Abstrak

2010 rejimen pengobatan TB dipersingkat dari 8 menjadi 6 bulan pengobatan. Dengan rejimen baru ini,
pengobatan lengkap harus dilakukan di bawah Terapi Pengamatan Langsung (DOT) tidak seperti rejimen
8 bulandi TB dan penyedia layanan kesehatan dalam menerapkan DOT untuk pengobatan TB secara
penuMetode: Studi kualitatif terdiri dari 11 wawancara mendalam dan 4 Focus Group Discussion (FDGs)
dilakukan antara Mare

t dan April 2014. Secara keseluruhan, 18 pasien TB dan 16 HCP terlibat dari tiga kesehatan masyarakat
terpilih fasilitas (2 Pusat Kesehatan dan 1 Rumah Sakit) di Addis Ababa, Ethiopia. Perangkat lunak
analisis data kualitatif (Open Code Versi 3.5) digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu kunci dari
wawancara ini melalui pengkodean, gan harian ke fasilitas kesehatan untuk DOT sulit karena jarak yang
jauh fasilitas dari tempat tinggal mereka, kurangnya atau biaya transportasi yang tinggi dan memiliki
implikasi yang tidak diinginkan pada pekerjaan mereka dan kehidupan sosial. Pasien TB harus mengatasi
banyak tantangan untuk mematuhi pengobatan TB setiap hari. HCP juga menunjukkan kesulitan
menerapkan DOT harian berbasis fasilitas terutama karena implikasinya pada pasien TB mereka dan
menyatakan DOT tidak selalu diterapkan untuk kursus lengkap seperti yang direkomendasikan. HCP juga
berbagi keprihatinan mendalam tentang risiko tertular TB yang resistan terhadap beberapa
obat.Kesimpulan: Studi ini menunjukkan ada beberapa tantangan yang terkait dengan DOT harian
berbasis fasilitas sebagai metode TB pengawasan pengobatan di fasilitas kesehatan masyarakat di Addis
Ababa. Ini mungkin indikasi situasi di di Addis Ababa serta di tempat lain di negara ini. Oleh karena itu
program pengendalian TB harus mencari cara yang terbaik meningkatkan pilihan pemberian pengobatan
TB untuk memastikan pengobatan yang memadai. Pendekatan yang lebih berpusat pada pasien bisa
jadidiperkuat dengan desentralisasi lebih lanjut DOT ke tingkat komunitas untuk memastikan kepatuhan