Anda di halaman 1dari 8

Daftar Isi

BAB 1 : PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………….……..2

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH……………………………………………………………………………………..2


1.2. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………………………3
1.3. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………………………………………………..3
1.4. Metode Penelitian……………………………………………………………………………………………………..3

BAB 2 : Pembahasan……………………………………………………………………………………………………………..4

2.1. Drama Korea dan Remaja……………………………………………………………………………………………….4


2.2. Hubungan Drama Korea terhadap Pola Pikir dan Perilaku Remaja…………………………………..5
2.3. Cara Menghilangkan Pola Pikir dan Perilaku yang Buruk Dikarenakan Menonton Drama
Korea……………………………………………………………………………………………………………………………………..6

BAB 3 : PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………7

3.1. SARAN. ………………………………………………………………………………………………………………………7


3.2. KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………7

BAB 4 : DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………8

1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Dewasa ini,masyarakat di Indonesia terkhususnya kalangan remaja telah terpapar oleh tontonan
yang bermacam – macam untuk memuaskan hasrat hiburan mereka. Mulai dari tontonan dari
televisi, youtube, dan platform – platform lainnya dengan berbagai macam jenis hiburan yang
tersedia. Mulai dari serial barat, anime dari jepang, hingga drama korea. peningkatan jumlah konten
budaya popular Korea, termasuk drama televise telah memperoleh popularitas besar Negara-negara
Asia Tenggara lainnya. Media pemberitaan dan majalah perdagangan telah mengakui munculnya
budaya popular Asia di Korea dengan istilah ‘Gelombang Korea’ (Hallyu atau Hanryu di Korea). Sue
Jin Lee(2011:86) menyebutkan, penetrasi budaya Korea telah berkembang sejak tahun 1997.Peran
media dan para pekerja media dilakukan melalui pengembangan produk media, seperti : drama
televisi, film, lagu-lagu pop (K-Pop). Sehingga penulis tertarik untuk membahahas mengenai drama
korea yang telah “menjamur” dikalangan remaja Indonesia. Menjamurnya remaja yang menyukai
drama korea disebabkan oleh berbagai alasan, diantaranya ialah aktor – aktor yang memerankan
drama – drama tersebut sangat gagah, gaya fashion yang menarik bagi para remaja hingga sebagai
pelarian dari dunia nyata dikarenakan remaja memiliki pandangan bahwa dunia drama sangat indah
dibanding hidupnya. Banyaknya remaja yang mengonsumsi drama korea secara berlebihan
menimbulkan dampak – dampak negatif. Salah satunya ialah dampak dalam hubungan antar lawan
jenis bagi remaja perempuan yang mengonsumsi drama korea secara berlebihan. Remaja wanita
cenderung berkspektasi tinggi dalam hubungannya dikarenakan mereka membandingkan
hubungannya di dunia nyata dengan apa yang dia lihat di drama korea. Alhasil, dikarenakan
banyaknnya tuntutan dari satu pihak, hubungan tersebut akhirnya tidak dapat dilanjutkan atau
berakhir ( kalo kamu udh spesifikin hubungan apa, nanti berpengaruh ke kalimat ini). Dalam
skenario terburuk, kecanduan drama korea dapat mengganggu aktifitas sehari – harinya.

2
1.2. Rumusan masalah
Dari hasil pengamatan, penulis dapat menyimpulkan rumusan masalahnya ialah sebagai berikut :
a. Apa yang menyebabkan remaja mengonsumsi drama korea secara berlebihan?
b. Apa saja dampak menonton drama korea secara berlebihan pada aspek pola pikir dan
perilaku remaja?
c. Bagaimana cara menghilangkan pola pikir dan perilaku yang buruk dikarenakan menonton
drama korea secara berlebihan?
1.3. Tujuan Penulisan
Dari hasil pengamatan, penulis dapat menyimpulkan tujuan penulisannya ialah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan remaja mengonsumsi drama korea secara
berlebihan
b. Untuk mengetahui Apa saja dampak menonton drama korea secara berlebihan pada aspek
pola pikir dan perilaku remaja?
c. Untuk mengetahui bagaimana cara menghilangkan pola pikir dan perilaku yang buruk
dikarenakan menonton drama korea secara berlebihan.

1.5. Metode Penulisan Makalah

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan metode penelaahan melalui studi
pustaka untuk melengkapi materi atau data-data dalam penyusunan makalah ini. Penyusun
melakukan studi pustaka dari berbagai sumber buku dan jurnal.

3
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1. Drama Korea dan Remaja

Drama korea merupakan suatu gelombang hiburan yang sangat besar saat ini. Puncaknya tahun
2010 hingga 2013 saat drama – drama tersebut mulai ditayangkan di televisi nasional sehingga hal
tersebut memudahkan remaja dalam mengakses drama-drama korea. Jeleknya kualitas drama dan
tontonan dalam negeri menjadikan remaja lebih tertarik pada drama-drama korea yang dianggap lebih
berkualitas.

Dunia hiburan korea (terkhususkan pada drama-nya ) memang sedang giat – giatnya
memperlebar sayapnya ke seluruh penjuru dunia. Dari berbagai genre drama pun telah berhasil dan itu
telah terbukti kualitasnya di mata pecinta drama korea di seluruh dunia. Mulai dari genre romance,
Comedy, thriller, hingga science fiction pun berhasil. Hal ini tercapai dikarenakan hasil kerja keras oleh
aktor dan aktris mereka dalam membuat drama – drama tersebut.

Dengan kualitas dari segi plot cerita dan acting dari pemeran – pemerannya, remaja – remaja,
khususnya wanita, terpikat oleh drama korea tersebut.

Dari hasil pengamatan penulis, drama korea memiliki karakter dan pemeran yang sangat baik.
Drama korea juga dibawahi oleh penggarap – penggarap drama yang sudah handal dalam dunianya
sehingga dapat dieksekusi dengan sangat baik.

Dari pengamatan penulis, alur cerita dan tema yang diangkat oleh drama korea sangat menarik
bagi para remaja dikarenakan berlatar belakang kehidupan sehari – hari remaja. Cerita – cerita yang
dapat dikaitkan oleh kehidupan keseharian para remaja pun merupakan salah satu alasan mengapa
remaja mengonsumsi hiburan tersebut.

Menurut Hurlock (Hurlock : 1980) usia remaja merupakan usia yang penuh oleh masalah. Hal
tersebut dikarenakan usia – usia sebelumnya, yakni pada masa kanak – kanak, setiap masalah yang
dimiliki anak sebagiannya akan diselesaikan oleh orang tua atau guru – guru sekolah, sehingga
kebanyakan remaja tidak dapat menyesuaikan diri dengan masalah yang dihadapinya.

4
Saat mereka tidak mampu lagi untuk menyelesaikan masalahnya, remaja tersebut sadar bahwa
penyelesaian setiap masalah tidah harus sesuai dengan harapan mereka. Anna Freud ( Hurlock : 1980)
mengatakan bahwa banyak kegagalan yang dialami remaja bukan disebabkan oleh ketidakmampuan
remaja tersebut, melainkan karena tuntutan yang diberikan kepadanya saat remaja tersebut tak lagi
memiliki tenaga untuk mencoba mengatasi masalahnya tersebut.

Ketika remaja merasa segalanya tidak bisa diatasinya lagi, remaja tersebut akan mencari suatu
pelarian untuk menjauh dari seluruh masalahn – masalah yang dihadapinya untuk menenangkan dirinya
serta lari dari tuntutan serta kenyataan kehidupan. Salah satu caranya ialah dengan menonton drama
korea

Dengan latar belakang cerita yang sangat menyesuaikan dengan kehidupan sehari – hari, serta
berbagai konflik yang dapat remaja samakan dengan kenyataan yang dialaminya, drama korea tersebut
berhasil menjadi suatu medium pelarian yang sangat baik bagi remaja – remaja yang sedang mengalami
konflik dalam kehidupannya.

2.2. Hubungan Drama Korea terhadap Pola Pikir dan Perilaku Remaja.

Masa remaja sangat identic dengan hal penyesuaian. Menurut (Hurlock : 1980) , sepanjang usia
remaja, penyesuaian diri suatu remaja dengan kelompoknya jauh lebih penting dan lebih besar
pengaruhnya disbanding individualitas. Dalam hal ini, remaja – remaja kita sudah sangat mengetahui
yang namanya drama korea.

Ketika dalam suatu kelompok, remaja yang paling berpengaruh sering menonton drama korea
dan sering bercerita mengenai drama korea ketika berkumpul serta berpenampilan khalayak pemeran
dalam drama korea, para remaja lain yang berada dalam perkumpulan tersebut akan melakukan hal
yang sama atau bisa disebut modeling seperti yang dilakukan oleh remaja yang paling berpengaruh pada
kelompok tersebut.

Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Hurlock (Hurlock :1980) bahwa remaja sering bergaul
dengan teman – teman sebayanya sebagai kelompok, maka dapatlah dikatakan pengaruh teman
sebayanya lebih besar disbanding pengaruh dari keluarganya.

5
Dengan adanya tuntutan dari kelompok, seorang remaja akan melakukan modeling terhadap
perilaku dan pola pikir yang dimiliki oleh kelompok tersebut, dalam hal ini yang berkaitan dengan drama
korea.

Dengan menonton drama korea secara berlebihan, remaja tersebut akan disuguhkan dengan
perilaku – perilaku dan pola pikir orang – orang yang ada pada drama korea tersebut. Jika hal ini
dilakukan secara terus menerus dan secara intensif, maka remaja tersebut akan melakukan perilaku
modeling terhadap perilaku – perilaku dan pola pikir tersebut. Contohnya seperti gaya berbusana
mereka.

Drama korea terkenal dengan fashion yang mereka gunakan saat memerankan suatu peran
dalam drama tersebut. Fashion tersebut terlihat sangat menarik bagi para remaja dan ingin melakukan
hal yang sama yakni menggunakan fashion tersebut pada kehidupan sehari hari nya yang semestinya
tidak perlu dilakukannya jika itu tidak perlu.

Pola pikir mereka pun akan terpengaruhi dengan intens –nya mereka mengonsumsi drama
korea tersebut. Mereka akan berpikir bahwa realita tersebut sama halnya dengan apa yang ada di dalam
drama korea. Mudahnya menyelesaikan suatu konflik, banyaknya keajaiban – keajaiban yang tidak logis
yang membantu menyelesaikan suatu konflik, serta indahnya suatu hubungan antar lawan jenis, semua
ini akan tertanam dalam benak remaja tersebut dan akan menjadi suatu ekspektasi – ekspektasi baginya
terhadap dunia sebenarnya.

2.3. Cara Menghilangkan Pola Pikir dan Perilaku yang Buruk Dikarenakan Menonton Drama
Korea.

Salah satu cara agar dapat menghilangkan pola pikir dan perila yang buruk yang disebabkan oleh
remaja yang menonton drama korea secara berlebihan ialah berhenti mengonsumsi drama tersebut.
Remaja tersebut harus mulai mencari kegiatan baru yang lebih positif yang dapat menjadi acuannya
dalam mengembangkan pola pikirnya dan perilakunya.

Menurut Hurlock ( Hurlock : 1980 ), pada awal – awal masa remaja, nilai – nilai dari kelompok
masih tetap yang terpenting bagi suatu remaja. Tetapi, seiring waktu, mereka mulai memperlihatkan
identitas dirinya dan tidak puas hanya dengan dirinya yang selalu mengikuti kelompok. Intinya, remaja
akan mencari identitas dirinya yang asli, cepat atau lambat.

6
Bab 3
Penutup

3.1. Kesimpulan.

Remaja akan melakukan hal yang sama (modeling) terhadap apa yang sering mereka lihat secara terus
menerus. Bisa saja dari kelompok nya maupun dari hal yang mereka konsumsi dan liat setiap saat
danya.yang berpengaruh besar baginu .

3.2. Saran.

Penulis menyarankan kepada para remaja di Indonesia untuk tidak mengonsumsi drama korea secara
berlebihan yang dapat mengakibatkan hal – hal negatif terhadap individu remaja tersebut. Penulis
menyarankan para remaja untuk mengambil hal – hal yang baik dalam drama korea dan tidak
mengambil hal buruknya serta mencari hobi yang lebih produktif.

7
Daftar Pustaka

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Yusuf, Syamsu. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. Penerbit Remaja
Rosdakarya.

Ali, Muhammad., Asrori, Muhammad. 2011. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta.
Penerbit Bumi Aksa

Dagun, Save M. 2002. Psikologi Keluarga. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta

Wade, C , Tavris, C , Garry, M. (2014). “Psikologi”. Edisi kesebelas. Jilid 2. (perjemah : Widyasinta, B ,
Juwono, D , Santika, N.V) . Jakarta Erlangga

Anda mungkin juga menyukai