Anda di halaman 1dari 5

Etika

David Johan Hasiholan Parhusip - 2006482211

Judul : Buku Ajar MPKT-A


Kelas :B
Nama Pengarang : Tim Revisi Universitas Indonesia
Data Publikasi : PPKPT Universitas Indonesia, 2017
Tebal Buku : 276 halaman

Etika merupakan bagian dari ilmu filsafat yaitu aksiologi. Etika berfokus pada nilai atau
value dan juga moral manusia yang berkenaan dengan tindakan manusia. Secara etimologi, etika
berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti watak, akhlak, dan kebiasaan. Berhubungan
dengan etika, ada istilah lain yang disebut dengan moral. Moral berasal dari bahasa Latin yaitu
mos yang berarti akhlak atau kebiasaan. Etika dan moral sering diidentikkan sama karena
keduanya memiliki persamaan yang mirip dalam arti. Namun, kedua kata tersebut memiliki sedikit
perbedaan. Moral lebih fokus terhadap pengertian mengenai nilai yang baik dan buruk dari
perilaku manusia sedangkan etika merupakan ilmu yang mempelajari tindakan manusia
menggunakan konsep serta teori etika yang ada. Etika mengajak setiap individu untuk memilih
perilakunya sesuai dengan prinsip moral, prinsip kebajikan, ataupun prinsip kebaikan. Etika
merupakan petunjuk bagi individu untuk bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Etika memiliki banyak sekali istilah di dalamnya yang dapat mengakibatkan ketidakjelasan
bagi banyak orang mengenai etika itu sendiri. Tidak jarang bahwa beberapa istilah tersebut
disamakan dengan etika. Beberapa istilah etika yang umum adalah etiket, moral, norma, dan kode
etik. Etiket atau etiquette dalam bahasa Perancis merupakan ketentuan dalam mengatur sikap
sopan dan santun. Aturan tersebut disepakati untuk mengatur tingkah laku setiap individu dalam
berelasi dengan sesamanya di kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa etiket adalah aturan
yang disepakati oleh masyarakat dalam konteks sosial. Moral merupakan cara seseorang dalam
bersikap, memiliki adat, kebiasaan, dan juga merupakan nasihat serta wejangan yang bersumber
dari adat istiadat ataupun teks suci agama tertentu. Moral juga menggambarkan sifat tindakan
manusia mengenai apa yang baik dan yang buruk. Jika individu memiliki sikap yang bertentangan
dengan sikap baik, sering dikatakan bahwa orang tersebut immoral. Norma yang berasal dari
bahasa Latin merupakan pedoman untuk seseorang dalam berperilaku di kehidupan
bermasyarakat. Norma merupakan arahan atau panduan yang disepakati oleh komunitas tertentu.
Oleh karena itu, norma tidak berlaku untuk semua orang atau tidak bersifat universal melainkan
bersifat khusus atau partikular. Norma dapat dipengaruhi oleh waktu, sejarah, tradisi, kebudayaan,
dan wilayah geografis dari komunitas tertentu. Kode etik atau code of conduct (CoC) merupakan
landasan standar yang ditetapkan dalam pengerjaan tugas. Dapat dilihat bahwa kode etik menjadi
pedoman untuk menjaga prinsip profesionalitas di dunia pekerjaan. Selain itu, kode etik juga
menjadi acuan sikap dalam berelasi dengan sesama pekerja ataupun pihak lain yang terkait. Kode
etik hanya berlaku untuk komunitas profesional tertentu sehingga tidak bersifat umum atau
universal. Kode etik dipengaruhi oleh bidang pekerjaan dan jenis profesi seseorang.
Menurut Bertens (2004), etika sendiri dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu etika
deskriptif, etika normatif, metaetika, dan etika terapan. Etika deskriptif merupakan salah satu etika
yang memiliki gambaran luas dalam seseorang berperilaku. Etika deskriptif menilai tindakan dan
sikap berdasarkan norma baik serta buruk yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat. Dapat
diartikan bahwa etika deskriptif melekat pada moralitas kebudayaan yang dimiliki masyarakat
tertentu. Etika normatif yaitu penilaian mengenai perilaku berdasarkan norma yang ada. Etika
normatif mengkaji mengenai prinsip etis dengan cara rasional dan individu harus
bertanggungjawab atas perilaku yang diperbuatnya. Dapat dikatakan bahwa teori etika normatif
menjelaskan mengenai konsekuensi dari tindakan seseorang. Metaetika adalah etika yang
menguraikan ucapan dengan bahasa yang etis dan berlandaskan aspek moralitas. Metaetika
mengarahkan perhatiannya kepada bahasa etis atau bahasa yang kita gunakan dalam bidang moral.
Kebahasaan dari individu bisa menimbulkan suatu penilaian etis mengenai apa yang baik dan
buruk. Etika terapan merupakan erika yang bersifat praktis dan memperlihatkan fungsi teori dan
norma etika. Etika terapan digunakan dalam menghadapi kasus-kasus yang harus dipahami dan
dianalisis secara kritis, rasional, dan etis. Dalam proses analisis sebuah kasus, etika terapan akan
berhubungan langsung dengan berbagai bidang keilmuan seperti kedokteran, budaya, dan
sebagainya.
Dalam Buku Ajar MPKT-A, dipaparkan beberapa teori etika yang terkait dalam kehidupan
manusia seperti hedonisme, eudemonisme, utilitarisme, dan deontologi. Hedonisme berasal dari
bahasa Yunani yaitu hedonismos dan hedone yang berarti kesenangan atau kenikmatan duniawi.
Hedonisme dicetuskan pertama kali oleh filsuf Yunani yaitu Epikuros (341-270 SM). Menurut
Epikuros, manusia harus bersikap bijaksana terhadap keinginannya. Epikuros mengemukakan
bahwa hedonisme tidak mengejar kepada maksimalisasi tetapi kenikmatan yang secukupnya
(Putra, 2020). Jadi hedonisme dapat diartikan sebagai teori etika yang bertujuan untuk mencari
kesenangan dengan pertimbangan yang rasional dan tolak ukur norma yang ditaatinya.
Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan seorang filsuf Yunani, mengungkapan teori
etika bernama eudemonisme. Menurut Aristoteles, setiap manusia memiliki suatu tujuan yang
dianggapnya baik. Aristoteles juga mengemukakan bahwa tujuan tertinggi setiap manusia adalah
mencapai eudaimonia atau kebahagiaan. Kebahagiaan tersebut seharusnya ada pada setiap diri
manusia. Dapat dikatakan bahwa teori ini memiliki tujuan akhir kebahagiaan. Teori ini juga
bersifat rasional dan mengutamakan moral yang merupakan pertimbangan untuk melakukan
sebuah tindakan yang baik.
Utilitarisme merupakan prinsip moral tindakan manusia yang didasarkan pada prinsip
kegunaan. Peran prinsip kegunaan disini adalah menjadi tolak ukur dalam penilaian dan
pengambilan sebuah keputusan sesuai moral. Menurut filsuf Inggris, Jeremy Bentham (1748-
1832), tindakan yang memiliki fungsi atau kegunaan tertentu adalah tindakan yang sesuai dengan
moral. Jika banyak individu yang bahagia karena suatu perilaku moral maka perilaku tersebut
dikatakan berguna. Tindakan yang kita pilih dan pegang seharusnya merupakan tindakan yang
mampu menguntungkan, memajukan, dan membahagiakan banyak orang.
Kata deon dari bahasa Yunani yang berarti kewajiban merupakan asal dari teori deontologi.
Deontologi adalah teori etika normatif yang dilandasi oleh kewajiban. Dapat dikatakan bahwa
perilaku individu akan dinilai dari bagaimana individu tersebut melakukan kewajiban yang
dimilikinya. Tugas dan aturan yang dijalankan oleh individu merupakan sebuah kewajiban yang
harus dimaknai. Deontologi mendasarkan teorinya dalam dua konsep yaitu kehendak baik dan
kewajiban.
Dari berbagai uraian di atas, kita dapat melihat betapa pentingnya keberadaan etika dalam
kehidupan kita sehari-hari. Tidak hanya untuk diri kita sendiri, namun penerapan etika yang baik
juga diperlukan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Dalam video berjudul “Implementasi
Nilai-Nilai Pancasila dalam Etika Akademik dan Etika Profesi” yang dibawakan oleh Bapak
Yasser Arafat, S.H.,M.H., dipaparkan betapa pentingnya etika dalam dunia akademik maupun
profesi di Indonesia. Pancasila yang kita miliki sebagai warga negara Indonesia merupakan sumber
dari etika dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dijelaskan oleh Pak Yasser, etika
akademik merupakan apa yang seharusnya dilakukan oleh kalangan akademisi dalam bidang ilmu
pengetahuan. Saat ini nilai-nilai dalam setiap sila Pancasila telah diterapkan dalam etika akademik
yang ada di Indonesia. Salah satu contohnya adalah penuruan dari sila kedua Pancasila pada etika
akademik dimana setiap individu akademis harus mampu menunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan dan kearifan seperti menghargai sesamanya serta mengutamakan kebenaran
sebagaimana adanya. Tidak hanya dalam dunia akademis, etika juga sangat diperlukan dalam
dunia pekerjaan. Menurut Pak Yasser, etika profesi merupakan sikap hidup yang mengutamakan
keadilan untuk memberikan pelayanan profesional kepada masyarakat dengan ketertiban dan
keahlian. Seperti pemaparan istilah etika di atas, etika profesi memiliki istilah didalamnya yaitu
kode etik profesi. Kode etik profesi tersebut merupakan sistem norma, nilai, dan aturan tertulis
profesional yang bertujuan untuk menyatakan apa yang benar dan tidak dalam dunia profesional.
Seperti etika akademik, etika profesi di Indonesia tentunya juga menjiwai nilai-nilai yang dimiliki
oleh Pancasila. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita memahami dan menaati etika-etika yang
ada lingkungan kita. Dengan mampu menaati etika yang ada, kita dapat menghargai dan
menghormati sesama di sekitar kita.
Daftar Pustaka

Baqir, H. (2005). Buku Saku Filsafat Islam. Bandung.

Djamaran, S. (2012). Pengaruh Pejabat yang Beretika Terhadap Kepuasan Masyarakat di dalam
Pelayanan Publik. Diambil kembali dari https://ejournal.stieppi.ac.id/file/Jurnal%205.-
Satrias.pdf

Nurazizah, N. (2016). Etika Sunda. Diambil kembali dari http://eprints.walisongo.ac.id/6956/

Putra, I. (2020). Hedonisme Epikuros dalam Perspektif Etika Hindu. Diambil kembali dari
https://core.ac.uk/download/pdf/348220824.pdf

Tim Revisi Universitas Indonesia. (2017). Buku Ajar MPKT-A. Depok: PPKPT Universitas
Indonesia.

Sumber Audiovisual

Arafat, Y. (2020, 17 Mei). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Etika Akademik dan Etika
Profesi. Diambil kembali dari https://www.youtube.com/watch?v=mc-QWJanB3o.

Anda mungkin juga menyukai