Fungsi Linier dan Penerapan
dalam Ekonomi (Lanjutan)
Outline
•Fungsi biaya dan fungsi penerimaan
•Analisis pulang‐pokok (BEP)
•Fungsi anggaran
•Fungsi konsumsi, tabungan, dan angka
pengganda
•Pendapatan nasional
•Analisis IS‐LM
Fungsi Biaya dan Fungsi Penerimaan
3
Biaya
Klasifikasi Biaya
Biaya Tetap (Fixed Cost/ FC)
𝑻𝑪 𝑭𝑪 𝑽𝑪 𝒌 𝒗𝑸
C
𝑇𝐶 𝑘 𝑣𝑄
k
𝑉𝐶 𝑣𝑄
𝐹𝐶 𝑘
Q
Contoh
Seorang petani semangka mempunyai biaya produksi tetap sebesar $10
dan biaya variabel nya sebesar $2 per unit semangka yang dihasilkan.
1. Tentukan persamaan biaya totalnya.
2. Hitung setiap komponen biaya dari kuantitas 0 sampai dengan 6.
3. Berapa total biaya, jika output yang dihasilkan 5 unit.
4. Buat grafiknya.
Contoh
Saat Q = 5 unit, 𝑇𝐶 10 2 5 20
𝐶
Contoh 𝑇𝐶 10 2𝑄
𝑉𝐶 2𝑄
𝐹𝐶 10
𝑄
Pendapatan (Revenue)
Konsep Revenue
• Produsen akan memperoleh pendapatan (revenue) saat menjual
barang produksinya.
• Jumlah revenue merupakan hasil kali antara harga per unit dengan
jumlah unit barang yang terjual.
𝑇𝑅 𝑃 𝑄
• Fungsi revenue menjadi linier saat harga (P) nya tetap, ditentukan
oleh pasar, dan produsen merupakan price‐taker, tidak bisa
menentukan harga.
TR
Contoh
• Chicken snack box dijual seharga $3,5
per unit berapapun jumlah unit yang
terjual. Tentukan fungsi pendapatannya
(8,28)
dan gambar grafisnya. Berapa revenue
saat jumlah yang terjual 8 unit?
𝑇𝑅 3,5𝑄
Saat terjual 8 unit 𝑇𝑅 3,5 8 28
Q
Kentungan (Profit)
Konsep Profit
• Profit 𝜋 merupakan selisih antara total revenue dengan total cost.
𝜋 𝑇𝑅 𝑇𝐶
• Saat 𝜋 0, dikatakan untung (profit); saat 𝜋 0, dikatakan rugi
(loss); dan saat 𝜋 0, dikatakan impas atau pulang‐pokok atau break
even.
Contoh Soal
Produsen yang menjual chicken snack boxes dengan harga $3.50 per
unit mempunyai biaya tetap sebesar $800 per hari dan biaya variabel
nya adalah $1,50 per pak. Tentukan:
1. Persamaan TR, TC, dan 𝜋 nya.
2. Saat dalam sehari hanya terjual 250 unit, apakah sudah untung?
3. Berapa unit yang harus terjual agar produsen mencapai titik impas?
4. Gambarkan grafik profit nya.
Contoh Soal
• 𝑇𝑅 𝑃 𝑄 3,5𝑄
• 𝑇𝐶 𝐹𝐶 𝑉𝐶 800 1,5𝑄
• 𝜋 𝑇𝑅 𝑇𝐶 3,5𝑄
800 1,5𝑄 2𝑄 800
Saat hanya terjal 250 unit 𝜋
2 250 800 300 (rugi)
BEP 𝜋 0 2𝑄 800 0
𝑄 400
Analisis Pulang‐Pokok (BEP)
17
Break Even Point
BEP adalah kondisi dimana penerimaan/omzet
(Revenue=R) sama dengan Biaya (Cost=C) yang
dikeluarkan.
Analisis BEP membantu bagaimana perusahaan
bisa mengefisiensikan produksinya untuk
mencapai laba yang optimal.
Komponen Pembentuk Break Even Point
Biaya Tetap / Fixed Cost
biaya yang nilainya tidak berubah meski ada perubahan operasional bisnis
Biaya Variabel / Variable Cost
biaya variabel nilainya berubah‐ubah sesuai dengan kapasitas produksi. Biaya variabel bisa saja
meningkat atau menurun sesuai dengan permintaan.
Harga Jual / Price
besaran harga setelah menentukan seluruh biaya produksi ditambah dengan nilai keuntungan atau
margin. Harga jual biasanya dihitung per‐unit setelah produksi.
Pendapatan / Revenue
Pendapatan atau penghasilan merupakan perhitungan hasil yang didapat dari penjualan.
Jumlah pendapatan didapat dari harga jual dikalikan dengan jumlah produk yang terjual.
Persamaan Matematika
Pada dasarnya penghitungan Break Even Point adalah menyamakan antara jumlah atau
nilai yang dikeluarkan/biaya dengan nilai yang diperoleh/pendapatan. Beberapa contoh
persamaan Break Even Point berdasarkan metodenya:
Metode Persamaan
a. BEP (unit) = Total Biaya Tetap (Fixed Cost) / (Harga Jual Per Unit
Produk – Biaya variabel setiap unit produk)
b. BEP (Satuan Rupiah) = (Biaya Tetap / Harga Jual Per Unit – Biaya
Variabel) x Harga Jual per Unit
Metode Kontribusi per Unit
a. BEP (Unit) = Biaya Tetap / Margin Kontribusi per Unit atau BEP =
Biaya Tetap / (Harga Jual – Biaya variabel)
b. BEP (Satuan Rupiah) = Biaya Tetap / Rasio Margin Kontribusi
Grafik Pulang‐Pokok (BEP)
R = Revenue (penghasilan)
C = Cost (biaya)
TR = Total Revenue (total
penghasilan)
TC = Total Cost (total biaya)
VC = Variable Cost (biaya
variabel)
FC = Fixed Cost (biaya
tetap)
BEP = Break Even Point (titik
pulang pokok)
Qo = Kuantitas produk pada
keadaan BEP (dalam
unit)
R,Co = Penghasilan dan biaya
pada keadaan BEP
(dalam
rupiah)
Contoh Kasus
Sebuah perusahaan yang memproduksi peralatan rumah
tangga ingin mengetahui berapa unit yang harus diproduksi
agar mencapai BEP atau titik impas.
Biaya tetap produksinya Rp 100.000.000 dan biaya variabel
atau tidak tetap per‐unit sebesar Rp 250.000. Harga jual per‐
unitnya sebesar Rp 500.000.
Berapakah unit yang harus diproduksi agar perusahaan
tersebut mencapai BEP?
Grafik dari Contoh Kasus
Dalam Ratusan Ribu Rupiah
Profit
dari grafik menunjukkan bahwa
BEP terjadi pada penjualan:
1. 400 Unit
2. Total Pendapatan
200.000.000
Jadi, perusahaan tersebut harus
memproduksi peralatan rumah
(400,2000)
tangga sebanyak 400 unit atau
seharga 200.000.000 Rupiah untuk
(0,1000)
B
(200,1000)
mencapai Break Even Point (BEP).
(400,1000)
Loss
500
(‐400,0)
(0,0)
Unit
Fungsi Anggaran
24
Pada teori Produksi: Pada teori Konsumsi:
M : Jumlah dana Produsen M : Jumlah pendapatan konsumen
x : Jumlah input X x : Jumlah output X
y : Jumlah input Y y : Jumlah output Y
𝑃 : Harga x per unit 𝑃 : Harga x per unit
𝑃 : Harga y per unit 𝑃 : Harga y per unit
30
X = 0
Y = 25
25
20
15
10
5
X = 10
Y = 0
0
0 2 4 6 8 10 12
Latihan
• Buatlah persamaan anggaran konsumen untuk barang x dan y dimana
harga x = 500 dan y = 1000. Jika pendapatan sebesar 100.000 yang
dianggarkan dibelanjakan untuk barang x, berapa unit x yang
diperoleh? Dan berapa unit y yang didapat jika ia membeli 100 unit x?
29
Fungsi Konsumsi, Tabungan, dan Angka
Pengganda
30
Fungsi Konsumsi
C = a + bYd
Keterangan:
C = Konsumsi
a = Konsumsi dasar
b = Kecenderungan konsumsi marginal (MPC)
Yd = Pendapatan yang siap dibelanjakan
Fungsi Tabungan
Yd = C + S
S = Yd – C
= Yd – (a + bYd)
= Yd – a – bYd
S = ‐a + (1 – b)Yd
Angka Pengganda
adalah rasio yang menunjukkan perubahan pendapatan sebagai akibat
dari satu atau seluruh variabel yang mempengaruhi pendapatan.
r =
Contoh Kasus
Pak Budi mengatakan pada saat menganggur ia harus
mengeluarkan Rp 2.000.000 untuk kebutuhannya per bulan.
Sekarang, setelah bekerja, Pak Budi mendapatkan penghasilan
sebesar Rp 10.000.000, bisa menabung Rp 2.000.000 per bulan.
Berapakah tabungannya per bulan bila penghasilannya mencapai
Rp 15.000.000 per bulan?
Pembahasan
Fungsi Konsumsi Fungsi Tabungan
𝐶 = a +b(𝑌 )
𝑆 = ‐a +((1‐b)𝑌
8.000.000 = 2.000.000 + b(10.000.000) 𝑆 = ‐2.000.000 + ((1‐0,6)15.000.000)
6.000.000 = b(10.000.000) 𝑆 = 4.000.000
b = 0,6 S = ‐2.000.000 + (0,4)Y)
𝐶 = a + b(𝑌 Angka Pengganda
𝐶 = 2.000.000 + 0,6(15.000.000) r =
𝐶 = 11.000.000
r =
,
C = 2.000.000 + ((0,6)Y) r = 2,5
GRAFIK
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
16000000
14000000
12000000
10000000
8000000
C, S
6000000
4000000
2000000
0
‐10000000 0 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000
‐2000000
‐4000000
Y
37
Definisi Pendekatan
Pendapatan Nasional
T = To + tY C= Co + cYd
R= Ro + rY sehingga
Y = C + I + G + (X - M)
Y = Co + cY - cTo - ctY + cRo + crY + Io + Go + Xo - Mo - mY
Y - cY + ctY - crY + mY = Co - cTo + cRo + Io + Go + Xo - Mo
Y(1+ c + ct - cr + m) = Co - cTo + cRo + Io + Go + Xo - Mo
Jika (1+ c + ct - cr + m) disederhanakan menjadi a, maka:
Ya = Co - cTo + cRo + Io + Go + Xo - Mo
Y = 1/a (Co -cTo + cRo + Io + Go + Xo - Mo)
Tip
Pemilihan dan penggunaan
persamaan-persamaan
sebelumnya tergantung
dengan data yang tersedia.
Pada akhirnya, persamaan untuk menghitung Apabila terdapat perubahan
pendapatan nasional dapat disederhanakan pada konstanta Co, Io, Go, To,
Ro, Xo, dan Mo, maka untuk
menjadi menghitung perubahan
pendapatan nasionalnya kita
Y = 1/a (Co -cTo + cRo + Io + Go + Xo - Mo) harus menggunakan angka
pengganda.
Angka pengganda yaitu :
k= 1/a, dimana a = 1-c+ct-
cr+m
Angka pengganda khusus untuk
masing-masing variabel adalah: Tip
Angka pengganda hanya berlaku untuk
kc = kI = kG = kx = 1/a menghitung secara langsung perubahan
pendapatan nasional (Y) sehubungan sengan
perubahan pada variabel yang bersifat otonom
(Co, Io, Go, To, Ro, Xo, dan Mo),
km = -1/a
Angka pengganda untuk pajak dan impor
bertanda negatif, sebab perubahan pajak dan
perubahan impor membuahkan perubahan
kt = -c/a yang berlawanan dengan pendapatan nasional.
kr = c/a
Contoh kasus 2 :
Di suatu negara, konsumsi masyarakatnya ditunjukkan oleh persamaan C= 2000 + 0,75Y . Adapun investasi dan pengeluaran pemerintahnya masing-
d
masing bernilai 3000 dan 2000. Pajak yang diterima dan pembayaran alihan yang dilakukan oleh Pemerintah tersebut ternyata masing-masing
dicerminkan oleh T = 500 +0,25Y dan R= 100 + 0,05Y. Pemerintah negara ini menerapkan model perekonomian terbuka sehingga melakukan
aktivitas ekspor dan impor dengan negara lain. Jika nilai ekspor negara tersebut sebesar 1250 dan impornya tercermin dalam persamaan M= 700 +
0,10Y, berapakah pendapatan nasional negara tersebut?
Y = 2000 + 0,75 (Y- (500 +0,25Y) + (100 + 0,05Y)) + 3000 + 2000 a= 0,25 + 0,1875 -0,0375 + 0,10
+ 1250 - (700 + 0,10Y) a= 0,5
Y = 14500
Latihan:
48
PENGERTIAN IS ‐ LM
IS ( INVESTMENT ‐ SAVING)
• Kurva yang menggambarkan keseimbangan antara i dan Y di pasar
barang (sektor riil)
• i = suku bunga
• Y = pendapatan nasional
LM( Liquidity Preference ‐ Money Supply)
• Liquidity preference adalah teori Keynes bahwa manusia itu meminta
uang karena 3 motif, yaitu:
‐kebutuhan transaksi
‐buat jaga‐jaga
‐spekulasi
LM
( 7.500 , (0,2) )
Output (Y)
IS
Latihan
Suatu negara diketahui memiliki konsumsi otonominya sebesar Rp
300.000.000. Marginal propensity to save‐nya sebesar 0,45.
Bangunlah fungsi konsumsinya ! Bangunlah fungsi tabungannya !
Berapa yang dikonsumsi jika pendapatan nasional 1 miliar? Berapakah
yang ditabung jika pendapatan nasional 1 miliar?
Pada pendapatan nasional berapakah dimana tidak ada yang ditabung?
Gambarkan fungsi konsumsi, fungsi tabungan, dan fungsi pendapatan
nasional pada sebuah grafik!
Selesai
57