Anda di halaman 1dari 8

MATERI KE-5

FORMAT PENULISAN
(KE-1)

Format atau teknis penulisan suatu KTI harus ditulis secara formal. Teknis penulisan sangat
diperlukan untuk mengkomunikasikan ke dalam tulisan seperti laporan hasil penelitian, agar
orang lain yang membutuhkannya punya kisi-kisi dalam penulisan karya ilmiah.

5.1 Teknik Pengetikan


Teknik pengetikan untuk tulisan intershif, skripsi, tesis, dan disertasi yang harus digunakan
adalah sama.

1. Macam Kertas, Ukuran, dan Gaya Bahasa


Macam kertas, ukuran dan gaya bahasa dalam penulisan baik proposal maupun laporan akhir
mempunyai persyaratan yang baku. Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih tanpa garis
dengan berat kertas 80 gram (gr), dan ukuran standar internasional (international standard) yaitu
21 cm x 28 cm atau 210 x 297 mm. Sampul atau cover dibuat dari kertas kambing (buffalo) atau
yang sejenis, dan harus diperkuat dengan karton dan dilapisi dengan plastik. Tulisan tercetak
pada sampul harus sama dengan halaman judul, dan warna sampul disesuaikan dengan warna
program studi.
Ukuran (font size) yang berlaku untuk;
a. judul penelitian diantara 12–14 font, tergantung lingkup penelitian dan dicetak tebal;
b. judul bab harus 14 font dan dicetak tebal;
c. naskah harus 12 font dan tidak dicetak tebal;
d. judul pada tabel dan gambar harus 12 font dan tidak dicetak tebal;
e. isi tabel dan gambar, kurang dari12 font dan tidak dicetak tebal.

Pengetikan karya ilmiah baik untuk proposal maupun laporan akhir harus ditulis rapi dengan
tinta hitam. Pengetikan menggunakan komputer, dengan program pengolahan kata, dan pilihan

1
huruf (theme fonts) hanya boleh times new roman atau arial, tetapi umumnya dipakai theme
fonts yang times new roman.
Pengetikan naskah dilakukan pada satu sisi halaman saja tidak timbal balik. Jarak ketikan 2
spasi, kecuali untuk abstrak jarak pengetikan 1 spasi. Batas pengetikan 4 cm dari tepi kiri dan
atas, 3 cm dari tepi kanan dan tepi bawah Setiap bab dimulai pada halaman baru. Judul bab
diketik pada batas atas bidang pengetikan, disusun simetris menggunakan huruf besar, tanpa
penggaris bawah atau tanpa pembubuhan titik di akhir judul.
Gaya bahasa yang dipergunakan tidak boleh mempengaruhi emosi pembaca, tetapi ide
penulis harus tegas dengan dasar rasionalitas dari hasil pemikiran yang objektif, dengan bahasa
yang sederhana dan yang mudah dimengerti. Penggunaan bahasa asing boleh dipakai apabila
mempunyai arti penting, dan hendaknya penggunaan kata-kata sebaiknya bervariasi. Hindari
menggunakan singkatan-singkatan kecuali singkatan yang lazim digunakan. Sebaiknya
diperhatikan beberapa hal yang penting seperti;
a. bahasa yang dipakai adalah Bahasa Indonesia yang baku (ada subyek dan predikat, supaya
lebih sempurna, ditambah dengan obyek dan keterangan);
b. tidak boleh menggunakan kata orang pertama atau orang kedua, seperti saya, aku, kami,
kita, engkau, dan lain-lainnya, tetapi dibuat berbentuk pasif. Contoh penyajian ucapan
terima kasih pada kata pengantar, kata saya atau kami diganti dengan kata penulis;
c. istilah yang dipakai ialah istilah dalam bahasa Indonesia, atau istilah yang sudah di
Indonesia-kan. Jika terpaksa harus memakai istilah asing, maka kata asing tersebut harus
digaris bawahi atau dicetak miring;
d. kata penghubung minsalnya kata “sedangkan” atau kata “untuk”, tidak boleh dipakai
memulai suatu kalimat pada setiap awal paragraph;
e. kata depan, misalnya kata “pada”, sering dipakai tidak pada tempatnya, sering ditemui di
depan subyek, sehingga akan merusak susunan kalimat;
f. kata dimana dan dari sering kurang tepat pemakaiannya, dan diperlakukan tepat seperti
kata where dan of dalam bahasa Inggris. Dalam Bahasa Indonesia bentuk yang demikian
tidaklah baku dan jangan dipakai;
g. tanda baca harus dipergunakan dengan tepat;

2
Pengetikan dalam tulisan ilmiah ada ketentuan-ketentuan yang harus dipedomani, seperti
penggunaan bahasa dan penggunaan tanda baca. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia baku dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) terbaru sebagai bahasa ilmiah.
Bahasa ilmiah merupakan bahasa yang singkat, tepat dan tidak multi tafsir. Penggunaan istilah
asing sangat dimungkinkan. Perlu diperhatikan untuk istilah asing harus dituliskan dalam bentuk
miring atau italic, kecuali nama ataupun istilah asing yang telah diadopsi kebahasa Indonesia.
Tanda baca harus digunakan secara benar untuk menghindari salah pengertian. Berikut
beberapa tanda baca yang benar:
a. Tanda Titik (.)
Tanda titik digunakan untuk menandai akhir suatu kalimat. Sesudah tanda tanya (?) dan tanda
seru (!) tidak boleh ada tanda titik. Tanda titik juga tidak digunakan untuk akronim,
minsalnya penulisan SIM, tidak boleh ditulis S.I.M. Kecuali untuk penulisan gelar
keserjanaan, minsalnya S.E, S.T, S.I.K atau M.M, M.Sc, M.I.K, M.T, Ph.D, dan lainnya.

b. Tanda Koma (,)


Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan,
yang mengakhiri suatu pernyataan, dan lainnya. Penggunaan tanda koma contohnya untuk
piranti seperti ”keyboard, mouse, dan scanner”. Tanda koma digunakan untuk memisahkan
kalimat setara dari kalimat setara berikutnya, yang didahului kata-kata tetapi, melainkan, dan
kata hubung lainnya. Tanda koma juga digunakan untuk mengapit keterangan tambahan, dan
lainnya. Mengakhiri rincian kata atau kalimat, sebelum kata atau kalinat terakhir diberi kata
”dan”. Lihat contoh untuk peranti diatas.

c. Tanda Titik Koma (;), Tanda Titik Dua (:) dan Tanda Petik (“ “)
Tanda baca titik koma digunakan di antara unsur-unsur perincian atau pembilangan yang
sudah mengandung tanda koma. Tanda baca titik dua digunakan diakhir suatu pernyataan
lengkap yang diikuti rangkaian tambahan informasi yang lebih detail. Kutipan langsung
diawali dan diakhiri tanda petik, tanda petik digunakan untuk penegasan suatu pernyataan
yang dianggap penting.

d. Tanda Hubung (-) dan Tanda Pisah (–)

3
Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku-suku kata yang terpenggal oleh
pergantian baris dan menyambung unsur-unsur kata ulang. Tanda hubung juga digunakan
untuk;
1) merangkai kata se dengan kata berikutnya yang diawali dengan huruf capital,
contohnya; Se-Dunia;
2) merangkai kata ke dengan bilangan, contohnya; peringkat ke-8;
3) merangkai bilangan dengan akhiran –an, contoh: Tahun 2000-an;
4) merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing, contoh; zat
tersebut setelah di-distilation.

Tanda pisah (–) digunakan diantara dua bilangan atau tanggal, contoh:
1. Tanggal 4–8 Agustus 2020
2. Jarak Phelipne-Indonesia-Australia

e. Tanda Kurung (( )) dan Tanda Elipsis (…)


Tanda kurang mengapit keterangan tambahan atau penjelasan, dan tanda elipsis
menyatakan adanya penghapusan kata.

2. Huruf, Lambang, Bilangan dan Satuan


Penggunaan huruf dan lambang, contohnya;
a. Huruf miring (italic) untuk istilah asing, dan untuk penegasan minsalnya menekankan
judul dalam kalimat di kata pengantar atau di latar belakang. Jika kata sudah dimiringkan,
tidak boleh lagi menggunakan lambang petik, tidak boleh digaris bawahi, dan tidak boleh
dihitamkan (bold), karena harus dipilih salah satu saja.
b. Lambang huruf Yunani atau lambang yang lainnya tidak dapat dijadikan sub-sub bab atau
pengganti uraian satuan.
c. Bilangan, lambang, atau rumus yang memulai suatu kalimat, harus dieja, misalnya
sepuluh orang petani.

Pengetikan bilangan dan Satuan, contohnya;


a. Bilangan diketik dengan angka, kecuali pada permulaan kalimat, misalnya 15orang,
bilangan desimal ditandai dengan koma, misalnya berat jeruk 100,5g.

4
b. Satuan dinyatakan dengan singkatan dan tanpa titik di belakangnya, misalnya m, g, kg,
cal, dan lainnya.

3. Jarak Baris, Batas Tepi, Pengetikan Ruang pada Kertas, dan Alenia
Jarak antar judul bab dan awal naskah adalah 4 spasi. Jarak antara akhir naskah dengan sub-judul
maupun sub-judul dan anak-judul adalah 4 spasi. Sedangkan jarak antara sub-judul dan awal
naskah berikutnya, serta jarak antar alinea sama dengan jarak antar baris yaitu 2 spasi.
Batas tepi harus diperhatikan, karena batas pengetikkan ditinjau dari tepi kertas, diatur
sebagai berikut; tepi atas 4 cm, tepi bawah 3cm, tepi kiri 4 cm, dan tepi kanan 3cm.
Ruang pada kertas yang terdapat pada tiap-tiap halaman naskah harus diisi penuh, artinya
pengetikkan harus mulai dari batas tepi kiri sampai kebatas tepi kanan, dan jangan sampai ada
ruangan yang terbuang, kecuali ada alinea baru, persamaan, daftar, gambar, sub, judul, atau hal-
hal yang khusus.
Alinea baru dimulai pada ketikan atau ketukan yang ke-4 atau ke-6 dari batas tepi kiri. Jarak
alinea pertama dengan jarak judul bab adalah 4 spasi. Jika alinea baru dengan ketukan maka
untuk pembuatan alinea baru tidak perlu diberi spasi, tetapi jika menulis alinea baru memakai
batas tepi atau rata kiri, maka setiap alinea baru berikutnya harus diberi spasi.

4. Penomoran Halaman dan Pemberian Tanda Sub Bab


Bagian awal TA diberi nomor halaman dengan angka Romawi, sedangkan bagian naskah atau isi
dan akhir TA dengan angka Arab. Nomor halaman diletakkan disebelah kanan atas, kecuali
untuk halaman bab baru, nomor halaman diketik dibagian tengah bawah naskah.
Penomoran atau pemberian tanda pada sub-bab atau anak sub-bab harus konsisten. Bila
menggunakan angka Arab harus tetap sampai akhir naskah. Bila menggunakan gabungan dari
angka Arab, angka Romawi, dan abjad maka hendaklah konsisten. Berikut ini contoh pemakaian
urutan sub-sub bab yang lazim digunakan;
a. sub-sub-bab pertama ditulis seperti 1.1;
b. sub-sub-bab kedua ditulis seperti 1.2……dan seterusnya;
c. sub-sub-sub-bab pertama ditulis seperti 1.1.1;
d. sub-sub-sub-bab kedua ditulis seperti 1.1.2 …..dan seterusnya;
e. sub-sub-sub-sub-bab pertama ditulis seperti 1.1.1.1;

5
f. sub-sub-sub-sub-bab kedua ditulis seperti 1.1.1.2…dan seterusnya.

Urutan bagian dari sub-sub bab yang lazim digunakan, diawali dengan angka, huruf, angka di
buat kurung tertutup “)”, dan huruf dikurung, contohnya seperti;
a. diawal tulis angka seperti; 1, 2,…dan seterusnya;
b. kemudian dengan huruf kecil seperti; a, b,…dan seterusnya;
c. dilanjutkan dengan angka diberi kurung tertutup tanpa kurung terbuka; 1), 2), dan
seterusnya;
d. berikutnya dengan huruf kecil dalam kurung; a), b).dan seterusnya.

5. Judul, Sub Judul, dan Anak Sub Judul


Aturan yang telah ditetapkan dalam penulisan judul;
g. judul harus ditulis dengan huruf besar dan diatur simetris, dengan jarak 4 cm dari tepi
atas tanpa diakhiri dengan titik;
h. sub Judul dan anak sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri, dimulai dengan huruf
besar, kecuali kata penghubung dan kata depan. Semua tidak diberi garis bawah, dan
tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah sub judul dimulai dengan alinea
baru.
i. Jika pada penulisan naskah ada perincian yang harus disusun ke bawah, pakailah nomor
urut dengan angka atau huruf sesuai dengan derajat perincian. Penggunaan garis
penghubung (-) yang ditempatkan di depan perincian tidaklah dibenarkan.

6. Penomoran Halaman, Tabel, Gambar dan Persamaan


Penomoran sangat diperlukan untuk mempercepat pencarian yang diinginkan. Penomoran untuk
halaman dalam penulisan laporan haruslah;
a. bagian awal laporan, mulai dari halaman judul sampai ke intisari, diberi nomor halaman
dengan angka Romawi kecil;
b. bagian utama dan bagian akhir, mulai dari pengantar atau Bab 1 sampai ke halaman
terakhir, memakai angka Arab sebagai nomor halaman. Nomor halaman ditempatkan di
sebelah kanan atas, kecuali kalau ada judul atau bab pada bagian atas. Untuk halaman
yang demikian nomornya ditulis di sebelah kanan bawah atau di tengah;
c. nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas atau

6
tepi bawah.

Gambar, tabel, daftar, persamaan, judul, dan sub judul ditulis simetris dari tepi kiri dan
kanan, jadi pengetikan harus center text.
Tabel diberi nomor urut dengan angka, judul tabel diletakkan simetris di atas tabel tanpa
diberi titik. Sedangkan format penomoran menunjukkan tabel tersebut berada di bab berapa
disertai dengan nomor tabel keberapa. (Contoh Tabel 4.1). Jika tabel berasal dari rujukan,
sumber dan tahun harus ditulis, sumber diletakkan dibawah tabel dengan 10 fond size, dan
penulisan sumber dimulai dengan sejajar tabel sebelah kiri. Tabel jangan dipenggal, kecuali
tabelnya panjang, sehingga tidak memungkinkan diketik satu halaman. Pada halaman lanjutan
tabel, dicantumkan nomor tabel dan ditulis dengan kata lanjutan, tanpa judul.
Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar pemisahan antara yang satu dengan lainnya cukup
tegas. Di atas dan di bawah tabel dibuat garis batas agar terpisah dari uraian pokok dalam
masalah dengan garis horizontal, dan usahakan tidak pakai garis vertikal atau garis kolom. Tabel
yang lebih dari 2 halaman harus ditempatkan pada lampiran. Pembuatan tabel sebaiknya hanya
garis horizontal saja, tidak ada garis vertikal, dan ukuran tulisan dalam tabel harus kurang dari 12
font size.
Cara membuat tampilan gambar sama dengan membuat tabel;
a. bagan, grafik, peta, dan foto semuanya disebut gambar;
b. nomor gambar yang diikuti dengan judulnya diletakkan simetris di bawah gambar tanpa
diakhiri dengan titik;
c. gambar tidak boleh dipenggal;
d. keterangan gambar dituliskan pada tempat-tempat yang lowong di dalam gambar dan
jangan pada halaman lain;
e. bila gambar dilukis melebar sepanjang tinggi kertas maka bagian atas gambar harus
diletakkan di sebelah kiri kertas;
f. ukuran gambar (lebar dan tingginya) diusahakan tampilan yang profisional, jangan
terlalu kecil atau terlalu besar yang penting jelas dilihat atau dibaca;
g. skala pada grafik harus dibuat, agar mudah dipakai untuk mengadakan interpolasi atau
ekstrapolasi;
h. bagan dan grafik dibuat dengan tinta hitam yang tidak larut dalam air dan garis lengkung

7
grafik dibuat dengan bantuan kurva Prancis (french curve). Letak gambar diatur supaya
simetris.

Nomor urut persamaan yang berbentuk seperti; rumus matematis, reaksi kimia, dan lain-
lainnya ditulis dengan angka diberi kurung, dan ditempatkan didekat batas tepi kanan. Contoh
untuk persamaan:
Y = a + bX ……………………………………………(4.1)

Anda mungkin juga menyukai