Anda di halaman 1dari 19

SISTEM RUJUKAN

Mira Miraturrofi’ah, S.ST., M.Kes


Pengertian Rujukan Kebidanan
 Rujukan kebidanan adalah kegiatan
pemindahan tanggung jawab terhadap
kondisi klien/ pasien ke fasilitas pelayanan
yang lebih mmadai (tenaga atau
pengetahuan, obat dan peralatannya)
Tujuan
 Umum
Memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang
pelaksanaan rujukan medis dalam rangka menurunkan IMR
dan AMR
 Khusus
1. Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya
dalam rangka menangani rujukan kasus risiko tinggi dan
gawat darurat yang terkait dengan kematian ibu dan bayi.
2. Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan
di wilayah kerja puskesmas
Jenis Rujukan
Menurut Lingkup Pelayanan
1. Rujukan Medis
a. Transfer Of Patient. Konsultasi penderita untuk
keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
operatif, dll.
b. Transfer Of Specimen. Pengiriman bahan
(spesimen) untuk pemeriksaan LAB yang lebih
lengkap.
c. Transfer Of Kowledge/personal. Pengiriman
tenga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu layanan setempat.
2. Rujukan Kesehatan
Yaitu hubungan dalam pengiriman,
pemeriksaan bahan atau spesimen ke fasilitas
yang lebih mampu dan lengkap. Rujukan ini
sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan
peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini
mencakup teknologi, sarana dan operasional.
 Menurut Tata Hubungan
1. Rujukan Internal
adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit
pelayanan di dalam institusi, unit terkait dalam sistem
rujukan internal meliputi: KIA, KB, Poli gigi,
laboratorium, gizi, dan sanitasi.

2. Rujukan Eksternal
Rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari Puskesmas
rawat jalan ke Puskesmas rawat inap) maupun vertikal
(dari Puskesmas ke Rumah Sakit Umum Daerah)
Tatalaksana Rujukan “BAKSOKUDA”
 B (Bidan)
Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan
yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk
melaksanakan kegawatdaruratan.
 A (Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan,
seperti spuit, infus set, tensimeter, dan stetoskop.
 K (Keluarga)
Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) ke
tempat rujukan.
 S (Surat)
Beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien),
alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atu obat-obat.
 O (Obat)
Bawa obat-obat esensial diperlukan selama perjalanan
merujuk.
 K (Kendaran)
Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu
(klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat
rujukan dalam waktu cepat.
 U (Uang)
Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang
cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang
diperlukan di tempat rujukan.
 DA (Darah)
Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan
transfusi darah apabila terjadi perdarahan
Mekanisme Rujukan
1. Menentukan kegawatdaruratan pada tigkat kader, bidan
desa, puskesmas pembantu, dan puskesmas.
2. Menentukan tempat tujuan rujukan.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan
keluarganya.
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
melalui telepon atau radio komunikasi pelayanan
kesehatan yang lebih mampu.
5. Persiapan penderita.
6. Pengiriman penderita.
7. Tindak lanjut penderita.
Hirarki Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Primer
Meliputi: Puskesmas dan jaringannya termasuk
Polindes/ Poskedes, Praktek Mandiri Bidan, Klinik
Bersalin, serta fasilitas kesehatan lainnya milik
pemerintah maupun swasta.
Memberikan pelayanan kebidanan esensial, melakukan
promotif, preventif, deteksi dini dan memberikan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan obstetri
(PPGDON), untuk tindakan pra rujukan dan PONED di
Puskesmas serta pembinaan UKBM termasuk Posyandu.
b. Pelayanan Kesehatan Tingkat Sekunder
Meliputi: RSU Kelas D, C dan B Non pendidikan,
termasuk Rumah Sakit bersalin (RSB), serta Rumah
Sakit Ibu dan Anak (RSIA).
Memberikan pelayanan kebidanan esensial,
melakukan promotif, preventif, deteksi dini,
melakukan penapisan (skrining) awal kasus komplikasi
mencegah terjadinya keterlambatan penanganan dan
kolaborasi dengan tenaga kesehatan dalam
penanganan kasus (PONEK).
c. Pelayanan Kesehatan Tingkat Tersier
Meliputi: Rumah Sakit yang setara dengan RSU dan
Rumah Sakit Khusus Kelas A, Kelas B, Pendidikan, milik
pemerintah maupun swasta.
Memberikan pelayanan kebidanan esensial, melakukan
promotif, preventif, deteksi dini, melakukan penapisan
(skrining) awal kasus komplikasi, mencegah terjadinya
keterlambatan penanganan. Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam penanganan kasus PONEK dan
asuhan kebidanan/ penatalaksanaan kegawatdaruratan
pada kasus- kasus kompleks sebelum mendapat
penanganan lanjut.
PONED dan PONEK
 Pengertian
PONED dan PONEK: Pengelolaan pelayanan rujukan
obstetri dan neonatal dasar dan komprehensif, lembaga
dimana rujukan khusus diharakan dapat diatasi dengan
baik, artinya tidak boleh ada kematian karena
keterlambatan dan kesalahan penanganan.
 Prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan dapat terjadi secara tiba-tiba (hamil,
bersalin, nifas atau bayi baru lahir), tidak dapat diprediksi.
Oleh karena itu, tenaga bidan perlu memiliki kemampuan
penanganan kegawatdauratan yang dilakukan dengan tepat
dan cepat.
Rujukan Klien/ Pasien pada Kasus
Patologis
 Pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus
kebidanan atau dengan penyakit penyerta atau komplikasi
yang memerlukan pelayanan dengan menggunakan
pengetahuan, fasilitas dan peralatan yang memadai atau
kondisi klien/pasien di luar kewenangan bidan.
 Indikasi perujukan ibu, yaitu:
1. Riwayat SC
2. Perarahan pervginam
3. Persalinan kurang bulan <37 minggu
4. Ketuban pecah dan mekonium yang kental
5. Anemia berat dll
Konsep Rujukan Neonatus
 Memberikan pelayanan kesehatan pada
neonatus dengan cepat dan tepat,menggnakan
fasilitas kesehatan neonatus se-efisien mungkin
dan mengadakan pembagian tugas pelayanan
kesehatan neonatus pada unit-unit tersebut
serta mengurangi angka kesakitan dan kematian
bayi.
Identifikasi Neonatus yang akan Dirujuk
 Bayi dengan Risiko Tinggi
1. Premetur/ bayi
2. UK 32-36 minggu
3. Bayi dalam riwayat apneu
4. Bayi kejang berulang
5. Sepsis
6. Asfiksia berat dll
 Identifikasi ibu dengan kehamilan berisiko
1. KPD
2. Hipertensi
3. Sungsang
4. Kompliksi obstetri lain
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai