Anda di halaman 1dari 1

Perubahan iklim adalah perubahan pola dan intensitas unsur-unsur iklim pada periode waktu yang

relative lama (30 tahun). Perubahan dapat merupakan suatu perubahan pada kondisi rata-rata cuaca.
Sebagai contoh, kejadian cuaca ekstrim yang lebih sering terjadi atau malah berkurang frekuensinya,
pola musim yang berubah dan meluasnya daerah rawan kekeringan. Perubahan iklim ini dapat
disebabkan oleh emisi gas-gas yang menahan dan menyimpan panas (CO2) dari kendaraan, industry,
pembangkit listrik dan penggundulan hutan. Gas yang menumpuk akan membuat selimut tebal yang
membuat suhu bumi meningkat, mengubah iklim dan mengancam Kesehatan, ekonomi, dan
lingkungan hidup kita. Lingkungan juga merupakan salah satu faktor penting yang tidak dapat lepas
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu
sampai menyebabkan kematian pada tanaman sehingga dapat menyebabkan kehilangan hasil. OPT
ini meliputi hama, pathogen dan gulma. Pathogen yang biasanya menyerang tanaman adalah
cendawan, bakteri, nematoda, virus dan sebagainya. Cendawan dan bakteri umumnya disebarkan
dalam bentuk spora atau potongan hifa. Penyebarannya dapat dibantu oleh angin, air, manusia,
hewan, kontak langsung atau terkandung dalam bagian tanaman (biji, umbi). Sedangkan virus
kebanyakan disebarkan serangga, manusia atau melalui bagian tanaman.

Mengacu pada konsep piramida atau segitiga penyakit, dapat diketahui bahwa penyakit hanya dapat
terjadi apabila ketiga faktor yaitu pathogen, inang dan lingkungan (fisik dan abiotik) disekitar nya
mendukung. Maka, apabila dari salah satu atau lebih komponen tadi menunjukkan kesesuaian akan
berpengaruh terhadap intensitas penyakit yang muncul pada tanaman. Perubahan faktor lingkungan
seperti perubahan iklim memiliki dampak yang sangat besar pada kesehatan tanaman dan
produktivitas pertanian. Perubahan suhu dan curah hujan yang tidak konstan membuat tanaman
lebih rentan terhadap penyaki. Peningkatan suhu lingkungan juga mempercepat perkembangan
patogen dan memperpanjang musim penyakit tanaman. Perubahan iklim juga mempengaruhi pola
musim dan curah hujan, yang dapat mempengaruhi ketersediaan air dan mempengaruhi kondisi
tanah. Hal ini dapat memperparah situasi penyakit tanaman yang sudah ada, dimana pathogen akan
sangat peka dan menentukan apakah iklim atau cuaca cukup untuk perkembangan

Untuk mengatasi dampak negatif perubahan iklim terhadap penyakit pada tanaman, diperlukan
tindakan adaptasi dan mitigasi yang koordinatif. Adaptasi dapat berupa penggunaan varietas
tanaman yang lebih resisten terhadap penyakit, dan pengendalian hama dan patogen secara efektif.
Mitigasi dapat berupa tindakan untuk mengurangi pemicu perubahan iklim, seperti mengurangi
emisi gas rumah kaca dan mempromosikan praktik pertanian yang ramah lingkungan. Ini
membutuhkan kerjasama dan kesadaran global untuk memprioritaskan isu lingkungan dan
memastikan stabilitas lingkungan bagi masa depan.

Anda mungkin juga menyukai