Anda di halaman 1dari 3

Film dan Musik sebagai Media Komunikasi

Oleh: Muhammad Alfairuz

Film dan musik dapat dijadikan sebagai media komunikasi, karena dalam film dan musik terjadi
pertukaran pikiran, ide, gagasan dari pembuat kepada penikmat musik atau film tersebut. Para
pembuat film dan musik menyampaikan isi pemikirannya dari sudut pandangnya dalam bentuk
visual dan suara sehingga para penonton dapat menerima pesan yang terkandung di dalamnya.
Dalam film dan musik terjadi proses komunikasi antara pembuat dengan penonton melalui
simbol-simbol tertentu, seperti gambar, gerakan, suara, ataupun lirik lagu. Pesan yang
disampaikan sutradara atau pengarang musik pun beragam, bisa berupa kritik sosial, curahan
hati, kisah cinta dan lain sebagainya. Lebih lanjut, komunikasi dalam film dan musik masuk ke
dalam komunikasi massa. Menurut Karlinah, dkk dalam bukunya Komunikasi Massa (1999:13)
mengatakan bahwa komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi
berkelanjutan di mana pesan dikirim dari sumber yang dilembagakan kepada khalayak yang
besar melalui sarana mekanis seperti radio, televisi, dan surat kabar. Komunikasi massa pada
hakikatnya adalah komunikasi yang menggunakan sebuah media. Media yang dimaksud di sini
adalah alat yang digunakan untuk meneruskan pesan dari pengirim ke penerima atau penghubung
antara sumber dan penerima yang dapat dilihat, dibaca, dan didengarkan oleh siapa saja, media
juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu media cetak dan media elektronik. Media elektronik
adalah media massa yang menggunakan alat elektronik terkini, sehingga media elektronik dapat
menarik banyak perhatian seseorang ketika mendengar atau menyaksikannya. Sejak awal, media
elektronik bersifat demokratis, yaitu tidak digunakan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi
untuk masyarakat umum secara keseluruhan. Media massa yang merupakan media elektronik
adalah radio, televisi, film, musik dan internet. Adapun film dan musik sebagai media
komunikasi masa berperan dalam beberapa hal, di antaranya:

Film sebagai media komunikasi massa berperan sebagai agen sosialisasi

Menurut Effendy dalam bukunya Dimensi-Dimensi Komunikasi (1986:134) menjelaskan bahwa


film merupakan media komunikasi audio visual untuk menyampaikan pesan kepada sekelompok
orang yang berada di suatu tempat tertentu. Pesan film sebagai media komunikasi dapat
berbentuk apa saja tergantung pada misi dari film itu sendiri. Namun secara umum, film dapat
menyampaikan berbagai pesan, antara lain mendidik, menghibur, memberi informasi dan
sosialisai. Dalam hal ini, film dianggap sebagai agen sosialisasi yang paling penting karena sifat
audio visual dari film membuat seseorang tertarik untuk melihatnya. Saat menonton film,
seseorang seolah-olah dapat melampaui ruang dan waktu yang mampu bercerita tentang
kehidupan, bahkan dapat mempengaruhi para penontonnya. Film sebagai media komunikasi
yang berperan sebagai agen sosialisasi mampu merubah pandangan seseorang, seperti sosialisi
mengenai gender, contohnya adalah konsep tentang maskulinitas. Maskulinitas adalah bentuk
konstruksi kelaki-lakian terhadap laki-laki. Seorang laki-laki tidak dilahirkan dengan sifat-sifat
maskulin, tetapi maskulinitas dibentuk secara budaya. Karena hal yang menentukan sifat pria dan
wanita adalah kebudayaan (Nasir, 2007:1). Proses penyebaran konsep maskulintas tidak dapat
dipisahkan dari keberadaan media. Media sebagai sarana informasi dan komunikasi telah
menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat karena dianggap sebagai agen penting terhadap
sosialisasi gender dalam masyarakat. Media mengungkapkan kepada kita peran pria dan wanita
dari sebuah sudut pandang. Oleh karena itu, media dapat menjadi penyalur mitos sekaligus
sarana untuk mengidentifikasi mitos tertentu tentang gender laki-laki dan perempuan. Sehingga
film sebagai media komunikasi sering kali memperlihatkan nilai-nilai maskulin baik dalam
media cetak maupun elektronik, misalnya laki-laki lebih sering digambarkan daripada
perempuan dan laki-laki lebih sering terlihat dalam peran kepemimpinan (Ibrahim, 2007:4).

Musik sebagai media komunikasi massa berperan untuk memberikan informasi dan
mempersuasi

Dalam hal ini penyanyi sebagai komunikator memberikan pesan kepada pendengarnya secara
searah. Maksudnya adalah seorang komunikator atau penyanyi memberikan sebuah pesan
kepada masyarakat yang berbeda, kemudian pesan yang disampaikan kepada komunikan harus
memerlukan banyak pihak yang terlibat di dalamnya. artinya adalah seorang penyanyi harus
melibatkan banyak orang untuk menyampaikan lagunya, baik dalam bentuk rekaman ataupun
dalam bentuk video. Selain itu, pihak manajemen juga akan terlibat jika terjadi sebuah komplain
terhadap penyanyi. Lebih lanjut, musik sebagai media komunikasi secara umum digunakan
untuk memberikan sebuah informasi seputar masalah sosial, pendidikan dan sebagai sarana
hiburan. Contoh musik yang menyampaikan pesan kritik sosial, seperti menunjukkan kepada
masyarakat tentang adanya isu-isu ketidakadilan terhadap masyarakat, sehingga penyanyi
mencoba untuk memberi penyadaran terhadap orang yang dituju. Tidak hanya itu, musik juga
digunakan sebagai sarana untuk mempersuasi seseorang. Maulana dan Gumelar dalam bukunya
psikologis komunikasi dan Persuasi (2013:9) mengatakan bahwa persuasi merupakan proses
yang digunakan untuk mengubah perilaku atau sikap seseorang dalam sebuah peristiwa, ide,
objek yang informasinya tersirat, penalaran dan perasaan dalam keadaan tertentu. Dalam hal ini
penyanyi memberikan persuasi secara halus dalam bentuk lagu, sehingga masyarakat lebih
cenderung mendengarkan dibandingan jika diberitahu secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai