Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KENCONG
Jl. RA. Kartini 216 Wonorejo - Kencong Telp (0336) 321145
Jember
Kode Pos 68167

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS KENCONG
NOMOR : 440/ / / /311.34/2021

TENTANG
KEBIJAKAN ICRA ( INFEKSI CONTROL RISK ASSESSEMENT )
KONTRUKSI BANGUNAN
DI UPTD PUSKESMAS KENCONG

KEPALA UPT PUSKESMAS KENCONG,


KABUPATEN JEMBER,

Menimbang : a. bahwa ICRA merupakan bagian yang penting pada perencanaan


renovasi, konstruksi dan pemeliharaan bangunan di Puskesmas.
Assesment ICRA mulai dilakukan sejak masa perencanaan awal
proyek, sebelum konstruksi dimulai, dan pemantauan saat proyek
konstruksi berlangsung sampai dengan akhir dari proyek yang
dikerjakan;

b. bahwa dalam rangka untuk meminimalkan risiko infeksi RS


(HAIs) pada pasien yang mungkin bisa terjadi ketika ada
penyebaran jamur atau bakteri di udara dengan debu atau
aerosol atau air selama konstruksi dan renovasi puskesmas
serta, Pengendalian dampak lingkungan getaran, debu,
kebisingan, debu, sampah, sanitasi, keamanan dan keselamatan;
c. bahwa berdasarkan point a dan b, maka di pandang perlu
menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas tentang Kebijakan
ICRA ( Infeksi Contol Risk Assessement) Kontruksi Bagunan ;

Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;


2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang
Pedoman Keselamatan Pasien;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar
Pelayanan Minimal;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 tentang Puskesmas;
6. Pedoman Teknis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
untuk mencegah infeksi yang ditransmisikan melalui udara
(AIRBORNE INFECTION) Kemenkes RI, edisi pertama ,
September 2014;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KENCONG TENTANG KEBIJAKAN
ICRA ( INFEKSI CONTROL RISK ASSESSEMENT ) KONTRUKSI
BANGUNAN DI UPTD PUSKESMAS KENCONG;
Kesatu : Kebijakan ICRA ( infeksi control risk assessement ) kontruksi bangunan
sebagai mana dimaksud dalam dictum ke satu tercantum dalam
lampiran.
Kedua : Kebijakan ini mengatur tentang penilaian resiko infeksi yang dapat terjadi
akibat debu pembangunan baru atau perbaikan gedung Puskesmas
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Di tetapkan di : JEMBER
Pada Tanggal : 9 Januari 2021
Plt. KEPALA UPT PUSKESMAS KENCONG

dr.ERLINA HADI
Pembina TK I
NIP. 19641201 200312 2 001

DaftarLampiran : Keputusan Kepala UPT


Puskesmas KENCONG
Nomor : 440/ / / /311.34/2021
Tanggal : 9 januari 2021
Perihal : Kebijakan ICRA kontruksi
bangunan puskesmas
KENCONG
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN ICRA ( INFEKSI CONTROL RISK ASSESSEMENT )
KONTRUKSI BANGUNAN DI UPTD PUSKESMAS KENCONG

A. PERAN KOMITE PPI


Peran Komite PPI pada program ini antara lain :
1. Membuat Infection Control Risk Assessment (ICRA) dampak dari renovasi;
2. Mengembangkan ijin renovasi yang ditanda tangani oleh Ketua Komite PPI,
pimpinan/departemen/unit kerja dari pimpinan proyek;
3. Memberikan edukasi sebelum memulai pekerjaan pada penggunaan Personal Protective
Equipment (PPE/APD);
4. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi menggunakan check list.
5. Mengikuti pertemuan/rapat selama proses renovasi dengan seluruh tim.
B. KEGIATAN PEMBANGUNAN
Dalam melakukan kegiatan pembangunan,ditentukan terlebih dahulu tipe/jenis aktifitas debu
yang dihasilkan, potensi terbentuknya aerosol udara, durasi dari aktifitas, dan jumlah sistem
HVAC.
Pedoman Petunjuk Tipe Aktifitas Konstruksi :
1. Langkah Pertama
Menggunakan tabel berikut untuk melakukan identifikasi type/jenis konstruksi kegiatan proyek
(Type A-D).
TYPE KRITERIA

Inspeksi dan kegiatan non-invasif


Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
 Mengganti ubin langit-langit (plafon) untuk inspeksi visual saja. Misalnya
terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter persegi.
TIPE A
 Pengecatan (tetapi tidak dengan pengamplasan)
 Dinding meliputi pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang tidak
menghasilkan debu atau memerlukan pembongkaran dinding atau akses ke
langit-langit selain untuk pemeriksaan yang kelihatan.
Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menghasilkan debu minimal
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
 Pembukaan tidak lebih dari satu ceiling ubin per 10 ubin
 Pemasangan kabel telepon dan komputer
TIPE B
 Pembongkaran dinding atau atap dimana penyebaran debu dapat dikontrol
 Renovasi kecil dari suatu ruangan
 Pengamplasan dinding basah
 Akses ke ruang terbuka
TIPE C Pekerjaan yang menghasilkan debu yang banyak
TYPE KRITERIA

Termasuk, tapi tidak terbatas pada :


 Pengamplasan dinding kering, untuk pengecatan atau penutup dinding
 Pembongkaran dinding, merobohkan dinding kering atau menyelesaikan
bangunan, dimana pekerjaan terbatas satu kamar
 Pembongkaran dinding atau pembangunan tembok baru
 Pekerjaan kecil saluran, pipa, listrik di langit-langit (tidak termasuk
pembongkaran atau instalasi);
 Renovasi ruangan yang ada
 Menarik kabel utama dari beberapa kamar ke jalur akses yang dibutuhkan
 Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam shift kerja tunggal.
 Setiap aktifitas yang tidak memerlukan penutup/barrier yang tidak memenuhi
syarat sebagai tipe D
Pembongkaran besar dan proyek–proyek konstruksi utama namun tidak terbatas
pada :
 Kegiatan yang memerlukan penutupan unit/relokasi pasien
 Pembongkaran instalasi kabel lengkap, HVAC, pipa, perlengkapan gas, atau
sistem listrik

TIPE D  Pembongkaran komponen gedung utama


 Konstruksi baru yang terletak di dekat gedung Puskesmas(sebagaimana
ditentukan oleh TIM ICRA primer)
 Konstruksi baru yang terletak di dekat jalur keluar pasien dari area perawatan
(yang telah ditetapkan oleh TIM ICRA primer )
 Kegiatan penggalian yang jaraknya dekat dengan bangunan
Puskesmas(sebagaimana telah ditetapkan oleh Tim ICRA Primer)
2. Langkah Kedua
Identifikasi group pasien yang berisiko.
Risiko
Risiko Menengah Risiko Tinggi Risiko Highest
Rendah

 Area  Perawatan pasien dan  IGD  Ruang Perawatan


kantor tidak tercakup dalam  Ruang bersalin khusus
 Bangsal Grup 3 atau 4  Pelayanan Sterilisasi
 Laboratorium
kosong  Laundry &Penyimpanan ala
 Tempat  Farmasi  Unit medis t-alat Steril
umum  Dietary / R. Gizi  Poliklinik  Area klin
 Manajemen Material  Ruang bersih
 R. Perawatan
 PT/OT/Speech  Kamar Operasi
 Farmasi
 Penerimaan/Pemulangan  R.Tindakam gigi
 IGD
 Laboratorium tidak
 Laboratorium
spesifik seperti Grup 3
Klinik,
 Koridor Umum (yang
 Medical Units
dilewati pasien, suplai,
 RuangAnak
dan linen)
 Ruang
 R.tunggu
Perawatan Bayi
 R.Pendaftaran
 RawatJalan

3. Langkah Ketiga
IC MATRIX – CLASS OF PRECAUTION : CONTRUCTION PROJECT BY PATIENS
RISK
Contruction Project type
Patiens Risk Group
Type A Type B Type C Type D

Low Risk Group I II II III/IV

Medium Risk Group I II III IV

High Risk Group I II III/IV IV

Highest Risk Group II III/IV III/IV IV

Catatan : Persetujuan IC diperlukan bila kegiatan konstruksi dan tingkat risiko menunjukkan
kelas III atau IV, maka prosedur pengendalian diperlukan
4. Langkah Ke Empat
Diperlukan deskripsi tindakan pengendalian infeksi berdasarkan kelas.
Kelas Selama Pembangunan Proyek Setelah Penyelesaian Proyek

I. 1. Laksanakan pekerjaan dengan metode 1. Bersihkan area kerja setelah menyelesaikan


meminimalisasi timbulnya debu dari tugas.
pelaksanaan kegiatan konstruksi
2. Segera meletakkan kembali ke tempat
semula plafon atap yang diganti untuk
pemeriksaan yang kelihatan
II. 1. Menyediakan sarana aktif untuk 1. Lap permukaan kerja dengan
mencegah debu udara dari penyebaran ke pembersihan/desinfektan;
atmosfer; 2. Wadah yang berisi limbah konstruksi sebelum di
2. Air kabut permukaan kerja untuk transportasi harus tertutup rapat
mengendalikan debu pada waktu 3. Pel basah dan/atau vakum dengan HEPA filter,
pemotongan; vakum sebelum meninggalkan area kerja;
3. Seal pintu yang tidak terpakai dengan 4. Setelah selesai, mengembalikan sistem
Kelas Selama Pembangunan Proyek Setelah Penyelesaian Proyek

lakban; HVACdimana pekerjaan dilakukan.


4. Blokir dan tutup ventilasi udara;
5. Tempatkan tirai debu di pintu masuk dan
keluar area kerja;
6. Hilangkan atau isolasi sistem HVAC
(Heating, Ventilation, dan Air
Conditioning) yang sedang dilaksanakan;
III 1. Untuk mencegah kontaminasi dari sistem 1. Jangan menghilangkan barrier dari area kerja
saluran maka hilangkan/lepaskan atau sampai proyek selesai diperiksa oleh Komite
isolasi sistem HVAC di area, dimana PPIRS, dibersihkan oleh bagian kebersihan RS.
pekerjaan sedang dilakukan; 2. Hilangkanbarrier material dengan hati-hati untuk
2. Lengkapi semua barrier penting yaitu meminimalisasi penyebaran dari kotoran dan
sheetrock, playwood, palstik untuk puing-puing yang terkait dengan konstruksi;
menutup area dari area yang tidak untuk 3. Vakum area kerja dengan HEPA filtered
kerja atau menerapkan metode vacuums
pengendalian kubus (gerobak dengan 4. Area untuk lap basah dengan
penutup plastik dan koneksi disegel ke pembersih/disinfektan/cleaner
tempat bekerja dengan HEPA vakum 5. Setelah selesai, kembalikan sistem HVAC
untuk menyedot debu sebelum keluar)
sebelum konstruksi dimulai;
3. Menjaga tekanan udara negatif di dalam
tempat kerja dengan menggunakan
HEPA unit yang dilengkapi dengan
penyaringan udara;
4. Wadah tempat limbah konstruksi
sebelum di transportasi harus tertutup
rapat
5. Tutup wadah transportasi atau gerobak.
Pita penutup, jika tidak tutup yang kuat;
Identifikasi Daerah sekitar area proyek, menilai dampak potensial
Samping
Unit Atas Unit Bawah Samping Kiri Depan Belakang
Kanan

Risk
Risk Group Risk Group Risk Group Risk Group Risk Group
Group

5. Langkah Ke 5, Identifikasi kegiatan di tempat khusus, misalnya ruang perawatan, ruang


farmasi /obat,dst.
6. Langkah Ke 6, Identifikasi masalah yang berakitan dengan : ventilasi, pipa ledeng, listrik
dalam hal terjadinya kemungkinan pemadaman.
7. Langkah Ke 7, Identifikasi langkah-langkah pencegahan, menggunakan penilaian
sebelumnya, apa jenis barriernya (misalnya barriernya dinding yang tertutup rapat ). Apakah
HEPA filter diperlukan ?
Catatan : Selama dilakukan konstruksi maka area yang direnovasi/konstruksi seharusnya
diisolasi dari area yang dipergunakan dan merupakan area negatif terhadap sekitarnya.
8. Langkah Ke 8, Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air. Apakah ada risiko akibat
merusak kesatuan struktur (misalnya : dinding, atap, plafon).
9. Langkah Ke 9, Jam kerja : dapat atau pekerjaan akan dilakukan selama bukan jam pelayanan
pasien.
10. Langkah Ke 10, Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah ruang isolasi/ruang aliran
udara negatif yang memadai.
11. Langkah Ke 11, Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah dan tipe tempat/bak cuci
tangan.
12. Langkah Ke 12, Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan jumlah minimum bak/tempat cuci tangan
tersebut ?
13. Langkah Ke 13,Apakah PPIRS/ IPCN setuju dengan rencana relatif terhadap utilitas ruangan
bersih dan kotor.
14. Langkah Ke 14, Rencanakan untuk membahas masalah pencegahan tersebut dengan tim
proyek (misalnya :arus lalu lintas, rumah tangga, pembersihan puing, bagaimana dan kapan).
A. PERSYARATAN KINERJA
1. Pengendalian Infeksi sangat penting dalam semua bidang fasilitas konstruksi, renovasi, dan
pemeliharaan karena menyebabkan gangguan debu yang ada, atau menciptakan debu baru,
sehingga harus ditutup dengan ketat untuk mencegah setiap aliran partikel ke daerah pasien.
2. Pemilik membutuhkan kontraktor yang terikat dengan kebijakan ini, sehingga sebelum
kegiatan dimulai pemilik dan kontraktor harus mengadakan pertemuan terlebih dahulu
sehingga kontraktor dapat menjalankan renovasi atau konstruksi sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
3. Infection Control (IC) dapat mengubah persyaratan kinerja dari ICRA sesuai yang diperlukan
dengan kondisi lapangan. Modifikasi ini tidak mengubah maksud dan kebijakan yang ada.

B. PRODUK DAN BAHAN


1. Tipe Barrier :
Untuk menghindari kebakaran Polyethylene, biasanya ketebalan 6-mil, dinding gypsum,
fiberglass diperkuat plastik (mirip dengan Api-X Glassboard ), kayu lapis dan masonite (harus
dicat dengan cat tahan api) sebagaimana ditentukan dalam ijin kerja ICRA.
2. Bleach :
Sebuah disinfektan berbasis air dengan bahan natrium hipoklorit, biasanya dengan ukuran1
bagian pemutih di 10 bagian air (1 ¾ cangkir pemutih dalam 1 galon air).Harus dibuat baru
setiap 24 jam.
3. Carpet Vacuum; dengan HEPA Filter
4. Control Cube
5. Jenis Pintu;
Pintu kayu maupun logam harus berbingkai logam, handel pintu dipolietilena, atau polietilena
masuk tumpang/tindih ganda sebagaimana ditentukan dalam ijin ICRA.
6. Exhaust Selang :
Fleksible, baja yang kuat, Ventilasi Blower Hose, WPG
7. HEPA Vacuum;
Harus dapat melakukan penyaringan sampai dengan @ 0,5 mikron
8. Mesin tekanan negatif :
Harus mampu menyaring 200-2000 kaki kubik permenit.
9. Kipas angin tekanan negatif :
Bertekanan udara tinggi, tekanan statis, tanpa filter.
10. Walk-off mats;
Sediakan karpet ukuran minimal 18 inci x 24 inci dibasahi dengan larutan pemutih untuk akses
jalan petugas sehingga mencegah debu keluar dari zona.
C. BARRIER/PENGHALANG
1. Ada pintu yang dapat menjadi penghalang ICRA bagi pekerja proyek dengan paparan
ruangan. Ini akan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan kontruksi ruang, jenis kegiatan,
dan kelompok risiko.
2. Penghalang yang mengkin ditentukan :
a. A. Polyethylene;
b. Halaman, disamping pintu masuk zona kerja;
c. Menutup langit-langit, ruangan, tempat-tempat interstitial,dan lain-lain;
d. Metode penutupan lain yang sesuai dengan ketentuan ICRA.
3. Penghalang plastik dapat dipakai dengan bingkai logam menggunakan semprot perekat,
sekrup,dan lain-lain;
4. Hambatan dinding kering bisa dengan memiliki sendi dan sekrup ditutupi atau disegel;
5. Flaps Polyethylene ganda yang digunakan sebagai pintu masuk ke tempat kerja harus tumpang
tindih maksimal 2 meter;
6. Jika pintu masuk berengsel digunakan untuk pintu penghalang, sebuah mesin udara 2000 CFM
negatif yang besar harus digunakan untuk memastikan 100 kaki permenit udara keluar dari
ruang kerja, ini dapat dimodifikasi dengan ruangan yang kecil;
7. Bukaan pintu ganda mungkin diperlukan sebagai airlock dan PPE area. Hanya satu pintu yang
boleh dibuka pada suatu waktu, pengecualian dibuat untuk pengiriman barang besar. Dua
pintu dibuka secara bersamaan harus diminimalkan.
D. PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI SECARA UMUM
1. Fasilitas (pelaksana) kegiatan dan IC akan diberitahu sejak awal perencanaan atau desain
tahap dari proyek;
2. Untuk memenuhi persyaratan ICRA, TIM ICRA primer kalau perlu tim Ad hoc ICRA akan
meninjau proyek lingkup pekerjaan, desain, lokasi sekitar dan dampak dari sistem utilitas.
Konstruksi jenis kegiatan, group risiko, dan klasifikasi tingkat akan ditugaskan;
3. Seluruh tahapan proyek berdasarkan ICRA dapat revisi, tergantung kondisi;
4. TIM ICRA Primer bertanggung jawab untuk mengembangkan ICRA dan menyikapi
kebutuhan lain diluar ICRA;
5. Pengawas proyek (PM) akan mengevaluasi setiap proyek untuk menentukan klasifikasi
peringkat. PM dan IC akan mengevaluasi setiap III tingkat dan IV tingkat.
6. Fasilitas pemeliharaan dan petugas akan mengikuti intervensi ICRA untuk proyek tingkat I
dan II secara rutin tanpa penilaian ICRA resmi atau izin kerja. Untuk tingkat II dan IV proyek
mereka harus mendapatkan izin kerja ICRA dari PM atau IC;
7. Jika mesin udara negatif bermasalah, PM, IC, dan kontraktor akan meninjau intalasi sebelum
koneksi;
8. Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh surat izin ICRA sebelum memulai bekerja.,
posting dipintu masuk zona kerja, informasikan persyaratan ICRA kepada orang sekitar yang
terkena dampak;
9. Kontraktor bertanggung jawab menyediakan tenaga kerja dan peralatan sesuai yang
disyaratkan oleh ICRA;
10. Kontraktor bertanggung jawab untuk menjaga peralatan mereka termasuk penggantian HEPA
dan filter sesuai program sertifikasi filter;
11. Tergantung pada lingkup pekerjaan, fase pekerjaan, dan lokasi pembuangan udara tanpa filter
udara negatif dapat diizinkan;
12. Kontraktor bertanggung jawab untuk menjamin penghalang ICRA sesuai standar;
13. Pada setiap awal shift, ketika tekanan udara diperlukan petugas harus dapat memenuhi
semuanya;
14. Kontraktor harus dapat menyediakan peralatan dan tenaga kerja sesuai kebutuhan untuk
pembersihan area kerja sehingga dapat mencegah akumulasi debu dan puing;
15. Penetrations (pipa, saluran, kabel), dan lain-lain harus disegel;
16. Penghalang harus ada pada lift atau tangga yang ada di zona kerja;
17. Investigasi yang mungkin memerlukan pembukaan ubin atau langit-langit harus segera diganti
setelah selesai penyelidikan dan ketika tanpa pengawasan;
18. Pekerjaan yang dilakukan di ICRA bisa diberi penghalang sementara, tapi harus segera
dipindahkan dan dibersihkan setelah proses selesai;
19. Jika cube pengendalian wajib memiliki udara negatif, sebuah sertifikat mesin udara negatif
harus digunakan;
20. Mesin udara negatif dapat dihubungkan ke daya normal atau darurat dan harus dijalankan
terus menerus;
21. Efektifitas penghalang harus dipantau dan penghalang diperbaiki atau ditingkatkan untuk
mencegah debu dan puing-puing keluar dari zona;
22. HVAC register dan ventilasi dalam bidang konstruksi harus capped kecuali khusus disetujui
oleh PM atau IC;
23. Metode untuk menyerap debu ketat harus menahan tekanan udara statis;
24. Wadah transportasi, gerobak, kotak peralatan, dan lain-lain harus bebas dari debu;
25. Debu harus dibersihkan dari zona kerja dalam wadah tertutup rapat dan diangkut melalui rute
yang diidentifikasi dan ditentukan oleh ICRA;
26. Kontraktor dan bahan yang tidak boleh melewati area pasien harus ditunjuk elevator;
27. Kontraktor harus bebas dari debu sebelum keluar dari zona kerja, jika menggunakan coverral
harus dibersihkan dizona kerja sebelum keluar ke ruang ante;
28. Karpet untuk berjalan harus selalu bersih, diganti setiap hari atau lebih sering lebih efektif;
29. Peralatan kontraktor harus dibersihkan dengan cairan pemutih untuk mencegah debu keluar
dari zona kerja;
30. Kontraktor wajib segera membersihkan debu yang keluar dari zona kerja;
31. Semua debu yang harus dilakukan dengan menggunakan vacum HEPA disaring.
E. IZIN KERJA ICRA
1. Tulis ICRA IMTA diperlukan untuk pekerjaan tingkat III dan IV, tapi bisa juga mungkin
untuk tingkat II;
2. Ditulis Infection Control Risk Mitigation Plan (ICRMR) untuk semua konstruksi baru dan
renovasi besar dari kamar pasien, atau ruang perawatan;
3. Formulir izin kerja dan intervensi yang terdaftar dapat dimodifikasi sesuai yang diperlukan;
4. IC akan mengeluarkan nomor izin kerja, dan kemudian memberikan kepada PM;
5. Izin kerja akan ditanda tangani oleh PM, disimpan di file proyek dan IC akan diberi
salinannya;
6. Salinan akan ditempel ditempat kerja, dan akan ditampilkan untuk durasi proyek;
7. PM dan IC dapat menambahkan rincian komentar atau persyaratan yang diperlukan untuk
pekerjaan tertentu;
8. Kontraktor harus mematuhi semua intervensi komentar tambahan, persyaratan kalau perlu
intervensi tambahan Pengendalian Infeksi.
F. IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI
1. PM dan pemilik akan mengatur untuk relokasi persediaan, peralatan, mebel, dan lain-lain dari
zona kerja sebelum penghalang dibuat;
2. Segel jendela, area masuk bangunan harus terjamin untuk meminimalkan infiltrasi dari luar
yang mencemari ketika zona kerja berada dibawah tekanan negatif;
3. Kontraktor akan menjalankan mesin udara negatif di zona kerja sebelum penghalang dipasang;
4. Izin kerja akan ditunjukkan sebelum memasang penghalang di area debu ketat;
5. Kontraktor akan memasang penghalang sesuai dengan persyaratan yang disetujui ICRA;
6. Serambi akan dibangun untuk menjaga aliran udara dari sisi bersih melalui serambi dan masuk
ke zona kerja;
7. ICRA akan menunjukkan apakah perangkat pemantauan tekanan udara negatif diperlukan,
kontraktor akan mengatur untuk instalasi;
8. Setelah menyelesaikan barrier, kontraktor akan memverikasi tekanan negatif diterima;
G. PENYELESAIAN PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI
PM akan memverifikasi bahwa utilitas serta sistem mekanik yang ditugaskan dan/atau berfungsi
sesuai spesifikasi :
1. Setelah pembersihan semua peralatan kontraktor, kontraktor akan mengecek semua pipa
dengan membilas semua perlengkapan selama 5 menit kemudian disiram ke toilet selama
beberapa kali;
2. Setelah pembilasan pipa, penghalang, peralatan dan seluruh zona kerja dibersihkan.
3. Setelah membersihkan penghalang, IC atau PM yang ditunjuk akan melakukan pemeriksaan;
4. HVAC akan dibersihkan dan ditutup, serta dimatikan. Penutup udara pasokan akan dibersihkan
sebelum penutup udara kembali dilepas. Jika tindakan ini menghasilkan debu atau kotoran
pembersihan dan pemeriksaan akan diulang;
5. Pembersihan hambatan ICRA harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kontaminasi
daerah sekitarnya;
6. Untuk meminimalkan debu aerosolisasi selama pembersihan hambatan, polietilena mungkin
ringan semprot dengan larutan pemutih;
7. Kontraktor harus melipat polietyline dengan meminimalkan debu yang mungkin bertebaran;
8. Puing-puing harus ditempatkan diwadah tertutup untuk proses transportasi;
9. Pembersihan penghalang segera dilakukan jika penghalang akan diambil;
10. Bersihkan mesin udara negatif;
11. Sedot dengan mesin HEPA debu atau kotoran yang dihasilkan saat pembersihan;
12. Seimbangkan sistem HVAC;
13. Pembersihan penghalang dilihat dan disetujui oleh IC atau PM yang ditunjuk;
H. INTERVENSI BERDASARKAN KLASIFIKASI TINGKAT
1. Tingkat 1
a. Izin kerja tidak diperlukan, tetapi PM dapat membuat jika diperlukan;
b. PM dan kontraktor bertanggung jawab untuk mengidentifikasi tingkat intervensi yang
berlaku, jika belum jelas bisa berkonsultasi dengan IC;
c. PM dan kontraktor memverifikasi dan bertanggung terhadap proyek yang dilakukan;
2. Tingkat 2
a. Izin kerja ICRA tidak diperlukan, tetapi bisa membuat jika diinginkan;
b. Kontraktor dan PM bertanggung jawab untuk mengidentifikasi intervensi tingkat II,jika
belum jelas bisa berkonsultasi dengan IC;
3. Tingkat 3
Harus mematuhi semua tingkat I dan II;
a. PM dan IC diperlukan untuk menyelesaikan ICRA.
4. Tingkat 4
Patuhi semua tingkat IV, III, II, dan I
a. PM dan IC kembali diminta untuk melengkapi ICRA;
b. PM dan IC diperlukan untuk menyelesaikan ICRMR untuk semua konstruksi baru dan
renovasi kamar perawatan pasien;
c. Setelah kegiatan debu hasil dari pembongkaran/konstruksi, dan sepatu dibersihkan;
Jika intervensi dilakukan di lokasi risikotertinggi (OK, CSSD, Bone Transplantasi Sumsum/BMT,
dan lain-lain):
1. Jika pekerjaan dilakukan di Ruang Operasi, kontraktor harus mematuhi intervensi
pengendalian infeksi yang diterapkan didaerah berisiko tinggi yang ditetapkan oleh Tim ICRA
Primer;
2. Semua peralatan yang akan masuk ke ruang risiko tinggi harus dilakukan penyekaan dengan
desinfektan sampai bebas debu dan kotoran;
3. Kontraktor harus memakai pakaian sesuai dengan ketetapan Ruang Operasi atau CSSD;
4. Semua pekerjaan yang dilakukan dalam lokasi risiko tertinggi harus dijadwalkan oleh PM dan
perawat manager atau yang ditunjuk oleh mereka;
5. Semua pekerjaan yang dilakukan diatas langit-langit atau pekerjaan yang menciptakan debu
dan air aerosolisasi harus dilakukan dalam pengawasan atau Control Cube memanfaatkan
HEPA mesin udara negatif yang bersertifikat;
I. PEMANTAUAN LINGKUNGAN
1. PM, Keselamatan Departemen, IC akan menentukan kapan sampling udara diperlukan;
2. Kontraktor mendokumentasikan visual konfirmasi tekanan negatif pada Negatif Air Presure
Log Verifikasi;
3. Pemilik boleh memilih untuk memonitor kualitas udara seluruh proyek;
4. PM dan kontraktor mungkin diperlukan untuk menyelesaikan setiap hari Check List monitor
kepatuhan konstruksi pengendalian infeksi sehari-hari.
J. PENDIDIKAN FASILITAS DAN KONTRAKTOR ICRA
1. Semua kontraktor dan PM harus mengikuti pelatihan ICRA;
2. Pendidikan ICRA harus diberlakukan sebelum pekerjaan awal individu;
3. Kontraktor terlatih harus dikawal ICRA terlatih, persetujuan untuk menggunakan non-
kontraktor ICRA terlatih harus disetujui oleh PM;
4. Sesi pelatihan akan ditawarkan dalam kuliah formal atau disetujui oleh IC dalam presentasi;
5. Kontraktor yang telah melakukan pelatihan mendapat sertifikat yang berlaku selama satu
tahun;
6. Pendidikan harus diulang setiap satu tahun;
7. Tes tertulis harus diberikan untuk memastikan bahwa poin yang bersangkutan telah dipelajari.
K. PENGAWASAN
1. PM, IC dan fasilitas kesehatan akan memastikan kepatuhan dalam menjalankan kebijakan ini,
dan mereka mempunyai wewenang untuk menghentikan semua pekerjaan jika kegiatan
berisiko terhadap pasien, staf, dan publik;
2. Individu yang tidak bersertifikat tidak mempunyai pelatihan valid diminta untuk meninggalkan
fasilitas;
3. ICRA memantau kepatuhan konstruksi dengan melihat inspeksi dari ICRA dan zona kerja;
4. Ketidakpatuhan akan segera ditindaklanjuti melalui komunikasi verbal dan kemudian melalui
dokumen tertulis. Rincian pelanggaran akan dikirim ke PM, IC, dan Fasilitas Departemen dan
akan ditempatkan di file proyek. Selanjutnya ulasan akan dibahas dalam proyek dan pertemuan
konstruksi;
5. Pelanggaran kebijakan ini dapat mempengaruhi status sebagai kontraktor yang berkualitas
untuk panawaran selanjutnya;
6. PM akan memberitahukan Assosiated Director sesuai facilities jika kontraktor melakukan
pelanggaran ulang;
L. YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM PROSEDUR
1. Epidemiologi puskesmas;
2. Koordinator IC;
3. Fasilitas yang ditunjuk oleh PM;
4. Asosiasi Direktur Fasilitas Perencanaan dan Konstruksi;
5. PJ Pemeliharaan Fasilitas;
6. PJ Keselamatan

Ditetapkan di : KENCONG
Pada Tanggal : 9 Januari 2021

KEPALA UPTD PUSKESMAS KENCONG

dr. ERLINA HADI


Pembina TK I
NIP. 19641201 200312 2 001

Anda mungkin juga menyukai