Oleh :
Poppy Intan Amelia FIC007098
Lilis Sulistyowati F1C007100
Titi Nugraheni F1C007101
Andri Mahmudin F1C007102
Aditya Purnama P F1C007095
I.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penulis mengharapkan dapat memberikan sumbangan refrensi dan pengetahuan seputar
komunikasi tradisional secara umum dan media dalam komunikasi ebeg Banyumas
secara khusus.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para aktivis
komunikasi tradisional dalam melestarikan budaya-budaya dalam hal ini kesenian ebeg
yang memang sedikit demi sedikit terkikis oleh waktu.
BAB II
PEMBAHASAN
III.1 Kesimpulan
Kata “media” berasal dari kata latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara
harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi sekarang kata
tersebut digunakan baik untuk bentuk jamak maupun mufrad. Kemudian telah banyak pakar dan
organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media.
Media atau peralatan yang digunakan dalam kesenian ebeg adalah gending pengiring yang terdiri
dari kendang, saron, kenong, gong, dan terumpet. Selain peralatan gending dan tari ada juga
sesaji yang harus disediakan berupa bunga-bungaan, pisang raja, pisang mas, kelapa muda,
jajanan pasar dll. Untuk mengiringi tarian dalam ebeg lagu yang dibawakan biasanya adalah
eling-eling, ricik-ricik, gudril, lung dll. Biasanya dalam pertujukan ebeg diiringi oleh gamelan
yang lazim disebut bendhe. Uniknya lagi, disaat pementasan saat pemain mulai mendem
(kesurupan) mereka mulai memakan pecahan kaca dan benda tajam lainnya.
Media dalam kesenian ebeg diantaranya juga ada sesajen yang digunakan untuk makanan para
indang. Pada intinya, kesenian ebeg memliki jutaan makna terselubung yang membutuhkan
proses penelitian yang panjang agar mendapatkan data yang benar-benar valid.
III.2 Saran
Sudah tidak mencengangkan lagi jika semua hal yang berbau tradisional hanya terdiri dari para
sesepuh yang pada dasarnya sudah tidak muda lagi. Lalu pertanyaannya adalah, kemana generasi
muda? Pertanyaan yang sangat retoris.tentunya generasi muda lebih tertarik akan hal-hal yang
berbau kata “modern”.
Ebeg salahsatu kesenian banyumas yang sudah diujung tanduk kepunahan Nampak sangat
dikhawatirkan akan hilang dari permukaan antara lima samapai sepuluh taun mendatang. Jadi,
dalam makalah ini, penulis menyarankan dan mengajak para generasi muda untuk tetap
melestarikan tiap-tiap elemen kesenian tradisional secara umum dan kesenian ebeg secara
khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Amri Jahi, 1998, Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-negara Dunia
Ketiga, PT. Gramedia, Jakarta
Effendy Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Pengantar Ilmu
Komunikasi, Jakarta : Grasindo. Rosdakarya
Joseph A Devito, 1997, Komunikasi Antar Manusia (edisi kelima), professional book, Jakarta
http://wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/11/kesenian-tradisional-kabupaten-banyumas.html
http://id.wikipedia.org/wiki/seni_tradisional_banyumasan