Anda di halaman 1dari 53

KATA SAMBUTAN

Pelatihan kerja yang dilaksanakan di Balai Latihan Kerja


(BLK) harus senantiasa menyesuaikan kebutuhan industri,
agar menghasilkan tenaga kerja yang diinginkan dan dapat
diterima secara langsung oleh industri. Kebijakan ini sejalan
dengan program pengembangan kemitraan pemerintah dengan
dunia usaha/industri antara pemerintah pusat dan daerah
untuk meningkatan kualitas tenaga kerja.

Kondisi saat ini, seluruh BLK telah melakukan kerjasama


dengan beberapa industri, namun masih belum terkelola
dengan baik, yang mengakibatkan BLK kurang dikenal dan
tidak optimal dalam menjalin kerjasama dengan industri. Oleh
karena itu, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas mendorong agar seluruh BLK untuk membentuk
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah
(FKLPI Daerah) sebagai wadah komunikasi yang berkaitan
dengan sinkronisasi program pelatihan dengan kebutuhan
industri serta menumbuhkan kepercayaan kepada pihak
industri bahwa BLK merupakan lembaga yang tepat untuk
penyiapan tenaga kerja industri.

Dengan diterbitkannya Pedoman Pembentukan Forum


Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah dan
Pelaksanaan Kemitraan Lembaga Pelatihan Kerja dengan
Dunia Usaha dan Dunia Industri, maka diharapkan dapat
menjadi acuan dalam pengembangan kemitraan dan
kerjasama antara BLK dengan Industri.

Jakarta, Maret 2020


Direktur Jenderal
Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas,
ttd

Bambang Satrio Lelono


NIP 19620705 198803 1 002

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah
|i

KATA PENGANTAR
Dalam rangka pelaksanaan pembentukan program
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri
Daerah (FKLPI Daerah) telah disusun petunjuk
pelaksanaanya.

Agar petunjuk tersebut dapat diketahui, dipahami dan


dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan, maka
diterbitkan Pedoman Pembentukan Forum Komunikasi
Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah dan Pelaksanaan
Kemitraan Lembaga Pelatihan Kerja dengan Dunia Usaha dan
Dunia Industri. Penerbitan pedoman ini sebagai upaya
penyebarluasan informasi serta menjadi petunjuk pelaksanaan
FKLPI Daerah

Semoga dengan diterbitkannya pedoman ini, dapat


memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Jakarta, Maret 2020


Ketua Forum Komunikasi Lembaga
Pelatihan dengan Industri (FKLPI)

ttd

Budi Setio Utomo

Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah


Pedoman Pembentukan
| ii
DAFTAR ISI

Kata Sambutan ...................................................................... i


Kata Pengantar ...................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................... iii
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas ......................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN.............................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Tujuan dan Sasaran............................................................. 3
C. Ruang Lingkup..................................................................... 3
D. Dasar Hukum...................................................................... 3
E. Pengertian ..........................................................................4
BAB II KEDUDUKAN, TUGAS DAN ORGANISASI FKLPI DAERAH
................................................................................................6
A. Kedudukan..........................................................................6
B. Tugas...................................................................................6
C. Organisasi...........................................................................7
D. Persyaratan Anggota............................................................8
E. Masa Tugas Anggota FKLPI Daerah .....................................8
BAB III MEKANISME PEMBENTUKAN FKLPI DAERAH.............9
BAB IV MEKANISME PELAKSANAAN KEMITRAAN.................10
A. Analisis Kebutuhan Kemitraan...........................................10
B. Penyusunan Nota Kesepahaman Bersama..........................11
C. Tugas FKLPI Daerah dalam Pelaksanaan Kemitraan..........12
D. Tim Teknis Kemitraan........................................................13
E. Skema Kemitraan...............................................................15
F. Pendanaan.........................................................................16

| iii

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah
BAB V
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN PELAKSANAAN
KEMITRAAN ...........................................................................
17 A. Monitoring dan
Evaluasi ..................................................... 17
B. Pelaporan .......................................................................... 18

BAB VI
PENUTUP .............................................................................. 19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Draft Nota Kesepahaman Bersama .........
20
Lampiran 2. Skema Kemitraan ...............................................
27
Lampiran 3. Indikator Kemitraan ........................................... 30
Lampiran 4. Evaluasi Program Kemitraan............................... 33
Lampiran 5. Format Pelaporan Kemitraan BLK dengan
Industri .............................................................. 35

Pedoman Pembentukan iv Forum


Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah
|

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
NOMOR 2/178/HK.03.01/IV/2020
TENTANG
PEDOMAN PEMBENTUKAN FORUM KOMUNIKASI LEMBAGA
PELATIHAN DENGAN INDUSTRI DAERAH DAN PELAKSANAAN
KEMITRAAN LEMBAGA PELATIHAN KERJA DENGAN DUNIA
USAHA DAN DUNIA INDUSTRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN


PRODUKTIVITAS,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkuat


kemitraan yang bersifat kolaboratif
antara Balai Latihan Kerja dengan dunia
usaha dan dunia industri guna
mendukung link and match dunia
pelatihan kerja dengan industri di
daerah, perlu disusun
Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga
Pelatihan dengan Industri Daerah

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah
(FKLPI Daerah) dan Kemitraan Lembaga
Pelatihan Kerja dengan Dunia
Usaha dan Dunia Industri;
b. bahwa Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas
Nomor KEP. 382/LATTAS/X/2016

|v
tentang Pedoman Pembentukan Forum
Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan
Industri Daerah (FKLPI Daerah) dan
Pelaksanaan Kemitraan Lembaga
Pelatihan Kerja dengan Dunia Usaha
dan Dunia Industri sudah tidak sesuai
dengan kebutuhan pembentukan
FKLPI
Daerah, sehingga perlu
disempurnakan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas
tentang Pedoman Pembentukan Forum
Komunikasi Lembaga Pelatian dengan
Industri Daerah dan Pelaksanaan
Kemitraan Lembaga Pelatihan Kerja
dengan Dunia Usaha dan Dunia
Industri;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003


tentang Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun
2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja
Nasional (Lembaran Negara Republik
Pedoman Pembentukan vi Forum
Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah
Indonesia Tahun 2006 Nomor 67,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4637);
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2012
tentang Kerjasama Penggunaan Balai
Lathan Kerja oleh Swasta (Berita
Negara

Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor


340);
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2013
tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Pelatihan Kerja Nasional di
Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1463);
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Ketenagakerjaan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
622) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12
Tahun 2019 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 870);
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Nomor 17 Tahun 2016 tentang Tata
Cara Perizinan dan Pendaftaran
Lembaga Pelatihan Kerja (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
712);
Memperhatikan : Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Pelatihan dan Produktivitas Nomor
2/217/LP.01.00/VI/2019 tentang Forum
Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah
Komunikasi Lembaga Pelatihan Kerja
dengan Industri Periode 2019-2021;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

KESATU : edoman Pembentukan FKLPI Daerah dan


Pelaksanaan Kemitraan Lembaga
Pelatihan Kerja dengan Dunia Usaha dan
| vii
Dunia Industri sebagaimana tercantum
dalam lampiran dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Direktur Jenderal ini.
KEDUA : Pedoman sebagaimana dimaksud dalam
DIKTUM KESATU merupakan acuan
dalam pembentukan FKLPI Daerah dan
penyelenggaraan kemitraan antara
Lembaga Pelatihan Kerja dengan Dunia
Usaha dan Dunia Industri di seluruh
Indonesia.
KETIGA : Dengan ditetapkannya Keputusan
Direktur Jenderal ini, Keputusan
Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan
dan Produktivitas Nomor
KEP.382/LATTAS/X/2016 tentang
Pedoman Pembentukan FKLPI Daerah
dan Pelaksanaan Kemitraan Lembaga
Pelatihan Kerja dengan Dunia Usaha dan
Dunia Industri, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
KEEMPAT : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal, 14 April 2020aret 2020

DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS,
Pedoman Pembentukan viii Forum
Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah
ttd

BAMBANG SATRIO LELONO


NIP 19620705 198803 1 002

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN
PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
NOMOR 2/178/HK.03.01/IV/2020
TENTANG
PEDOMAN PEMBENTUKAN FORUM KOMUNIKASI
LEMBAGA PELATIHAN DENGAN INDUSTRI DAERAH
DAN KEMITRAANLEMBAGA PELATIHAN KERJA
DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang diterbitkan oleh
BPS pada bulan Agustus 2019 menyebutkan bahwa jumlah
angkatan kerja sebanyak 133,56 juta orang yang terdiri dari
jumlah yang bekerja sebanyak 126,51 juta orang dan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebanyak 7,05 juta
orang atau sebanyak 5,61%. Sedangkan data jumlah
pengangguran menurut pendidikan yang ditamatkan untuk
pendidikan SD kebawah 2,41%, SMP 4,75%, SMA 7,92%,
SMK 10,42%, Diploma I/II/III 5,99% dan Universitas
sebanyak 5,67%. Berdasarkan data pendidikan yang
ditamatkan maka jumlah pengangguran masih didominasi
oleh lulusan SMK ke bawah dan ini menjadi masalah yang
harus dihadapi khususnya oleh Kementerian
Ketenagakerjaan.

Masalah utama di bidang ketenagakerjaan yang harus


dihadapi adalah mengurangi jumlah pengangguran dan
meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia agar dapat
bersaing di era pasar kerja global. Karena itu, perlu kita
sadari bahwa tantangan peningkatan daya saing SDM
semakin besar khususnya di bidang ketenagakerjaan.

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah |1
Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan tidak hanya
datang dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Oleh
karena itu, tenaga kerja kita harus siap bersaing di Era
Revolusi Industri 4.0. Sehingga, dalam akselerasi penyiapan
SDM unggul yang berdaya saing menuju Indonesia Maju,
diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
calon tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan Dunia
Usaha dan Dunia Industri (DUDI) melalui Pelatihan Berbasis
Kompetensi (PBK).

Dalam pelaksanaan pelatihan kerja dibutuhkan Lembaga


Pelatihan Kerja yang kredibel yang dapat menjamin mutu
lulusan pelatihan. Untuk menjamin mutu lulusan pelatihan,
maka lembaga pelatihan harus memiliki sarana dan
prasarana pelatihan yang memadai, program pelatihan yang
sesuai dengan kebutuhan industri, instruktur dan tenaga
pengelola pelatihan yang kompeten serta jejaring dengan
dunia industri.

Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai salah satu Lembaga


Pelatihan Kerja milik Pemerintah memiliki peran dalam
penyiapan tenaga kerja yang terampil, kompeten, handal
dan profesional. Namun hingga saat ini peran tersebut
dinilai belum optimal khususnya dalam mengintergrasikan
kegiatan pelatihan agar sesuai dengan kebutuhan dunia
usaha dan dunia industri.

Untuk membantu BLK dalam mengintegrasikan kegiatan


pelatihan dalam fungsi link and match, maka Direktorat
Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Ditjen
Binalattas) Kementerian Ketenagakerjaan mendorong kepada
BLK Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) dan BLK Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) untuk membentuk Forum
Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri di daerah
yang berperan sebagai jembatan dan wadah komunikasi
antara Lembaga Pelatihan Kerja, khususnya BLK dengan
Industri mengacu pada potensi ekonomi daerah, nilai
tambah, perkembangan dunia usaha, dan kebijakan

2| Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


pembangunan daerah dimana BLK beroperasi Tujuan dan
Sasaran.
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan:
a. sebagai pedoman dalam pembentukan
Forum
Komunikasi Lembaga Pelatihan Kerja dengan
Industri Daerah di Balai Latihan Kerja (BLK),
sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan efisien;
dan
b. sebagai pedoman dalam mensinergikan kemitraan
yang bersifat kolaboratif antara BLK UPTP/BLK
UPTD dengan DUDI sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Sasaran:
a. tersedianya kesesuaian antara lulusan pelatihan
dengan kebutuhan industri; dan
b. terwujudnya kemitraan antara lembaga pelatihan
kerja dengan DUDI dalam rangka penyiapan tenaga
kerja yang kompeten dan berkualitas.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi:
a. kedudukan, tugas, dan organisasi FKLPI Daerah;
b. mekanisme pembentukan FKLPI Daerah;
c. mekanisme pelaksanaan kemitraan; dan
d. monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kemitraan.

D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang
Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 67, tambahan

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah |3
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637);
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
7 Tahun 2012 tentang Kerjasama Penggunaan Balai
Latihan Kerja oleh Swasta (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 340);
4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 622) sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2019 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 870);
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 17 Tahun
2016 tentang Tata Cara Perizinan dan Pendaftaran
Lembaga Pelatihan Kerja (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 712);
6. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas Nomor 2/217/LP.01.00/VI/2019 tentang
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Kerja dengan
Industri Periode 2019-2021.

E. Pengertian
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk
memberi, memperoleh, meningkatkan serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan
dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan pekerjaan.
2. Lembaga Pelatihan Kerja yang selanjutnya disingkat LPK
adalah instansi pemerintah, badan hukum atau
perorangan yang memenuhi persyaratan untuk
menyelenggarakan pelatihan kerja.
3. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber
daya industri sehingga menghasilkan barang yang

4| Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi,
termasuk jasa industri.
4. Link and Match adalah kesesuaian antara supply dari
lembaga pelatihan dengan demand dari DUDI untuk
menghasilkan/mendapatkan tenaga kerja yang
kompeten baik dari dimensi jenis, jumlah, kualitas,
waktu dan lokasi.
5. Analisis kebutuhan kemitraan adalah identifikasi
kebutuhan para pihak yang dapat dipenuhi melalu
strategi kemitraan.
6. Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) adalah pelatihan
kerja yang menitikberatkan pada penguasaan
kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan standar
yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.
7. Nota Kesepahaman Bersama
(Memorandum of
Understanding) adalah Nota Kesepahaman Bersama dan
komitmen bersama antara lembaga pelatihan kerja
dengan dunia usaha atau dunia industri serta instansi
lainnya untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha
untuk mencapai tujuan bersama.
8. FKLPI Pusat adalah Forum Komunikasi Lembaga
Pelatihan dengan Industri tingkat Nasional yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kementerian
Ketenagakerjaan RI.
9. FKLPI Daerah adalah Forum Komunikasi Lembaga
Pelatihan dengan Industri yang berada di BLK UPTP atau
BLK UPTD.
10. BLK UPTP adalah Balai Latihan Kerja Unit Pelaksana
Teknis Pusat dibawah koordinasi Kementerian
Ketenagakerjaan R.I.
11. BLK UPTD adalah Balai Latihan Kerja Unit Pelaksana
Teknis Daerah dibawah koordinasi Pemerintah Provinsi
dan Kabupaten/Kota.

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah |5
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS DAN ORGANISASI FKLPI DAERAH

A. Kedudukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri
Daerah berkedudukan di BLK UPTP/UPTD atau Dinas yang
membidangi Ketenagakerjaan. Nomenklatur FKLPI Daerah
disesuaikan dengan nama BLK setempat.

B. Tugas
1. BLK berkoordinasi dengan Dinas yang membidangi
Ketenagakerjaan, memiliki tugas antara lain:
a. Melakukan penyusunan rencana, program kerja dan
anggaran dalam rangka mendukung koordinasi dan
sinergi dalam pelaksanaan kemitraan antara BLK
dengan Industri.
b. Menyiapkan sumber daya pelatihan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan kemitraan antara BLK dengan
Industri.
c. Melakukan koordinasi teknis dan administratif dalam
hal kebutuhan dan informasi tenaga kerja antara
Industri yang berada diwilayah kerjanya.

2. Tugas FKLPI Daerah dalam kedudukannya sebagai organisasi,


memiliki tugas antara lain:
a. Melakukan koordinasi dan kerjasama antara LPK,
kawasan Industri, asosiasi Industri dan industri.
b. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala BLK
UPTP/UPTD dalam rangka peningkatan pra, proses,
dan pasca pelatihan.
c. Melakukan koordinasi dalam hal perencanaan dan
pelaksanaan program dengan koordinator FKLPI
Pusat.
d. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan setiap 6
(enam) bulan sekali kepada Ketua FKLPI Pusat.

6| Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


C. Organisasi
1. Organisasi FKLPI Daerah terdiri atas minimum 7 (tujuh)
orang anggota sebagai berikut:
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota;
b. 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota;
c. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota, dan;
d. 4 (empat) orang anggota atau lebih.
2. Kepengurusan FKLPI Daerah terdiri dari unsur
pemerintah daerah, perwakilan dunia industri,
perwakilan asosiasi industri, perwakilan lembaga
pendidikan dan lembaga pelatihan kerja.
3. Ketua dan Wakil Ketua FKLPI Daerah berasal dari
perwakilan dunia industri.
4. Sekretaris FKLPI Daerah berasal dari unsur Pemerintah.
5. Uraian Tugas Organisasi FKLPI Daerah:
a. Ketua
1) Menetapkan program kerja atas hasil keputusan
rapat anggota.
2) Membuat perencanaan kerjasama.
3) Memimpin rapat/sidang.
4) Mengadakan koordinasi dengan pihak-pihak
terkait.
5) Memberikan penugasan kepada anggota untuk
melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.
6) Menyampaikan laporan kegiatan kepada FKLPI
Pusat.
b. Wakil Ketua
1) Membantu tugas-tugas ketua.
2) Mewakili tugas-tugas ketua apabila berhalangan.
c. Sekretaris
1) Menyelenggarakan ketatausahaan.
2) Mengelola keperluan logistik.
3) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kepada
Ketua

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah |7
d. Anggota
1) Melakukan koordinasi dalam program kemitraan
lembaga pelatihan kerja dengan dunia usaha dan
dunia industri.
2) Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Ketua.

D. Persyaratan Anggota
Anggota FKLPI Daerah harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut: 1. Negara Indonesia;
2. Setia kepada Pancasila;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Memiliki pengalaman dibidang pelatihan kerja, pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM) dan
penempatan tenaga kerja;
5. Memiliki surat persetujuan untuk menjadi anggota FKLPI
Daerah dari pimpinan perusahaan/ketua asosiasi
perusahaan/pimpinan kawasan industri/pimpinan LPK
Swasta;
6. Untuk pakar dibidang pelatihan yang berasal dari perguruan
tinggi menyertakan rekomendasi dari lembaganya dan pakar
yang berasal dari unsur pelatihan menyertakan rekomendasi
dari Kepala Dinas setempat yang membidangi
ketenagakerjaan;
7. Surat pernyataan kesanggupan menjalankan tugas organisasi
penuh tanggung jawab dan menandatangani surat pakta
integritas, bermaterai cukup; dan
8. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP).

E. Masa Tugas Anggota FKLPI Daerah


Masa tugas keanggotaan FKLPI Daerah untuk jangka
waktu 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1
(satu) kali masa jabatan berikutnya.

8| Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


BAB III
MEKANISME PEMBENTUKAN FKLPI DAERAH

Mekanisme Pembentukan FKLPI Daerah dilaksanakan


melalui tahapan sebagai berikut:

1. Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota dipilih oleh


peserta rapat dalam forum pembentukan FKLPI Daerah yang
dipimpin oleh Kepala BLK atau Kepala Dinas yang
membidangi Ketenagakerjaan atau Pejabat yang ditunjuk
untuk mewakili.

2. Hasil pemilihan yang dilakukan secara demokratis dengan


mengedepankan musyawarah dan mufakat, dituangkan
dalam bentuk Berita Acara.

3. Keanggotaan FKLPI Daerah untuk BLK UPTP ditetapkan


dalam bentuk Surat Keputusan yang ditandatangani oleh
Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas
(Dirjen Binalattas), Kementerian Ketenagakerjaan RI.

4. Keanggotan FKLPI Daerah untuk BLK UPTD ditetapkan


dalam bentuk Surat Keputusan yang ditandatangani oleh
Kepala BLK atau Kepala Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan.

5. Perubahan dan atau pergantian anggota dilakukan atas


usulan FKLPI Daerah berdasarkan keputusan rapat pleno
yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota dan
diusulkan kepada Dirjen Binalattas Kementerian
Ketenagakerjaan RI untuk BLK UPTP dan Kepala
BLK/Kepala Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan untuk
BLK UPTD.

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah |9
BAB IV
MEKANISME PELAKSANAAN KEMITRAAN

Membangun jejaring kerja adalah sebuah proses


membangun komunikasi atau hubungan, berbagi ide, informasi
dan sumber daya atas dasar saling percaya (trust), saling
membutuhkan dan saling menguntungkan di antara pihak-
pihak yang berkerjasama, serta komitmen yang dituangkan
dalam bentuk Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of
Understanding) untuk mencapai tujuan dan kesuksesan
bersama yang lebih besar.
Pelaksanaan kegiatan kemitraan LPK dengan Industri
dilakukan dengan beberapa kegiatan utama dalam setiap
siklusnya. Aktifitas dari seluruh kegiatan kemitraan yang
dilakukan oleh lembaga pelatihan, dunia usaha dan industri
serta instansi terkait lainnya bersifat sinergi dan memperoleh
manfaat/keuntungan masing-masing para pihak atas
dilaksanakannya kemitraan ini.

A. Analisis Kebutuhan Kemitraan


1. Pelaksanaan analisis kebutuhan kemitraan seperti
mendiagnosa kebutuhan kemitraan harus dilakukan
lembaga pelatihan bersama DUDI, antara lain dengan
kegiatan:
a. Mempelajari tentang situasi dan kondisi
industri/perusahaan serta dampaknya dikemudian
hari;
b. Menentukan Person In Charge (PIC) yang dapat
membantu proses analisis kebutuhan kemitraan;
c. Melakukan diskusi untuk mendapatkan data yang
relevan untuk kebutuhan kemitraan;
d. Mengidentifikasi masalah yang ada dan penyebabnya
atau menemukan teknologi baru atau persyaratan
jabatan baru;
e. prioritas kebutuhan kemitraan;

10 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


f. Menyusun laporan tertulis yang dilengkapi dengan data-
data dan bukti-bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Sinkronisasi program dilakukan oleh lembaga pelatihan
bersama DUDI berdasarkan temuan dari analisis
kebutuhan kemitraan, antara lain: a. Rekrutmen dan
Seleksi;
b. Instruktur;
c. Program Pelatihan;
d. Sertifikasi;
e. Analisis Strength Weakness Opportunity Threatness
(SWOT) dari BLK sehingga bisa mengantisipasi atau
melakukan terobosan untuk penyerapan lulusan BLK
di Industri;
f. Pemagangan;
g. Penempatan Tenaga Kerja;
h. Peralatan; dan
i. Pembiayaan.

B. Penyusunan Nota Kesepahaman Bersama


1. Lembaga pelatihan bersama DUDI menentukan topik
dan pasal-pasal yang akan dimuat di Nota Kesepahaman
Bersama (NKB) agar tidak bertentangan dengan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku serta
sesuai dengan tujuan kemitraan yang diinginkan oleh
para pihak.
2. Nota Kesepahaman Bersama harus memuat bentuk-
bentuk kemitraan sesuai dengan hasil analisis
kebutuhan kemitraan yang disepakati oleh para pihak.
3. Nota Kesepahaman Bersama yang sudah dibuat, akan
dilakukan koreksi oleh masing-masing pihak terkait
maksimal 21 (Dua Puluh Satu) hari kerja, selanjutnya
draft Nota Kesepahaman Bersama tersebut akan
dijadikan Nota Kesepahaman Bersama.
4. Nota Kesepahaman Bersama, minimal harus dilakukan
oleh dan atas nama Lembaga Pelatihan dengan Dunia
Usaha dan Dunia Industri.

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 11
5. Nota Kesepahaman Bersama yang sudah ditandatangani,
disampaikan tembusannya kepada FKLPI Daerah dan
FKLPI Pusat. (Lampiran 1: Contoh
Draft Nota
Kesepahaman Bersama)

C. Tugas FKLPI Daerah dalam Pelaksanaan Kemitraan


1. Mengkoordinasi dan memfasilitasi diskusi penyusunan
Nota Kesepahaman antara lembaga pelatihan,
industri/perusahaan serta pihak lain yang terlibat,
antara lain:
a. Menyiapkan acara temu diskusi/Focus Group
Discussion (FGD) untuk membahas draft Nota
Kesepahaman Bersama;
b. Memimpin acara temu diskusi/Focus Group
Discussion (FGD) untuk menghasilkan draft Nota
Kesepahaman Bersama;
c. Mengkoordinasikan tindaklanjut analisis
kebutuhan kemitraan.
2. Mempersiapkan materi pembekalan kepada peserta
diskusi agar berjalan lancar, efektif dan efisien;
3. Mengkoordinasi pertemuan lanjutan untuk perbaikan
Nota Kesepahaman Bersama sampai dengan
pelaksanaan penandatanganan;
4. Membantu pelaksanaan kerjasama mulai dari analisis
kebutuhan kemitraan sampai terpenuhinya kebutuhan
dunia usaha dan dunia industri seperti yang tertuang
dalam isi Nota Kesepahaman Bersama;
5. Mengkoordinasi pembentukan tim teknis dari
pihakpihak yang melakukan kerjasama;
6. Memberikan masukan kepada lembaga pelatihan dan
DUDI melalui tim teknis masing-masing pihak untuk
tercapainya tujuan kemitraan tersebut;
7. Mempromosikan dan memasarkan lembaga-lembaga
pelatihan kepada DUDI di wilayahnya masing-masing.

12 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


8. Membantu tim teknis membuat instrumen evaluasi dan
instrumen monitoring sebagai bahan perencanaan dan
pengembangan untuk kebutuhan kemitraan berikutnya;
9. Memiliki informasi mengenai lembaga pelatihan, DUDI,
dan Instansi lain yang terkait dengan kemitraan
tersebut;
10. Membantu tim teknis menyusun dan melaksanakan
seluruh program kemitraan;
11. Mengkoordinasi forum-forum pertemuan antara lembaga
pelatihan, DUDI dan instansi lain untuk melengkapi
informasi sebagai bahan masukan;
12. Mengkoordinasi, memantau, dan membantu
merealisasikan hasil kemitraan yang telah dilakukan dan
dimanfaatkan para pihak maupun oleh pihak lain;
13. Menyusun dan mensosialisasikan pedoman pelaksanaan
kemitraan/prosedur lain yang diperlukan;
14. Mengkoordinasi kunjungan para pihak dalam rangka
pelaksanaan kemitraan;
15. Membina hubungan kemitraan dan komunikasi para
pihak serta tim teknis yang terkait;
16. Membuat indikator sesuai dengan jenis dan tujuan
kemitraan yang bertujuan untuk memudahkan
penentuan target program dan pengukuran tingkat
keberhasilan; dan
17. Memonitor seluruh kegiatan kemitraan yang dilakukan
para pihak melalui Tim teknisnya sebagai masukan dan
bahan evaluasi.

D. Tim Teknis Kemitraan


1. Pembentukan Tim Teknis
a. Keanggotaan Tim Teknis berasal dari lembaga pelatihan,
DUDI, dan pihak lain yang melakukan kemitraan sesuai
dengan penandatanganan Nota
Kesepahaman Bersama atau dari
perorangan/instansi/lembaga lain yang dinilai
kompeten dan profesional untuk ditunjuk menjadi
Tim Teknis oleh pihak terkait.

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 13
b. Keanggotaan Tim Teknis yang ditunjuk, dibentuk,
diganti atau diberhentikan merupakan wewenang dari
masing-masing pihak yang mewakili.
c. Jumlah anggota Tim Teknis yang ditunjuk oleh masing-
masing pihak, ditentukan berdasarkan hasil analisis
kebutuhan kemitraan.
d. Anggota Tim Teknis dalam melaksanakan tugasnya,
memiliki persyaratan sebagai berikut:

1) Tim teknis dari Lembaga Pelatihan:


- Mengidentifikasi kebutuhan untuk
melaksanakan program sesuai hasil analisis
kebutuhan kemitraan.
- Memiliki pengetahuan untuk merancang
suatu program kemitraan yang akan
dikerjasamakan;
- Memiliki kemampuan untuk melakukan
komunikasi dengan pihak terkait yang
melakukan kerjasama;
- Memiliki pengalaman kerja dan atau
pemahaman mengenai industri/perusahaan
terutama tentang pengembangan SDM serta
budaya kerja;
- Memiliki kompetensi teknis sesuai
bidang/bentuk kemitraan;
- Memiliki kemampuan sebagai pemantau dan
pengolahan data.
2) Teknis dari DUDI:
- Memiliki kemampuan untuk
mengkomunikasikan kebutuhan
industri/perusahaan kepada tim teknis
lembaga pelatihan sesuai hasil analisis
kemitraan;
- Dapat melakukan pengambilan keputusan
atau mewakili perusahaan/industri dalam
pelaksanaan kemitraan;
- Menguasai bidang yang akan dikerjasamakan;

14 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


- Diharapkan memiliki wawasan dan
pemahaman dalam bidang pelatihan dan
pengembangan SDM;
- Memiliki kemampuan sebagai pemantau dan
pengolahan data.
2. Tugas Tim Teknis
a. Melaksanakan kemitraan sesuai bidang kerjasama
dari hasil analisis kebutuhan kemitraan, antara lain:
1) Menindaklanjuti hasil analisis kebutuhan
kemitraan sampai menghasilkan program kerja
yang tersusun dengan baik;
2) Melaksanakan administrasi kegiatan kemitraan;
3) Melakukan koordinasi yang baik dengan
pihakpihak yang terkait sebagaimana diatur
dalam Nota Kesepahaman Bersama;
4) Membuat Instrumen evaluasi dan
mengaplikasikan untuk memberikan penilaian
atas hasil kemitraan.

b. Melakukan kunjungan ke DUDI atau Lembaga


Pelatihan;
c. Mengevaluasi hasil kegiatan untuk penyusunan
rencana program-program berikutnya sebagai upaya
untuk pengembangan kemitraan;
d. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksana
teknis di lapangan sesuai tugas dantanggung jawab;
e. Membuat laporan kepada pihak-pihak yang
melakukan kemitraan dengan tembusan kepada
FKLPI Daerah dan FKLPI Pusat.

E. Skema Kemitraan
1. Jenis Kemitraan
a. Jenis kemitraan disesuaikan dengan kebutuhan
DUDI;
b. Persyaratan dan ketentuan untuk kerjasama pada
jenis kemitraan, sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 15
2. Jenis, Tujuan, dan Skema Pelaksanaan Kemitraan
a. Jenis kemitraan dilakukan berdasarkan kebutuhan
industri/ perusahaan/lembaga pelatihan atau
lembaga/instansi lain dengan memperhatikan
kebutuhan, kemampuan, dan ketentuan masingmasing
pihak.
b. Jenis kemitraan dengan tujuan dan skema Kemitraan.
(Lampiran 3 : Contoh Skema Kemitraan)
3. Jangka Waktu Kemitraan dan Tempat
a. Pelaksanaan kemitraan pada suatu jenis harus
memiliki jangka waktu dengan mempertimbangkan
seluruh proses kemitraan;
b. Tempat pelaksanaan kemitraan dapat dilakukan di
LPK, DUDI, atau Instansi lain sesuai jenis kebutuhan
kemitraan dan ketentuan yang berlaku.

F. Pendanaan
Sumber pendanaan pelaksanaan kemitraan berasal dari:
1. Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Daerah;
2. Perusahaan/Industri; atau
3. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB V
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN PELAKSANAAN
KEMITRAAN

A. Monitoring dan Evaluasi


1. Monitoring dilakukan berdasarkan indikator jenis
kemitraan serta tergantung dari tujuan kemitraan
tersebut. Pelaksanaan monitoring dilakukan oleh FKLPI
Daerah dan dibantu oleh Tim Teknis. Langkah-langkah
untuk melakukan monitoring dari program kemitraan,
sebagai berikut :
a. Menentukan indikator program kemitraan. (Lampiran

16 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


3: Indikator Kemitraan);
b. Menentukan target kemitraan dengan merencanakan
target yang besarannya dapat diukur dan
berdasarkan tujuan serta indikator monitoring.
c. Monitoring dilakukan selama program kemitraan
berlangsung dan sesuai dengan jenis, tujuan, dan
target kemitraan tercapai.
d. Monitoring dilaksanakan sesuai dengan indikator
yang telah ditetapkan, dan dilakukan dengan cara:
- Melakukan komunikasi langsung, maupun tidak
langsung (melalui e-mail).
- Mendistribusikan formulir kepada pihak terkait.
- Melakukan Input data ke dalam sistem
monitoring yang tersedia.
- Melakukan analisa data monitoring.
- Mendiskusikan hasil analisa kepada pihak terkait
untuk ditindaklanjuti.
2. Evaluasi bertujuan untuk perbaikan program secara terus
menerus sehingga efektifitas dan efisiensi dapat tercapai
sesuai dengan program perencanaan yang telah
disepakati oleh para pihak. Hasil penilaian evaluasi
berfungsi sebagai indikator/acuan untuk standar
keberhasilan dari suatu kemitraan. (Lampiran 4: Formulir
Evaluasi Program Kemitraan)
3. monitoring dan evaluasi dianalisis oleh internal, yaitu Tim
Teknis dengan dibantu oleh FKLPI Daerah, lalu hasilnya
disampaikan kepada para pihak untuk memutuskan dan
memberikan feedback atau menindaklanjutinya.

B. Pelaporan
1. Ketua FKLPI Daerah wajib melaporkan terbentuknya
FKLPI Daerah kepada Ketua FKLPI Pusat.
2. Laporan pelaksanaan kemitraan dibuat oleh Tim Teknis
dan ditandatangani oleh para pihak sesuai ketentuan
yang diatur pada perjanjian kemitraan.

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 17
3. UPTP melaporkan hasil pelaksanaan kemitraan kepada
Direktur Bina Kelembagaan Pelatihan dengan tembusan
kepada Dirjen Binalattas dan FKLPI Pusat.
4. UPTD melaporkan hasil pelaksanaan kemitraan kepada
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dengan tembusan kepada
FKLPI Pusat.

BAB VI
PENUTUP

Demikian Pedoman Pembentukan Forum Komunikasi


Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah dan Pelaksanaan
Kemitraan Lembaga Pelatihan Kerja dengan Dunia Usaha dan
Dunia Industri ini dibuat agar dapat digunakan sebagai acuan
dalam melaksanakan kemitraan lembaga pelatihan di
Provinsi/Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, sehingga
pelaksanaan kemitraan dapat terlaksana dengan baik sesuai
dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal, Maret 2020

Direktur Jenderal
Pembinaan Pelatihan Dan Produktivitas,

ttd

Bambang Satrio Lelono


NIP 19620705 198803 1 002

18 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


Lampiran 1 : Contoh Draft Nota Kesepahaman Bersama

NOTA KESEPAHAMAN BERSAMA


ANTARA
UPTP/UPTD ……………………………………
PEMERINTAH PROVINSI…………………….
DENGAN
PT. ……………………………………………….
TENTANG
…………………………………………………….
NOMOR : ……………………………………….
NOMOR : ……………………………………….

Pada hari ini, ………………………. tanggal ……………….,


bertempat di ………………… , kami yang bertandatangan di
bawah ini :
1. …………………….. : Kepala UPTP/UPTD ………………….., dalam hal
ini bertindak untuk dan atas ……………., berkedudukan di
…………………….., selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;
2. …………………….. : Direktur PT. …………………….., dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama ………………………………,
berkedudukan di ………………………, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
Untuk selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara
bersama-sama disebut PARA PIHAK, menerangkan terlebih dahulu
bahwa:
a. PIHAK PERTAMA adalah ………………………..
b. PIHAK KEDUA adalah…………………………….

Atas dasar hal tersebut, PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan


Kesepahaman Bersama dalam bidang ……………………. sebagaimana
diatur dalam pasal-pasal berikut ini:

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 19
PASAL 1
TUJUAN

Kesepahaman Bersama ini bertujuan untuk memperkuat


kemitraan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA guna
mendukung link and match lulusan pelatihan PIHAK PERTAMA
dengan kebutuhan tenaga kerja PIHAK KEDUA.

PASAL 2
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Nota Kesepahaman Bersama ini meliputi:


a. informasi dan komunikasi mengenai kebutuhan kompetensi
kerja bidang …………. sesuai kebutuhan industri;
b. pelaksanaan pelatihan kerja bagi calon tenaga kerja dan
tenaga kerja bidang ............... sesuai dengan standar
kompetensi kerja;
c. rekrutmen dan seleksi calon tenaga kerja bidang ............... ;
d. dll…

PASAL 3
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

(1) Tugas dan tanggung jawab PIHAK PERTAMA adalah:


a. melaksanakan pelatihan berbasis kompetensi bagi
calon tenaga kerja dan tenaga kerja yang akan
ditingkatkan kompetensinya;
b. memberikan pembekalan bagi peserta pelatihan untuk
mempersiapkan pelaksanaan on the job training (OJT)
maupun penyelenggaraan program pemagangan oleh
PIHAK KEDUA;
c. dll…
(2) Tugas dan tanggung jawab PIHAK KEDUA adalah:
a. menyiapkan tempat untuk pelaksanaan OJT maupun
pemagangan dibawah naungan ………………. ;
b. menyiapkan instruktur sebagai narasumber dalam
kegiatan pembelajaran, seminar, bimbingan teknis,

20 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


dan/atau pembekalan kepada peserta pelatihan kerja
…........................... ;
c. melakukan identifikasi akhir terhadap kompetensi
lulusan sebagai dasar untuk pelatihan pemantapan
(initial training) paling lama ............. minggu di training
center milik PIHAK KETIGA (jika ada) atau di lembaga
pelatihan kerja;
d. melakukan proses seleksi/test penempatan kerja bagi
lulusan pelatihan PIHAK PERTAMA;
e. menempatkan lulusan pelatihan yang lolos seleksi
untuk bekerja di industri milik PIHAK KEDUA dengan
jabatan yang sesuai dengan kualifikasi kompetensi
yang dimiliki lulusan;
f. memberikan informasi tertulis hasil seleksi dan
penempatan tenaga kerja bagi lulusan pelatihan kerja
kepada PIHAK PERTAMA; dan
g. dll…
(3) Tugas dan tanggung jawab PARA PIHAK adalah:
a. PARA PIHAK wajib saling bersinergi untuk
meningkatkan kompetensi calon tenaga kerja;
b. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersama sama
melakukan proses seleksi calon tenaga kerja dan
tenaga kerja bersama-sama; dan
c. dll…

PASAL 4
PENEMPATAN LULUSAN

Lulusan pelatihan kerja kejuruan .................... dari PIHAK


PERTAMA untuk ditempatkan bekerja pada PIHAK KEDUA
memiliki ketentuan sebagai berikut :

1. PIHAK KEDUA bersedia menempatkan lulusan dari


lembaga pelatihan kerja PIHAK PERTAMA sesuai dengan
kebutuhan dan berdasarkan hasil seleksi/test
penempatan.

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 21
2. PIHAK PERTAMA menyediakan fasilitas pelatihan kerja
agar calon tenaga kerja sesuai dengan kompetensi kerja
yang dibutuhkan oleh PIHAK KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA melakukan koordinasi perihal
pemenuhan kebutuhan kompetensi calon tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh PIHAK KEDUA.
4. Kualifikasi kompetensi yang disediakan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut:

KOMPETENSI PELATIHAN / PENGALAMAN


NO
HARD SKILLS (HS) Operator 2 Operator 2 Operator 2

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

NO KOMPETENSI PELATIHAN / PENGALAMAN

22 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


SOFT SKILLS (SS) Operator 2 Operator 2 Operator 2

1. Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
( K3)
2. Manajemen 5S

3. Lingkungan Kerja
Nyata
4. Mentalitas & Etos
Kerja
5. Disiplin dan Sopan

6. Bekerja dalam Tim

7. Kemauan Belajar
Terus Menerus
8. Beradaptasi/Culture

9. Memiliki Integritas
Kerja
10. Pemecahan
Masalah
11. Profesionalisme

Keterangan:
a. Kompetensi : Kompetensi minimal yang dikuasai/
HS/SS dimiliki siswa lulusan baik Hard Skill
maupun Soft Skill
b. Operator 2 : Operator Jenjang Kualifikasi Level 2
(misalnya: operator junior)
c. Operator 3 : Operator Jenjang Kualifikasi Level 3
(misalnya: kepala regu)
d. Teknisi 4 : Teknisi Jenjang Kualifikasi Level 4
(misalnya: foreman)

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 23
PASAL 5
KORESPONDENSI DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(1) Korespondensi dalam rangka pelaksanaan Nota


Kesepahaman Bersama ini ditetapkan sebagai berikut:
a. PIHAK PERTAMA
UPTP/UPTD ……………….
Alamat : Jl. ……….
Telepon/Fax : …………..
E-mail : …………...

b. KEDUA
PT. ……………….…………..
Alamat : Jl. ……….
Telepon/Fax : …………...
E-mail : …………...

(2) Pelaksanaan Nota Kesepahaman Bersama secara rinci yang


mencakup kegiatan, personil, jadwal kegiatan dan lain-lain
akan diatur kemudian dan disepakati oleh PARA PIHAK.

PASAL 6
JANGKA WAKTU

(1) Nota Kesepahaman Bersama ini berlaku selama …….


(………) tahun terhitung sejak ditandatangani oleh PARA
PIHAK.
(2) Hal-hal lain yang belum diatur atau belum cukup diatur
dalam Nota Kesepahaman Bersama ini akan diatur oleh
PARA PIHAK dan dituangkan dalam addendum yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Nota
Kesepahaman Bersama ini.

24 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


PASAL 7
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Setiap masalah yang timbul dalam pelaksanaan Nota


Kesepahaman Bersama ini akan diselesaikan secara
musyawarah mufakat oleh PARA PIHAK.
(2) Apabila dalam pelaksanaan Nota Kesepahaman Bersama ini
terdapat kebijakan pemerintah atau peraturan lain yang
mengakibatkan perubahan-perubahan dalam Nota
Kesepahaman Bersama ini, selanjutnya akan dibicarakan
dan disepakati bersama oleh PARA PIHAK.

PASAL 8
PEMBIAYAAN

Biaya yang timbul sebagai akibat ditandatanganinya Nota


Kesepahaman Bersama ini dibebankan pada alokasi anggaran
masing-masing PIHAK serta sumber lain yang sah sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.

PASAL 9
PENUTUP

Nota Kesepahaman Bersama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua)


asli masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama bagi PARA PIHAK.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

…………………………………... …………………………………

Mengetahui
Kepala Dinas ……….. Provinsi/ Kota/ Kabupaten

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 25
………………………………………
NIP.
Lampiran 2 : Skema Kemitraan

JENIS
NO. TUJUAN KEGIATAN
KEMITRAAN
1. Rekrutmen - Mendapatkan - Membuat bursa
dan Seleksi SDM kerja online.
berkualitas dan - Penempatan di
kompeten pasar kerja.
sesuai dengan - Program pelatihan
bidangnya. terpadu
- Memudahkan
mendapat
pencari Kerja.
- Relevan dengan
program latihan
kerja.
2. Pelatihan dan - Meningkatkan - Penggabungan
Pengembangan kompetensi program pelatihan
lulusan - Penugasan
- Menambah Instruktur dari/
penempatan ke perusahaan
lulusan - Pinjam meminjam
- Meningkatkan /sewa menyewa
sinergi dan fasarlat
koordinasi - Penyediaan
fasarlat bersama
- Magang/OJT
siswa
- Pengelolaan
pelatihan bersama
- Program pelatihan
terpadu
- Pelatihan
produksi

26 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


3. Penempata - Meningkatkan - Penempatan di
Tenaga Kerja relevansi pasar kerja
pelatihan - Penempatan
mandiri

JENIS
NO. TUJUAN KEGIATAN
KEMITRAAN
- Meningkatkan -
penempatan Penempatan
lulusan dalam dan
luar negeri
4. Pemaganga - Meningkatkan - Penugasan
n kompetensi kerja intala ke
lulusan perusahaan
- Mengetahui dan - On the job
mempelajari training
kondisi nyata Program
dunia kerja - Sinkronisasi
- Meningkatkan kurikulum
kompetensi intala pemagangan
(Instruktur dan - Penugasan
Tenaga Pelatihan) intala tamu
- Penempatan dari
lulusan perusahaan
5. Sertifikasi - Memastikan - Tempat uji
standar kompetensi
kompetensi siswa - Sertifikasi
- Meningkatkan kompetensi
kredibilitas
lembaga pelatihan

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 27
6. Instruktur - Meningkatkan - Penugasan
standar intala tamu
kompetensi intala dari
(Instruktur dan perusahaan
Tenaga pelatihan) - Penugasan
- Mengoptimalkan intala antar
fungsi dari intala lembaga
(Instruktur dan pelatihan
tenaga pelatihan)
7. Peralatan - Mengoptimalkan - Pinjam
penggunaan meminjam
fasarlat fasarlat
- Mengoptimalkan - Sewa menyewa
fisiensi fasarlat fasarlat
- Penyediaan
fasarlat
bersama
8. Skema - Cost sharing - Tidak
Pembiayaan - Transaksi barang memberatkan
dan jasa anggaran
- Sponsorship instansi
- Hibah - Tidak
bertentangan
dengan
peraturan yang
berlaku

28 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


Lampiran 3 : Indikator Kemitraan

NO. JENIS KEMITRAAN SASARAN PARAMETER

1. Rekrutmen Dan
Seleksi:
Jumlah
- Penyerapan Mudah/Tidak
Pencaker - Mudah
Kemudahan Sesuai/Tidak Sesuai
Mendapat Pencaker Ada/Tidak Ada
- Persyaratan
Pencaker
- Kelengkapan Alat
Seleksi

2. Pelatihan Dan
Pengembangan:
Jumlah
- Kompetensi Lulusan Jumlah
- Penempatan Lulusan Ya/Tidak
- Efektifitas Sinergi Ya/Tidak
- Efektifitas Koordinasi Jumlah
- Lulusan Tenaga Kerja
Baru Jumlah
- Lulusan Tenaga Kerja
Pengalaman 1/2/3/4/5/6
- Tingkat Kompetensi

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 29
3. Penempatan Tenaga
Kerja:
Jumlah
- Penempatan Lulusan Ya/Tidak
- Sesuai Kebutuhan 1/2/3/4/5/6
- Tingkat Kompetensi Jumlah
- Dalam Negeri Jumlah
- Luar Negeri

NO. JENIS KEMITRAAN SASARAN PARAMETER

4. Pemagangan:

- Kompetensi Lulusan Sesuai/Tidak


- Kapasitas Lulusan Sesuai
- Sesuai Bidang Jumlah
Pelatihan Ya/Tidak
- Kompetensi Intala
Sesuai/Tidak
- Jumlah Intala Sesuai
Magang
- Pemahaman Budaya Jumlah
Industry
- Sinkronisasi Tercapai/Tidak
Kurikulum Magang
- Serapan Lulusan Ada/Tidak Ada
Magang
Jumlah

30 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


5. Sertifikasi :
Jumlah
- Jumlah yang Lulus 1/2/3/4/5/6
- Level Kelulusan Sangat Bagus/
- Kredibilitas Lembaga Bagus/Cukup/
Pelatihan Kurang
Ada/Tidak Ada
- Penanganan Bagi
yang Tidak Lulus

6. Instruktur :
Sesuai/Tidak
- Kompetensi Intala Sesuai
- Produktifitas Intala Persen (%)
- Jumlah Intala Jumlah
- Jumlah Instruktur Jumlah
Dari Industri
- Jumlah Instruktur Jumlah
Magang

7. Peralatan:
Persen (%)
- Pemanfaatan Persen (%)
Fasarlat Persen (%)
- Efisiensi Fasarlat Lengkap/Tidak
- Efektifitas Fasarlat Lengkap
- Kelengkapan Fasarlat
8. Skema Pembiayaan:
- Kepuasan Para Pihak Puas/Cukup Puas/
Tidak Puas
- Pelanggaran Ada/Tidak Ada
Peraturan
- Keadilan Para Pihak Adil/Cukup Adil/
Tidak Adil

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 31
9. Lain-lain:

- Jumlah Perjanjian Jumlah


Kerjasama dengan
Industri Jumlah
- Jumlah program dan
kegiatan-kegiatan
lain dengan Industri

32 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


Lampiran 4 : Evaluasi Program Kemitraan

FORMULIR EVALUASI PROGRAM KEMITRAAN


(diisi oleh FKLPI Daerah)

Nama Perusahaan : ………………………………………………


Alamat : ………………………………………………
Nama Kontak : ………………………………………………
E-mail dan : ………………………………………………
Telepon : ………………………………………………
Jenis Kemitraan
DESKRIPSI 1 2 3 4

A. Pelaksanaan Program Kemitraan


1. Para pihak sangat berperan aktif pada
pelaksanaan;
2. Kegiatan-kegiatan berjalan sesuai
dengan work plan;
3. Penanganan keluhan memuaskan;
4. Menghubungi para pihak untuk
pelaksanaan kemitraan sangat mudah;
5. Waktu pelaksanaan sesuai target;
6. Fasilitas yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kemitraan tersedia dengan
baik.
Catatan: …………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
DESKRIPSI 1 2 3 4

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 33
B. Komunikasi dan Koordinasi
1. Kontak para pihak dan tim teknis
mudah dihubungi;
2. Diskusi-diskusi mudah dilakukan;
3. Umpan balik ditanggapi dengan baik;
4. Saluran komunikasi yang tersedia
berfungsi efektif;
(e-mail,WA,telepon,HP, SMS,Meeting, dll)

Catatan: …………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..

DESKRIPSI 1 2 3 4
C. Manfaat
1. Para pihak menerima manfaat sesuai
yang diharapkan
2. Waktu, tenaga dan biaya yang
digunakan sesuai dengan manfaat yang
diterima para pihak.
3. Para pihak akan melanjutkan
kemitraan ini.
Catatan: …………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..

34 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


DESKRIPSI 1 2 3 4
D. Masukan Umum
Apa hal utama yang menjadi nilai lebih
yang diperoleh bagi para pihak dalam
kemitraan ini?
…………………………………………………………
…………………………………………………………
Catatan: …………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..

KETERANGAN:
1 = Sangat Setuju
2 = Setuju
3 = Kurang Setuju
4 = Tidak Setuju

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 35
36 |
Alokas i
Nama Perjanjian Dana
Kerjasam a/ MoU *Jenis **Jenis
No. Lembaga/
Mitra
Ke j . / Jumlah APBN/ Penyelenggaraan
Kerjasama Bid ang Peserta APBD/ Ket .
Kerjasama ( Swasta/ Pelatihan
Masa
Nomor Tgl Berlaku BUMN)

1
2
3
4
5





Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


Lampiran 5: Format Pelaporan Kemitraan BLK dengan Industri
Catatan :
*Jenis Kerjasama :
1. Penempatan
2. On the Job Training
3. (OJT) / Pemagangan
4. Pengembangan SDM Instruktur
5. Pengembangan SDM Karyawan Industri / Tenaga Pelatihan
6. Pengembangan SDM Siswa / Pelajar
7. Peralatan (Hibah)
8. Sertifikasi
9. Lainnya

** Jenis Penyelenggaraan Pelatihan :


1. Institusional adalah pelatihan yang diselenggarakan BLK
2. Non Institusional adalah Pelatihan yang diselenggarakan di
luar BLK

DATE: / / NOTE

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 37
DATE: / / NOTE

38 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan


DATE: / / NOTE

Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 39
40 | Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri DaerahPedoman Pembentukan
Pedoman Pembentukan
Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah | 1

Anda mungkin juga menyukai