Jenis jenis homomorfisma modul

Diketahui M dan N masing-masing adalah modul atas ring R.

Pemetaan f : M → N adalah homomorfisma modul atas R, maka

1. f dikatakan monomorfisma modul jika f merupakan pemetaan injektif (satu-satu)

2. f dikatakan epimorfisma modul jika f merupakan pemetaan surjektif (onto)

3. f dikatakan isomorfisma modul jika f merupakan pemetaan bijektif (korespondensi satu-

satu), dan selanjutnya M dikatakan isomorfik dengan N

4. f dikatakan endomorfisma modul jika f merupakan homomorfisma dari M ke M

5. f dikatakan automorfisma modul jika f merupakan isomorfisma dari M ke M

( atau f mrupakan endomorfisma bijektif)

Catatan:

f : A→B

(i) f fungsi, jika x1 , x2 A dengan x1= x2 maka f(x1)=f(x2)

(ii) f injektif, jika  x1 , x2 A dengan f(x1)=f(x2) maka x1= x2

(iii) f surjektif, jika yB ,  xA, sedemikian sehingga y=f(x) untuk suatu xA

Diketahui M dan N masing-masing adalah modul atas ring R.

Pemetaan f : M → N adalah homomorfisma modul atas R, maka

Kernel(f) = { xM/ f(x) =0N }= himpunan semua elemen di M yang hasil pemetaannya oleh f

adalah elemen nol di N

Image (f) = { yN / y=f(x) untuk suatu x  M }

Contoh
Diketahui Z =Z-modul
pemetaan identitas f : ℤ → ℤ yang didefinisikan dengan f(m) = m, m  ℤ merupakan suatu
homomorfisma modul atas ℤ.
Homomorfisma f merupakan homomorfisma injektif (satu-satu) karena untuk setiap m, n ∈ ℤ
dengan f(m) = f(n) maka berlaku m = n, sehingga f merupakan suatu monomorfisma

Selanjutnya, karena setiap y  ℤ(𝑘𝑜𝑑𝑜𝑚𝑎𝑖𝑛) selalu terdapat x  ℤ(𝑑𝑜𝑚𝑎𝑖𝑛) sedemikian sehingga

y=f(x) maka pemetaan f merupakan pemetaan surjektif (onto) sehingga f merupakan suatu
epimorfisma.

Karena pemetaan f merupakan homomorfisma injektif dan surjektif maka f bijektif sehingga f
merupakan suatu isomorfisma.
Selain itu, karena f adalah suatu homomorfisma modul dari ℤ ke dirinya sendiri maka f adalah
suatu endomorfisma pada ℤ, dan lebih lanjut karena f adalah suatu endomorfisma bijektif maka
f merupakan suatu automorfisma.