Anda di halaman 1dari 11

LYMBIC SYSTEM (SISTEM LIMBIK) DAN PERAN V8 PRIMA

BAGI KESEHATAN TUBUH DAN VITALITAS SEKSUAL

Lymbic system atau sistem limbik kumpulan struktur otak yang terdiri dari beberapa bagian otak,
termasuk hippocampus, amigdala, dan hipotalamus, kelenjar pituitary serta area lain di sekitarnya
yang saling berhubungan dan membetuk sistem. Masing-masing bagian memiliki fungsinya tersendiri
yang saling berhubungan dan membentuk sistem,adapun bagian-bagian tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Hippocampus
Hippocampus adalah bagian otak yang berbentuk menyerupai kuda laut yang melengkung.
Bagian otak ini berada di dalam area otak, tepatnya di dua sisi atau belahan (hemisfer) otak, yaitu
otak kiri dan kanan. Pada dasarnya, hippocampus merupakan pusat memori di otak. Di bagian ini,
ingatan jangka pendek dibentuk kemudian disimpan menjadi ingatan jangka panjang di korteks
serebral. Tak hanya itu, hippocampus menghubungkan ingatan dengan berbagai indra, berperan
penting dalam kemampuan spasial, serta terkait dengan emosi dan pembelajaran.

2. Amigdala
Amigdala adalah bagian sistem limbik yang berbentuk seperti kacang almond, yang berada di
sebelah hippocampus. Fungsi utamanya adalah mengatur respons emosional, seperti perasaan
bahagia, takut, marah, dan cemas. Namun, tak hanya itu, amigdala juga berperan mengaitkan
emosional dengan ingatan. Bagian ini memainkan peran penting dalam menentukan seberapa kuat
ingatan itu untuk disimpan. Selain itu, amigdala berperan membentuk ingatan baru yang khusus
terkait dengan rasa takut. Ingatan yang menakutkan ini kemudian menyebabkan tindakan
penghindaran ketika sesuatu yang memicu ketakutan tersebut terjadi. Inilah yang kemudian dikenal
dengan respon fight or flight (melawan atau lari).

3. Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian kecil otak yang terletak di bawah talamus di kedua sisi ventrikel
ketiga. Ventrikel adalah area di otak besar yang berisi cairan serebrospinal dan berada tepat di atas
kelenjar pituitari. Fungsi hipotalamus adalah melepaskan hormon yang berperan dalam berbagai
emosi, termasuk rasa sakit, lapar, haus, kesenangan, perasaan dan hasrat seksual, marah, dan
agresi. Selain itu, bagian ini mempertahankan keadaan homeostasis dengan mengatur sebagian
besar fungsi otonom, seperti detak jantung, suhu tubuh, tekanan darah, dan pernapasan.

4. Cingulate gyrus
Cingulate gyrus adalah bagian dari otak besar yang paling dekat dengan tiga struktur sistem
limbik di atas, tepatnya berada di atas corpus callosum. Bagian otak ini menyediakan jalur dari
talamus ke hippocampus. Adapun fungsinya membantu mengatur emosi, perilaku, dan rasa sakit,
serta bertanggung jawab untuk mengendalikan fungsi motorik otonom. Cingulate gyrus pun terlibat
dalam proses ketakutan dan respon terhadap pengalaman yang tidak menyenangkan.

5. Basal ganglia
Basal ganglia adalah sekelompok struktur otak yang berada di dasar otak depan dan di atas
otak tengah. Kelompok struktur ini terdiri dari nukleus kaudatus, putamen, globus pallidus, dan
substansia nigra. Fungsi utamanya adalah untuk mengatur gerakan volunter, termasuk gerakan
mata, serta membantu menjaga keseimbangan dan postur tubuh. Bagian otak ini juga terlibat dalam
perilaku berulang dan pemusatan perhatian, yang terkait dengan perilaku adiktif dan pembentukan
kebiasaan.

6. Area tegmental ventral


Area tegmental ventral (the ventral tegmental area) adalah bagian dari batang otak (tepat di
bawah talamus) yang terdiri dari jalur dopamin. Jalur dopamin pada area otak memengaruhi
kesenangan yang mungkin atau tidak dirasakan seseorang. Adapun orang-orang yang mengalami
kerusakan di bagian otak ini cenderung sulit mendapat kesenangan hidup dan sering beralih ke
alkohol, obat-obatan, dan perjudian.

7. Korteks prefrontal
Korteks prefrontal adalah bagian dari lobus frontal (bagian dari korteks serebral) yang juga
terkait dengan sistem limbik. Bagian otak ini terlibat dalam pembuatan perencanaan dan pengambilan
tindakan yang terkait dengan masa depan. Tak hanya itu, korteks prefrontal juga terlibat dengan
jalur dopamin yang sama dengan area tegmental ventral, yang berperan dalam kesenangan dan
kecanduan. Berbagai gangguan yang terjadi pada sistem limbic penyebab demensia pada orang usia
muda. Bagian-bagian otak dalam sistem limbik bisa mengalami kerusakan akibat penyebab tertentu.
Melansir Simply Psychology, dampak yang terjadi dari kerusakan otak ini bisa berbeda,
tergantung pada bagian mana yang terkena. Misalnya, kerusakan pada amigdala dapat memengaruhi
pemrosesan ketakutan seseorang sehingga penderitanya tidak mampu mengenali situasi yang
menakutkan atau berbahaya. Pada kondisi ini, penderitanya sering melakukan tindakan yang
berisiko dan menempatkan posisi dirinya dalam situasi bahaya. Sementara kerusakan pada
hippocampus dapat memengaruhi memori dan menyebabkan kekurangmampuan seseorang dalam
mempelajari sesuatu. Adapun kerusakan pada hipotalamus dapat memengaruhi produksi hormon
tertentu yang dapat berpengaruh pada suasana hati dan emosi. (https://www.simplypsychology.org/
view at 02.51 pm 16.10.2022)
Penyakit saraf yang bisa terjadi akibat kerusakan dan gangguan pada sistem limbic antara
lain : Depresi, Obsessive compulsive disorder (OCD), Gangguan kecemasan, Post Traumatic stress
disorder, Skizofrenia, Gangguan bipolar, Autism spectrum disorder, Demensia, termasuk penyakit
Alzheimer, Penyakit Parkinson, Epilepsi, terutama epilepsi lobus temporal, Ensefalitis limbic,
Attention-Deficit hyperactivity Disorder (ADHD).

8. Kelenjar Pituitary (Hypophisis)


Kelenjar pituitary (hipofisis) merupakan suatu kelenjar kompleks yang mensekresi hormon
peptide yang ada dalam hipotalamus ( bagian penting dari limbic system ) Hormon peptida tersebut
sangat mempengaruhi hampir seluruh fungsi tubuh. Peptide merupakan rantai pendek asam amino
yang bekerja untuk menghasilkan protein. Kandungan protein pada kulit bermanfaat dalam produksi
kolagen, elastin dan keratin yang bertanggung jawab pada tekstur dan elastisitas kulit. Dengan kata
lain, peptide begitu penting perannya dalam penampilan kulit.
Peptida ini berfungsi sebagai hormon dan molekul signal pada organisme tingkat tinggi.
Secara umum peptida ini mempunyai strukstur linear. Asam amino adalah senyawa organik yang
memiliki gugus fungsi karboksil dan amina, serta rantai samping yang spesifik untuk setiap jenis
asam amino. Dalam biokimia sering kali pengertiannya dipersempit: gugus karboksil dan amina
terikat pada satu atom karbon yang sama.
Bagaimana proses terbentuknya ikatan peptida?

Berdasarkan jumlah asam amino yang menyusun polipeptida. Peptida merupakan polipeptida
yang tersusun atas kurang dari 50 asam amino sedangkan protein tersusun atas lebih dari 50 asam
amino.

Amino acid atau asam amino adalah protein yang sudah dipecah melalui proses
metabolisme menjadi molekul-molekul kecil. Dengan demikian, sel-sel tubuh akan lebih mudah
menggunakan zat ini untuk berbagai kebutuhan, mulai dari mendukung proses pemulihan luka
hingga pembentukan sel baru.

Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon pada gugus karboksil
suatu molekul berbagi elektron dengan atom nitrogen pada gugus amina molekul lainnya. Ikatan
peptida hanya terdapat pada protein yang banyak terdapat dalam madu dan ekstrak ginseng.

Meskipun demikian seluruh sekresi kelenjar pituitari dikontrol oleh hipotalamus. Hipotalamus
dikontrol oleh rangsang saraf dari otak (Patton & Thibodeau 2010: 546 ; Young, et al. 2006: 328).
Kelenjar ini terletak di dasar otak, di bawah ventrikel tiga, pada dasar tengkorak (sella turcica)
termasuk kesadaran dan kehendak kita.

Kelenjar pituitari berbentuk seperti kacang kecil berdiameter kurang lebih 1,2- 1,5 cm dengan
berat hanya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini terbagi menjadi bagian anterior dan posterior, yang asal
embriologi, fungsi dan mekanisme kontrolnya berbeda-beda pula Karena demikian pentingnya
bagian lobus anteriornya, maka kelenjar ini biasa disebut “master gland” ( Patton & Thibodeau 2010:
546). Kelenjar ini terbagi menjadi bagian adenohypopisis dan neurohipofisis

1. Adenohypopisis
Adenohipofisis berasal dari penonjolan ektoderm oral yang disebut Rathke pouch. Jaringan
adenohipofisis tersusun atas kelompokan sel sekretori yang disokong oleh jaringan ikat dengan
banyak pembuluh darah. Adenohipofisis terbagi menjadi: (1) pars distalis (lobus anterior) (2) pars
intermedia, pada kebanyakan vertebrata kelenjar pituitari mempunyai lobus ketiga yang berbeda
dari dua lobus lainnya yaitu lobus intermedia. Namun pada manusia dewasa, Lobus Intermedia ini
hanya ditemukan dalam bentuk sisa, yang terletak diantara lobus anterior dan posterior (Considine
2009: 597), dan (3) pars tuberalis, membentuk bagian luar yang menutupi tangkai pituitari
2. Neurohipofisis
Neurohipofisis berkembang dari perluasan hipotalamus yang berkembang, yang nantinya
akan bergabung dengan Rathke pouch. Oleh karena itu lobus posterior tersusun dari jaringan saraf,
dan secara fungsional merupakan bagian dari hipotalamus. Neurohipofis terbagi menjadi (Gartner &
Hiatt 2001: 302): (1) median eminence (2) infundibulum, membentuk bagian dalam tangkai pituitary
dan prosesus infundibulum (Lobus Posterior)
Bahan bahan yang terkadung dalam V8 PRIMA seperti madu hitam, ekstrak panax ginseng,
pronojiwo dan purwoceng memiliki kandungan dan senyawa yang mampu memberikan rangsang
atau impuls terhadap kerja beberapa hormone antara lain FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan
LH (Luteinizing Hormone ) atau ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone).Adapun masing masing
perannya adalah sebagai berikut :

a.FSH (Follicle Stimulating Hormone)


FSH secara struktur merupakan glikoprotein dengan berat molekul 25.000 dan terdiri atas 2
rantai α dan β yang tidak identik, tidak memiliki ikatan kovalen, tergolong gonadotropin yang
mempengaruhi fungsi dan pematangan testis dan ovarium. Pembentukan FSH distimulasi
oleh GnRH,(Gonadotrophin Hormone), dopamin dan beberapa prostaglandin. FSH berikatan dengan
reseptor menyebabkan terjadinya peningkatan c-AMP (cyclic Adenosin Mono Phosfat) , selanjutnya
memudahkan pertumbuhan folikel, menyiapkan folikel untuk LH dan memperbesar pengeluaran
estrogen yang distimulus oleh LH (Lutenizing Hormone).
FSH dapat dihambat oleh hipofisis dan hipotalamus oleh pemberian testosterone, progesterone
dan FSH sendiri, demikian pula estrogen dapat bersifat menstimulasi dan menghambat tergantung
kondisi tubuh.
FSH pada laki-laki menstimulasi pertumbuhan saluran seminalis dan testis dan berperan pada
tingkat awal spermatogenesis. Kadar FSH ini meningkat pada masa pubertas, pada masa ini pada
wanita jumlahnya dapat 10 kali lipat.
FSH pada wanita berfungsi merangsang folikel sekunder ovarium berkembang dan
mensekresi estrogen, merangsang sel Sertoli tubulus seminiferus memproduksi Androgen Binding
Protein (ABP).
FSH terikat pada reseptor spesifik yang mengaktifkan enzim adenilat siklase, meningkatkan
produksi c-AMP dan meningkatkan protein kinase. Jaringan target sel folikel dalam ovarium dan sel
sertoli dalam testis.
FSH dan LH pada pria (testis), FSH meningkatkan aktivitas sel sertoli, membuat protein
binding protein yang mengangkut testosteron ke sel yang membuat sperma (spermatogenesis). LH
merangsang sel leydig meningkat menyebabkan peningkatan protein spermatogenesis. Pada wanita
(ovarium) FSH di sel folikel lebih banyak untuk pembentukan estrogen dan LH di korpus luteum
meningkatkan pembentukan progresteron.

b. LH (Luteinizing Hormone / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)


LH secara struktur merupakan glikoprotein dengan berat molekul 25 000, tergolong
glikoprotein dengan berat molekul 40 000 terdiri atas 2 rantai α dan β yang tidak identik, tidak
memiliki ikatan kovalen, tergolong gonadotropin yang mempengaruhi fungsi dan pematangan testis
dan ovarium.
Pembentukan LH distimulasi oleh GnRH pada wanita. Mekanisme kerja LH berikatan dengan
reseptor membaran yang memerlukan cAMP selanjutnya mensintesis progesteron dan testosteron
melalui penggabungan asam asetat ke dalam pregnolon atau kolesterol. Konsentrasi LH meningkat
selama pubertas, puncak kadar LH pada saat terjadi pertengahan siklus (ovulasi).
Androgen dapat menghambat LH pada melalui kelenjar hipofisis. Fungsi LH pada wanita
menstimulasi pematangan terakhir dari Folikel Graaf, ovulasi dan perkembangan korpus luteum,
membantu FSH merangsang ovulasi, merangsang pembentukkan korpus luteum, merangsang
sekresi estrogen & progesterone, merangsang feedback negative ke hipotalamus untuk menghambat
pembentukkan GnRH.
LH merangsang sel-sel interstisial (non germinal) guna menghasilkan androgen androstendion,
dehidroepi-androsteron dan testosteron. Fungsi Luteininzing Hormon pada pria adalah merangsang
pembentukan testosterone oleh testis, mempertahankan spermatogenesis, persiapan perkembangan
alat kelamin tambahan seperti ductus deferens, prostat dan vesica seminalis. Luteinizing Hormon
(LH) juga merangsang sel Leydig mensekresi dan melepaskan hormone testosteron, yang akan
merangsang feedback negative ke hipotalamus untuk menghambat pembentukan GnRH.
Penderita ovarium polikistik dan maskulinisasi kadar Luteinizing Hormon (LH) meningkat. LH
terikat reseptor di membran plasma yang spesifik dan menstimulasi produksi progesteron oleh
korpus lutium dan produksi testosteron oleh sel leydig yaitu androsteron dan DHEA ( De Hidro Epi
Andorsteron).
Penurunan sekresi endogenus DHEA dari kelenjar adrenal dikaitkan dengan efek penuaan,
banyak orang memenuhi kekurangan tersebut dengan konsumsi Dehydro- epiandrosterone, (3β-
hidroksil-5-androsteron-17-one).
Apakah hormon androgen merupakan hormon steroid ? Androgen adalah hormon steroid
yang merangsang atau mengontrol perkembangan dan pemeliharaan karakteristik laki-laki
vertebrata dengan mengikat reseptor androgen yang juga merupakan pendukung aktivitas organ
seks pria dan pertumbuhan karakteristik seks sekunder laki-laki.

V8 PRIMA dalam Kesehatan Tubuh dan Vitalitas Seksual (Kemampuan Berhubungan Seks)
Kandungan Herbal Yang ada dalam V8 Prima Antara lain :
1.Madu

2.Panax Ginseng
3.Purwoceng

4.Pasak Bumi

5.Pronojiwo
EFEK FISIOLOGIS SETELAH MENGKONSUMSI V8 PRIMA
1. Mengatasi ejakulasi dini
2. Meningkatkan gairah
3. Meningkatkan stamina dan vitalitas pria dan wanita
4. Meningkatkan dan memaksimalkan Ereksi
5. Menambah jumlah produksi sperma / sel sehat,berekor dan agresif
6. Membantu proses program kehamilan
7. Bisa main beronde-ronde dan masih bisa tegak maksimal

EFEK PSIKOLOGIS SETELAH MENGKONSUMSI V8 PRIMA

1. Meningkatkan Kepercayaan Diri (Self Confidence) dalam kehidupan seksual


2. Selalu berbekas indah dalam pikiran setelah setiap berhubungan intim dengan isteri Mendukung
tercapainya kebahagian dalam rumah tangga.
3. Membuat istri kangen suami dan suami kangen istri.
4. Tidak akan isteri berfikir atau terlintas untuk mencari PIL (Pria Idaman Lain)
5. Bagi laki-laki peningkatan Luteininzing Hormon fisik laki-laki lebih maskulin atau jantan
6. Sedangkan bagi perempuan kulit lebih halus tubuh lebih sehat sehingga selalu bergairah

V8 PRIMA secara logika juga berarti melakukan penahanan atau inhibisi terhadap proses penuaan
berupa sekresi endogenous DHEA sehingga menjadi sehat dan awet muda
Pada sindroma „stein levantral = policystic ovarium‟ terjadi peningkatan LH sehingga produksi
androgen (kelaki-lakian) meningkat (maskulinisasi)
KOMPONEN DAN RESPON SEKSUAL MANUSIA
A. Tokoh dalam Human Sexuality Tokoh dalam Human Sexuality dalam Human Sexuality Sigmund Freud
memperkenalkan konsep childhood sexuality yang didasari oleh studi terhadap pasien pasiennya. Freud
menyatakan bahwa perilaku mempermainkan penis atau alat genital pada anakanak adalah sesuatu yang
normal. Freud kemudian terkenal dengan teorinya terkait tahapan psikoseksual dan konsep libido.
Kinsey adalah tokoh utama yang memperkenalkan pengukuran terkait dengan sikap dan perilaku seksual
dan kontinum orientasi seksual.

Gb.2. Kontinum Kinsey.

Master dan Johnson melakukan riset terkait dengan physiology of sexual response cycle. Pada tahun
1966, mereka mengeluarkan teori terkait dengan human sexual response dan pada tahun 1970 terkait
dengan human sexual inadequacy dan setelahnya terkait sexual disfunction. Bagaiman orgasme terjadi sangat
dipengaruhi oleh kerja otak seperti yang terlihat pada gambar.

Gb.3. Otak dan Orgasme.

Variasi orgasme laki-laki dengan perempuan berbeda. Secara frekuensi, laki-laki lebih sering dan
konsisten mengalami orgasme dibandingkan dengan perempuan.

Gb.4. Gender Gap

Orgasm Consistency Stimulus erotic adalah sesuatu yang ada di lingkungan yang membuat seseorang
terangsang secara seksual. Sesuatu yang membuat individu terangsang akan berbeda dari satu orang ke
orang lainnya. Seperti baju dalam, musik, bebauan, dan makanan tertentu. Persepsi mengenai ukuran erotic
juga berbeda antar budaya. Seperti perempuan yang dianggap menarik secara seksual akan berbeda di
Amerika dengan di Indonesia.
Dalam tataran perbedaan individu, pandangan terdahulu yang menganggap bahwa laki-laki lebih
mudah terangsang secara seksual dibandingkan laki-laki terbantahkan oleh sejumlah penelitian yang
menemukan hasil yang justru sebaliknya.

Erogenous Zones Stimulus erotic dapat ditangkap oleh panca indera kita.

Ada beberapa bagian tubuh yang bersifat lebih sensitif dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya,
yang disebut dengan erogenous zones. Yang secara eksplisit dapat dideteksi seperti kepala penis, clitoris,
pubis, vagina, labia, dan nipple pada perempuan. Yang tidak secara umum dialami adalah nipple pada laki-
laki, telinga, anus, leher, bagian belakang dari lutut, jari-jari kaki, punggung, dan alis.

B. Respon Seksual Pada Manusia Respon Seksual Pada Manusia Diteliti pertama kali oleh William Master dan
Virginia Johnson. Penelitian ini dilakukan terhadap 694 subyek dalam seting laboratorium untuk melihat
reaksi orgasm mereka sepanjang orgasme.

Gb.5. Fase Orgasm

Fase dalam orgasme dibagi menjadi empat tahapan, yakni:


1. Excitement, tubuh memperlihatkan tanda-tanda keterangsangan. Ciri-cirinya pada perempuan adalah
diameter klitoris membesar, lubrikasi pada dinding pada dinding vagina, bagian dalam vagina meningkat
dalam panjang dan lebar, uterus elevate dan mendorong cervix menjauh dari vagina dan vagina
memanjang. Nafas menjadi lebih cepat dan kerja jantung dan tekanan darah pun demikian. Aliran darah
menuju dinding vagina, labia minor, dan labia major. Nipple dan payudara membesar. Sex flush tampak
pada bagian dada, leher, dan wajah. Gerakan reflek dari lengan dan tangan. Vokalisasi.

Gb. 6. Fase excitement pada perempuan

2. Plateau, gairah seksual meningkat dan dipertahankan. Pada tahapan ini reaksi pada excitement berlanjut
dan menjadi semakin intens. Ukuran payudara menjadi lebih besar dan sex flush menjadi semakin terlihat.
Muscular tension meningkat, demikian halnya dengan vokalisasi.

3. Orgasm, mencapai klimaks dan melepaskan sexual tension. From greek to swell or be lustful. Pada
perempuan biasanya membutuhkan waktu 10 sampai 20 menit setelah penetrasi awal. Orgasme adalah
ekspresi intens dan wujud dari kondisi kenikmatan yang luar biasa dari manusia. Biasanya bergradasi dari
sangat intense ke less intense. Pelepasan oksitosin dari kelenjar pituitary dan mengontrol respon
berikutnya. Kontraksi biasanya mencakup strong muscular reaction pada vagina dan rhythmic contraction
pada uterus. Nipple biasanya menjadi keras. Biasanya dibarengi dengan gerakan pada kaki dan tangan.
Beberapa perempuan dapat mencapai multiple orgasm. Beberapa perempuan lainnya mampu
meencapainya, namun seringkali tidak disadari.
Gb. 7. Fase orgasm pada perempuan

4. Resolution, relaksasi dan kembali ke kondisi non klimaks. Badan kembali ke kondisi non klimaks. Klitoris
mengecil dan unreacted. Sebagian ornag menjadi sangat talkactive, sebagian lagi biasanya langsung
tertidur.
Secara keseluruhan, perbedaan perempuan denga laki-laki dalam siklus respon seksual dapat dilihat dari

Gb. 8.. Perbedaan perempuan dengan laki-laki dalam respon seksual

Berbeda dengan Master dan Johnson, Kaplan juga mengeluarkan model terkait dengan respon seksual,
yakni
1. Desire Phase mencakup komponen psikologis dari desire.
2. Vaso-congestive Phase, pada bagian pelvic yang mencakup ereksi pada penis dan klitoris, swelling pada
labia dan testis. Meningkatnya muscular tension pada tubuh.
3. Orgasmic-release Phase, mencakup reversal pada vasocongestive dan release of muscular tension.
Kombinasi dari siklus respon seksual adalah:
1. Desire.
a. Sexual fantasies, interest in having sex
b. No physiological changes during this phase,
c. Men respond more to visual stimuli
2. Excitement (termasuk plateau phase)
a. Aka foreplay
b. Initiated by psychological or physical stimulation
c. Subjective sense of pleasure
d. Can last for minutes to hours
e. Women: clitoral engorgement, vaginal lubrication, labial swelling, breast enlargement
f. Men: penile erection (parasympathetic phenomenon), testicular enlargement
g. Both Sexes: Increases in blood pressure, pulse, respirations; increased muscle tension; nipple erection
h. Includes a Plateau Phase A short or absent Plateau may lead to Premature Ejaculation (2nd most
common sexual dysfunction)
3. Orgasm.
a. Peak of pleasure
b. In men: ejaculation (sympathetic phenomenon)
c. In women: muscular contractions of uterus and vagina
4. Resolution.
a. Disgorgement/ detumescence of genitalia
b. Muscle relaxation, sense of well-being
c. Refractory period (males only)- during which male is not receptive to excitement/stimulation
Duration increases with age
DISFUNGSI EREKSI
A. Gangguan Seksual pada Laki –laki
Gangguan SeksuaL pada Laki-laki 22% pria berusia ≥40 years dilaporkan mengalami kesulitan menjaga
ereksi yang memuaskan untuk hubungan seksual.

Gb. 9. Disfungsi seksual pada laki-laki

Disfungsi ereksi (DE) adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis untuk
melakukan senggama yang memuaskan.

Gb.10. Mekanisme disfungsi ereksi

Difungsi Ereksi dapat memiliki dampak besar pada kualitas hidup dan harga diri dari penderita. Pria sering
menarik hubungan antara maskulinitas mereka dan kemampuan mereka untuk ereksi. Beberapa pria
dengan DE mungkin mulai berpikir bahwa mereka tidak lagi “jantan". Hal ini juga dapat menyebabkan
gangguan pada hubungan dengan pasangan. > 50% pria usia 40 – 70 tahun memiliki masalah DE. Insiden
makin meningkat seiring pertambahan populasi penduduk berusia tua dan peningkatan prevalensi
penyakit (diabetes/Cardio Vasculer Deseases)

22 Gb. 11. Penyebab disfungsi ereksi

Disfunsi Ereksi juga berhubungan dengan penyakit lainnya seperti yang ditunjukkan pada data.

Gb.12. Disfungsi ereksi dan penyakit lainnya.

Penegakan diagnosis Disfungsi Ereksi dilakukan dengan beberapa cara memantau riwayat pasien,
pemeriksaan fisik, tes laboratorium, pemeriksaan lain, dan pemeriksaan psikososial.
Beberapa instrument yang digunakan untuk mendeteksi Disfungsi Ereksi (DE) adalah:
1. International Index of Erectile Function (IIEF)
2. Sexual Health Inventory for Men (SHIM)
3. Erection Hardness Scale (EHS)
4. Self-Esteem and Relationship (SEAR)
5.Psychological and Interpersonal Relationship Scale (PAIRS)
6. Erectile Dysfunction Inventory for Treatment and Satisfaction (EDITS)
7. Sexual Quality of Life-Male (SQOL-M)
8. Structured Interview on Erectile Dysfunction (SIEDY)

Mekanisme Ereksi:
1. Ereksi normal merupakan koordinasi: a. Pembuluh Darah b. Saraf c. Hormonal d. Psikologis
2. Ereksi terjadi setelah stimulasi langsung pada genital, stimulasi auditorik atau visual kontribusi influx
darah ke penis Difungsi Ereksi biasanya terjadi karena masalah organic. Dapat juga masalah psikogenik.
Pada beberapa kasus, penyebab karena keduanya mixed-type ED
B. Terapi Disfungsi Ereksi
Terapi DE Mencakup first line, second line, dan third line.
 First line mencakup obat-obatan herbal. Hati-hati dengan obat palsu yang berbahaya, dikarenakan
beberapa alasan:
1. Tempat pembuatan yang tidak sesuai dengan aturan atau tidak terkontrol.
2. Kondisinya tempat pembuatan tidak hygenis /bersih.
3. Peralatan yang digunakan tidak dibersihkan dengan semestinya sehingga terkontaminasi.
4.Tidak dilakukan pengujian dan tidak diberikan perijinan pada Obat tersebut.
5. Dapat mengandung bahan yang beracun
6. Dapat mengandung bahan-bahan yang tidak terdaftar
 Second-line therapy – Intra-cavernosal injection therapy. Untuk pasien yang tidak memberikan respon
pada terapi oral. Injeksi agen yang dapat merelaksasi otot polos pada corpora cavernosa. Ereksi akan
terjadi (walau tanpa stimulasi seksual) setelah 5 – 15 menit. Saat ini yang disetujui adalah Prostaglandin E1
(alprostadil) karena efikasi 70%, angka Drop-out 41 – 68%, dan Komplikasi paling sering : nyeri pada penis,
priapism dan fibrosis.
 Third Line therapy.
Terapi pembedahan pada DE umumnya pada pria muda yang mengalami DE akibat trauma pada penis
atau area sekitarnya (fraktur pelvis, trauma perineal). Pembedahan rekonstruksi vascular, yang mencakup
Arteri Epigastrika Inferior ke Arteri Dorsalis Penis dan Ligasi crural penis untuk mengatasi kebocoran vena crural
DAFTAR PUSTAKA

Brancroft, J. 2009. Human Sexuality and Its Problem. UK: Elsevier


Lehmiller, J.J. 2014. The Human Sexuality. Singapore: Wiley Blackwell
Lubis, N.L. 2013. Psikologi Kespro: Wanita dan Perkembangan Reproduksinya. Jakarta: Kencana Media Group.
Michael Reiss. 2006. Pendidikan Seks Bagi Remaja. Yogyakarta: Alenia Prostitusi di Indonesia. Terence Hull.
Thompson & Thompson. 2007. Genetics in Medicine. Philadelphia: Elsevier

Anda mungkin juga menyukai