Anda di halaman 1dari 7

Terbit online pada laman web jurnal: https://ejurnalunsam.id/index.

php/jicom/

Vol. 01 No. 01 (2020) x - x ISSN Media Elektronik: -


Pembuatan Animasi 3D Cerita Pendek Kisah Kaiden Menggapai Mimpi
Nurul Fadhilah(1), Indah Anjarsari (2), Ahmad Yasir (3), Muhammad Abel Firmansyah Pratama(4), Juniardi Nur
Fadilah(4) , Fresy Nugroho(5)
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim,
Malang, Indonesia

200605110044@student.uin-malang.ac.id(1) 200605110037@student.uin-malang.ac.id(2) , 200605110104@student.uin-malang.ac.id(3) ,


200605110139(4)@student.uin@malang.ac.id3 , juniardi.nur@uin-malang.ac.id4 , fresy@ti.uin-malang.ac.id*

Abstract
Sometimes in pursuing dreams we often feel tired and want to give up. Coupled with advances in technology, especially in the
field of social media, we can see the lives of other people easily. We often compare ourselves to others and feel less. The author
wants to present a story to excite the audience when they see it. The writer hopes that by watching this animation, the audience
who previously felt weak and not enthusiastic in achieving their dreams will become enthusiastic again, because we all have
strong reasons not to give up, to be better for ourselves and those we love. The designed animated film is entitled "The Story
of Kaiden Reaching for Dreams" with a duration of approximately 5 minutes using blender software

Keywords—Animation, Short Story, Blender, Moral Story, Dream

Abstrak
Terkadang dalam mengerjar mimpi kita sering merasa lelah dan ingin menyerah. Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi
terutama di bidang social media membuat kita bisa melihat kehidupan orang lain secara mudah. Kita jadi lebih sering
membandingkan diri dengan orang lain dan merasa kurang. Penulis ingin menghadirkan sebuah cerita untuk membangkitkan
semangat penonton ketika melihatnya. Penulis berharap bahwa dengan menonton animasi ini, penonton yang tadinya merasa
lemah dan tidak semangat dalam menggapai mimpinya menjadi semangat lagi, karena kita semua mempunyai alasan yang kuat
untuk tidak menyerah, untuk menjadi lebih baik demi diri kita sendiri dan orang yang kita sayang. Film animasi yang dirancang
berjudul “Kisah Kaiden Menggapai Mimpi” dengan durasi kurang lebih selama 5 menit menggunakan software blender.

Kata Kunci—Animasi, Cerpen, Blender, cerita moral. mimpi

1. Pendahuluan disebabkan karena karakteristik pada masing-masing


siswa berbeda. Salah satu contohnya siswa yang
Mimpi adalah sesuatu yang ingin kita capai dalam
mengalami kesulitan dalam hal belajarnya
hidup. Mimpi bisa membuat kita lebih semangat dan
dikarenakan pada zaman yang semakin berkembang
merencanakan hidup untuk menjadi lebih baik.
seperti sekarang banyak hal yang membuat siswa
Dalam menggapai mimpi terkadang kita akan merasa
malas belajar, hal ini disebabkan pelajar lebih
malas dan ingin menyerah. Namun itulah tantangan
terfokus dengan gadget atau smartphone. Di sekolah
yang harus kita hadapi. Kita harus terus memotivasi
menengah atas yang rata-rata siswa nya mempunyai
diri sendiri agar semangat dalam menggapai mimpi.
smartphone yang mendukung kebutuhan para siswa
Dalam kehidupan nyata, banyak siswa yang motivasi
untuk berkomunikasi melalui media sosial yang saat
belajarnya kurang bahkan ada siswa yang tidak
ini sedang berkembang pesat pada setiap orang yang
memiliki motivasi dan semangat untuk belajar.
memiliki smartphone Berdasarkan latar belakang
Seiring dengan kemajuan zaman, siswa dihadapkan
yang disampaikan, penulis akan membuat cerita
pada tuntutan situasi yang begitu kompleks sebagai
animasi pendek dengan kisah seorang anak yang
suatu hal yang sulit untuk dipenuhi. Hal ini dapat
berusaha menggapai mimpinya, ia merasa lelah dan
Diterima Redaksi : xx-xx-2020 | Selesai Revisi : xx-08-2020 | Diterbitkan Online : xx-08-2020
1
Penulis1, Penulis2
Jurnal J-COM (Jurnal Informatika dan Teknologi Komputer) Vol. 01 No. 01 (2020) xx – xx

ingin menyerah, tetapi mengingat janjinya pada diri 1.3 Software Blender
sendiri dan orangtuanya ia kembali menjadi
semangat. Film ini merupakan cerita pendek berbasis Software Blender merupakan salah satu software
animasi 3D. Tujuan pembuatan film ini untuk yang digunakan untuk membangun animasi 3D.
memotivasi penonton agar semangat dalam Blender ini merupakan perangkat lunak terbuka
menjalani hidup dan menggapai mimpinya. Film (open source). Dalam Blender terdapat berbagai
animasi ini dirancang menggunakan software proses yang berfungsi untuk merancang animasi
blender dengan durasi kurang lebih lima menit. seperti proses modeling, texturing, rigging, rendering
dan proses-proses lainnya (Septiani, 2019). Dengan
1.1 Animasi banyaknya proses yang ada didalamnya membuat
software ini sangat cocok untuk kebutuhan-
Animasi merupakan salah satu seni yang kebutuhan perancangan animasi 3D. Blender juga
memanipulasi gambar menjadi seakan-akan bisa digunakan oleh semua orang baik itu individu
mempunyai nyawa dan hidup dalam artian bisa ataupun kelompok. Sebelum merancang animasi di
bergerak. Karena itu animasi juga dikenal sebagai Blender, pastinya harus di install terlebih dahulu file
motion picture atau gambar bergerak. Sehingga Blendernya ke computer atau laptop. Untuk
dengan adanya animasi kita bisa membuat sebuah mengunduh file installasi Blender bisa di unduh
film dengan teknik komunikasi visual yang potensi melalui website resmi Blender dengan gratis.
dasarnya adalah untuk mengungkapkan hal yang
tidak tampak dan memperjelas hal yang kompleks. 1.4 Moral
Dengan demikian animasi menjadi media yang
digunakan sebagai bahan cerita dalam film yang Menurut KBBI, moral merupakan baik dan buruk
dapat membawa informasi-informasi pengetahuan yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
yang akan disampaikan oleh pembuatnya kewajiban, dan sebagainya. Menurut Imam Al-
(Hendrianto, 2018). Ghazali, moral adalah perangai atau watak sifat yang
menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan
Terdapat beberapa kategori animasi seperti animasi 2 sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya
dimensi dan animasi 3 dimensi. Animasi 2 dimensi secara mudah dan ringan tanpa perlu dipikirkan dan
adalah jenis animasi yang lebih dikenal sebagai film direncanakan sebelumnya. Moral mengacu pada
kartun dengan pembuatan menggunakan teknik sanksi masyarakat apa yang benar dan dapat
animasi hand draw atau animasi sel yang diterima. Bisa dikatakan moral adalah akhlak dari
penggambarannya langsung secara digit. Sedangkan seseorang. Kebanyakan moral tidak tetap karena
animasi 3 dimensi atau biasa disebut sebagai animasi moral akan bergeser dan berubah dengan seiringnya
3D adalah animasi yang mempunyai 3 unsur dimensi waktu . Maka dari itu pengetahuan moral yang baik
yaitu panjang, lebar, dan tinggi (Caroline et al., harus tetap di sebarkan terus menerus supaya
2016). pengetahuan moral dari anak-anak tidak mengalami
penurunan dan juga regenerasi selanjutnya tetap
1.2 Cerita Pendek mendapatkan pengetahuan moral yang baik.

Cerita pendek atau biasa disebut sebagai cerpen 2. Metode Penelitian


merupakan salah satu teks fiksi cerita narasi yang
Secara garis besar metode perancangan dalam
relatif pendek. Dalam cerita pendek terdapat kisah
pembuatan animasi 3D terbagi menjadi tiga bagian.
sepenggal tokoh yang menyenangkan, mengharukan,
Pertama adalah bagian praproduksi, yaitu metode
dan mengandung informasi atau amanat yang tidak
sebelum proses atau produksi perancangan animasi
mudah di lupakan. Adanya cerita pendek ini akan
(Putri et al., 2021). Pada bagian praproduksi ini terdapat
menyebabkan pembaca atau penonton dapat
penentuan ide dan konsep, penentuan karakter,
merasakan senang, gembira, dan juga dapat
penentuan alur cerita, dan pembuatan storyboard. Kedua
menghibur para penikmat cerita tersebut. Sehingga
adalah bagian produksi, yaitu tahap dimana perancangan
cerita pendek ini juga dapat memberi pengetahuan
animasi dilakukan. Pada bagian produksi terdapat
moral karena pengarahan nilai-nilai kebaikan dan
perancangan modeling, texturing, rigging, dan
kebenaran yang ada di dalam cerita tersebut. Dengan
rendering. Terakhir adalah bagian pascaproduksi, yaitu
demikian cerita pendek dapat dijadikan sebagai
editing dan final render. Untuk alur metode perancangan
bahan untuk memberi pengetahuan moral yang baik
film animasi ini bisa dilihat pada gambar 1 berikut.
dan dapat dijadikan sebagai teladan bagi para
penonton.

Jurnal J-COM (Jurnal Informatika dan Teknologi Komputer) Vol. 01 No. 01 (2020) xx – xx
2
Penulis1, Penulis2
Jurnal J-COM (Jurnal Informatika dan Teknologi Komputer) Vol. 01 No. 01 (2020) xx – xx

2.1.3 Alur Cerita


Alur cerita adalah arah jalannya suatu cerita. Pada
pembuatan animasi sangat perlu penyusunan alur
cerita. Karena alur cerita disusun untuk memudahkan
penonton dalam mendapatkan gambaran dari cerita
yang ada dalam animasi tersebut. Sehingga penonton
akan mendapatkan gambaran alur cerita dalam
animasi dan lebih memahami isi animasi tersebut.
Sehingga penonton akan senang menikmati film
animasi tersebut.

2.1.4 Storyboard
Storyboard adalah gambaran dari tiap kejadian yang
ada pada film (Moniaga, 2019). Maka untuk
memudahkan pembuatan film animasi perlu adanya
storyboard. Dengan adanya storyboard tiap kejadian
yang ada pada film animasi akan terlihat jelas.
Sehingga dalam pembuatan animasi nantinya akan
lebih mudah.

2.2 Produksi

2.2.1 Modeling
Modeling adalah proses pembuatan semua objek 3D
yang dibutuhkan dalam animasi dan dilakukan secara
sendiri-sendiri (Ainiyah et al., 2020). Jika
menggunakan software Blender dalam proses
modeling, disana sudah tersedia dengan tools-tools
yang sangat banyak. Proses modeling dapat
Gambar 1. Alur Metode Perancangan
menggunakan beberapa mesh atau bentuk yang
sudah tersedia dalam Blender.
2.1 Praproduksi
2.1.1 Texturing
2.1.1 Ide dan Konsep
Jika proses modeling telah dilakukan, selanjutnya
Pada bagian praproduksi hal yang pertama kali harus
adalah proses texturing. Proses texturing adalah
dilakukan dalam pembuatan animasi adalah
proses pemberian warna atau tekstur pada objek-
penentuan ide dan konsep. Ide dan konsep sangatlah
objek yang sudah dibuat (Setiawan et al., 2019).
penting, karena tanpa adanya ide dan konsep
Dengan proses texturing objek yang sudah dibuat
pembuatan animasi tersebut tidak mempunyai arah
akan terlihat nyata dan menyerupai objek yang
tujuan. Sehingga pembuatan dalam animasi tersebut
sebenarnya.
tidak akan berjalan dengan lancar.
2.1.2 Rigging
2.1.2 Karakter
Setelah proses texturing sudah dilakukan, langkah
Karakter merupakan sifat atau watak dari tokoh yang
selanjutnya adalah proses rigging. Rigging
ada dalam dunia film (Salmon et al., 2017). Maka
merupakan proses pemberian tulang atau struktur
dari itu penentuan karakter sangat penting. Pada
kerangka pada objek yang hidup, seperti manusia
penentuan karakter terbagi menjadi dua, yaitu
atau hewan (Satriawan & Apriyani, 2016). Proses
karakter utama dan karakter pendukung. Karakter
rigging biasanya akan dilakukan pada karakter tokoh
utama adalah tokoh karakter yang sering muncul
yang ada dalam animasi. Sehingga dengan proses
sedangkan karakter pendukung adalah karakter
rigging tersebut karakter atau objek yang hidup bisa
pembantu dalam melengkapi jalannya film. Sehingga
digerakan.
dalam pembuatan animasi ini perlu menentukan
karakter tokoh. Dengan demikian pembuatan animasi
akan lebih mudah dan jelas. 2.1.3 Animating
Animating merupakan proses pemberian gerakan
pada objek yang dibutuhkan. Dengan menggunakan

Jurnal J-COM (Jurnal Informatika dan Teknologi Komputer) Vol. 01 No. 01 (2020) xx – xx
3
Penulis1, Penulis2
Jurnal J-COM (Jurnal Informatika dan Teknologi Komputer) Vol. 01 No. 01 (2020) xx – xx

bantuan storyboard yang sudah dibuat tahap ini akan atau acuan dalam membuat karakter 3D. Berikut
menjadi lebih mudah karena sudah tersusun dengan merupakan desain karakter dari cerita animasi ini.
rapih dan jelas.
• Kaiden
2.1.4 Rendering Kaiden adalah seorang pelajar yang rajin. Ia
bermimpi menjadi astronot muslim. Karena ia
Proses terakhir pada tahap produksi adalah ingin menjadikan umat islam menjadi kaum yang
rendering. Proses rendering merupakan proses yang terdepan dalam sains lagi
dilakukan untuk merancang kejadian-kejadian atau
adegan yang dibutuhkan dalam film animasi
(Abdilah et al., 2021). Sehingga setiap kejadian akan
terlihat lebih jelas dan urut sesuai alur yang
direncanakan. Hasil dari proses rendering adalah
video yang isinya adalah setiap kejadian-kejadian
pada animasi.

2.3 Pasca Produksi

2.3.1 Editing
• Ibu Kaiden
Jika sudah selesai tahap produksi dan sudah Kaiden adalah karakter pendukung dari animasi ini.
mendapatkan video animasi, maka itu masih tidak Karakter ini memiliki karakteristik penyayang.
dapat dijadikan sebagai film yang sempurna sebelum Karakter ini memiliki tampilan fisik berjilbab,
proses editing pada video tersebut. Karena video tinggi, kuning langsat.
tersebut masih belum mendapatkan suara dan masih
perlu tatanan editing yang lebih baik. Maka dari itu
langkah selanjutnya adalah editing dengan
menambahkan efek suara-suara yang dibutuhkan
dan sesuatu lain yang perlu ditambahkan.

2.3.2 Final Render

Setelah editing telah dilakukan, maka tahap


selanjutnya adalah final render dengan
menggabungkan efek suara kedalam hasil video
render. Jika dirasa film animasi sudah sesuai dan
cocok dengan efek suara yang digabungkan. Maka
film animasi tersebut sudah bisa dipublikasikan dan
dipertontonkan kepada khalayak ramai. Selain itu, akan ada beberapa karakter pendukung lain
seperti ibu guru, dan teman-teman untuk mendukung
3. Hasil dan pembahasan cerita ini.
3.1.3 Alur Cerita
3.1 Praproduksi
Secara garis besar film ini akan mengisahkan tentang
seseorang yang kembali bersamangat setelah lelah dan
3.1.1 Ide dan Konsep
kehilangan semangat untuk mencapai cita-citanya.
Berikut adalah gambar dari alur cerita:
Animasi ini mengangkat tema semangat dalam
menggapai mimpi. Konsep animasi ini
berdasarkan akhlak islam bahwa seorang muslim Di sebuah kelas ada seorang siswa yang duduk di
harus menjadi yang ter depan dalam kebaikan, meja kelasnya, siswa tersebut bernama Kaiden.
termasuk paling depan untuk mewujudkan Kaiden merupakan anak yang dikenal rajin dan
mimpinya untuk diri sendiri, orang lain dan untuk pandai. Dia memindai buku pelajarannya dan
agama dan bangsanya. Desain Karakter mencatat dengan rajin. Hari itu adalah hari yang
melelahkan bagi Kaiden, dia mengerjakan banyak
3.1.2 Desain Karakter tugas dan mulai merasa lelah dan bosan. Dalam
hati Kaiden berkata, “Aduh capek banget, belajar
Desain karakter menggunakan gambar 2D dengan terus tiap hari. Aku ingin pulang dan istirahat."
menampilkan sisi tampak depan dan tampak
samping yang akan digunakan sebagai blueprint

Jurnal J-COM (Jurnal Informatika dan Teknologi Komputer) Vol. 01 No. 01 (2020) xx – xx
4
Penulis1, Penulis2
Jurnal J-COM (Jurnal Informatika dan Teknologi Komputer) Vol. 01 No. 01 (2020) xx – xx

Tiba-tiba, kilas balik muncul di benak Kaiden, di seperti cube, cylinder, plane, dll yang kemudian
mana dia melihat dirinya di masa kecil mengobrol dimodifikasi agar sesuai dengan keinginan (Waeo et
dengan ibunya di teras rumah. Sang ibu bertanya al., 2016).
tentang cita-citanya di masa depan, dan dengan
percaya diri dia menjawab, "Saya ingin menjadi
astronot muslimah, Bu," serunya. Dia berjanji
pada dirinya sendiri bahwa dia akan melakukan
semua yang diperlukan untuk mencapai
mimpinya.
Mengingat ingatan masa kecilnya tentang
mimpinya, dia menjadi bersemangat kembali. Ia
kembali mendengarkan penjelasan gurunya
dengan fokus. Tidak menyadari bel sekolah
berbunyi, ia bergegas pulang bersama teman-
temannya.
Kaiden berjalan pulang dan bersemangat kembali, 3.2.2 Texturing
setelah mengingat mimpinya dia berjanji akan Pada tahap texturing, pada blender objek akan di beri
lebih semangat belajar. Perjalanan pulang pun warna dan tekstur dengan cara menggunakan fitur
cepat, tak terasa ia sudah sampai di depan rumah. material dan uv mapping karena disana ada banyak
Setelah menyapa ibunya dia langsung masuk ke pilihan (Windarto, 2013).
kamar. Ia membersihkan badannya lalu kembali
belajar lagi. Ia bertekad untuk aktif dan mencapai
cita-cita yang diimpikannya sejak kecil.

Selanjutnya adalah pembuatan storyboard. Ide cerita


yang telah akan dibuat gambaran agar mempermudah
dalam membuat animasi. Berikut adalah gambar
storyboard.
membuat animasi. Berikut adalah gambar
storyboard.

3.2.3 Rigging
Pada tahap texturing, objek diberi kerangka-kerangka
seperti tulang dengan memanfaatkan fitur Armature pada
belender agar objek memiliki karakter sehingga jika
dibuat animasi karakter tersebut dapat digerakkan (Toar
et al., 2015).

3.2 Produksi
3.2.4 Animating
3.2.1 Modelling
Pada tahap Animating, diatur cahaya dan kamera agar
Pada tahap modelling, objek mulai diberi bentuk tetapi objek yang diambil mendapatkan pencahayaan dan sudut
belum diberi material seperti warna dan tekstur. Objek pandang yang sempurna (Sirumapea et al., 2021). Selain
benda dan karakter dibuat dengan menggunakan mesh, itu juga dibuat key frame supaya objek dapat bergerak

Jurnal J-COM (Jurnal Informatika dan Teknologi Komputer) Vol. 01 No. 01 (2020) xx – xx
5
Penulis1, Penulis2
Jurnal J-COM (Jurnal Informatika dan Teknologi Komputer) Vol. 01 No. 01 (2020) xx – xx

sesuai dengan karakternya dan mengatur durasi animasi dipertotonkan. Karena pada pembuatan sudah sesuai
tersebut. dan berjalan dengan baik maka animasi ini sudah bisa
dipublikasikan.

4 Kesimpulan
Pembuatan Animasi yang menceritakan kisah
seorang anak bernama Kaiden yang berusaha
menggapai mimpinya, ia menemui rintangan dan
merasa ingin menyerah, namun kemudian bisa
bangkit dan menyemangati diri sendiri, tidak lain
bertujuan untuk memberikan pelajaran moral kepada
penonton bahwa dalam menjalani kehidupan akan
selalu ada cobaan dan rintangan, terutama ketika kita
menginginkan sesuatu, kita harus berusaha dengan
sekuat tenaga dan pantang menyerah. Dengan
pembagian metode yang efektif dan efisien
pembuatan animasi berhasil dilakukan dengan baik.
Mulai dari bagian praproduksi hingga sampai pasca
produksi berjalan dengan baik sehingga
menghasilkan film animasi yang utuh. Harapannya
kepada semua orang yang menonton animasi ini dan
3.2.5 Rendering
semua yang terlibat dalam pembuatannya dapat
meningkatkan pengetahuan moral dan tidak pernah
putus asa serta selalu bersemangat dalam suatu
keadaan apapun.

Daftar Rujukan

Ainiyah, K., Hidayah, N., Damayanti, F. P., Hidayah, I. N., Fadila, J.


N., & Nugroho, F. (2020). Rancang Bangun Film Animasi 3D
Sejarah Terbentuknya Kerajaan Samudra Pasai Menggunakan
Software Blender. JISKA (Jurnal Informatika Sunan Kalijaga),
Rendering adalah proses akhir dari keseluruhan proses 5(3), 164–176. https://doi.org/10.14421/jiska.2020.53-04
pemodelan ataupun animasi pada blender. Dalam
rendering, semua elemen sudah dibuat akan Caroline, Y., Tulenan, V., & A. Sugiarso, B. (2016). Rancang Bangun
dikonversikan ke dalam sebuah bentuk output, yaitu Film Animasi 3 Dimensi Universitas Sam Ratulangi. Jurnal
image atau video Teknik Informatika, 9(1), 1–7.
https://doi.org/10.35793/jti.9.1.2016.14639

3.3 Pasca Produksi Hendrianto, G. (2018). Penciptaan Animasi


“Upload” Dengan Teknik Animasi Digital 2D.
Journal of Animation & Games Studies, 3(2),
3.3.1 Editing 185. https://doi.org/10.24821/jags.v3i2.1858

Tahap selanjutnya adalah editing animasi dengan Moniaga, A. N. (2019). Perancangan Film Animasi
melakukan pengeditan video, penggabungan elemen Kehidupan Remaja Dalam Keluarga Single
dan dubbing suara. Semua video dan dubbing suara Parent Untuk Remaja Akhir. Wimba : Jurnal
Komunikasi Visual, 10(1), 26–38.
akan disatukan menggunakan Filmorra, Adobe https://doi.org/10.5614/jkvw.2019.10.1.3
premier, Capcut, dll. Dan tahap akhirnya adalah
merender video animasi. Sehingga pada akhirnya Putri, A. R., Pamungkas, S. M., Pratama, I. A.,
berhasil editing dengan baik. Nahdiyah, N., Wulandari, C., Fadilah, J. N., &
Nugroho, F. (2021). Pembuatan Simulasi
Perang Zaman Pertengahan dengan Metode
3.3.2 Final Render Pose to Pose Menggunakan Software Blender.
JISKA (Jurnal Informatika Sunan Kalijaga),
Tahap akhir adalah render video yang sudah diedit. 6(1), 1–8.
Apabila film animasi sudah sesuai, maka film https://doi.org/10.14421/jiska.2021.61-01
animasi 3D tersebut sudah bisa dipublikasikan dan
Salmon, S. F., Tulenan, V., & A. Sugiarso, B.

Jurnal J-COM (Jurnal Informatika dan Teknologi Komputer) Vol. 01 No. 01 (2020) xx – xx
6
Penulis1, Penulis2
Jurnal J-COM (Jurnal Informatika dan Teknologi Komputer) Vol. 01 No. 01 (2020) xx – xx

(2017). Penggunaan Metode Pose to Pose dalam Bergantung pada Masjid.” Academic Journal of
Pembuatan Animasi 3D Tarian Minahasa Computer Science Research, 3(1), 1–5.
Maengket. Jurnal Teknik Informatika, 12(1), 1– https://doi.org/10.38101/ajcsr.v3i1.317
9. https://doi.org/10.35793/jti.12.1.2017.17867
Toar, R. V., Sugiarso, B. A., Tulenan, V., & Kom,
Satriawan, A., & Apriyani, M. E. (2016). Analisis S. (2015). Perancangan Short Film Animasi
Dan Pembuatan Rigging Karakter 3D Pada Berbasis 3D Pada Legenda Toar Lumimuut. 1–
Animasi 3D “Jangan Bohong Dong.” Jurnal 11.
Teknik Informatika, 9(1), 72–77.
https://doi.org/10.15408/jti.v9i1.5580 Waeo, V., Lumenta, A. S. M., & A. Sugiarso, B. A.
(2016). Implementasi Gerakan Manusia Pada
Septiani, R. W. (2019). Konstruksi Nilai Keislaman Animasi 3D Dengan Menggunakan
Dalam Film Nussa. Skripsi. Menggunakan Metode Pose to pose. Jurnal
http://repository.radenfatah.ac.id/6170/1/SKRI Teknik Informatika, 9(1), 1–8.
PSI RIKA W.pdf https://doi.org/10.35793/jti.9.1.2016.14641

Setiawan, M. I., Trisnadoli, A., & Nugroho, E. S. Windarto, Y. (2013). Pembuatan Film Animasi 3D
(2019). Penerapan Teknik UV Mapping dan Cerita Rakyat “ the Legend of Toba Lake .”
Texture Painting Dalam Pembuatan Film Jurnal Teknik Dan Ilmu Komputer, 02(06),
Animasi 3D Bujang Buta. Teknik, 40(1), 26. 172–179.
https://doi.org/10.14710/teknik.v39i3.22758

Sirumapea, A., Ramdhan, S., & Aisah, S. (2021).


Film Animasi 3D “Pemuda yang Hatinya

Jurnal J-COM (Jurnal Informatika dan Teknologi Komputer) Vol. 01 No. 01 (2020) xx – xx
7

Anda mungkin juga menyukai