Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN METODE STRUKTURAL ANALITIS SINTETIS (SAS)

BERBANTUKAN PAPAN FLANEL UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS 1 SDN
RONOSENTANAN
Susi Ridloinatin1, Naniek Kusumawati2, Lia Rismawati3
1
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
2
Dosen PKP Universitas Terbuka
3
Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka

Email: susirudiana321@gmail.com1 , naniek@unipma.ac.id2, risma.azki@gmail.com3

ABSTRAK

Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat kemampuan membaca
pemulaan siswa kelas 1 SDN Ronosentanan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca permulaan menggunakan
Metode Struktural Analitis Sintetis (SAS) berbantukan media Papan Flanel pada siswa kelas 1 SDN
Ronosentanan. Penelitian ini dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi, tes, dan
dokumentasi. Data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah pada tahap prasiklus
diperoleh hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 61 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar
50%. Pada siklus I diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 72 dengan presentasi siswa 66%.
Hasil Tindakan siklus II diperoleh hasil belajar membaca permulaan dengan rata-rata 82 dengan
presentase siswa 91%. Dengan demikian dapat disimpulkan pembelajaran Bahasa Indonesia (membaca
permulaan) dengan menggunakan metode Struktural Analitis Sintetis (SAS) berbantukan papan flanel
dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SDN Ronosentanan

Kata kunci: Metode Struktural Analitis Sintetis (SAS), Papan Flanel, dan Membaca Permulaan,

ABSTRACT

The problem faced in this study is the low level of beginning reading skills of grade 1 students of SDN
Ronosentanan in Indonesian language subjects. The purpose of this study was to determine the
improvement of beginning reading skills using the Synthetic Analytical Structural Method (SAS) aided
by Flannel Board media in grade 1 students of SDN Ronosentanan. This research was conducted
through the stages of planning, implementation, observation and reflection. Data collection tools in this
research are using observation, test, and documentation methods. The data obtained from this class
action research is at the pre-cycle stage obtained learning outcomes with an average score of 61 with a
percentage of learning completeness of 50%. In cycle I obtained student learning outcomes with an
average score of 72 with a student presentation of 66%. The results of cycle II actions obtained initial
reading learning outcomes with an average of 82 with a student percentage of 91%. Thus it can be
concluded that learning Indonesian (beginning reading) using the Structural Analytical Synthetic (SAS)
method aided by flannel boards can improve the ability to read the beginnings of grade 1 students of
SDN Ronosentanan.

Keywords: Synthetic Analytical Structural Method (SAS), Flannel Board, and Beginning Reading,

PENDAHULUAN
Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, Membaca merupakan bidang pengajaran yang
memegang peranan yang sangat penting. Agar anak tidak mengalami masalah dalam menerima
dan menguasai materi yang terkandung dalam beragam buku modul, buku penunjang serta
bahan pembelajaran yang lain, maka diperlukan keterampilan membaca permulaan. Jika hal
tersebut terjadi maka progress belajar anak akan berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan
(lebih lambat) dan apabila dibandingkan dengan anak lainya yang tidak mempunyai kendala
dalam kegiatan membaca.
Samsu Somadayo dalam Noor Iskandar (2017) menyatakan bahwa membaca merupakan
aktivitas yang melibatkan interaksi untuk mengeksplorasi dan memperoleh pemahaman
terhadap isi yang terkandung dalam tulisan. Semua hal yang didapatkan melalui membaca dapat
meningkatkan keterampilan berpikir anak, memperjelas pandangan dan memperluas
pengetahuan mereka. Menurut Tarigan dalam Hery Wardiyati (2019), membaca merupakan
suatu rangkaian tindakan yang dilakukan dan dipergunakan bagi orang yang melakukan
kegiatan membaca untuk memahami apa yang terkandung dalam bacaan yang diberikan oleh
pengarang melalui tulisan. Dengan begitu, membaca adalah suatu kegiatan yang terkait dengan
tulisan dan melibatkan mekanisme berfikir untuk mencermati materi atau isi yang terkandung
di dalam teks yang telah dibaca.
Membaca permulaan di SD dibagi menjadi 2, yang pertama adalah membaca permulaan
yang difokuskan kepada siswa kelas rendah yaitu kelas satu (I), dua (II), dan tiga (III). Yang
kedua adalah membaca lanjutan. Membaca lanjutan diperuntukkan oleh kelas IV, V, dan VI.
Putra dalam Riska Amalia Rahman (2021), mengemukakan bahwa membaca permulaan adalah
langkah yang pertama atau step awal membaca bagi siswa kelas I hingga kelas III di Sekolah
Dasar. Tahapan ini lebih menitikberatkan pada pengenalan siswa terhadap materi bacaan yang
sederhana, namun belum mencapai pemahaman yang mendalam terhadap isi bacaan.
Dalam penerapan pembelajaran literasi, pengajar sering dihadapkan pada masalah-masalah
yang dialami oleh siswanya. Salah satunya adalah kesulitan yang dihadapai siswanya berkenaan
dengan membaca awal permulaan. Keahlian membaca yang diperoleh saat membaca awal
permulaan akan mempengaruhi keahlian membaca yang lebih jauh. Sebagai kemampuan yang
menjadi dasar dari kemampuan berikutnya, maka kemampuan membaca permulaan harus
menjadi perhatian utama bagi guru, karena membaca merupakan pondasi bagi siswa untuk
melangkah ke tahap selanjutnya. Oleh karena itu seorang pendidik harus mempergunakan cara
pembelajaran yang benar supaya pembelajaran membaca permulaan bisa berlangsung dengan
baik dan di dalam kelas peserta didik tidak merasa jenuh. Metode merupakan strategi yang
harus dilakukan oleh seseorang untuk meraih tujuan yang diinginkan. Dalam keterampilan
membaca permulaan ada banyak macam-macam metode yang bisa digunakan oleh para
pengajar. Diantaranya adalah Metode SAS. Metode SAS sering diterapkan dalam pengajaran
MMP bagi peserta didik. Metode ini banyak digunakan oleh pengajar untuk siswa kelas 1.
Sebagaimana dipostulatkan oleh A.S Broto (seperti dikutip dalam Emgusnadi, 2018), “Metode
SAS secara khusus dipersiapkan untuk mengajarkan keterampilan membaca serta menulis di
level SD atau MI. Metode SAS dapat digunakan dalam berbagai bidang pengajaran dengan
cakupan yang lebih luas. Dalam mekanisme operasionalnya, metode SAS memiliki step-step
atau tahapan terdiri dari beberapa langkah yaitu struktural untuk menampilkan secara totalitas,
analitik untuk melakukan prosedur pemecahan, dan sintetik melaksanakan penggabungan
kembali seperti menjadi struktur awal”.
Terdapat beberapa metode mengajar dalam membaca permulaan, salah satu metode yang
digunakan adalah metode Struktural Analistis Sintetis (SAS). Menurut Delfi Mufidhatul
Helwah dkk. (2023), Metode SAS juga diketahui sebagai strategi membaca secara menyeluruh,
bagian yang di maksud yaitu siswa diajarkan untuk memecah kata kata dari suatu kalimat lalu
suku kata sampai huruf. Kemuadian dari huruf disusun menjadi suku kata lanjut suku kata
menjadi kata, dan kata dirangkai menjadi sebuah kalimat. Menurut Nunu Rahmadani (2019),
dalam prosedur operasionalnya, metode SAS mempunyai 3 step yaitu, step yang pertama adalah
Struktural. Pada langkah ini menyajikan keseluruhan kalimat. Jadi kalimat ditampilkan secara
keseluruhan. Untuk Langkah yang kedua adalah Analitik yaitu dengan melakukan prosedur
pemecahan kalimat menjadi beberapa kata dan kemudian kata-kata itu diubah menjadi suku
kata lalu suku kata dipecah lagi menjadi huruf. Langkah yang terakhir adalah Sintetis. Langkah
ini melakukan penggabungan lagi huruf menjadi beberapa suku kata, suku kata diubah menjadi
kata dan kata digabung lagi menjadi kalimat yang lengkap.
Metode SAS memiliki beberapa kelebihan serta kekurangan. Menurut Enggar Wulan
Pamungkas (2020), kelebihan metode SAS yaitu metode SAS menganggap kalimat sebagai
satuan terkecil yang memiliki makna untuk berkorespondensi. Kelebihan yang kedua yaitu
metode SAS menyediakan materi pelajaran yang cocok dengan perkembangan Bahasa dan
pengaetahuan siswa yang sejalan dengan konteks area sekitar. Untuk kelebihan yang ketiga
adalah Metode SAS cocok dengan prinsip inquiry, dimana siswa dapat memahami serta
mengenal objek melalui hasil penemuan mereka sendiri. Sedangkan untuk kekurangan dari
Metode SAS yaitu metode SAS kurang praktis atau efisien, yang kedua adalah metode SAS
memakan waktu yang cukup lama. Dan kekurangan selanjutnya adalah metode SAS
memerlukan bantuan visual agar siswa lebih mudah memahami dan mengembangkan
keterampilan membaca.
Metode SAS akan lebih efektif jika berbantukan dengan alat berupa papan flannel. Papan
flannel merupakan sebuah papan kayu yang beralaskan dengan kain flannel. Menurut Nurmi
dkk. (2023), Media papan flanel merupakan media visual yang sangat baik dalam
menyampaikan message kepada khalayak terbatas. Kita dapat memanfaatkan papan berlapis
kain flannel ini sebagai media dalam penyampaian materi. Kita bisa dengan mudah
memampangkan dan melepaskan semua gambar yang akan disajikan, dengan begitu kita dapat
menggunakanya berulang kali. Tidak hanya gambar yang bisa di pasang di papan flannel. Kita
juga dapat memasang angka-angka, huruf-huruf dan lain-lain yang merupakan bahan untuk
materi yang akan diajarkan. Penggunaan papan flanel sangat cocok digunakan untuk siswa
kelas 1 karena siswa kelas 1 cenderung menyukai sesuatu yang kongkret. Dengan papan flannel
kita dapat memasang gambar-gambar yang tentunya disukai oleh siswa kelas 1. Dengan begitu
maka proses pembelajaran di kelas tidak akan membosankan.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di SDN Ronosentanan, ditemukan beberapa
kendala yang dihadapi oleh siswa yaitu kemampuan membaca siswa SDN Ronosentanan masih
lemah. Masalah ini bisa dilihat dari sebagian murid yang belum mahir membaca dengan lancar,
kesulitan dalam mengucapkan bunyi huruf dengan benar serta sulit menuliskan simbol bunyi
huruf dikarenakan siswa belum mampu mengenal huruf dengan baik. Masalah lainya yaitu
metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran membaca masih menggunakan
metode tradisional. Selain itu media pembelajaran yang digunakan kurang kongkret, sedangkan
karakter siswa kelas rendah cenderung tertarik pada media yang kongkret atau nyata.
Dengan mempertimbangkan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik untuk
menjalankan penelian. Oleh karena itu tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui
peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan metode SAS berbantukan papan flannel
pada siswa kelas 1 SDN Ronosentanan.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas 1 SDN Ronosentanan dengan jumlah 12
siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Adapun obyek dari penelitian
ini adalah kemampuan membaca permulaan siswa kelas satu Sekolah Dasar. Tempat
pelaksanaan untuk penelitian adalah SDN Ronosentanan yang beralamat di Dusun Krajan Desa
Ronosentanan Kabupaten Ponorogo. Alasan peneliti memilih tempat tersebut karena lokasi
yang dekat dengan rumah peneliti dan SD tersebut merupakan tempat bertugas peneliti
mengajar. Penelitian dilakukan pada bulan Mei tahun 2023 di kelas satu semester genap tahun
ajaran 2023/2024.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi Teknik Observasi, Tes,
dan Dokumentasi. Syafrida Hafni Sahir (2021), berpendapat bahwa teknik observasi digunakan
oleh peneliti untuk mengamati fenomena yang sedang diteliti secara langsung dilapangan.
Setelah peneliti mengamati langsung ke lapangan, peneliti bisa mengutarakan permasalahan
yang sedang terjadi,yang kemudian bisa dikaitkan dengan teknik pengumpulan data yang lain
seperti questionnaire atau interview serta hasil yang didapatkan dikaitkan dengan konsep dan
penelitian tahun-tahun terdahulu. Teknik yang kedua adalah Tes. Menurut Wahyu Teresia
(2021) tes adalah sebuah rangkaian pekerjaan yang perlu dilakukan oleh seseorang yang akan
diuji dan dari hasil menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat diambil kesimpulan
tentang aspek khusus pada individu tersebut. Jadi agar dapat mengetahui hasil kemampuan
siswa kita dapat mengukur melalui tes. Yang ketiga adalah Dokumentasi. Farah Prihandini
(2018) menyatakan bahwa Dokumentasi adalah Teknik pengumpulan informasi yang bertujuan
untuk memperoleh data mengenai identitas siswa yang akan diteliti, dokumen siswa, hasil
evaluasi siswa sebelum dan setelah melaksanakan tindakan, dokumen pelaksanaan kegiatan
tindakan, dan catatan kegiatan tindakan.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa tes tulis, lembar observasi,
serta dokumentasi pembelajaran dengan metode SAS berbantukan papan flanel. Dengan
instrumen penelitian peneliti dapat mengetahui kendala atau hambatan yang ditemui dalam
proses pembelajaran. Teknik analisis data adalah Teknik yang digunakan untuk menganalisis
atau mengukur hasil dari penelitian Tindakan yang dilakukan di dalam kelas yang sudah
dijalankan dan menjawab pertanyaan atau rumusan masalah serta tujuan penelitian tersebut.
Dalam penelitian, analisis data sangat penting dilakukan agar data yang diperoleh dari peneitian
dapat dinyatakan valid. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas
siswa, lembar observasi aktifitas guru, lembar penilaian evaluasi.
Penggunan analisis deskriptif kualitatif dilaksanakan agar mendapat gambaran hasil
pengamatan kegiatan siswa dalam proses belajar membaca awal dengan menerapkan metode
SAS serta melibatkan kinerja pendidik selama proses pembelajaran. Data kuantitatif yang
didapatkan dari tes setelah siklus I dan siklus II dikonversi menjadi nilai atau prestasi dalam
bentuk persentase dengan menerapkan rumus/acuan penilaian menurut Arikunto (2021),

𝑓
𝑃 =𝑁 x100%

Keterangan:
P: Angka Persentase
f: Jumlah nilai aktivitas yang diperoleh.
N: Jumlah Skor Maksimal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud atau tujuan untuk mengukur peningkatan
kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS berbantukan papan flanel
pada murid kelas satu SDN Ronosentanan. Penelitian ini di latarbelakangi oleh kendala peserta
didik dalam membaca permulaan. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia khususnya membaca permulaan dengan metode SAS berbantukan papan
flanel untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 1 SDN
Ronosentanan Dukuh Krajan Kec. Siman Kab. Ponorogo dilakukan dalam 2 siklus.
Dengan mengacu pada keterangan informasi dari hasil riset yang terkumpul, langkah
selanjutnya adalah melakukan pembahasan mengenai penggunaan Metode SAS dengan
dukungan papan flanel dalam menaikan keterampilan mambaca awal pada murid kelas satu di
SDN Ronosentanan. Penelitian ini menjelaskan kontribusi metode SAS berbantukan papan
flanel dalam meningkatkan ketrampilam membaca awal pada siswa kelas satu di SDN
Ronosentanan. Pembelajaran membaca awal dengan menerapkan metode SAS berbantukan
media papan flanel diawali dengan guru bercerita atau bertanya tentang gambar yang tertempel
di papan flanel. Kemudian guru meminta siswa untuk membacakan kalimat-kalimat yang
berkaitan dengan gambar tersebut. Setelah siswa memahami kalimat, langkah selanjutnya
adalah guru meminta siswa untuk memecah kalimat menjadi kata-kata, kemudian menjadi suku
kata, dan memecah lagi menjadi huruf. Selanjutnya, siswa diminta untuk menggabungkan
kembali huruf-huruf itu menjadi suku kata, kata, dan kembali lagi menjadi kalimat. Metode ini
terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa.
Peningkatan hasil penelitian dapat dilihat pada hasil observasi aktivitas guru, hasil observasi
aktivitas siswa, dan hasil evaluasi siswa, yang diuraikan sebagai berikut:
Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti, data yang didapat adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Tabel Observasi Aktivitas Guru Siklus 1
Skor
No Kode Aspek Yang Dinilai
5 4 3 2 1
1 A Guru menyampaikan materi dengan jelas √
Guru memberikan contoh membaca kalimat di
2 B √
papan flanel dengan benar
Guru memberikan contoh membaca kata di
3 C √
papan flanel dengan benar
Guru memberikan contoh membaca suku kata di
4 D √
papan flanel dengan benar
Guru memberikan contoh melafalkan huruf di
5 E √
papan flanel dengan benar
Guru mengarahkan siswa untuk memberikan
6 F √
kesimpulan selama pembelajaran
20 4
Jumlah Skor 24
Nilai rata-rata 80
Presentase 80%
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus pertama pada tabel diatas, terdapat
sebagian aspek yang belum dikondisikan dengan baik yaitu penyampaian materi dan
mengarahkan siswa untuk memberikan kesimpulan selama pembelajaran.
Untuk hasil observasi aktivitas guru pada siklus kedua di deskripsikan sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru (Siklus II)
Skor
No Kode Aspek Yang Dinilai
5 4 3 2 1
1 A Guru menyampaikan materi secara jelas √
2 B Guru memberikan contoh membaca kalimat di papan √
flanel dengan benar
3 C Guru memberikan contoh membaca kata di papan flanel √
dengan benar
4 D Guru memberikan contoh membaca suku kata di papan √
flanel dengan benar
5 E Guru memberikan contoh melafalkan huruf di papan √
flanel dengan benar
6 F Guru memberi pengarahan siswa dalam mengambil √
kesimpulan pada saat pembelajaran.
25 4
Jumlah Skor 29
Nilai Rata-rata 96
Presentase 96%
Dari hasil observasi aktivitas guru pada tabel diatas, hampir semua aspek dapat dikondisikan
oleh guru kelas dengan baik.
Berdasarkan dari kedua tabel diatas, dapat diperoleh perbandingan peningkatan Aktifitas
Guru pada Siklus pertama dan siklus kedua, yaitu sebagai berikut:

Perbandingan Peningkatan Aktivitas Guru


100% Siklus I Dan Siklus II
96%
80%

50%
Siklus I Siklus II

Dari diagram yang tertera di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan intensitas kerja
para guru pada siklus awal dan siklus kedua dengan menerapkan metode SAS dan didukung
oleh penggunaan papan flanel sebagai media pembelajaran. Pada siklus I, guru memperoleh
skor 24 dengan presentase 80% dengan katagori baik. Walau nilai penelitian itu sudah baik,
namun masih terlihat kurangnya ketepatan pengajar dalam menyampaikan materi dan
kurangnya arahan kepada siswa dalam membuat kesimpulan. Hal ini mengakibatkan siswa
kesulitan memahami materi yang disampaikan dan tidak mau menyimpulkan materi yang
disampaikan. Pada siklus ke II guru meraih skor 29 dengan presentase 96 % dengan kualifikasi
sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa guru telah memahami tahap-tahap dalam
menyampaikan materi dan pengarahan untuk mengambil kesimpulan kepaada siswa dengan
menerapkan metode SAS dengan bantuan papan flanel mampu mengatasi gangguan dan
kebosanan siswa selama proses pembelajaran. Dari hasil aktivitas guru ini, menunjukan bahwa
penggunaan metode SAS berbantukan papan flanel dapat meningkatkan aktivitas guru dalam
mengajar
Aktivitas Siswa
Sama seperti aktifitas guru, aktivitas siswa selama penelitian menunjukan peningkatan yang
signifikan. Fakta tersebut terbukti dengan meningkatnya persentase hasil aktivitas siswa pada
siklus pertama dan siklus kedua. Berikut tabel yang menunjukan perbandingan penilaian
aktivitas siswa:
Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Aspek yang dinilai Jumlah
No Nama Siswa Persentase
A B C D E F Skor
1 Abidzar Satrio P. 2 2 3 3 2 2 14 78%
2 Adiba Naufalyn F 2 2 3 3 2 2 14 78%
3 AnDera Kusniatul 2 2 2 3 2 1 12 67%
4 Azka Aldric S. 2 2 2 3 3 2 14 78%
5 Bagus Firmanshah 3 3 3 3 3 2 17 94%
6 Boby Radhitya R. 2 2 3 3 2 2 14 78%
7 David Gustyan S. 2 2 2 3 2 2 13 72%
8 Elsa Tri Aprilia 2 2 2 3 2 2 13 72%
9 Ikhwan Eka P. 1 2 2 2 2 1 10 56%
10 Muhammad Jimmy 2 2 2 3 2 2 13 72%
11 Saifuddin Hamid 2 2 2 2 2 2 12 67%
12 Ziyan Fatmala M. 3 3 2 3 3 3 17 94%
Jumlah Keseluruhan 25 26 28 34 27 23 163
Persentase 69% 72% 78% 94% 75% 64% 75,4%
Untuk hasil observasi aktivitas siswa Siklus kedua adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Aspek yang dinilai Jumlah
No Nama Siswa Persentase
A B C D E F Skor
1 Abidzar Satrio P. 3 3 3 3 3 2 17 94%
2 Adiba Naufalyn F 3 3 3 3 3 2 17 94%
3 AnDera Kusniatul 3 3 3 3 2 2 16 88%
4 Azka Aldric S. 3 2 3 3 3 2 16 88%
5 Bagus Firmanshah 3 3 3 3 3 3 18 100%
6 Boby Radhitya R. 3 3 3 3 3 2 17 94%
7 David Gustyan S. 3 3 3 3 3 2 17 94%
8 Elsa Tri Aprilia 3 3 3 3 3 2 17 94%
9 Ikhwan Eka P. 2 2 2 2 2 1 11 61%
10 Muhammad Jimmy 3 3 3 3 2 2 16 88%
11 Saifuddin Hamid 3 3 3 2 2 2 15 83%
12 Ziyan Fatmala M. 3 3 3 3 3 3 18 100%
Jumlah Keseluruhan 35 34 35 34 32 25 195
Persentase 97% 94% 97% 94% 88% 69% 90,2%
Berdasarkan dari kedua tabel yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diperoleh perbandingan
peningkatan Aktifitas Siswa pada Siklus pertama dan siklus kedua, yaitu sebagai berikut:
Perbandingan Peningkatan Hasil Aktivitas
Siswa Siklus I dan Siklus II
100% 75% 90%

0%

Siklus I Siklus II

Menurut data pada grafik diatas, terjadi kenaikan aktivitas siswa dengan menerapkan
metode SAS yang didukung oleh papan flanel. Pada siklus pertama, siswa berhasil meraih nilai
163 dengan persentase 75% dan dikatagorikan sebagai cukup. Sementara itu pada siklus kedua
siswa berhasil meraih skor 195 dengan presentasie 90% dan dikatagorikan sebagai baik sekali.
Berdasarkan hasil aktivitas siswa tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
Struktural Analitis Sintetis (SAS) dengan bantuan papan flanel dapat meningkatkan aktivitas
siswa didalam mekanisme pembelajaran.
Hasil Belajar Siswa
Sekolah telah menetapkan standart Kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 70. Adapun
hasil analisis ketuntasan belajar siswa dengan menerapkan metode Struktural Analitis Sintetis
(SAS) menggunakan bantuan papan flanel pada tahap pra siklus, siklus pertama dan siklus
kedua dapat diperiksa pada tabel yang tertera di bawah ini:
Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama Siswa Skor (Max 100) Keterangan
1 Abidzar Satrio P. 70 Tuntas
2 Adiba Naufalyn F 55 Belum tuntas
3 AnDera Kusniatul 50 Belum tuntas
4 Azka Aldric S. 60 Belum tuntas
5 Bagus Firmanshah 80 Tuntas
6 Boby Radhitya R. 70 Tuntas
7 David Gustyan S. 70 Tuntas
8 Elsa Tri Aprilia 70 Tuntas
9 Ikhwan Eka P. 45 Belum tuntas
10 Muhammad Jimmy 50 Belum tuntas
11 Saifuddin Hamid 45 Belum tuntas
12 Ziyan Fatmala M. 75 Tuntas
Jumlah Nilai 740
Rata-rata nilai 61
Persentase Ketuntasan 50%
Untuk data hasil belajar siswa pada tahap Siklus pertama adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Belajar Siswa (Siklus Pertama)
No Nama Siswa Skor (Max 100) Keterangan
1 Abidzar Satrio P. 70 Tuntas
2 Adiba Naufalyn F 75 Tuntas
3 AnDera Kusniatul 70 Tuntas
4 Azka Aldric S. 60 Belum tuntas
5 Bagus Firmanshah 90 Tuntas
6 Boby Radhitya R. 80 Tuntas
7 David Gustyan S. 75 Tuntas
8 Elsa Tri Aprilia 80 Tuntas
9 Ikhwan Eka P. 60 Belum tuntas
10 Muhammad Jimmy 60 Belum tuntas
11 Saifuddin Hamid 60 Belum tuntas
12 Ziyan Fatmala M. 85 Tuntas
Jumlah Nilai 865
Rata-rata nilai 72
Persentase Ketuntasan 66,6%
Sedangkan untuk hasil belajar siswa pada Siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Belajar Siswa (Siklus II)
No Nama Siswa Skor (Max 100) Keterangan
1 Abidzar Satrio P. 85 Tuntas
2 Adiba Naufalyn F 80 Tuntas
3 AnDera Kusniatul 90 Tuntas
4 Azka Aldric S. 85 Tuntas
5 Bagus Firmanshah 95 Tuntas
6 Boby Radhitya R. 80 Tuntas
7 David Gustyan S. 80 Tuntas
8 Elsa Tri Aprilia 85 Tuntas
9 Ikhwan Eka P. 60 Belum tuntas
10 Muhammad Jimmy 75 Tuntas
11 Saifuddin Hamid 80 Tuntas
12 Ziyan Fatmala M. 95 Tuntas
Jumlah Nilai 990
Rata-rata nilai 82
Persentase Ketuntasan 91,6%
Berdasarkan dari ketiga tabel yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diperoleh
perbandingan peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tahap Pra Siklus, Siklus pertama dan
siklus kedua, yaitu sebagai berikut:

Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar


Siswa
100%

0%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Dari analisis data hasil pembelajaran siswa dengan metode SAS yang mengunakan papan
flanel sebagai alat bantu dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Hal
tersebut dapat dilihat dari tabel diatas bahwa pada tahap pra siklus rata-rata nilai sebesar 61
dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa dengan presentase ketuntasan siswa sebesar
50%. Pada siklus I rata-rata nilai meningkat menjadi 72 dan jumlah siswa yang tuntas menjadi
8 siswa dengan presentase ketuntasan 66%. Pada siklus II rata-rata nilai meningkat menjadi 82
dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa dengan presentase ketuntasan 91%.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, terbukti bahwa pembelajaran membaca permulaan
dengan metode SAS berbantukan papan flanel dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan siswa kelas 1. Hal tersebut telah dibuktikan pada penelitian terdahulu yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Siti Fauriza dan Nurmalina (2022), dengan judul “Penggunaan
Metode SAS dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Sekolah Dasar”.
Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa hasil keterampilan membaca permulaan siswa
dengan menerapkan motode SAS dapat meningkatkan dan berpengaruh positif terhadap
keterampilan membaca permulaan. Peningkatan keterampilan membaca permulaan siswa
selama dua siklus dan tes akhir, yaitu pra siklus dengan rata- rata 68,37%, siklus I yaitu 71,12%,
siklus II 74,75 %.
Dari penjabaran di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan membaca pada tahap
awal bisa ditingkatkan dengan menerapkan metode dan media yang cocok pada saat proses
belajar mengajar. Dalam studi ini, peneliti meningkatkan kemampuan membaca awal siswa
dengan mengadopsi metode SAS dan menggunakan papan flanel sebagai media bantu.
Kemampuan membaca permulaan dapat meningkat karena metode yang digunakan lebih
menarik serta berbantukan media yang kongkret seperti papan flanel yang mempunyai warna
yang beraneka ragam, serta kegiatan menempel di papan flanel yang menyebabkan tingkat
pemahaman siswa semakin meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa pemanfaatan metode
Struktural, Analitis, Sintetis (SAS) dengan dukungan papan kain flanel bisa meningkatkan
keterampilan membaca siswa Sekolah Dasar. Hasil penelitian yang meningkat tercermin dari
meningkatnya nilai aktivitas guru dan siswa. Ketika guru lebih aktif, mereka dapat lebih mudah
meneruskan pelajaran kepada siswa dengan lebih baik. Peningkatan kinerja siswa juga
meningkatkan pemahaman siswa pada membaca permulaan. Membaca permulaan dengan
metode SAS berbantukan papan flanel juga meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan
keterampilannya. Meski tidak semua siswa mengalami kesempurnaan, namun nilai rata-rata
dan presentase ketuntasan siswa semakin meningkat.
Dari simpulan yang telah diungkapkan di atas, para ahli merekomendasikan beberapa hal
yang perlu dilakukan yaitu yan ditujukan kepada guru. Menurut peneliti guru harus memberikan
latihan membaca yang lebih beragam, yang kedua juga ditujukan kepada guru tentang
pemberian reward. Sebaiknya seorang perlu memberikan sebuah penghargaan atau hadiah
dalam bentuk pujian atau penilaian atas kinerja siswa sebagai penyemangat siswa agar siswa
lebih tertantang dalam meningkatkan prestasi, yang ketiga siswa yang belum mahir membaca
diberilan tugas tambahan agar siswa bisa lancar membaca dengan cepat, dan yang terakhir
ditujukan kepada kepala sekolah. Kepala Sekolah harus mendukung pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan program dan cara atau inovasi baru guna meningkatkan keterampilan
membaca permulaan siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, A. (2021). Pengaruh Media Papan Flanel Kata Berbasis Metode Sas Terhadap
Keterampilan Membaca Permulaan (Penelitian pada Siswa Kelas 1 SD Negeri
Wonoroto Kabupaten Magelang) (Doctoral dissertation, Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Magelang).

Amalia, R., & Kurniawan, A. (2021). Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Permulaan pada
Siswa Tunagrahita Ringan. Jurnal Ortopedagogia, 7(2), 140-143.

Arikunto, S. (2021). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi 3. Bumi Aksara

Emgusnadi, E. (2018). Metode Pembelajaran Sas Untuk Meningkatkan Keterampilan


Membaca Siswa Kelas I SDNegeri 021 Sitorajo Kari Kecamatan Kuantan Tengah
Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran), 2(5), 659-
665.

Fauriza, S., & Nurmalina, N. (2022). Penggunaan Metode SAS dalam Meningkatkan
Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai,
6(1), 8529-8534.

Helwah, D. M., Arisati, K., & Mufidah, N. Z. (2023). Metode SAS Sebagai Solusi Guru Dalam
Meningkatkan Membaca di Kelas Pemula Madarsah Ibtidaiyah. Attadrib: Jurnal
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 6(1), 1-9.

Iskandar, N. (2017). Pengaruh Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (Sas) Terhadap
Kemampuan Membacapermulaan Siswa Kelas I Sd Negeri No. 125 Inpres Bajeng.

Nurmi, N., Safei, S., & Rasyid, M. R. (2023). Pengaruh Penggunaan Media Papan Flanel
Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Peserta Didik Kelas I SDN Mawang.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 5(1), 56-61.

Prihandini, F. (2018). Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Struktur


Analitik Sintetik Bagi Siswa Tunagrahita Ringan Di Sdit Lhi. Widia Ortodidaktika, 7(1),
37-48.

Rahmadani, N. (2019). Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan Melalui Penerapan


Metode Struktur Analitik Sintetik (SAS) Di Kelas I SDN 61 Tondok Alla Kecamatan
Telluwanua Kota Palopo. Journal of Teaching Dan Learning Research, 1(1), 33-40.

Sahir, S. H. (2021). Metodologi penelitian.

Teresia, W. (2021). Asesmen Nasional 2021. Guepedia.

Wardiyati, H. (2019). Penerapan Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) Untuk


Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas Rendah. Jurnal Pajar (Pendidikan
Dan Pengajaran), 3(5), 1083-1091.
Wulan Pamungkas, E. (2020). Pengaruh Pembelajaran Sas (Struktural Analisis Sintetik)
Dengan Media Bonhu Terhadap Keterampilan Menulis Permulaan Siswa (Penelitian
pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Pager Bateh Kecamatan Candimulyo Kabupaten
Magelang). (Doctoral dissertation, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang).

Anda mungkin juga menyukai