Anda di halaman 1dari 9

7 Kebiasaan Manusia Efektif

ga semuanya harus masuk slide, tapi ini materi yang bakal diajarin yaa,
kalo ada yg gangerti PC Sharen <3

1. Jadilah Proaktif (Sharen - Jelasin Materi pake PPT)

Proaktif adalah lawan dari Reaktif


Orang reaktif cenderung mengambil keputusan dengan emosi yang ada. Sedangkan
orang proaktif adalah orang yang berpikir terlebih dahulu atas tindakannya.

Cara paling mudah untuk menjadi proaktif:


Berhenti-Berpikir-Bertindak

Saat kita dihadapi suatu kondisi, kita stop terlebih dahulu utk memikirkan apa
tindakan kita dan konsekuensi-konsekuensinya. Di semua opsi tindakan yang kita
punya, kita harus memilih tindakan dengan konsekuensi negatif terkecil sehingga
tindakan kita tidak melukai siapa pun dalam pelaksanaannya.

Berikut ini adalah contoh penerapan Habit 1 – Proactive dalam kehidupan


sehari-hari:
Di Jalan Sudirman, Amin terkena kemacetan yang memang menjadi langganan jalan
tersebut. Kemacetan sudah dimulai sejak 1 jam yang lalu dan Amin kali ini benar2
berada di tengah2 kemacetan tanpa dapat bergerak sama sekali. Akhirnya setelah
mengikuti arus yang ada, 2 jam kemudian Amin berhasil mencapai ujung kemacetan
tersebut. Namun saat sedang ingin menikmati kebebasan dari macet tersebut,
tiba-tiba dari sebelah kirinya muncullah sebuah mobil yang ingin mendahuluinya dan
mogok tepat di depan mobil Amin.

Tindakan yang diambil Amin:

1. Jika Amin reaktif –> dia akan marah-marah ke si pengendara mobil dengan
menyebutkan semua isi kebun binatang yang tidak pantas disebut dan
membunyikan klakson berkali-kali sampai semua orang akan
memperhatikannya. Sedangkan si pengendara mobil yang mogok juga reaktif
sehingga menyebut semua isi binatang kembali dan juga mengajak berkelahi
Amin. Dan akhirnya terjadilah pertengkaran yang makin mengakibatkan
kemacetan sampai-sampai polisi turun tangan.
2. Jika Amin Proaktif –> dia akan stop dulu untuk meredakan emosinya. Berpikir
apa saja yang dapat ia lakukan:
○ Dia dapat memarahi si pengendara mobil
○ Dia dapat membantu si pengendara mobil menepikan mobil yang
mogok tersebut.
○ Dia dapat menelpon mobil pengangkut.

Setelah berpikir beserta konsekuensi-konsekuensinya yang ada, Amin keluar dari


mobil untuk membantu si pengendara menepikan mobilnya yang mogok tersebut
sehingga mobil-mobil lain dapat bergerak kembali. tidak ada pertengkaran dan tidak
ada kemacetan lebih lama lagi sehingga dia dapat dengan segera bertemu dengan
kekasih tercinta yang sudah menunggu lama.
Yuk, Jadi Pribadi yang Proaktif (bukan Reaktif)

Pada saat emosi, berhenti sejenak membuat pikiran kita menjadi lebih tenang
sehingga mengambil keputusan pun menjadi lebih nyaman. Cara paling sering saya
gunakan adalah mengambil nafas dalam-dalam dan kemudian mengeluarkannya
perlahan-lahan. Kurang lebih 5 detik. Rasakan udara yang masuk di dalam dada,
kehangatan mengisi perlahan dan kemudian detak jantung kita kembali normal. Jika
masih belum, ulangi kembali beberapa kali.

2. Hidup Berdasarkan Visi (NW - Jelasin materi pake PPT)

Sebelum jelasin, NW tanya dulu sama anak-anak “Apa tujuan hidup kalian?”, kalo
ada yg jawab alhamdulilah, kalo gaada gapapa, lanjut dengan jelasin bahwa

Hidup itu harus punya tujuan akhir. Tujuan akhir, itu yang dinamakan VISI. Untuk
mencapai visi kita, kita perlu membuat misi-misi kecil yang dapat membantu kita
mencapai kita. kita bentuk langkah-langkah dan tujuan-tujuan kecil kita yang akan
mengarah ke tujuan akhir tersebut.

Apa yang terjadi, jika kita hidup tanpa visi? Waktu akan terbuang begitu saja. Tanpa
memikirkan tujuan akhir kita, tanpa memikirkan langkah apa yang mau kita ambil,
tak terasa hidup berlalu begitu cepat dan kita menghabiskan waktu kita hidup tanpa
arah.

Jadi, mulai buat visi dari sekarang. Kalo ga tau caranya, ini 2 formula untuk
membuat Visi.

1. Buat tujuan yang dapat dicapai dan JELAS. Visi yang kita buat harus bisa
diukur/dinilai, supaya nantinya kita tahu apakah kita sudah berhasil mencapai
visi itu/tidak.
2. Mulai membuat visi dengan membayangkan:
● Apa yang mau orang kenang dari kamu saat kamu udah ga ada?
(meninggal)
● Apa yang mau kamu tinggalkan untuk sesamamu?
● Apa yang mau kamu beri ke Tuhanmu?

3. Manajemen Waktu - Menerapkan Skala Prioritas (Anes)

Dimulai dengan main games: Membuat Kopi. Kita print cara membuat kopi, tapi kita
acak urutannya, kita suruh mereka yang ngurutin. Lalu jelaskan bahwa: kita bisa
berhasil bikin kopi, karena kita paham prioritas. Itu berarti, kita tau apa yang perlu
dikerjakan terlebih dahulu. Sama seperti games membuat kopi tadi, hidup juga harus
begitu.

Poin ketiga ini cukup berkaitan dengan poin sebelumnya, setelah kita menentukan
visi atau tujuan akhir yang ingin kita capai, kita harus bisa mencari jalan ke tujuan
akhir kita. Kita perlu menurunkan visi tersebut ke dalam rencana sehari hari kita dan
inilah yang perlu kita atur baik dalam hitungan hari, bulan ataupun tahun. Maka dari
itu, diperlukan manajemen waktu dan menentukan skala prioritas agar tujuan akhir
yang sudah kita buat di poin sebelumnya dapat tercapai.

Ada beberapa tips atau cara yang bisa kita lakukan untuk menerapkan poin ketiga
ini beberapa diantarnya adalah sebagai berikut :

1. Kita bisa menuliskan semua kegiatan/pekerjaan/aktivitas kita setiap hari,


setiap bulan, semuanya. Lalu, kelompokan semua kegiatan - kegiatan
tersebut dalam beberapa kategori sebagai berikut
- Urgent (Mendesak) yaitu kegiatan-kegiatan yang bila tidak dilakukan
sekarang akan fatal akibatnya bagi kita. Seperti: menyelesaikan
laporan yang sudah deadline.
- Penting yaitu kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan yang
mengarahkan kita ke visi kita. Dari kategori itu akan dihasilkan 4
kuadran kegiatan seperti berikut,

Plot masing-masing kegiatan dari masing-masing kuadran ke dalam daily activity


kamu…. INGAT… harus masukkan dulu yang besar-besar yaitu yang urgent dan
penting, baru yang lainnya. Salah plot akan berakibat kamu merasa kurang waktu
untuk mengerjakan semua dan jangan lupa untuk menyisipkan spare waktu untuk
kegiatan yang sifatnya mendadak sekali. Nah kalo sudah ada daily activity. Kerjakan
tugas-tugas kamu sesuai dengan daily activity itu…

Cara paling mudah untuk menerapkan poin ketiga ini adalah, sebelum tidur kita
sudah bisa memikirkan apa aja yang akan kita lakukan besok. Hal ini mungkin bisa
menjadi langkah awal untuk kita agar bisa memulai kebiasaan manajemen waktu
dan menentukan skala prioritas.

4. Berpikir Menang-Menang (Hosea)


Dimulai dengan ngasih liat gambar ini di PPT:

Untuk bisa menerapkan poin win - win ini, kita memerlukan beberapa karakter
sebagai berikut :
1. Integritas
Kita membutuhkan Integritas : Memegang teguh prinsip dasar kehidupan kita…
Bahwa nilai hidup yang benar, yang sejati tetap harus kita tegakkan dan kita pegang
selama menerapkan Win Win ini…

2. Maturity - Kedewasaan
Yang berikutnya diperlukan juga untuk menerapkannya adalah prinsip Maturity…
Kedewasaan. Seseorang yang dewasa adalah orang yang berani mengungkapkan
pendapatnya… yang didasari oleh nilai-nilai utama mereka… namun di sisi lain…
mereka bertanggung jawab atas segala pendapatnya dan efek pendapatnya itu
terhadap orang lain…

Perlu diingat bahwa konsep pemikiran win - win ini adalah ketika kedua belah pihak
merasa bahagia dan menang dalam definisi mereka masing - masing yaa.. artinya
tidak ada yang dirugikan dan merasa kalah.
Nah, untuk itu juga pola pikir untuk mendukung penerapan poin ini, beberapa di
antaranya adalah :
1. Bahwa Segala sesuatunya itu banyak… ada untuk semua (tidak terbatas) –
Abundance Mentality

2. Integrity: memegang teguh pendiriannya atas sesuatu yang benar…

3. Maturity: berani berpendapat dengan bertanggung jawab.

5. Komunikasi Empati (Chantika jelasin materi pake PPT)

Kenapa komunikasi empati menjadi penting untuk membangun diri kita menjadi
pribadi yang efektif?

Kita selalu berkomunikasi. Lewat tulisan, lewat perkataan, lewat gerak tubuh… kita
berkomuniakasi satu sama lainnya.

Komunikasi dengan empati adalah komunikasi di mana kita menempatkan diri kita
sebagai lawan bicara kita. Mendengarkan (benar-benar mendengarkan) lawan
bicara kita. Coba pahami dirinya.

Dengan komunikasi empati ini, kita akan mencoba mengerti lawan kita untuk
memahami kesulitan dan segala kesusahan yang diutarakannya. Dari sana kita akan
dapat menangkap apa saja yang menjadi inti permasalahan dari lawan kita.

Komunikasi empati ini juga terkait dengan prinsip Menang-menang (Habit 4)


sebelumnya. Jika kita menggunakan komunikasi empati ini, pada prinsipnya
seseorang akan mampu menjalankan prinsip menang-menang dengan lebih baik.
Sama seperti dokter menangani pasien… prinsip komunikasi empati ini digunakan.
Mendengarkan segala keluhan pasien sebelum melakukan diagnosa. Itu yang
dilakukan.

Hal ini juga yang menjadi dasar dalam komunikasi empati.

Mendengarkan keluhan orang lain sebelum mengambil kesimpulan atau keputusan.


Bila kita lakukan ini (mencoba mengerti sebelum dimengerti) maka keputusan yang
diambil bukanlah keputusan yang akan membuat kita menyesal di kemudian hari.
Berakhir dengan keputusan yang diambil adalah keputusan yang memang
menganut sistem menang-menang.

Dengan melakukan hal ini, kita mendengarkan orang lain berbicara, bukan untuk
menjawab, tapi untuk mengerti apa yang dia rasakan.

6. Kerjasama (Christo)

Main mini-games ini:


lewat games itu, mereka akan belajar buat mecahin masalah bersama-sama
(teamwork). Tanya ke mereka “apa yang membuat kalian berhasil memecahkan
masalah barusan?” ntar pada jawab “karena.. kita dengerin temen kita, karena ini,
karena itu” terus bilang kalo hal-hal itulah yang harus diterapkan dalam kerjasama
sehari-hari dan di dunia kerja nantinya.

7. Refleksi Diri (Yokhe)


Setelah kita memahami 6 kebiasaan manusia efektif tadi, ada satu hal terpenting
yang tidak boleh kita lupakan, yaitu merefleksi diri. Menyadari dan mengapresiasi
semua kerja keras yang sudah kita lakukan untuk diri kita sendiri.

Sekarang, aku mau kalian tulis di botol ini (bagiin tumbler itemnya dan spidol silver)
“Terima kasih ___(nama kalian) karena sudah ________”

Anda mungkin juga menyukai