Anda di halaman 1dari 13

A.

Proses Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah adalah sebuah proses dimana suatu situasi diamati kemudian bila ditemukan
ada masalah dibuat penyelesaiannya dengan cara menentukan masalah, mengurangi atau
menghilangkan masalah atau mencegah masalah tersebut terjadi. Ada banyak urutan proses
pemecahan masalah yang diajukan oleh para ahli, salah satunya seperti terlihat pada Gambar 1.12.

Pada gambar terlihat serangkaian tahapan proses yang berbeda yang dapat digunakan dalam
berbagai tingkatan, tergantung dari tipe dan sifat masalahnya. Masalah yang berbeda
membutuhkan penggunaan cara yang berbeda, bahkan mungkin urutan yang berbeda. Tahapan
kritis dari proses pemecahan masalah adalah Pendefinisian Masalah. Apabila masalah tidak cukup
jelas didefinisikan maka tahapan-tahapan berikut sulit untuk dijalankan. Bahkan apabila
dipaksakan, kemungkinan besar penyelesaian yang tepat tidak akan diperoleh.

Gambar 1.12. Proses pemecahan masalah

Secara umum proses pemecahan masalah dapat dilakukan dengan empat tahapan utama yaitu :

 Memahami dan mendefinisikan masalah

Bagian ini merupakan bagian yang sangat penting karena menjadi awal dari seluruh proses
pemecahan masalah. Tujuan pada bagian ini adalah memahami masalah dengan baik dan
menghilangkan bagian-bagian yang dirasa kurang penting.

 Membuat rencana untuk pemecahan masalah

Pada bagian ini ada dua kegiatan penting yaitu :

1. mencari berbagai cara penyelesaian yang mungkin diterapkan


2. membuat rencana pemecahan masalah

Penyelesaian suatu masalah biasanya tidak hanya satu tapi mungkin bisa beberapa macam.
Sebagai ilustrasi, apabila kita berada di kota Surabaya dan ingin pergi ke Jakarta, maka banyak
cara yang mungkin bisa dilakukan, misalnya kita bisa menempuh dengan angkutan darat, laut atau
udara. Dengan angkutan darat kita bisa menggunakan kereta api, bus atau angkutan yang lain.
Jalurnya pun kita bisa lewat jalur utara, tengah atau selatan. Jadi banyak sekali cara penyelesaian
yang bisa kita kembangkan. Masing-masing mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Dari sekian
banyak penyelesaian ini kita harus memilih satu yang berdasarkan persyaratan tertentu
merupakan cara yang paling baik untuk menyelesaikan permasalahan. Setelah terpilih, maka kita
dapat membuat rencana kasar (outline) penyelesaian masalah dan membagi masalah dalam
bagian-bagian yang lebih kecil. Rencana kasar (outline) penyelesaian masalah hanya berisi
tahapan-tahapan utama penyelesaian masalah.

 Merancang dan menerapkan rencana untuk memperoleh cara penyelesaian

Pada bagian ini rencana kasar penyelesaian masalah diperbaiki dan diperjelas dengan pembagian
dan urutan rinci yang harus ditempuh dalam penyelesaian masalah.

 Memeriksa dan menyampaikan hasil dari pemecahan masalah

Bagian ini bertujuan untuk memeriksa apakah akurasi (ketepatan) hasil dari cara yang dipilih telah
memenuhi tujuan yang diinginkan. Selain itu juga untuk melihat bagaimana daya guna dari cara
yang dipilih yang dipilih.
B. Bagaimana Cara Hidup Dalam Solusi Kita Sendiri Ada beberapa hal yang harus kita lakukan
dalam menyelesaikan masalah.
1. Sikap Siap dan Berani
Siap dan berani merupakan sikap dasar untuk menghadapi masalah, ini merupakan komitmen
awal yang harus ada dalam diri Anda, karena jika Anda tidak mempunyai komitmen seperti ini
masalah Anda tidak terselesaikan. Bagaimana Anda menyelesaikan masalah jika Anda tidak siap?
Menyelesaikan masalah harus ada sikap dasar yang merupakan komitmen awal yang berasal
dari dalam diri Anda sendiri. Jangan sepat Anda lupa bahwa Anda sendirilah yang berperan di
dalamnya, bukan orang lain. Ibarat Anda sebagai salah satu pelakon sebuah film, ketika Anda
belum siap untuk melakukan peran Anda jangan coba-coba melakukannya, sebab peran Anda
hancur dan menimbulkan masalah besar. Sama halnya menyelesaikan masalah, ketika Anda
belum siap jangan coba-coba masuk ke dalam masalah tersebut bagaimana pun itu Anda pasti
terhanyut bersama arus masalah itu sendiri.
Banyak orang meremehkan masalah kecil, pada hal sekecil apapun masalah ketika kita tidak siap
menyelesaikannya masalah tersebut akan menghancurkan kita. Siap tidak siap kita harus
menghadapi masalah tersebut, karena itu adalah masalah kita. Kita adalah pelakon utamanya,
orang lain hanya pemeran pembantu yang bisa memberikan saran untuk menyelesikan masalah
kita.

2. Bersikap sabar dan santai


Mengapa harus sabar dan santai? Banyak orang ketika mengalami masalah mereka selalu
terburu-buru mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah, mereka tidak memikirkan
terlebih dahulu apa yang seharusnya dilakukan. Mungkin juga hal itu benar, kita jangan diam,
kita harus secepatnya menyelesaikan masalah, sebab jika kita melama-lamakannya masalah kita
bertambah banyak. Tetapi alangkah lebih baiknya kita harus sabar dan santai terlebih dahulu
semelum mengambil langkah.
Sikap sabar membuat kita lebih dewasa dan dengan santai kita bisa berpikir lebih jernih dan
teliti. Kedua sikap ini sangat membantu kita dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi.
Jangan menganggap bahwa sikap santai sulit menyelesaikan masalah dan jangan pula mengira
sikap santai susah berkembang. Anggapan seperti itu menyesatkan diri Anda, sebab dengan
santai kita bisa menyadari, menilai dan menghayati setiap langkah yang kita lakukan. Dengan
menyadari, menilai dan menghayati kita bisa menikmati dan memaknai hidup kita.
3. Memilih dan memilah
Seringkali kita memgalami kebingungan ketika kita dihadapkan pada beberapa pilihan yang
sangat berarti dalam hidup kita. Kebingungan bukan merupakan hal baru dalam diri kita, tetapi
ini merupakan kenyataan hidup kita yang menjadi kebiasaan yang sering kita lakukan. Mungkin
anda berpikir sikap itu salah atau tidak menghasilkah suatu pilihan yang baik, atau menganggap
diri Anda bodoh, seakan-akan komitmen Anda hilang. Anda merasa takut dan tidak berani
mengambil resiko. Stop! Pikiran itu menghancurkan Anda. Anda salah menggunakan pikiran
Anda. Bingung tidak bersifat negatif tetapi menghasilkan sifat yang positif. Ketika Anda
mengalami kebingungan itu artinya Anda membuat suatu pertimbangan-pertimbangan, dan
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Saat itu Anda mencoba memahami dan mengerti
pilihan tersebut.
Langkah kedua dan ketiga ini sangat penting, karena kedua langkah inilah yang menentukan
bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah. Sikap sabar dan santai sangat membantu kita
dalam mengambil suatu keputusan yang baik. Mengapa harus memilah? Ini merupakan
pertanyaan yang sangat penting untuk dipahami. Saya sengaja menempatkan bagian ini pada
langkah ketiga (memilih dan memilah) dalam menyelesaikan masalah. Ada ungkapan yang
mengatakan “beberapa pilihan bukanlah yang terbaik”. Keputusan yang di pilih belum tentu
merupakan keputusan yang baik. Maka, perlu memilahnya, supaya keputusan yang terambil
merupakan keputusan yang baik. Dengan demikian, sesuatu yang di lakukan benar-benar
dipahami dan dapat membuat suatu penilaian terhadap tindakan tersebut, sehingga tidak ada
ungkapan penyesalan, yang terjadi adalah suatu kepuasan dalam diri.

4. Melawan Arus Masalah

Banyak orang berpikir bahwa melawan arus masalah sama halnya kita membuat masalah
semakin besar sehingga sulit bagi kita untuk menyelesaikannya, hasilnya cuma rasa lelah dan
capek yang kita alami. Akan tetapi melawan arus masalah yang saya maksud disini adalah kita
mencoba menelusuri masalah yang ada sampai kita menemukan inti dari masalah tersebut.
Memang benar, cara ini sangat membuat kita capek dan banyak menguras tenaga dan energi.
Disini saya mengajak kita untuk mencoba berenang melawana arus masalah dalam arti
menelusuri setiap masalah yang kita hadapi sehingga kita dapat menemukan inti dari
permasalahan. Setelah inti permasalah ditemukan, kita harus cepat bertindak untuk
menyelesaikannya.
5. Butuhkah bantuan arang lain?
Kita yang memiliki masalah berarti kitalah pelakon utama dalam masalah tersebut, itu artinya
bahwa kita sendirilah yang menyelesaikannya. Masalah terselesaikan dengan kemampuan kita
sendiri tanpa bantuan orang lain itu sangat baik. Akan tetapi, ketika kita tidak mampu untuk
menyelesaikannya itu tandanya bahwa kita membutuhkan orang lain. Kita jangan bersikap
tertutup, tetapi kita harus membuka diri untuk menerima bantuan orang lain. Sebab ada hal-hal
yang tidak bisa kita lakukan, tetapi orang lain bisa melakukannya. Apapun masalah yang kita
hadapi dan sesulit apapun itu terasa mudah dan gampang menyelesaikannya asal kita terbuka
dan mau menerima bantuan orang lain. Tetapi jangan lupa bahwa kitalah pelakon utama dalam
masalah kita.
C. latihan-latihan berfikir tentang hasil

C. Pelajaran Kepemimpinan: Desain Cara


Berpikir
Berikut ini 10 pelajaran kepemimpinan dari Desain Cara Berpikir:

#1 Pendekatan Solusi yang Terfokus

Desain Cara Berpikir membantu para pemimpin untuk dapat mencari dan
mengembangkan solusi secara terpusat dan terfokus.

Penekanannya adalah pada aktivitas mengidentifikasi dan mendefinisikan


masalah inti atau akar permasalahannya, dan kemudian tiba pada solusi
terbaik untuk memecahkan masalah tersebut.

Perbedaan signifikan dari seorang pemimpin terbaik adalah mereka yang


mampu menyelesaikan konflik dan memecahkan masalah dengan gagasan
yang terkadang di luar penalaran umum.

#2 Gabungkan Setiap Titik

Para pemimpin perlu melihat gambaran lengkap untuk menghubungkan


setiap kasus dan permasalahan atau hal-hal yang terjadi demi mencari
solusi yang jitu.
Desain Cara Berpikir mampu menyediakan visualisasi terhadap masalah,
kendala, solusi yang diinginkan dan gambaran lengkap tentang berbagai
hal.

Ini adalah cara hebat yang dilakukan para pemimpin untuk dapat
memvisualisasikan konsep-konsep yang nampaknya abstrak.

Pemimpin dapat menggunakan pemetaan secara visual dari asumsi dan


kendala yang ada, di samping menetapkan setiap divisi kelompok
berdasarkan setiap tujuan kecil yang harus dicapai dan menyelaraskan
setiap divisi tersebut ke arah yang benar.

#3 Empati & Inklusivitas

Kepemimpinan dimulai dengan empati.

Untuk mendapatkan rasa hormat dari tim Anda, klien, dan orang lain yang
terlibat di dalam proses kepemimpinan, penting sekali untuk menunjukkan
empati dan memahami kebutuhan mereka, terlebih secara personal.

Ketika Anda memperhatikan tim Anda, pelanggan, dan orang-orang yang


berkepentingan di dalamnya, mereka pada gilirannya akan peduli terhadap
Anda dan kepemimpinan Anda.

Sederhananya, Desain Cara Berpikir ini membuat Anda membangun


empati dan inklusivitas.

#4 Kemajuan yang Konstan dengan Feedback yang


Beraturan

Poin ini berpengaruh pada layanan dan produk yang Anda berikan kepada
para pelanggan. Feedback atau umpan balik sangat penting untuk
pertumbuhan dan peningkatan dari jasa dan juga produk yang Anda
pasarkan.
Apa yang berhasil saat ini mungkin tidak seberhasil besok sehingga
penting bagi para pemimpin untuk mengetahui hal ini dan memastikan
peningkatan kualitas produk dan layanan yang konsisten.

Evaluasi dan setiap perbaikan adalah salah satu usaha untuk


mengembangkan produk, termasuk kemajuan dalam kepemimpinan Anda
dalam mencapai kesuksesan.

“If you don’t like something, change it. If you can’t change it, change your
attitude.” – Maya Angelou
“Jika Anda tidak menyukai sesuatu, ubahlah. Jika Anda tidak dapat
mengubahnya, ubahlah sikap Anda.”

#5 Pikiran yang Terbuka

Desain Cara Berpikir mendorong Anda untuk melakukan eksperimen,


memiliki kreativitas, dan berinovasi dengan kemampuan yang Anda miliki.

Ketika mengerjakan konsep dan ide yang berbeda, para pemimpin harus
berpikiran terbuka sehingga ia dapat melakukan ketiga hal di atas.

Para pemimpin perlu membangun kualitas hubungan antar individu dan tim
yang dapat membuat mereka merasa bangga dengan pekerjaan yang telah
mereka lakukan.

Para pemimpin yang berpikiran terbuka secara terus-menerus mencari


cara untuk memperbaiki keadaan yang menurutnya kurang sesuai.

Ini terjadi karena mereka dengan terbuka “menyambut” gagasan yang


berbeda yang mungkin menantang atau membuat mereka terbuka dengan
ide lain yang tidak terpikir olehnya.

#6 Memberdayakan Tim dan Menciptakan Sinergi


Desain Cara Berpikir memberdayakan semua orang yang terlibat untuk
berkontribusi secara efektif. Ini mendorong tim untuk bekerja secara
kolaboratif dan menciptakan efek sinergis.

Ketika semua orang boleh menyuarakan pendapatnya dalam rangka


mengembangkan produk, layanan atau strategi, setiap anggota tim akan
merasa diberdayakan.

Mereka akan merasa bertanggung jawab atas hasil yang mereka dapatkan
dan mengambil tanggung jawab penuh atas setiap risiko yang harus
ditanggung bersama.

Pemimpin perlu mendengarkan orang lain, membuat mereka mau


menyumbangkan ide cemerlang dan memberdayakan mereka dengan
peluang untuk membuat perbedaan yang signifikan.

#7 Alasan di Balik Sebuah Perbuatan

Di era yang serba cepat berubah dan dinamis, keadaan ini cenderung
membuat tim Anda kesulitan untuk tetap fokus.

Orang akan lebih fokus dan bekerja secara produktif ketika mereka tahu
apa yang mereka lakukan dan mengapa mereka melakukannya.

Pemimpin dapat memberikan penjelasan dan mengartikulasikan visi


mereka.

Seorang pemimpin hebat secara efektif mengkomunikasikan tujuan & misi


pekerjaan mereka untuk menghubungkan semua orang untuk keberhasilan
dari tujuan tersebut.

Anggota tim akan lebih mungkin mencapai tujuan mereka ketika mereka
diberi arahan dan alasan yang jelas secara konsisten.

#8 Berurusan dengan Ketidakpastian


Berurusan dengan perubahan akan sangat menyulitkan. Semakin sulit
yang akan Anda rasakan ketika Anda tidak tahu apa yang akan berubah.

Dunia kini telah digerakkan oleh teknologi, perusahaan harus dipersiapkan


dengan baik untuk menghadapi persaingan bukan hanya dari para pesaing
yang kompetitif tetapi juga dari inovasi digital.

Melihat hal ini, pemimpin dapat mengevaluasi setiap pilihan dengan


melihat gambaran lengkap tentang berbagai hal sehingga mampu
mengambil pilihan yang tepat, bahkan yang terbaik.

Dengan demikian, pemimpin dapat terus berjalan walaupun berada pada


situasi yang tidak menentu.

“Uncertainty and expectation are the joys of life. Security is an insipid thing.”
– William Congreve
“Ketidakpastian dan harapan adalah kesenangan hidup. Keamanan adalah
hal yang hambar.”

#9 Ketegasan

Seorang pemimpin perlu membuat keputusan sepanjang waktu. Beberapa


keputusan ini sangat penting dalam menentukan masa depan perusahaan,
organisasi, bahkan setiap individu dari anggota tim.

Desain Cara Berpikir mampu membantu para pemimpin untuk


meningkatkan kualitas cara pengambilan keputusan mereka dengan
menawarkan alternatif dan melengkapi visualisasi dari informasi yang
diperlukan.

Pemimpin dapat mengatasi gangguan dan memberikan setiap alternatif


atas keputusan strategis yang diambil.

10 Kegigihan

Pemimpin besar memiliki kegigihan dan tidak pernah menyerah mengejar


tujuan dan impian mereka hingga mereka mencapai tujuan yang telah
mereka tetapkan.
Desain cara berpikir adalah sebuah perjalanan yang membutuhkan
ketekunan. Ini adalah proses berkelanjutan untuk mencapai keunggulan.

Proses ini pula yang mengajarkan para pemimpin untuk mengamati setiap
perubahan, mengambil solusi terbaik, membuat keputusan yang strategis,
dan mampu bertahan hingga tujuan yang diinginkan bisa tercapai.

Peran Penting Desain Cara Berpikir dalam


Kepemimpinan
Pemimpin adalah pembelajar. Mereka belajar dari masa lalu, mengawasi
apa yang terjadi pada masa kini, dan berkembang dengan tuntutan pada
masa depan yang cenderung berubah dan tidak menentu.

Desain cara berpikir memainkan peran yang sangat penting dalam


menciptakan pemimpin yang lebih efektif.

Para pemimpin akan semakin mampu membangun tim yang kuat,


memecahkan masalah yang kompleks, menunjukkan empati dan secara
terus menerus melakukan peningkatan kualitas untuk memberikan dampak
positif yang besar bagi semua orang yang terlibat dalam proses
kepemimpinan.
D. Paradikma Kepemimpinan

“Ada pemimpin yang dilahirkan, ada pemimpin yang diciptakan, tetapi ada juga pemimpin yang tidak dibutuhkan.” (Bruce &
Stan, 2001). “Seorang boss berkata, kerjakan!... sedangkan seorang pemimpin menunjukkan apa yang bisa dia kerjakan!” (Kouzes
& Posner, 1987)

Ada definisi klasik yang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses yang olehnya seseorang mempengaruhi orang
lain untuk memenuhi sesuatu yang obyektif dan mengatur organisasi sehingga membuatnya lebih kohesif dan koheren. Para
pemimpin dalam proses ini mengaplikasikan atribut-atribut kepemimpinanya, seperti kepercayaan, nilai, etika, karakter,
pengetahuan, dan keterampilan. Definisi klasik itu menggaris-bawahi bahwa menjadi seorang pemimpin yang baik bukanlah
faktor hereditas atau bakat. Jika memiliki hasrat dan keinginan yang kuat, siapa pun bisa menjadi pemimpin yang efektif. Para
pemimpin yang baik berkembang melalui sebuah proses belajar dan pengalaman.

Perspektif lama dan awam mengartikan pemimpin sebagai yang terdepan, terkemuka, berkedudukan, memiliki
nilai paling baik, didukung oleh suara terbanyak dan menduduki rangking pertama dalam persaingan. Tetapi dalam
perspektif yang baru menurut Peter Urs Bender, kepemimpinan berkaitan dengan beberapa elemen utama, yakni:
manusia sebagai individu, manajemen diri, motivasi internal, tekad kesempurnaan dan penerimaan kelemahan diri,
perubahan, kepercayaan diri, perkembangan, energi, pengalaman positif, hasil, dan pengharapan.
A. Gaya Kepemimpinan

Secara normal ada 4 gaya kepemimpinan (U.S. Army Handbook, 1973):

1. Paternalisme. Ini termasuk gaya kepemimpinan hegemonik yang memanfaatkan pengaruh untuk memimpin.
2. Autoritarian atau autokratik. Pemimpin menggunakan gaya ini untuk mengatur bawahan agar melaksanakan apa yang
diinginkan dan bagaimana harus mengerjakannya, tanpa memerlukan pertimbangan daripada bawahannya. Kondisi
seperti ini diperlukan pada saat penyelesaian masalah, kemendesakan, dan ketika bawahan dalam motivasi yang tinggi.
3. Partisipatif atau demokratik. Gaya kepemimpinan ini melibatkan kedua belah pihak (atasan dan bawahan) untuk
terlibat dalam pengambilan keputusan. Meskipun demikian, keputusan terakhir ada di tangan pemimpin. Tindakan ini
diperlukan pada saat pemimpin tidak mempunyai informasi lengkap dan demikian juga bawahannya. Gaya ini adalah
mutual yang menguntungkan dan efektif dalam kepemimpinan team.
4. Delegatif atau pemimpin bebas. Dalam gaya ini pemimpin menyerahkan keputusan kepada bawahannya, tetapi
pemimpin harus tetap bertanggungjawab dengan keputusan tersebut. Gaya ini dibutuhkan ketika pemimpin mampu
menganalisa situasi dan memutuskan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya.

B. Model-model kepemimpinan yang Efektif

Mempelajari model-model kepemimpinan akan menolong kita untuk memahami tentang apa yang mempengaruhi
tindakan para pemimpin dalam waktu realitas. Menurut Bolman & Deal (1991), sikap pemimpin yang sering
ditunjukkan dapat digolongkan ke dalam empat kerangka berikut:

1. Pendekatan struktural. Dalam situasi yang yang efektif, seorang pemimpin adalah seorang arsitek sosial yang mampu
menganalisa dan merancang, tetapi dalam situasi yang tidak efektif, ia menjadi seorang tirani dengan gaya
kepemimpinan mendetail. Kepemimpinan terfokus pada struktur, strategi, lingkungan, implementasi, ekesperimentasi,
dan adaptasi.
2. Pendekatan Sumber Daya Manusia. Dalam situasi efektif, para pemimpin adalah katalisator dan hamba yang
menampilkan gaya kepemimpinan yang mendukung, menyokong, dan menguatkan, tetapi ketika dalam situasi yang
tidak efektif menjadi penekan, dengan gaya kepemimpinan yang lepas dari prinsip-prinsip dan menipu.
3. Pendekatan politik. Dalam situasi yang efektif, para pemimpin adalah penyokong, yang gaya kepemimpinan koalisi dan
membangun, tetapi ketika dalam situasi yang tidak efektif, para pemimpin menjadi orang yang giat dengan gaya
kepemimpinan manipulasi.
4. Pendekatan simbolik. Dalam situasi efektif, para pemimpin adalah seorang nabi, dengan gaya kepemimpinan inspiratif;
tetapi dalam situasi yang tidak efektif, menjadi fanatik atau bodoh; dengan gaya kepemimpinan ‘mengasapi’ dan bias.

C. Pemimpin Efektif Merangkap Sebagai Visioner

Di samping itu, menurut Rhenald Kasali, pemimpin kreatif harus menjadi seorang visioner dengan level-level visi
secara hierarki seperti berikut:

1. Level persepsi, di mana pemimpin haruslah seorang yang mampu membaca hubungan-hubungan logis (logical
reasoning).
2. Level sosial, di mana pemimpin harus berpikir sistematik.
3. Level psikologi, di mana pemimpin harus berpikir secara literal atau kreatif.
4. Level filosofi, yaitu level maksimum bagi seorang pemimpin untuk berefleksi, perenungan dan membagi visi.

D. Pemimpin Harus Transformatif


Dalam menentukan arah kepemimpinan, diperlukan sebuah transformasi. Transformasi menjadi sebuah kebutuhan
mendasar walaupun sulit dan memerlukan investasi waktu yang panjang; tetapi merupakan faktor penentu
keberhasilan dan keefektifan eksistensi kepemimpinan Anda.

Proses transformasi kepemimpinan dapat membawa hasil yang efektif jika ada unsur-unsur sebagai berikut:

1. Kepemimpinan yang kuat. Seorang pemimpin bukanlah seorang diktator/otoriter, tetapi pemimpin team yang bekerja
habis-habisan untuk organisasi dan dengan berani mempertaruhkan jabatan dan kedudukannya untuk menghadapi
fakta-fakta brutal. Kepemimpinan yang kuat juga bukanlah seorang populis yang cenderung mencari aman dan
menghindari tekanan-tekanan.
2. Dukungan bawahan. Pemimpin yang kuat tidak ada artinya jika tidak didukung oleh bawahan-bawahannya yang rela
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan masa depannnya. Mereka rela menghadapi masa-masa sulit, stress, masa-
masa yang penuh dengan ketidakpastian, dan mungkin pula komentar-komentar yang tidak sehat dari berbagai pihak.
Mereka bertarung di antara teman-teman, melewati konflik demi konflik, sampai akhirnya menemukan jalan.
3. Komunikasi yang jelas. Pemimpin harus punya seni dalam berkomunikasi, baik verbal maupun non-verbal.
Kepemimpinan memerlukan komunikasi massa yang melibatkan banyak orang. Tanpa kepiawaian komunikasi dan
dukungan team komunikasi yang baik, kepemimpinan tidak akan efektif.
4. Komitmen pemimpin. Pemimpin juga harus membangun komitmen yang harus dimulai dari dirinya sendiri.

Kepemimpinan sejati adalah panggilan hidup. Filsuf besar Cina, Lao Tsu, ketika ditanya oleh muridnya tentang siapakah
pemimpin yang sejati, ia menjawab: “Seringkali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang
dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota team akan mengatakan bahwa merekalah
yang melakukannya sendiri.” Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan
maximizer. Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin
konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian dari mereka yang dipimpinnya. Kepemimpinan sejati
didasarkan pada kerendahan hati.

E. Cara Menjadi Pemimpin Yang Efektif

Kouzes & Posner (1987) memberikan 5 cara untuk menjadi seorang pemimpin yang besar:

1. Menantang proses. Temukan proses yang dipercaya untuk bisa memaksimalkan kemampuan Anda.
2. Inspirasi dan bagikan visi. Bagikan visi Anda dengan kata-kata yang dapat dimengerti oleh pengikut Anda.
3. Memampukan orang lain untuk bertindak. Beri mereka alat dan metode untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri.
4. Menjadi model. Jika sedang dalam proses, jangan biarkan tangan Anda kering. Seorang boss berkata kepada yang lain,
kerjakan!... seorang pemimpin menunjukkan apa yang bisa dia kerjakan!
5. Membesarkan hati. Bagikan kemuliaan dengan hati pada pengikut Anda, sementara Anda menahan penderitaan Anda
sendiri.

Jadi, dalam proses kepemimpinan Anda, pikirkan hal-hal sederhana tentang kepemimpinan berikut ini:

1. Memberdayakan lebih baik daripada hanya mendelegasikan.


2. Milikilah keberanian memimpin orang-orang dengan bertanggungjawab.
3. Bergaullah dengan para pemimpin sesering mungkin. Catatlah apa yang Anda anggap penting dari mereka.
4. Menjadi contoh yang baik adalah lebih baik daripada seorang pemberi nasehat.
5. Seorang pemimpin yang luar biasa adalah pemimpin yang membawa orang-orang biasa melakukan pekerjaan yang luar
biasa.
6. Salah satu karakteristik kepemimpinan yang layak adalah bahwa para pemimpin dituntut lebih banyak daripada
pengikutnya.

E. curah gagasan (Brainstorming)


A.
Brainstorming pertama kali dikembangkan oleh Alex Osborn pada tahun 1963 di New York.
Brainstorming adalah suatu situasi di mana sekelompok orang berkumpul untuk
menggeneralisasikan ide-ide baru seputar area spesifik yang menarik.
Brainstorming dapat juga diartikan sebagai suatu teknik konferensi di mana tiap-tiap kelompok
berusaha mencari suatu solusi pada suatu permasalahan yang spesifik melalui
pemunculan ide-ide secara spontan oleh masing-masing anggota kelompok.
Brainstorming merupakan alternatif upaya pengembangan kemampuan berpikir kreatif.
Brainstorming merupakan cara cerdas untuk menggeneralisasikan ide-ide baru ataupun ide-ide
yang kreatif. Dalam brainstorming seseorang dapat mengkombinasikan ide-ide sendiri dengan
ide orang lain untuk memunculkan ide baru atau pun menggunakan ide orang lain untuk
merangsang munculnya ide.
Didalam teknik brainstorming,semua partisipan berusaha mengemukakan ide-ide mereka
masing-masing dan kemudian ide lain dimungkinkan dapat muncul dibangun dari ide-ide yang
tadi dikemukakan. Adapun aturan-aturan yang perlu diperhatikan dalam melakukan brainstorming
adalah:
1. Tidak ada kritik terhadap ide apapun, kecuali jika sesi brainstorming dilakukan untuk
mengevaluasi ide.
2. Ide harus ditulis tanpa diedit
3. Ide yang liar, lucu, atau kurang berbobot dapat diterima.
4. Semua jenis ide atau gagasan sangat diharapkan.
5. Memberikan kontribusi berdasar pendapat orang lain dapat diterima.
Brainstorming dilakukan karena beberapa tujuan. Brainstorming digunakan untuk membantu
dalam:
1. mendefinisikan permasalahan yang terjadi;
2. mendiagnosa permasalahan-permasalahan;
3. merekomendasikan suatu kegiatan dengan memunculkan solusi yang memungkinkan
dan mengidentifikasikan dampak yang dapat ditimbulkan dari solusi tersebut.
Tahap-tahap dalam melakukan brainstorming adalah sebagai berikut.
1. Persiapan (Preparation)
Brainstorming mendiskusikan pertanyaan atau permasalahan yang aktual atau yang ingin
dibahas. Peserta diberi kesempatan beberapa waktu untuk berpikir dan “sleep on it” (berinkubasi)
2. Pencarian Fakta (Fact-Finding)
Dimulai dengan pendefinisian masalah, pertanyaan, atau isu yang akan dipecahkan. Pertanyaan
sebaiknya tidak terlalu meluas dan bermakna ambigu. Pertanyaan yang dikemukakan dituliskan
di papan tulis atau white board. Diskusikan informasi yang berkaitan dengan pertanyaan, yang
dapat membantu peserta untuk berpikir.
3. Pemanasan (Warm-Up)
Pemanasan dilakukan secara sederhana, mungkin dapat dengan cara mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan yang singkat dan menggelikan untuk mempraktikkan brainstorming.
Pertanyaan dapat berupa apa saja yang bisa dipertanyakan dan tidak harus berhubungan
dengan pertanyaan utama yang diajukan.
4. Pencarian Ide (Idea Finding)
Moderator memotivasi peserta untuk mencari dan mengemukakan ide-ide atau pun gagasan-
gagasan yang kemudian dituliskan di papan tulis/white board/kartu, dengan aturan sebagai
berikut: tidak ada kritik ataupun evaluasi, menuliskan apa pun ide atau gagasan yang dipikirkan
peserta (bahkan ide atau gagasan “gila” dan janggal), kuantitas ide yang banyak sangat
dibutuhkan, ide atau gagasan tersebut dapat digabungkan, diubah atau diperbaiki, dilakukan
dengan gembira dan santai, serta terkadang waktu jeda “diam” juga diperlukan bagi peserta
untuk berpikir atau inkubasi.
5. Pencarian Solusi (Solution Finding)
Pada tahap ini, maka pengungkapan maupun pencarian ide dihentikan. Ide-ide atau gagasan-
gagasan yang tertampung dievaluasi secara kritis tanpa mencari tahu siapa yang
mengungkapkan. Solusi atau ide apa yang mungkin dapat direalisasikan atau
tidak, berlandasan atau tidak? Apakah terlalu sederhana atau sulit? Apa yang menjadi dampak
atau konsekuensi dari masing-masing solusi atau ide tersebut?
Langkah yang dilakukan pada tahap ini menyeleksi ide-ide atau solusi dengan cara memberi
tanda silang (X) atau menghapus ide atau solusi yang kurang sesuai, guna memperoleh
beberapa ide atau solusi yang terbaik.
6. Pelaksanaan (Implementation)
Tahap ini dilakukan jika kegiatan brainstorming ditujukan untuk menghasilkan ide yang dapat
direalisasikan dalam bentuk tindakan, maka hasil penemuan solusi atau ide diujicobakan dan
diamati apakah dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Brainstorming dapat dilakukan dengan teknik mind mapping ataupun concept mapping.

Kelebihan teknik Brainstorming


Sidney dan Arnold menjelaskan, penggunaan teknik brainstorming memiliki kelebihan sebagai
berikut :
1. Latihan dalam teknik brainstorming meningkatkan pemecahan masalah kreatif.
2. Teknik brainstorming menghasilkan banyak penyelesaian.
3. Gagasan-gagasan baik yang dihasilkan teknik brainstorming lebih baik daripada teknik
konvensional.
4. Upaya yang diperluas menghasilkan gagasan-gagasan menuju penambahan jumlah
gagasan dan proporsi gagasan-gagasan yang baik.

referensi

 Musthofa, Syamsulhuda Budi; Sutopo Patria Jati; dan Budiyono. 2009.


Menguasai Pemecahan Masalah Kesehatan Masyarakat Dengan Pendekatan
Partisipatif. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

https://www.kompasiana.com/motivasikehidupan/54f678cfa333110b158b4cee/cara-hidup-
dalam-menghadapi-masalah
Apoorve Dubey. 18 Februari 2018. 10 Amazing Leadership Lessons From Design
Thinking. Addicted2success.com – https://goo.gl/oBxD5K

https://www.in-christ.net/artikel/kepemimpinan/paradigma_kepemimpinan

Anda mungkin juga menyukai