonesia. Al Ahkam, 14(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.37035/ajh.v14i2.1490

Anda mungkin juga menyukai