Jln. Prof. HB. Jassin No. 457 Kota Gorontalo 96115 Telp. (0435) 8527839
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO
NOMOR : 003/SK/05/RSIG/I/2022
TENTANG
1
9. Akta Notaris Mohamad Nizar Machmud, SH No. 16 tanggal
15 Agustus 2011 tentang Anggaran Dasar Yayasan Kesejahteraan
Umat “Hasanah” Gorontalo;
10. Surat Keputusan YKU “Hasanah” Gorontalo No. 010/YKU-
HSH/GTLO/I/2013 tanggal 23 Januari 2013 tentang Ketentuan
Kepegawaian Rumah Sakit Islam Gorontalo;
11. Surat Keputusan YKU “Hasanah” Gorontalo No.002/YKU –
HSN/GT/VII/2021 tanggal 16 Agustus 2021 tentang Komposisi
Pengawas dan Pengurus YKU “Hasanah” Gorontalo periode
2021 - 2026;
. 12. Surat Keputusan YKU “Hasanah” Gorontalo No.005/YKU –
HSN/GT/VI/2020 tentang Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Rumah
Sakit Islam Gorontalo periode 2020 - 2022;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO
TENTANG TIM PELAKSANA PROGRAM PENGENDALIAN
RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA) RUMAH SAKIT ISLAM
GORONTALO.
2
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkandengan ketentuan akan
ditinjau dan diperbaiki kembali bilamana terdapat kekeliruan dalam
penetapannya.
Ditetapkan di : Gorontalo
Pada Tanggal : 04 Januari 2022
RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO
Plt. Direktur,
Tembusan :
1. Kepada Yth. Ketua YKU “Hasanah” Gorontalo;
2. Arsip
3
Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Islam Gorontalo
Nomor : 003/SK/05/RSIG/I/2022
Tanggal : 04 Januari 2022
Ditetapkan di : Gorontalo
Pada Tanggal : 04 Januari 2022
RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO
Plt. Direktur,
4
STRUKTUR ORGANISASI
TIM PELAKSANA PPRA
( PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA )
RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO.
KETUA
WAKIL KETUA
ANGGOTA
5
TUGAS & FUNGSI PELAKSANA PPRA
( PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA )
6
c. Melakukan koordinasi dalam penyusunan panduan penggunaan
antibiotik di SMF/bagian.
d. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama tim.
2. Bidang Keperawatan
a. Menerapkan kewaspadaan standar dalam upaya mencegah penyebaran
mikroba resisten.
b. Terlibat dalam cara pemberian antibiotik yang benar.
c. Terlibat dalam pengambilan spesimen mikrobiologi secara teknik
aseptik.
3. Instalasi Farmasi
a. Mengelola serta menjamin mutu dan ketersediaan antibiotik yang
tercantum dalam formularium.
b. Memberikan rekomendasi dan konsultasi serta terlibat dalam tata
laksana pasien infeksi, melalui: pengkajian peresepan, pengendalian dan
monitoring penggunaan antibiotik, visite ke bangsal pasien bersama tim.
c. Memberikan informasi dan edukasi tentang penggunaan antibiotik yang
tepat dan benar.
d. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama tim.
7
6. Komite/tim Farmasi dan Terapi (KFT)
a. Berperanan dalam menyusun kebijakan dan panduan penggunaan
antibiotik di rumah sakit,
b. Memantau kepatuhan penggunaan antibiotik terhadap kebijakan dan
panduan di rumah sakit,
c. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama tim.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Peningkatan pemahaman
1) Sosialisasi program pengendalian resistensi antimikroba
2) Sosialisasi dan pemberlakuan pedoman/panduan penggunaan
antibiotic
b. Menetapkan pilot project pelaksanaan PPRA meliputi:
1) pemilihan SMF/bagian sebagai lokasi pilot project
2) penunjukan penanggung jawab dan tim pelaksana pilot project
3) pembuatan rencana kegiatan PPRA untuk 1 (satu) tahun
8
c. Pelaksanaan pilot project PPRA:
1) SMF yang ditunjuk untuk melaksanakan pilot project PPRA
menetapkan Panduan Penggunaan Antibiotik (PPAB) dan
algoritme penanganan penyakit infeksi yang akan digunakan dalam
pilot project
2) melakukan sosialisasi dan pemberlakuan PPAB tersebut dalam
bentuk pelatihan
3) selama penerapan pilot project jika ditemukan kasus infeksi
sulit/kompleks maka dilaksanakan forum kajian kasus terintegrasi
4) melakukan pengumpulan data dasar kasus yang diikuti selama
penerapan dan dicatat dalam form lembar pengumpul data
9
a. perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
Menurunnya konsumsi antibiotik, yaitu berkurangnya jumlah dan jenis
antibiotik yang digunakan sebagai terapi empiris maupun definitive
b. perbaikan kualitas penggunaan antibiotik
Meningkatnya penggunaan antibiotik secara rasional (kategori nol,
Gyssens) dan menurunnya penggunaan antibiotik tanpa indikasi (kategori
lima, Gyssens)
Ditetapkan di : Gorontalo
Pada Tanggal : 04 Januari 2022
RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO
Plt. Direktur,
10