Anda di halaman 1dari 70

ANALISA SISTEM TENAGA

TEKNIK ELEKTRO 2022


PERCOBAAN I
PENGENALAN ETAP

I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari fungsi ETAP dalam sistem tenaga listrik
2. Mempelajari cara membuat diagram saluran tenaga listrik dengan
menggunakan ETAP

II. Dasar Teori


ETAP (Electric Transient and Analysis Program) merupakan suatu
perangkat lunak yang mendukung sistem tenaga listrik. Perangkat ini mampu
bekerja dalam keadaan offline untuk simulasi tenaga listrik, online untuk
pengelolaan data real-time atau digunakan untuk mengendalikan sistem secara
real- time. Fitur yang terdapat di dalamnya pun bermacam-macam antara lain fitur
yang digunakan untuk menganalisa pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi
maupun sistem distribusi tenaga listrik.
Analisa tenaga listrik yang dapat dilakukan ETAP antara lain :
a. Analisa aliran daya
b. Analisa hubung singkat
c. Arc Flash Analysis
d. Analisa kestabilan transien, dll.
Dalam menganalisa tenaga listrik, suatu diagram saluran tunggal (single
line diagram) merupakan notasi yang disederhanakan untuk sebuah sistem tenaga
listrik tiga fasa. Sebagai ganti dari representasi saluran tiga fasa yang terpisah,
digunakanlah sebuah konduktor. Hal ini memudahkan dalam pembacaan diagram
maupun dalam analisa rangkaian. Elemen elektrik seperti misalnya pemutus
rangkaian, transformator, kapasitor, bus bar maupun konduktor lain dapat
ditunjukkan dengan menggunakan simbol yang telah distandardisasi untuk
diagram saluran tunggal. Elemen pada diagram tidak mewakili ukuran fisik atau
lokasi dari peralatan listrik, tetapi merupakan konvensi umum untuk mengatur
diagram dengan urutan kiri-ke-kanan yang sama, atas-ke-bawah, sebagai saklar
atau peralatan lainnya diwakili.
ETAP memiliki 2 macam standar yang digunakan untuk melakukan
analisa kelistrikan, ANSI dan IEC.

Gambar 1. Project Standars

Pada dasarnya perbedaan yang terjadi di antara kedua standar tersebut


adalah frekuensi yang digunakan, yang berakibat pada perbedaan spesifikasi
peralatan yang sesuai dengan frekuensi tersebut. Simbol elemen listrik yang
digunakan dalam analisa dengan menggunakan ETAP pun berbeda.

Gambar 2. Elemen Standar ANSI


Beberapa elemen yang digunakan dalam suatu diagram saluran tunggal adalah :
a. Generator
Merupakan mesin listrik yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga listrik.

Gambar 3. Simbol Generator di ETAP


b. Transformator
Berfungsi untuk menaikkan maupun menurunkan tegangan dengan rasio
tertentu sesuai dengan kebutuhan sistem tenaga listrik.

Gambar 4. Simbol Transformator di ETAP

c. Pemutus Rangkaian
Merupakan sebuah saklar otomatis yang dirancang untuk melindungi
sebuah rangkaian listrik dari kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan
beban atau hubungan pendek.

Gambar 5. Simbol Pemutus Rangkaian di ETAP


d. Beban
Di ETAP terdapat dua macam beban, yaitu beban statis dan beban dinamis.

Gambar 6. Simbol Beban Statis di ETAP


III. Percobaan Membuat SLD
Pada menu bar Project, klik Information dan Standars lalu isikan data
seperti di bawah, klik OK.

1
1. Mendesain Power Grid
Klik Power Grid pada AC element, lalu drag pada SLD untuk
meletakkannya

a). Double klik pada Power Grid, lalu isikan data pada tab Info, tab Rating
dan tab Short Circuit seperti dibawah ini.
2. Mendesain High Voltage Circuit Breaker (HVCB)
a. Klik HVCB pada AC element, lalu drag
pada SLD untuk meletakkannya.
Drag High Voltage Circuit Breaker
(HVCB) pada worksheet

b. Hubungkan Power Grid ke HVCB dengan men-drag ujung dari


Power Grid ke HVCB.

c. Double klik pada CB1, lalu isikan data pada tab Info dan tab Rating
seperti dibawah ini.
3. Mendesain Busbar
a. Klik Busbar pada AC element, lalu
drag pada SLD untuk meletakkannya

b. Hubungkan HVCB dengan Busbar dengan men-drag ujung dari


HVCB ke Busbar
4. Mendesain Winding Transformer
a). Klik 2-Winding Transformer pada AC element, lalu drag pada SLD
untuk meletakkannya.

b). Hubungkan Busbar dengan 2-Winding Transformer dengan men-drag


ujung dari Busbar ke 2-Winding Transformer.

c). Double klik pada 2-Winding Transformer, lalu isikan data pada tab
Info, tab Rating dan tab Impedance seperti di bawah ini.
5. Mendesain High Voltage Circuit Breaker (HVCB)
a). Klik HVCB dan Busbar pada AC element, lalu drag pada SLD untuk
meletakkannya.

b). Hubungkan 2-Winding Transformer dengan HVCB, CB2 dengan


Busbar2 dan Busbar2 dengan CB3.
c). Double klik pada CB2 dan CB3, lalu isikan data pada tab Info dan tab
Rating seperti dibawah ini.

6. Mendesain Kabel
a. Klik Cable pada AC element, lalu drag pada SLD untuk
meletakkannya
b. Hubungkan Cable dengan CB3 dengan men-drag ujung dari Cable ke
CB3.

c. Double klik pada Cable, isikan nilai pada tab Info dan tab Impedance
seperti di bawah.
7. Mendesain Single Throw Switch (SW)
a). Klik Single Throw Switch (SW), CB dan Busbar pada AC element, lalu
drag pada SLD untuk meletakkannya

b). Hubungkan Cable dengan SW1, SW1 dengan Busbar3, Busbar3 dengan CB4, Busbar3
dengan SW2 dan SW2 dengan CB5.
c). Double klik pada SW1 dan SW2, lalu isikan data pada tab Info seperti dibawah ini.
Double klik pada CB4 dan CB5, lalu isikan data pada tab Info dan tab
Rating seperti dibawah ini.

8. Mendesain Induction Machine


a). Klik Induction Machine pada AC element, lalu drag pada SLD untuk meletakkannya.

b). Hubungkan Induction Machine dengan CB4 dengan men-drag ujung


Induction Machine ke CB4.
c). Double klik pada Induction Machine, lalu isikan data pada tab
Nameplate seperti di bawah.
9. Mendesain Winding Transformer
a. Klik 2-Winding Transformer pada AC element, lalu drag pada SLD untuk
meletakkannya

b. Hubungkan CB5 dengan 2-Winding Transformer dengan men-drag ujung


CB5 ke 2-Winding Transformer

c. Double klik pada 2-Winding Transformer, lalu isikan data pada tab
Rating dan tab Impedance seperti di bawah ini
IV. Prosedur Percobaan
A. Membuat One-Line Diagram sederhana Tanpa Kapasitor
1. Susun rangkaian seperti gambar di bawah ini
2. Untuk cara merangkainya, perhatikan penjelasan dari asisten terlebih
dahulu

Gambar 7. Rangkaian One Line Diagram Tanpa Kapasitor

3. Masukkan setiap nilai atau rating elemen seperti yang tertera pada gambar.

4. Bila ada parameter elemen yang kurang jelas tanyakan pada asisten.
5. Bila sudah selesai, simpan file ke dalam folder yang lokasinya ditentukan
oleh asisten.
6. Tutup program ETAP.

B. Membuat One Line Diagram dengan Kapasitor


1. Buka file ETAP yang telah disimpan sebelumnya.
2. Tambahakan rangkaian elemen seperti gambar di bawah ini.

Gambar 8. Rangkaian One Line Diagram dengan Kapasitor

3. Hubungkan elemen tambahan tersebut ke dalam one-line diagram


sebelumnya.
4. Bila sudah selesai, praktikan boleh bertanya-tanya atau membuat
rangkaian sendiri sambil menunggu praktikan yang lain selesai.

C. Membuat one line diagram dan composite network sendiri


Tanyakan pada asisten untuk gambar one line diagram yang harus didisain.
V. Tugas dan Pertanyaan
1. Apa yang anda ketahui mengenai ANSI dan IEC!
2. Sebutkan contoh jenis beban dinamis!
3. Apakah yang dimaksud dengan lumped load?
4. Apa yang anda ketahui mengenai swing generator?
PERCOBAAN II
ANALISA ALIRAN DAYA (LOAD FLOW ANALYSIS)

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari konsep aliran daya dalam sistem tenaga listrik.

2. Memahami jenis – jenis bus sistem tenaga listrik

3. Memahami jenis – jenis jaringan sistem tenaga listrik

4. Memahami metode – metode penyelesaian permasalahan aliran daya

5. Menganalisa masalah-masalah aliran daya pada sistem tenaga listrik.

II. DASAR TEORI

Percobaan aliran daya ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik aliran daya
yang berupa pengaruh dari variasi beban dan rugi-rugi transmisi pada aliran daya
dan juga mempelajari adanya tegangan jatuh di sisi beban .

Aliran daya pada suatu sistem tenaga listrik secara garis besar adalah suatu
peristiwa daya yang mengalir berupa daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) dari
suatu sistem pembangkit (sisi pengirim) melalui suatu saluran atau jaringan
transmisi hingga sampai ke sisi beban (sisi penerima). Pada kondisi ideal, maka
daya yang diberikan oleh sisi pengirim akan sama dengan daya yang diterima
beban. Namun pada kondisi real, daya yang dikirim sisi pengirim tidak akan sama
dengan yang diterima beban. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal:

1. Impedansi di saluran transmisi.


Impedansi di saluran transmisi dapat terjadi karena berbagai hal dan
sudah mencakup resultan antara hambatan resistif, induktif dan kapasitif. Hal
ini yang menyebabkan rugi-rugi daya karena terkonversi atau terbuang
menjadi energy lain dalam transfer energi.
2. Tipe beban yang tersambung jalur.
Ada 3 tipe beban, yaitu resistif, induktif, dan kapasitif. Resultan antara
besaran hambatan kapasitif dan induktif akan mempengaruhi P.F. sehingga
mempengaruhi perbandingan antara besarnya daya yang ditransfer dengan
yang diterima.

Sedangkan untuk melakukan kalkulasi aliran daya, terdapat 3 metode yang


biasa digunakan:

1. Accelerated Gauss-Seidel Method


 Hanya butuh sedikit nilai masukan, tetapi lambat dalam kecepatan
perhitungan.

2. Newton Raphson Method


 Cepat dalam perhitungan tetapi membutuhkan banyak nilai
masukan dan parameter.
 First Order Derivative digunakan untuk mempercepat perhitungan.

3. Fast Decoupled Method


 Dua set persamaan iterasi, antara sudut tegangan, daya reaktif
dengan magnitude tegangan
 Cepat dalam perhitungan namun kurang presisi
 Baik untuk sistem radial dan sistem dengan jalur panjang
III. PERALATAN PERCOBAAN
Satu Buah PC dengan instalasi ETAP

IV. PROSEDUR PERCOBAAN:


Percobaan 1 ( Jaringan Radial )
a) Buat one line diagram dengan susunan seperti gambar di bawah ini.

b) Isi Rating berdasarkan data yang telah ditentukan asisten:


a. Generator

Bus Nama Kapasitas

1 Generator 1 85 MW
b. Transmission Line
Parameter ( Cond. Lib & Cond. Wire Lib ) Configuration Info Impedance
Spacing
( AB-
No Nama Unit Cond. Source Config. Height
Freq Code BC-CA Length Unit Unit
System Type Name Type (ft)
)
(ft)
Saluran 1
( GI New
1 Tarahan – Metric 50 ACSR Pirelli/AC GOLF Horizontal 60 10 15/25 Km Km
GI Sutami
)
Saluran 2
(GI
Sutami –
2 Metric 50 ACSR Pirelli/AC GOLF Horizontal 60 10 15/25 Km Km
GI
Sukarame
)
Saluran 3
(GI
3 Metric 50 ACSR Pirelli/AC GOLF Horizontal 60 10 15/25 Km Km
Sutami –
GI Natar)

c. Transformator
 Vp dan Vs
 Nilai MVA
 Typical X/R
d. Beban (Lump
Load)

Load Type
Bus Nama Constant Constant MW MVAR
kVA Z
2 Beban 1 0 100 25.0 7.0
3 Beban 2 0 100 18 5.2
4 Beban 3 0 100 22 6.8
5 Beban 4 0 100 10 2.5

c) Gunakan metode Newton Rhapson!

d) Jalankan Loadflow analysis melalui button “Run Load Flow”!


e) Catat Aliran daya yang mengalir pada bus, bus angle, Voltage Drop pada
line/cable, dan branch losses! (ubah pengaturan tampilan hasil melalui
“display option”)
Percobaan 2 ( Jaringan Loop)

a) Kembangkan one line diagram pada percobaan 1 menjadi seperti gambar


dibawah ini!

b) Berikan Rating pada Transformator, Kabel, Motor induksi, Serta Beban-bean


yang telah ditentukan oleh asisten!
c) Jalankan Load flow analysis seperti pada percobaan 1!
d) Catat aliran daya pada one diagram tersebut dan bandingkan hasilnya
dengan percobaan 1!

V. PERTANYAAN
 Analisa perbandingan aliran daya pada bus 1 dan 3 pada percobaan pertama
dengan kedua
 Apa yang menyebabkan perbedaan besaran aliran daya pada
setiap percabangan?
PERCOBAAN IV
Perbaikan Tegangan Dengan Load Tap Changer Dan Capacitor
Bank
4.1 Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu mengetahui setting beban motor induksi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi load tap changer (LTC) dan
capacitor bank untuk perbaikan tegangan beban.
3. Mahasiswa mampu menganalisa turun tegangan dan rugi daya sebelum dan
setelah pemasangan capacitor bank.

4.2 Peralatan yang Diperlukan


1. Seperangkat komputer yang telah terpasang software ETAP.

4.3 Dasar Teori


Motor induksi, merupakan satu jenis beban yang banyak menyerap daya
reaktif karena mengandung lilitan sehingga faktor daya beban menjadi rendah.
LTC adalah peralatan pada trafo yang digunakan untuk merubah perbandingan
antara kumparan primer dengan kumparan sekunder trafo. Capasitor bank
merupakan komponen yang berfungsi untuk menghasilkan daya reaktif untuk
mengkompensasi kebutuhan daya reaktif pada beban.
4.3.1 Load Tap Changer (LTC)

LTC adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan


tegangan operasi sekunder yang lebih baik dari tegangan jaringan/primer
yang berubah-ubah. Untuk memenuhi kualitas tegangan, tegangan
keluaran trafo harus dapat dirubah sesuai keinginan. Untuk memenuhi hal
tersebut, maka pada salah satu atau pada kedua sisi belitan trafo dibuat tap
(penyadap) untuk merubah perbandingan transformasi (rasio) trafo. LTC
ini ada pada kumparan primer dan pada kumparan. sekunder . Ada dua
cara kerja LTC yaitu mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban, dan
mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban.
Untuk jaringan distribusi yang sebagian besar bebannya adalah rumah
tangga, maka faktor daya relatif tinggi, karena jumlah beban yang berupa
motor listrik relatif sedikit. Dengan demikian untuk memperbaiki tegangan
bus pada ujung beban cukup dilakukan dengan menambah luas
penampang kabel atau mengubah tap trafo dengan menggunakan LTC.
4.3.2 Capasitor Bank
Capasitor bank merupakan peralatan listrik yang bersifat kapasitif dan terdiri dari
beberapa kapasitor yang disambung secara paralel untuk mendapatkan kapasitas
kapasitif tertentu. Besaran parameter yang sering dipakai adalah KVAR (Kilovolt
ampere reaktif), meskipun pada kapasitor sendiri tercantum besaran kapasitansi yaitu
Farad atau microfarad.
Fungsi utama dari capasitor bank yaitu sebagai penyeimbang beban induktif, Seperti
yang kita ketahui beban listrik terdiri dari beban reaktif (R), induktif (L) dan kapasitif
(C). Dimana peralatan listrik yang sering digunakan memiliki karakteristik induktif,
sehingga untuk menyeimbangkan karakteristik beban tersebut perlu digunakan
kapasitor yang berperan sebagai beban kapasitif.
Untuk jaringan distribusi yang bebannya banyak menggunakan motor listrik, maka
faktor daya beban menjadi rendah. Bila faktor daya rendah, maka daya semu yang
harus dikirim dari sumber untuk melayani daya nyata beban menjadi lebih besar. Hal
ini mengakibatkan arus yang mengalir pada jaringan menjadi besar juga. Untuk
memperkecil arus jaringan, dapat dilakukan dengan menaikkan faktor daya beban,
menaikkan faktor daya dengan cara menambah capasitor bank pada bus beban.
Dengan faktor daya yang lebih tinggi, maka arus yang mengalir pada jaringan untuk
melayani daya nyata beban dapat berkurang. Dengan demikian turun tegangan dan
rugi daya yang terjadi pada jaringan akan berkurang.

4.4 Percobaan
1. Buatlah SLD dengan spesifikasi sebagai berikut:
Dengan data percobaan sebagai berikut:
a. Cable1 = 0.6 kV 3-3/C 16 mm2 20km

b. Cable2 = 0.6 kV 1-3/C 16 mm2 1km

c. T1 (Transformator1) = 40 MVA Liquid-Fill OA/FA 150 kV / 20 kV

d. T2 (Transformator2) = 10 MVA Liquid-Fill OA/FA 20 kV / 0.38 kV

e. Mtr1 = 5000HP 20 kV

f. Mtr2 = 5000HP 20 kV

g. Lump1 = 2 MVA 20 kV (80% Motor 20% Static) pf 0.85

h. Load1 = 4 MVA 0.38 kV pf 0.85

i. Load2 = 4 MVA 0.38 kV pf 0.85

2. Klik load flow dengan setting display tegangan bus dalam kV, aliran daya kVA.
Catat nilai tegangan pada masing-masing bus.
3. Klik Alert View lalu catatlah keadaan tidak normal yang terjadi (bus mana saja yang
beroperasi pada tegangan tidak normal).

4. Double klik pada trafo 1, lalu setting Tap Changer dengan % Tap untuk kumparan
sekunder seperti dibawah ini.
5. Klik load flow setelah setting Tap Changer. Catat nilai tegangan masing- masing bus,
lalu bandingkan dengan hasil sebelumnya
6. Klik Alert View lalu catatlah keadaan tidak normal yang terjadi (bus mana
saja yang beroperasi pada tegangan tidak normal).

7. Double klik pada trafo 2, lalu setting Tap Changer dengan % Tap untuk
kumparan primer seperti dibawah ini.
8. Klik load flow setelah setting Tap Changer. Catat nilai tegangan masing-
masing bus, lalu bandingkan dengan hasil sebelumnya.
9. Klik Alert View lalu catatlah keadaan tidak normal yang terjadi (bus mana
saja yang beroperasi pada tegangan tidak normal).

10. Tambahkan Capacitor pada bus 6.


11. Double klik pada Capacitor, lalu isikan data pada tab Rating seperti dibawah ini

12. Klik load flow setelah setting Capacitor. Catat nilai tegangan masing- masing bus, lalu
bandingkan dengan hasil sebelumnya

13. Klik load flow setelah setting Capacitor. Catat nilai tegangan masing- masing bus, lalu
bandingkan dengan hasil sebelumnya
4.5 Pertanyaan
1. Bandingkan nilai turun tegangan yang terjadi pada ketiga kondisi di atas.

2. mana saja yang mengalami keadaan tidak normal pada tiap kondisi?
3. Berikan penjelasan anda tentang perubahan jumlah bus yang mengalami
keadaan tidak normal setelah perbaikan tegangan.
4. Mengapa setting Tap Changer perlu dilakukan terlebih dahulu, baru
kemudian pemasangan Capacitor Bank?
PERCOBAAN V
ANALISA HUBUNG SINGKAT

5.1 Tujuan Percobaan


1. Mahasiswa mampu mengetahui jenis gangguan.
2. Mahasiswa mampu mengetahui karakteristik arus gangguan.

5.2 Peralatan yang Diperlukan


3. Seperangkat komputer yang telah terpasang software ETAP.

5.3 Dasar Teori


Pada suatu sistem tenaga listrik tidak dapat dihindari adanya gangguan,
walaupun sudah didesain sebaik mungkin. Hal ini dapat disebabkan oleh
kerusakan isolasi pada sistem tenaga listrik ataupun gangguan dari luar seperti
dahan pohon dan sebagainya yang mengakibatkan terjadinya hubung singkat.
Adanya hubung singkat menimbulkan arus lebih yang pada umumnya jauh
lebih besar daripada arus pengenal peralatan dan terjadi penurunan tegangan
pada sistem tenaga listrik, sehingga bila gangguan tidak segera dihilangkan
dapat merusak peralatan dalam sistem tersebut. Besarnya arus hubung singkat
yang terjadi sangat dipengaruhi oleh jumlah pembangkit yang masuk pada
sistem, letak gangguan dan jenis gangguan.
Berdasarkan jenis arus gangguannya, gangguan pada sistem tenaga listrik
dibagi menjadi dua bagian yaitu gangguan simetris dan gangguan tak simetris.
Yang dimaksud dengan gangguan simetris adalah gangguan yang arus
gangguannya seimbang dan sebaliknya gangguan tak simetris adalah
gangguan yang arus gangguannya tak seimbang.
Dalam ETAP 12.6.0 memiliki dua jenis standar analisis hubung
singkat. Analisis hubung singkat pertama adalah analisis berdasarkan standar
ANSI, sedangkan analisis jenis kedua adalah dengan standar IEC. Analisis
hubung singkat dengan standar ANSI dapat melakukan perhitungan hubung
singkat dengan menggunakan berbagai jenis siklus. Pada setengah siklus
pertama, kemudian 4 siklus, dan terakhir dengan 30 siklus hubung singkat.
Sedangkan analisis hubung singkat dengan standar IEC memiliki perbedaan
dengan ANSI. Pembedaannya analisis tidak dilakukan berdasarkan siklus
gangguan, hanya berdasarkan kontribusi peralatan dan juga kondisi transien.
Jenis gangguan

5.4 Percobaan Menjalankan Simulasi Short Circuit


8. Isikan parameter study short circuit seperti pada gambar di bawah, atau
sesuai kebutuhan dimana simulasi akan dilakukan.

Pilih bus yang akan disimulasikan terjadinya hubung singkat dengan mengklik nomor bus lalu klik fault

Tentukan standar dengan mengklik toolbar standar kemudian pilih apakah IEC atau ANSI, lalu klik OK
9. Pilih simulasi gangguan apa yang terjadi, misal gangguan hubung singkat
3 fasa (L-G, L-L, L-L-G) maximum (1/2 siklus).

10. Bus yang terkena gangguan akan berwarna merah dan didapatkan hasil
simulasi sebagai berikut.
11. Untuk menampilkan pilihan hubung singkat yang terjadi apakah itu 3 fasa,
L-L, L-G dengan memilih menu display option
Untuk percobaan pertama, silahkan untuk memilih opsi line to
ground (L-G). Selanjutnya pilihlah opsi 3-phase.
Lalu selanjutnya silahkan untuk memilih opsi line to line (L-L) seperti di
bawah ini.
12. Untuk menampilkan hasil laporan lengkap dengan memilih menu Report
seperti pada percobaan load flow analysis.

5.5 Pertanyaan
1. Hitunglah arus gangguan 3 fasa pada bus pertama.
2. Hitunglah arus gangguan line to line pada bus pertama.
3. Hitunglah arus gangguan line to ground pada bus pertama

PERCOBAAN VI
ANALISIS GANGGUAN TIDAK SIMETRIS SISTEM TENAGA

4.1. GANGGUAN SATU FASE KE TANAH.


A. Tujuan Percobaan.
1. Mengetahui besar arus hubung singkat satu fase ke tanah,
2. Mengetahui impedansi urutan positif , negatif dan urutan nol beserta matriks
impedansinya,
3. Mengetahui besar arus hubung singkat satu fasa ke tanah melalui impedansi jika terjadi
gangguan di masing-masing bus.

B. Teori Dasar.
Tuliskan dasar teori tentang: fungsi gangguan satu fase ke tanah, komponen
tidak simetri dan representasinya ke dalam sistem gangguan tidak seimbang 3 fase,
buatlah gambar rangkaian gangguan satu fase ke tanah, tuliskan rumus besar arus
hubung singkat satu fase ke tanah untuk gangguan pada saluran dan pada bus.

C. Alat dan Bahan.


Perangkat keras berupa: seperangkat komputer dengan spesifikasi minimum
Pentium IV, memori 1 Ghz, HDD 250 MB. Perangkat lunak berupa paket program
Power World Simulator Demo dan program Microsoft Excel atau MATLAB untuk
membantu dalam proses analisa dan pembuatan grafik untuk data hasil percobaan.

D. Prosedur Percobaan.
1. Buatlah rangkaian sistem seperti pada Gambar 4.1. dengan data pada Tabel 4.1.,
2. Langkah-langkah untuk membuat rangkaian Gambar 4.1. adalah sebagai berikut:

a. Buatlah bus dengan mengklik ikon pada insert toolbar,


b. Isilah data-data bus pada ”display information” dan ”bus information” dari
information dialog seperti no. bus, nama bus, orientasi bus (kanan, kiri, atas
atau bawah), tegangan nominal, tegangan perunit, sudut tegangan sesuai data
dan system slack bus,

c. Buatlah generator dengan mengklik ikon pada insert toolbar,


d. Isilah data-data generator pada ”display information” dan ”MW and Volatge
Control” dari information dialog seperti no. bus, nama bus, orientasi bus
(kanan, kiri, atas atau bawah) dan MW/Mvar output sesuai data,

e. Buatlah transformator dengan mengklik ikon pada insert toolbar,


f. Isilah data-data transformator pada ”Parameter” dari line information dialog
dengan mengklik kanan mouse, seperti series resistance (R) dan series
reactance (X) sesuai data,
g. Buatlah bus beban dengan mengklik ikon pada insert toolbar,
h. Isilah data-data bus beban pada ”load information” dari information dialog seperti
no. bus, nama bus, orientasi bus (kanan, kiri, atas atau bawah), MW value dan Mvar
value sesuai data,

i. Buatlah saluran transmisi dengan mengklik ikon pada insert toolbar,


j. Isilah data-data saluran transmisi pada ”parameter” dari line information
dialog dengan mengklik kanan mouse, seperti series resistance (R) dan series
reactance (X) sesuai data.

Gambar 4.1. Diagram Sistem Kelistrikan.

E. Hasil Pengamatan.
 Tampilkan hasil keluaran dari Power World Simulator gangguan satu fase ke tanah,
 Tampilkan impedansi urutan positif, negatif dan nol.

F. Analisa Hasil Pengamatan.

Gambar 4.2. Diagram Segaris Sistem.


Tabel 4.2. Data Sistem yang Diuji.
Komponen X’ X’’ X0 Rn Zn
Generator 15 % 15 % 5% - 10 %
Transformator 10 % 10 % 5% 10 % -
Transmisi 0,1 + j0,5 0,1 + 0,4 + j0,8 - -
j0,5

 Buatlah Gambar Diagram Impedansi,


 Carilah arus hubung singkat antar fase,
I a0  0

I  I 1.00

a1 a2
Z1  Z 2
 Ia 
1
1 1  Ia0 
  
I  1 a  
2 a I

 b   a1
 a2 
1 a2 
I c   I

a
I a  I a0  Ia1  I a 2

I I  a2 I 
b a0 a1 a2
2
aI I  I  aI a I
c a0 a1 a2

 Carilah impedansi urutan positif , negative dan urutan nol beserta matriks
impedansinya. Jika gangguan terjadi pada bus 2 dan bus 3 saat posisi 50 %,

 Carilah arus hubung singkat antar fase jika terjadi gangguan di masing – masing bus,
o Gangguan pada Bus 1 :

I o
1.00
a

Z11 'Z 11"

If  I  I  (a2  a)  I
b c
a
o Gangguan pada Bus 2 :

I a o  1.00

Z 'Z "
22 22

If  I  I  (a2  a)  I
b c
a
o Gangguan pada Bus 3 :

I a o  1.00

Z 'Z "
33 33

If  I  I  (a2  a)  I
b c
a
o Gangguan pada Bus 4 :

I a o  1.00

Z 'Z "
44 44

If  I  I  (a2  a)  I
b c
a
 Carilah impedansi urutan positif , negative dan urutan nol beserta matriks
impedansinya. Jika gangguan terjadi pada bus 2 dan bus 3 saat posisi 75 %,
 Carilah arus hubung singkat antar fase jika terjadi gangguan di masing – masing bus,
o Gangguan pada Bus 1 :

I o
1.00
a
Z11 'Z 11"

If  I  I  (a2  a)  I
b c
a
o Gangguan pada Bus 2 :

I a o  1.00

Z 'Z "
22 22

If  I  I  (a2  a)  I
b c
a
o Gangguan pada Bus 3 :

I ao 
1.00
Z 'Z "
33 33

If  I  I  (a2  a)  I
b c
a
o Gangguan pada Bus 4 :

I a o  1.00

Z 'Z "
44 44

If  I  I  (a2  a)  I
b c
a
 Buatlah grafik dan analisa grafik perbandingan arus hubung singkat antar fase pada
saat sebelum terjadi gangguan dan setelah terjadi gangguan pada bus 1, bus 2, bus 3
dan bus 4 saat posisi 50 % dan 75 % dari percobaan gangguan antar fase
menggunakan EXCEL atau MATLAB.
A. Kesimpulan.
Buatkan kesimpulan untuk hasil analisa hasil pengamatan.

B. Tugas Tambahan.
Buatlah gangguan 3 fase ke tanah untuk sebuah sistem yang terdiri dari
beberapa pembangkit atau sesuai dengan data IEEE.

4.2. GANGGUAN DUA FASE KE TANAH.


A. Tujuan Percobaan.
1. Mengetahui besar arus hubung singkat dua fasa ke tanah,
2. Mengetahui impedansi urutan positif , negative dan urutan nol beserta matriks
impedansinya,
3. Mengetahui besar arus hubung singkat dua fasa ke tanah melalui impedansi jika terjadi
gangguan di masing-masing bus.

B. Teori Dasar.
Tuliskan dasar teori tentang: fungsi gangguan dua fase ke tanah, buatlah
gambar rangkaian gangguan dua fase ke tanah, carilah rumus besar arus hubung
singkat dua fase ke tanah untuk gangguan pada saluran dan pada bus.
C. Alat dan Bahan.
Perangkat keras berupa: seperangkat komputer dengan spesifikasi minimum
Pentium IV, memori 1 Ghz, HDD 250 MB. Perangkat lunak berupa paket program
Power World Simulator Demo dan program Microsoft Excel atau MATLAB untuk
membantu dalam proses analisa dan pembuatan grafik untuk data hasil percobaan

D. Prosedur Percobaan.
1. Buatlah rangkaian sistem seperti Gambar 4.5. dengan data pada Tabel 4.3.,
2. Langkah-langkah untuk membuat rangkaian Gambar 4.5. adalah sebagai berikut:

a. Buatlah bus dengan mengklik ikon pada insert toolbar,


b. Isilah data-data bus pada ”display information” dan ”bus information” dari
information dialog seperti no. bus, nama bus, orientasi bus (kanan, kiri, atas
atau bawah), tegangan nominal, tegangan perunit, sudut tegangan sesuai data
dan system slack bus,

c. Buatlah generator dengan mengklik ikon pada insert toolbar,


d. Isilah data-data generator pada ”display information” dan ”MW and Volatge
Control” dari information dialog seperti no. bus, nama bus, orientasi bus
(kanan, kiri, atas atau bawah) dan MW/Mvar output sesuai data,

e. Buatlah transformator dengan mengklik ikon pada insert toolbar,


f. Isilah data-data transformator pada ”Parameter” dari line information dialog
dengan mengklik kanan mouse, seperti series resistance (R) dan series
reactance (X) sesuai data,

g. Buatlah bus beban dengan mengklik ikon pada insert toolbar,


h. Isilah data-data bus beban pada ”load information” dari information dialog
seperti no. bus, nama bus, orientasi bus (kanan, kiri, atas atau bawah), MW
value dan Mvar value sesuai data,

i. Buatlah saluran transmisi dengan mengklik ikon pada insert toolbar,


j. Isilah data-data saluran transmisi pada ”parameter” dari line information
dialog dengan mengklik kanan mouse, seperti series resistance (R) dan series
reactance (X) sesuai data.
Gambar 4.5. Diagram Sistem Kelistrikan.

E. Hasil Pengamatan.
 Tampilkan hasil keluaran dari Power World Simulator gangguan dua fase ke tanah,
 Tampilkan impedansi urutan positif, negatif dan nol.

F. Analisa Hasil Pengamatan.

Gambar 4.6. Diagram Segaris Sistem.

Tabel 4.3. Data Sistem yang Diuji.


Komponen X’ X’’ X0 Rn Zn
Generator 15 % 15 % 5% - 10 %
Transformator 10 % 10 % 5% 10 % -
Transmisi 0,1 + j0,5 0,1 + 0,4 + j0,8 - -
j0,5

 Buatlah Gambar Diagram Impedansi,

 Carilah arus hubung singkat dua fase ke tanah,


1.00
I a1  Z Z
2 0
Z 
1
Z2 Z0
I a2  Z0 
 I
  a1
 0 Z 2
Z
I a0  
 Z2 I
  a1
 2 Z 0
Z
 Ia  1
1 1  Ia0 
  
I  1 a  
2 a I

 b   a1
 a2 
1 a2 
I c   I

a
I a  I a0  Ia1  I a 2

I I  a 2 I  aI
b a0 a1 a2
2
I I  aI a I
c a0 a1 a2

 Carilah impedansi urutan positif, negatif dan urutan nol beserta matriks
impedansinya,
 Carilah arus hubung singkat dua fase ke tanah jika terjadi gangguan di masing –
masing bus,
o Gangguan pada Bus 1 :

I '
1.00
a
Z "Z o
11 11
Z '
Z 11"Z 11o
11

1.00  Z11 ' I a '


Io
a
Z 11
o

If  I a  3I a o

o Gangguan pada Bus 2 :

I' 1.00
a
Z "Z o
22 22
Z '
Z 22"Z o
22
22

1.00  Z 22 ' I a '


I o
a
Z o
22

If  I a  3I a o

o Gangguan pada Bus 3 :

I'
1.00
a
Z "Z o
33 33
Z '
Z 33"Z o
33
33

1.00  Z33 ' I a '


Io
a
Z33o
If  I a  3I a o

 Buatlah grafik dan analisa grafik perbandingan arus hubung singkat dua fase ke tanah
pada saat sebelum terjadi gangguan dan setelah terjadi gangguan pada bus 1, bus 2 dan
bus 3 dari percobaan gangguan dua fase ke tanah menggunakan EXCEL atau MATLAB.

G. Kesimpulan
Buatkan kesimpulan untuk hasil analisa hasil pengamatan.

H. Tugas Tambahan
Buatlah gangguan 3 fase ke tanah untuk sebuah sistem yang terdiri dari beberapa pembangkit
atau sesuai dengan data IEEE.
PERCOBAAN VII
SISTEM PROTEKSI

7.1 Tujuan Percobaan


1. Mahasiswa mengetahui cara kerja rele proteksi
2. Mahasiswa mampu melakukan setting pada rele proteksi

7.2 Peralatan yang Diperlukan


2. Seperangkat komputer yang telah terpasang software ETAP.

7.3 Dasar Teori


Secara umum sistem pengaman atau sistem proteksi jaringan ialah cara
untuk membatasi atau mencegah kerusakan peralatan terhadap gangguan yang
terjadi. Hal ini dilakukan untuk menjaga kontinuitas penyaluran daya listrik ke
beban tetap terjaga.
Gangguan pada sistem tenaga listrik hampir seluruhnya merupakan
gangguan hubung singkat, semakin besar sistemnya maka semakin besar
gangguannya. Gangguan yang besar bila tidak segera dihilangkan akan merusak
peralatan, untuk melepaskan daerah yang terganggu maka diperlukan suatu sistem
pengaman. Pada sistem tenaga listrik, rele memegang peran yang sangat penting.
Pengaman yang berkualitas memerlukan rele pengaman yang berkualitas pula,
untuk itu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh rele pengaman,
seperti berikut ini:
3. Kepekaan (Sensitifity)
Pada dasarnya rele harus cukup peka, sehingga dapat mendeteksi
gangguan dikawasan pengamanannya. Rele harus bekerja pada saat awal
terjadi gangguan, sehingga gangguan lebih mudah diatasi dan tidak
menyebar pada sistem yang tidak terkena gangguan.
4. Selektifitas (Selectivity)
Mampu mendeteksi lokasi terjadinya gangguan dan mengisolir hanya
di tempat terjadinya gangguan. Misalnya, apabila ada satu bagian dari
sistem yang mengalami gangguan maka bukan keselurahan sistem yang
harus mengalami pemutusan, karena bila seluruh sistem mengalami
pemutusan maka akan sangat merugikan bagian lain yang tidak mengalami
gangguan.
5. Keandalan (Reliability)
Pada prinsipnya rele harus dapat diandalkan cara kerjanya (dapat
mendeteksi dan melepaskan bagian yang terganggu), tidak boleh gagal
bekerja. Rele juga tidak boleh salah kerja, salah kerja misalnya karena
lokasi gangguan diluar kawasan pengamanannya atau sama sekali tidak
ada gangguan, kerja yang terlalu cepat atau terlalu lambat. Salah kerja
dapat mengakibatkan pemadaman yang sebenarnya tidak perlu, jadi pada
prinsipnya rele tidak boleh salah kerja.
6. Kecepatan (Speed)
Untuk memperkecil kerugian atau kerusakan akibat gangguan, maka
bagian yang terganggu harus dipisahkan secepat mungkin dari bagian
sistem lainnya. Tujuan utamanya adalah mengamankan kontinuitas
pasokan daya dengan menghilangkan setiap gangguan sebelum gangguan
tersebut berkembang atau meluas kearah yang membahayakan stabilitas
dan hilangnya sinkronisasi sistem yang pada akhirnya dapat merusak
sistem tersebut.
Selain hal-hal di atas, terdapat beberapa hal lain yang harus di
perhitungkan untuk setting rele proteksi yaitu:
1. Setting Arus
Penyetelan rele arus lebih pada sisi primer dan sisi sekunder
terlebih dahulu harus dihitung arus nominalnya. Nilai setting primer arus
untuk rele arus lebih adalah:
kfk
I primer = × I nominal
kd
(1)
Dimana:

Iprimer : Penyetelan arus primer


kfk : Faktor keamanan, mempunyai nilai antara 1,1 sampai 1,2

kd : Faktor arus kembali, mempunyai nilai 0,7 sampai 0,9 untuk rele
definite dan mempunyai nilai 1,0 untuk rele inverse

Inominal : Arus maksimum yang diijinkan pada peralatan yang,


dimana pada umumnya diambil dari arus nominalnya.

Untuk mendapatkan nilai setting sekunder arus yang dapat di


setting pada rele arus lebih, maka harus dihitung dengan menggunakan
ratio trafo arus (CT) yang terpasang pada sisi primer maupun sisi
sekunder transformator tenaga.

1
I sekunder=I primer ×
Ratio CT
(2)
Dimana:
Isekunder : Penyetelan arus sekunder

Iprimer : Penyetelan arus primer

Ratio CT : Perbandingan CT primer dengan CT sekunder


2. Setting Waktu (Td)
Hasil perhitungan arus gangguan hubung singkat, selanjutnya
digunakan untuk menentukan nilai setelan waktu (Td). Tetapi harus di
tentukan terlebih dahulu standar apa yang akan digunakan, misalnya yang
dipilih adalah standar inverse, maka rumusnya sebagai berikut:
Arus gangguan minimum (Isc Min):
Vll
I scmin =
z
(3)
Time dial (Td):
Dimana:
t = Waktu kerja rele
K dan α = Koefisien dari tipe kurva, K=0.14 dan α = 0.2
Setelah proses perhitungan, maka sistem proteksi dapat dianalisa dengan
melihat kurva karakteristik seperti di bawah ini:

Rele
Primer

Rele
Backup

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa rele 2 sebagai rele primer dan rele
1 sebagai rele backup. Terdapat kurva karakteristik rele 1 dan rele 2 saling
tumpang tindih, dimana rele 1 bekerja terlebih dahulu dibandingkan dengan rele
2. Hal ini menunjukkan bahwa setelan rele salah karena yang harus trip terlebih
dahulu adalah rele primer.
Rele
Backup

Rele
Primer

Sedangkan pada gambar diatas dapat dilihat bahwa rele 1 sebagai rele
backup dan rele 2 sebagai rele primer. Terdapat kurva karakteristik rele 1 dan rele
2 tidak saling tumpang tindih, dimana rele 2 bekerja terlebih dahulu dibandingkan
dengan rele 1. Hal ini menunjukkan bahwa setelan rele benar karena yang harus
trip terlebih dahulu adalah rele primer.

7.4 Percobaan Simulasi Sistem Proteksi


7. Buatlah SLD dengan spesifikasi sebagai berikut:
Dengan data percobaan sebagai berikut:
1. Power Grid :
a. Kapasitas : 2.451 MW
b. Volt : 150kV
c. Mode : Swing
2. Transformer 1:
a. Primer V : 150 kV
b. Sekunder V : 6.3 kV
c. Kapasitas : 30 MVA
3. Transformer 2:
a. Primer V : 6.3 kV
b. Sekunder V : 0.4 kV
c. Kapasitas : 2 MVA
d. Impedansi (Z) : 6.25
e. Rasio CT : 60 A
4. Load 1 (Beban):
a. Rating V : 0.4 kV
b. Kapasitas : 2.469 Kw
5. Bus 3:
a. Impedansi : 0.2693
b. Rasio CT : 120
c. Arus Nominal : 366.57 A
6. Data setting Rele:
Rele 1 Rele 2

Arus pick up 2.3 2.5

Time dial 0.1 0.5

8. Double klik pada CT 1, lalu isikan data pada tab Rating seperti dibawah
ini.
9. Double klik pada rele 1, lalu isikan data pada tab OCR seperti dibawah ini.

10. Double klik pada CB 1, lalu isikan data pada tab Rating dan Library seperti
dibawah ini.
11. Double klik pada CB 2, lalu isikan data pada tab Rating dan Library seperti
dibawah ini.
12. Double klik pada CT 2, lalu isikan data pada tab Rating seperti dibawah
ini.

13. Double klik pada rele 2, lalu isikan data pada tab OCR seperti dibawah ini.
14. Pilih menu Star - Protective Device Coordination, lalu klik Fault
Insertion sebagai simulasi gangguan kemudian arahkan ke bus atau ke
beban yang di pilih sebagai titik yang mengalami gangguan.
15. Blok SLD dari rele 1 hingga beban, lalu klik Create Star View untuk
melihat grafik kurva karakteristik rele.
7.5 Pertanyaan

1. Berdasarkan grafik hasil percobaan di atas, apakah nilai setting rele sudah
tepat? Jika belum tepat, maka hitunglah nilai setting rele yang sesuai dengan
rumus pada dasar teori.

Anda mungkin juga menyukai