KONSEP DASAR
A. DEFINISI
sehingga daerah otak yang diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut tidak
sel-sel otak di daerah tersebut mati dan tidak berfungsi lagi (Sofwan,
2010). Stroke non hemoragik yaitu serangan stroke yang terjadi pada otak
atau timbunan lemak yang mengandung kolesterol yang ada dalam darah
(Wardhana, 2011).
7
8
suplai oksigen dan darah menuju otak menurun yang dapat menyebabkan
B. ETIOLOGI
a. Hipertensi
b. Kolesterol tinggi
c. Penyakit jantung
(Wardhana, 2011).
(Tarwoto, 2007).
a. Merokok
b. Gaya hidup
(Nurhidayat, 2014).
c. Minum alcohol
d. Stress
2014).
e. Obesitas
a. Trombosis serebral
b. Emboli serebral
Perdarahan intraserebral adalah disfungsi neurologi fokal yang akut
d. Ateroma
(Junaidi, 2011).
C. PATOFISIOLOGI
otak terjadi karena kawasan perdarahan suatu arteri tidak atau kurang
daerah tersebut. Lesi yang terjadi dinamakan infark iskemik jika arteri
tersumbat dan infark hemoragik jika arteri pecah. Stroke iskemik atau
(Hidayat, 2009).
vital. Untuk melindungi otak ada dua mekanisme tubuh yang berperan
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Junaidi (2011) tanda dan gejala yang timbul pada stroke
kebutaan pada separuh lapang pandang pada satu atau kedua mata),
3. Vertigo disertai mual dan muntah atau nyeri kepala yang menetap saat
4. Disartria (bicara pelo atau cadel), sulit berbicara , kata yang diucapkan
stupor atau sopor koma (keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.
Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai
atau salah satu sisi tubuh. Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT Scan
2. Angiografi serebral
3. Electrocardiograph (ECG)
4. Fungsi Lumbal
serebrospinal.
spesifik.
pineal.
17
F. KOMPLIKASI
diantaranya :
1. Dekubitus
Tidur yang terlalu lama karena lumpuh dapat mengakibatkan luka atau
lecet pada bagian tubuh yang menjadi tumpuan saat berbaring, seperti :
pinggul, pantat, sendi kaki, dan tumit. Luka dekubitus bila dibiarkan
2. Bekuan darah
4. Nyeri pundak
Keadaan pangkal bahu yang lepas dari sendinya, ini dapat terjadi karena
gerakan.
18
G. PENATALAKSANAAN
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-
6. Fisioterapi
setelah serangan stroke, satu hingga tiga hari setelah terkena stroke.
dilakukan pada ROM yaitu fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan
(menggerakan keluar).
Mencegah hal-hal diatas maka terapi diit yang tepat perlu diberikan.
kolesterol.
garam.
8. Terapi obat-obatan
Reductase (statin)
H. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1)Airway
2)Breathing
3) Circulation
lanjut.
b. Pengkajian Sekunder
Data Subyektif:
Data Obyektif:
kelemahan.
2). Sirkulasi
Data Subyektif:
Data obyektif:
abdominal.
Data Subyektif:
Data obyektif:
a). Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan ,
kegembiraan.
4). Eliminasi
Data Subyektif:
Data Subyektif:
tekanan intrakranial.
24
darah.
Data obyektif:
dan faring).
Data Subyektif:
a). Pusing.
sama).
Data obyektif:
7). Nyeri
Data Subyektif:
Data obyektif:
pada wajah.
8). Respirasi
Data Subyektif:
Data obyektif:
a). Pengamatan
Keterangan :
awalgerakan
total.
gravitasi
2) Refleks triceps
terhentak.
3) Refleks Patella
bagian bawah.
4) Refleks Achilles
lainnya.
2) Refleks Babinski
yang lain.
3) Refleks Chaddock
4) Refleks Oppenheim
5) Refleks Gordon
6) Refleks Schaefer
jari kaki.
0 : Tidak berespon
+2 : Normal
33
+4 : Hiperaktif
ateroma) – 12
Keterangan :
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pathways
Aterosklerosis
Nyeri Akut
Penekanan saluran pernafasan
Gangg Resiko
uan Gangguan
Ketidakseimbangan
komu Menelan
Nutrisi Kurang Dari
nikasi Kebutuhan Tubuh
verbal
b. Diagnosa Keperawatan
memberiventilasi adekuat
(4) Bradipnea
(7) Dispnea
(9) Ortopnea
(10) Takipnea
(1) Ansietas
(5) Keletihan
37
(6) Hiperventilasi
(12) Obesitas
(13) Nyeri
(4) Aterosklerosis
(8) Hipertensi
(11) Embolisme
3. Nyeri akut
bulan.
(6) Diaforesis
menangis)
lingkungan)
4. Gangguan menelan
dan esophagus
menelan
(3) Bruksisme
41
(7) Hematemesis
setelah makan)
rongga mulut)
(12) Odinofagia
(15) Muntah
menelan
(3) Tersedak
(4) Batuk
(7) Muntah
Defisit Kongenital :
paralis fasial)
43
Masalah neurologis :
(1) Akalasia
(8) Prematuritas
(14) Nasofaring
(16) Trauma
(2) Feeding(1050)
kebutuhan metabolik
(4) Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
(6) Diare
(15) Steatorea
motorik halus
motorik kasar
(3) Ansietas
(6) Kontraktur
(16) Ketidaknyamanan
(17) Dissue
(22) Malnutrisi
(25) Nyeri
perkembangan
(17) Stress
8. Resiko injury
Eksternal :
Internal :
(7) Malnutrisi
51
gejala
10. Konsultasikan
dengan ahli gizi
tentang konsistensi
makanan yang
diberikan
mendorong klien
untuk meminta jika
membutuhkan
latihan, bantu
identifikasi program
latihan yang sesuai.
2. Perawatan bedrest:
a. Pertahankan tempat
tidur bersih dan
nyaman.
b. Ubah posisi klien
untuk mencegah
dekubitus
c. Berikan fasilitas
pada klien untuk
aktivitas sesuai
kesukaan klien di
tempat tidur
(membaca, dll)
3. Atur tempat klien
atau posisi tubuh
klien
4. Cegah faktor yang
dapat memicu resiko
injuri
5. Terapi latihan:
ambulasi/ROM:
a. Kaji kemampuan
fungsional untuk
identifikasi
kelemahan atau
kekuatan
b. Berikan jadwal
latihan aktivitas
secara bertahap
c. Mulailah latihan
dari gerakan pasif
menuju aktif pada
semua ekstrimitas
d. Sokong ekstrimitas
59
pada posisi
fungsional
6. Evaluasi penggunaan
alat bantu untuk
pengaturan posisi
selama periode
1. Identifikasi perilaku
dan faktor-faktor
yang mempengaruhi
risiko jatuh
2. Identifikasi
karakteristik
lingkungan yang
dapat mempengaruhi
risiko jatuh
3. Monitor cara dan
keseimbangan dalam
berjalan dan tingkat
kelelahan dengan
ambulasi
4. Instruksikan pada
klien untuk
membatasi aktivitas
yang berlebih
5. Ajarkan pasien untuk
meminimalkan risiko
jatuh
6. Sediakan alat bantu
untuk melakukan
aktivitas