Anda di halaman 1dari 33

DUNIA PERTANIAN

IKLIM TANAMAN

H/p

TANAH

Mekanisasi Pertanian Ekonomi Pertanian


Teknologi pengolahan Hasil Pertanian Sosiologi Masyarakat Tani
Kesuburan Tanah
Ilmu yang mempelajari status tanah yang
berkaitan dengan jumlah dan ketersediaan
unsur hara essensial yang dibutuhkan
tanaman untuk pertumbuhannya
(Tisdale dan Nelson)

Pertumbuhan dan hasil tanaman yang diusahakan


adalah ukuran kesuksesan suatu usaha tani
Pertumbuhan (growth)
Perkembangan yang progressif dari suatu
organisme (Webster)

Progessif : bersifat positip (maju)

Sukulen atau Etiolasi tidak bersifat positip


sehingga sebenarnya bukan pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan interaksi antara sifat


genetis dan faktor lingkungan yang mempengaruhi
Cara mengukur pertumbuhan
Mengukur perkembangan beberapa organ spesifik
tanaman
Mengukur organ tanaman secara keseluruhan
Beberapa istilah dalam parameter pertumbuhan adalah :
Berat kering tanaman, berat kering akar, panjang/lebar
helai daun, diameter batang
Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Tanaman
Faktor Genetis,
yaitu sifat bawaan dari masing-masing tanaman

Faktor ini dapat diperbaiki melalui tindakan pemuliaan


tanaman seperti seleksi massa, persilangan, transfer
gen dll sehingga dihasilkan varitas-varitas unggul
Sifat unggul tersebut dapat berupa sifat tahan terhadap
kekeringan, serangan hama/penyakit tertentu atau lebih
respon terhadap pemupukan dan potensi produksi yang
tinggi
Faktor Lingkungan
yaitu semua keadaan dan pengaruh luar yang memberikan
pengaruh terhadap kehidupan dan perkembangan organisme

Faktor-faktor tersebut antara lain:


Suhu
Ketersediaan Air
Energi Radian
Komposisi Atmosfir
Struktur dan komposisi Udara Tanah
Reaksi Tanah
Faktor-faktor Biota
Suhu, yaitu ukuran intensitas panas

Kisaran suhu makhluk hidup dibumi adalah – 35 oC


hingga 75 oC
Untuk tanaman pertanian kisaran suhunya 15 – 40 oC
Berpengaruh secara langsung terhadap proses
fotosintesis, respirasi, permeabilitas dinding sel
serapan air dan unsur hara, transpirasi, aktivitas
enzim dan koagulasi protein
Jika cahaya adalah faktor pembatas maka suhu
berpengaruh kecil terhadap fotosintesis, tetapi jika
CO2 sebagai faktor pembatas, fotosintesis akan
meningkat dengan meningkatnya suhu
Respirasi juga dipengaruhi oleh suhu
Umumnya respirasi lambat pada suhu rendah dan
meningkat dengan naiknya suhu
Untuk tanaman di daerah sedang (Temperate)
suhu optimum fotosintesis < suhu optimum
respirasi, sehingga hasil pembentukan karbohidrat
selalu lebih banyak dibanding peruraian
karbohidrat untu respirasi
Akibatnya tanaman penghasil tepung (kentang,
jagung) di sub tropis memberikan hasil lebih tinggi
dibanding daerah tropis
Secara tidak langsung suhu berpengaruh terhadap
populasi organisme tanah, pH, komposisi udara
tanah
Ketersediaan Air
Di dalam tanaman air berfungsi sebagai
komponen penyusun karbohidrat, menjaga
cairan protoplasma dan pengangkut unsur hara
dan makanan keseluruh bagian tanaman
Dalam hubungannya dengan pertumbuhan
tanaman, maka sangat penting untuk
diperhatikan parameter Efisiesi Penggunaan Air
(Water Use Eficiency = WUE) yaitu jumlah
bahan kering yang dihasilkan oleh sejumlah
tertentu air
Energi Radiasi
Energi matahari ini meliputi : Kualitas
(λ cahaya )
Intensitas (besar energi radiasi)
Lama pancaran (waktu penyinaran) = foto periodisme
Pada Tan. Gandum (Jepang)
Intensitas cahaya meningkatkan serapan NH4. SO4,
air, P dan K. untuk Ca dan Mg kurang berpengaruh

Fotoperiodisme adalah sifat tanaman yang


berhubungan dengan panjang hari
Dibedakan sebagai tanaman berhari panjang dan
tanaman berhari pendek
Komposisi Atmosfir
Kandungan CO2 di atmosfir berkisar 0,03 %
Berperan penting terhadap aktivitas biologi dan
fotosintesis
CO2 + H2O CnH2n Om + O2
Struktur Tanah dan Komposisi
Udara Tanah
Struktur tanah sangat mempengaruhi
perkembangan perakaran tanaman dan juga
bagian selain akar
Struktur tanah mempengaruhi kerapatan isi (bulk
density) dan secara tidak langsung mempengaruhi
difusi O2 dalam pori tanah dan pernafasan akar
tanaman
Sebagian besar tanaman lahan kering sangat
sensitip terhadap ketersediaan oksigen di daerah
perakaran
Difusi O2 juga dipengaruhi oleh suhu tanah
Reaksi Tanah
Mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui
ketersediaan hara dalam tanah
Faktor Biota
Faktor ini meliputi gangguan hama, penyakit dan
tanaman penggangu (gulma)
Ketidakseimbangan faktor lingkungan seperti
kelembaban, suplai hara (terutama N) secara
berlebihan dapat menyebabkan munculnya
perkembangan biota pembawa hama dan penyakit
secara berlebihan sehingga menekan pertumbuhan
tanaman
Pertumbuhan Tanaman
dan Cara Pengukurannya
Peneliti menggunakan berbagai model matematik
untuk melukiskan suatu pertumbuhan
Model matematik ini berguna untuk memprediksi
pertumbuhan/hasil tanaman jika diberikan suatu
perlakuan seperti pupuk, varitas, atau jumlah
populasi tanaman tertentu (jarak tanam) dll
Model matematik ini juga membantu dalam
penarikan kesimpulan apakan suatu perlakuan
memberi pengaruh nyata atau tidak terhadap
komponen yang diukur
Tipe Pertumbuhan
Hubungan Pertumbuhan dan
Waktu
Secara umum polanya adalah terjadi peningkatan
yang kecil dari ukuran tanaman lalu diikuti
pertumbuhan yang cepat kemudian terjadi
peningkatan secara perlahan dan akhirnya tetap
Pola pertumbuhan ini biasa digambarkan dalam
bentuk kurva yang berbentuk sigmoid
Bentuk Kurva Sigmoid

To
t a
l

Pe
r
t

waktu
Pertumbuhan Tanaman adalah interaksi Faktor
Genetis dan Faktor Lingkungan
Sifat Genetis yang dibawa tanaman telah tertentu
jumlahnya untuk tanaman tertentu
Oleh karena itu potensi pertumbuhan maksimumnya
ditentukan oleh faktor lingkungannya

Pertumbuhan Tanaman adalah fungsi dari berbagai


aspek lingkungan atau faktor pertumbuhan
Faktor tersebut dapat dianggap sebagai variabel yang
besarnya dan kombinasinya akan menentukan
besarnya pertumbuhan yang akan terjadi
G= ƒ (X1 , X2 , X3 , …… Xn)

G = Ukuran pertumbuhan tanaman


X1-Xn = Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
(faktor pembatas pertumbuhan)

Jika dari semua faktor pembatas pertumbuhan


tersebut hanya satu faktor yang kurang (mis. X1)
sedang faktor pembatas lainnya dalam keadaan
optimum maka penambahan faktor yang kurang
tersebut akan meningkatkan pertumbuhannya
Persamaan tersebut dapat ditulis sebagai:

G= ƒ (X1)
, X2 , X3 , …… Xn
Persamaan MITSCHERLICH
E.A. Mitscherlich (1909) mengembangkan
persamaan yang menghubungkan pertumbuhan
tanaman dengan suplai unsur hara tanaman
Jika suatu tanaman diberikan semua unsur hara
dalam jumlah cukup kecuali satu unsur hara dalam
keadaan kurang maka pertumbuhan tanaman
tersebut akan proporsional dengan jumlah unsur
hara yang kurang tersebut (faktor pembatas)
Jika faktor pembatas tersebut ditingkatkan level
pemberiannya secara berulang akan meningkatkan
pertumbuhan tetapi tidak secara linier (berbanding
lurus)
dy/dx = (A - Y) C

dy = peningkatan hasil akibat penambahan jumlah faktor tumbuh dx


dx = penambahan jumlah yang bervariasi dari faktor tumbuh X
A = Hasil maksimum yang mungkin dicapai tanaman jika semua faktor
tumbuh dalam jumlah optimum
Y = Hasil yang diperoleh setelah pemberian jumlah tertentu dari faktor X
C = konstanta pembanding yang tergantung pada sifat-sifat faktor
tumbuh (0,122 untuk unsur N, 0,50 untuk P2O5 dan 0,40 untuk K2O)

Kritik: Nilai C tersebut bukan bersifat tetap tetapi


bervariasi untuk tanaman yang berbeda
Persamaan SPILLMAN
Persamaan ini dikembangkan W.J.. Spillman dan
dikembangkan secara terpisah pada tahun-tahun
berikutnya tetapi prinsipnya sama dengan Pers.
Mitscherlich

Y = M (1 – Rx)

Y = jumlah pertumbuhan yang diproduksi oleh jumlah tertentu faktor X


X = Jumlah faktor tumbuh
M = Hasil maksimum jika semua faktor tumbuh dalam jumlah
maksimum
R = Konstanta
Persamaan Mitcherlich dan Spillman dapat
disederhanakan menjadi:

Y = A (1 - 10cx)

Persamaan di atas dapat dituliskan dalam bentuk


logaritma, yaitu:

Log (A – Y) = Log A – c(x)


Nilai konstanta c = 0,301 dan nilai A dianggap 100 %

Satuan unit faktor tumbuh digunakan istilah BAULE yaitu


jumlah faktor tumbuh yang diperlukan untuk memproduksi
hasil sebesar 50% dari hasil maksimum yang mungkin dicapai
Log (A – Y) = Log A – c(x) A= 100 % dan c= 0,301

Jika terdapat satu faktor pembatas x , maka penambahan 1 baule


faktor x tersebut akan menaikkan 50% hasil

Log (100 – Y) = Log 100 – 0,301(1)


Log (100 – Y) = 2 - 0,301
Log (100 – Y) = 1,699 x inv log
(100 – Y) = 50
Y = 100 – 50
Y = 50 %
Hasil relatip akibat penambahan jumlah
faktor pembatas x yang semakin meningkat
adalah Sbb:

Faktor Tumbuh X Hasil (%) Kenaikan Hasil (%)


0 0 -
1 50 50
2 75 25
3 87,5 12,5
4 93,75 6,25
5 96,88 3,125
6 98,44 1,562
7 99,22 0,781
8 99,61 0,390
9 99,50 0,195
10 99,90 0,098
100

% 80
h
s
l 60

m
a 40
k
s
20

2 4 6 8 10
Jlh faktor tumbuh (x)
Jika ada 2 faktor pembatas (X1 dan X2) maka penambahan masing-
masing faktor tumbuh X1 dan X2 sebanyak 1 baule, akan menaikkan
hasil 25 %

Persamaan dengan 2 faktor pembatas pertumbuhan:

Y = A(1 – 10-0,301x1) (1 – 10-0,301x2)

Y = 50 % x 50 %
Y = 25 %

Semakin banyak faktor pembatas maka kenaikan


hasil semakin kecil walau dengan pemberian
faktor tumbuh dalam jumlah yang sama
Konsep Mobilitas Hara
Bray et.al., memodifikasi Pers. Mitscherlich-Spillman
dengan memasukkan faktor mobilitas hara dalam tanah.
Jika mobilitas hara dalam tanah semakin menurun maka
jumlah hara yang diperlukan untuk mencapai hasil
maksimum akan semakin banyak

Log (A – Y) = Log A – c1b - cx

c1 = konstanta efisiensi b
b = jumlah unsur yang tidak mobil

Anda mungkin juga menyukai