TANAH03
TANAH03
FORMULASI PERTUMBUHAN
Pertumbuhan suatu jasad (growth=G) dipengaruhi oleh
interaksi beberapa faktor tumbuh sebagai berikut :
G = f (x1, x2, x3 …..xn)
G = laju pertumbuhan x1…xn = faktor tumbuh yang diberikan
1
Apabila satu hara menjadi faktor pembatas dalam pertumbuhan,
maka tanaman akan memperlihatkan respon mengikuti Hukum
Kenaikan Hasil yang Semakin menurun, dengan persamaan
Mitscherlich sebagai berikut:
dy/dx = (A-y)c
dy=kenaikan hasil,
dx=perubahan pertumbuhan tan. akibat penambahan faktor tumbuh
A= hasil maksimum pertumb. tan. di atas tanah subur (bernilai 100)
y = hasil yg diperoleh karena penambahan faktor tumbuh
C= konstanta keseimbangan yang bergantung pada faktor tumbuh alami.
2
Berdasarkan persamaan Spillman, Mitscherlich mengembangkan
persamaan tsb menjadi :
y = A(1-10-cx)
Y= hasil panenan karena penambahan faktor tumbuh x
x = faktor tumbuh
A = hasil maksimum yang akan diperoleh
c = konstanta yang bergantung pada faktor tumbuh alami
Jika faktor lain dalam kondisi optimum, dan jika ada tambahan 1
unit faktor tumbuh dan hasil panenan yang diperoleh (karena
adanya penambahan 1 unit faktor tumbuh) adalah 50%, maka
didapatkan nilai konstanta c sebesar :
log(100-50) = log 100-1c
log 50 = 2-c
c = 2-log50
c = 2-1,699=0,301
3
Jika nilai c=0,301 dijadikan dasar untuk menghitung berapa hasil
panenan yang akan didapatkan (y) jika ada 2 unit faktor tumbuh (x)
yang ditambahkan :
log(100-y) = log100-0,301(2)
log(100-y) = 2-0,602
log(100-y) = 1,398
100-y = 25
y = 75
4
Hasil Y
120
100
80 dY3
60 dY2
40
20 dY1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Fakt. Tumbuh X
Jika terdapat satu unsur hara yang menjadi FAKTOR PEMBATAS (faktor
yang membatasi proses pertumbuhan), maka akan berlaku sebuah konsep
Hukum Faktor Pembatas (The Law of Limiting Factor) atau lebih dikenal
dengan THE LAW OF MINIMUM.
Hukukm ini menyatakan bahwa efek (dampak) suatu faktor akan bernilai paling
kecil apabila masih ada faktor lain yang membatasi pertumbuhan, dan akan
bernilai paling besar apabila semua faktor berada dalam keadaan maksimal.
Untuk menjelaskan konsep ini diberikan contoh di bawah ini :
N P K
-Keb. Optimum (kg) 10 0 100 75
-Pemberian (kg) 50 25 50
-% ase pemberian thd dosis optimum 50% 25% 66,7%
5
Dari ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa unsur P berprilaku sebagai faktor
terbatas (berada dalam jumlah terkecil). Misalkan dari hasil suatu percobaan
penanaman jagung dipupuk sebagai berikut :
Perlakuan A = N0P0 (tanpa dipupuk N dan P)
Perlakuan B = N1P0 (dipupuk N, tanpa pupuk P)
Perlakuan C = N0P1 (tanpa pupuk N, dipupuk P)
Perlakuan D = N1P1 (dipupuk N dan P)
Prod.
Tanah A Tanah B
A B C D A B C D
Perlakuan Hasil/petak
A0B0 = tanaman tidak dipupuk 7,8 kg
A1B0 = tanaman dipupuk A dan tidak dipupuk B 14,2 kg
A0B1 = tanaman tidak dipupuk A, dan dipupuk B 17,1 kg
A1B1 = tanaman dipupuk A dan B 34,1 kg
6
Interaksi Positif
c > (a+b)
B1
c
B0
b a
A0 A1
INTERAKSI NEGATIF
Interasksi dua unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman dapat bersifat
NEGATIF jika tanggapan tanaman terhadap pemberian dua unsur (secara
bersama-sama) lebih kecil dibanding jika kedua unsur tersebut diberikan secara
terpisah.
Perlakuan Hasil/petak
A0B0 = tanaman tidak dipupuk A dan B 7,8 kg
A1B0 = tanaman dipupuk A dan tidak dipupuk B 14,2 kg
A0B1 = tanaman tidak dipupuk A, dan dipupuk B 16,1 kg
A1B1 = tanaman dipupuk A dan B 18,4 kg
7
INTERAKSI NEGATIF
c < (a+b)
B1 c
B0 a
b
A0 A1
a. N2-udara NH3
As.amino Æ Protein
b. NO3- pupuk NH3
8
Dalam tanaman Leguminose, Mo dapat mengaktivasi ensim nitrogenase sehingga
fiksasi N2 udara (udara dalam tanah) dapat menambah kandungan Nitrogen dalam
tubuh tanaman. Sementara pemupukan N juga dapat menambah kandungan N
dalam jaringan tanaman. Atau dengan kata lain kekurangan kandungan N
(defisiensi N) dalam tanaman ini dapat ditingkatkan baik oleh pemberian Mo
maupun pupuk N dan ini berarti antara Mo dan pupuk N memiliki fungsi sama
yaitu “dapat meningkatkan kandungan N dalam jaringan tanaman). Sehingga jika
diberikan bersama-sama kedua faktor tumbuh tsb akan berinteraksi negatif.
Ternyata hal di atas tidak berlaku bagi tanaman non-legum karena tanaman ini tidak
memiliki kemampuan mem-fiksasi N2-udara (tidak memiliki ensim nitrogenase).
Oleh karena itu pemberian Mo hanya dapat mengaktivasi ensim nitrat reduktase
yang berfungsi mengubah N-dari pupuk menjadi NH3. Dengan kata lain persediaan
N dan Mo mutlak harus ada di dalam jaringan tanaman non-legum, sehingga jika
kedua unsur tsb diberikan bersama-sama akan saling bekerja sama di dalam proses
perubahan NH3 menjadi asam amino dan akhirnya menjadi protein.
Hasil tanaman
Kesuburan tanah
Tanah sbg medium tumbuh tanaman memiliki daya dukung terbatas. Pada
suatu saat, daya dukung tanah (kemampuan mensuplai hara) dapat berkurang.
Oleh karrena itu harus ada upaya untuk mempertahankan daya dukung tanah,
lewat upaya memasukkan sejumlah unsur hara ke dalam tanah. Upaya ini
dikenal dengan pemupukan.
9
KEBERADAAN UNSUR HARA DI ALAM
N2 H 2O O2
(78,08%)
CO2 Ar (0,93%)
N 2O (0,03%)
(0,25ppm)
SO2 Ne He
fiksasi H2 Kr Xe
Bahan
organik
N,P,S Pelapukan
Batuan
P,K,Ca,Mg,Fe,Mn,B,Co,Cl
PANENAN
10
NUTRISI TANAMAN
Semua unsur atau senyawa yang dibutuhkan tanaman didefinisikan sebagai
NUTRISI TANAMAN. Unsur unsur yang dibutuhkan suatu tanaman di sepanjang
hidupnya dan mutlak harus ada disebut dengan HARA ESENSIAL. Sifat esensial
(esensialitas) ini dipengaruhi oleh perilaku dan perwatakan tanaman. Bagi tanaman
tertentu suatu hara dapat bersifat esensial, tetapi bagi tanaman lain belum tentu unsur
hara tsb bersifat esensial.
HARA MIKRO, yaitu unsur hara yang di dalam jaringan tanaman konsentra-
sinya <=0,01% (100ppm) per berat kering tanaman. Hara mikro tersebut
adalah Fe, Mn, Zn, Mo, B, Cl dan Co.
HARA TOKSIK yaitu sebagian hara MIKRO yang dapat meracun tanaman
jika konsentrasinya berlebihan dan sebagian hara (unsur) yang sering terdapat
dalam limbah pabrik. Hara tersebbut adalah Fe, Mn, Cu, B, Zn, F, Al, Ni, Pb,
Cd, I, Br, Cr dan Se.
11
Kebutuhan kuantitatif hara oleh tanaman merupakan indikator status hara
dalam jaringan tanaman untuk pertumbuhan. Jika status hara dalam
jaringan tanaman tidak memungkinkan tanaman tumbuh maksimal, status
hara ini disebut deficiency level (aras kekurangan). Sementara status hara
dalam jaringan tanaman yang memungkinkan tanaman tumbuh dengan
maksimal disebut dengan sufficient level (aras kecukupan). Suatu kondisi
(status hara) yang menjadi batas antara aras kekurangan dan kecukupan
disebut dengan critical level (aras kritik). Aras kritik juga disebut sebagai
batas antara tanaman yang respon dan tidak respon terhadap upaya
pemupukan.
Aras kritik ditentukan berdasarkan tingkat hasil 90% dari hasil maksimum
(100%) yang mungkin diperoleh dari suatu budidaya suatu tanaman.
Dengan demikian jika dihubungkan dengan kurve pertumbuhan tanaman,
status hara dalam jaringan tanaman (berdasarkan berat keringnya)
dipilahkan menjadi ARAS DEFISIENSI, ARAS KECUKUPAN dan
ARAS TOKSIK. Sebagaimana digambarkan dalam kurve berikut ini :
100%
90%
80%
Daerah kecukupan/
komsumsi mewah
Daerah Daerah
respon toksik
12
KLASIFIKASI NUTRISI TANAMAN
Pemupukan dan
Kompleks penyiraman
Cadangan
(mineral batuan dan
bahan organik)
Kompleks Larutan
Pertukaran/koloid tanah Permukaan
tanah akar
13
Kompleks Pertukaran
Kompleks -lempung Larutan tanah
cadangan, fiksasi, -Oksida Fe,Al
immobilisasi -Bahan Organik
Mineral primer Ca
SO4-
-feldspar, dsb
K NO3- Cl-
Mineral sekunder
Cl- H2PO4-
-kaolinit, illit, Zn HPO4=
montmorilonit Al
Endapan P, Mn, Ca2+ Mg2+ Na+
Mg
Al3+ Zn2+
Fe,dsb H
Bahan organik Na
Mg2+
Ca2+ K+
14
FAKTOR KUANTITAS DAN INTENSITAS HARA
VOLUME PERAKARAN
cepat
K Pol goyah
U lambat
A
N
T Hara yang dilepas selama pertumbuhan tanaman
I
T
A
S Hara cadangan dalam mineral batuan dan bahan organik
15
K+ teradsorpsi , Kuantitas (Q)
Tanah A
Tanah B
Q
SERAPAN PASIF:
Serapan hara pasif merupakan proses masuknya ion hara ke
dalam “outer space”(ruangan antara dinding sel dan ruang antar
sel yang disebut “inter celluler space).
ion hara
.
dinding sel
16
Proses masuknya ion hara ke dalam outer space ini terjadi lewat
proses difusi dan mempunyai ciri-ciri :
1. Tidak bergantung pada proses metabolisme yang ada dalam
jaringan tanaman. (di dalam jaringan tanaman yang telah mati,
proses ini dapat berlangsung).
2. Proses ini bersifat terbalikkan (reversible), artinya ion hara yang
telah masuk ke dalam ruang outer space dapat keluar kembali,
jika larutan di sekitar akar bersifat lebih pekat.
3. Bersifat tidak selektif (tidak dapat membedakan jenis ion).
ALIRAN MASSA
Merupakan proses gerakan ion hara yang terangkut lantaran adanya proses
transpirasi tanaman. Proses ini terutama terjadi padaion hara yang di dalam
larutan tanah mempunyai konsentrasi tinggi seperti Ca2+, K+danNO3-
KONTAK LANGSUNG
Merupakan proses gerakan hara atau ion dari kompleks padatan tanah langsung ke
permukaan akar tanpa melalui fase padatan tanah. Proses ini biasanya berlangsung
pada saat kandungan air di sekitar akar (dalam zona akar) mulai berkurang.
PENCEGATAN AKAR
Proses inimerupakan bagian dari proses difusi. Pada saat terjadi gerakan hara dari
bagian larutan tanaha yang berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah,
akar yang kebetulan berada di antaranya dapat menyerap ion hara yang lewat.
17
SERAPAN AKTIF
Setelah ion hara berada dalam outer space,proses selanjutnya
ion hara ini akan memasuki ke dalam cairan sitoplasma,
sebagaimana ilustrasi berikut :
outer space
serapan aktif o
plasma membran
K+ sitoplasma
nukleus
18
19