Teknik Pendingin
Disusun Oleh :
SULTHON KHOIRUL ILMI AMALI
1502619003
METODOLOGI
Praktikum tentang psikometri dan penerapannya dilakukan pada hari Minggu
Sein, Selasa, 18,19,20 September 2022 kisaran pukul 10.30 hingga 13.00 WIB di
tiga lokasi berbeda dengan situasi yang berbeda. Praktikum dimulai dengan
pemilihan 3 jenis lokasi yang sama. Dilakukan pengukuran suhu dengan
menggunakan aplikasi cuaca.
Dilakukan perbandingan dengan baku mutu pada Kepmenkes RI No. 261 Tahun 1998
Lakukan analisis
Pengujian dilakukan pada tiga lokasi dengan situasi yang berbeda. Hari
pertama adalah ruangan tertutup, lokasi kedua adalah di luar ruangan yang
terdapat vegetasi, dan lokasi ketiga adalah di luar ruangan terbuka. Lokasi
pertama yang diuji adalah Ruang Praktikum Limbah B3. Ruangan ini memiliki
permukaan lantai berupa kramik. Kondisi ruangan tidak ber-AC dengan lima
lampu menyala masing-masing sebesar 72 watt. Pengujian dilakukan pada pukul
11.20-11.30 dan 11.30-11.40. Hasil yang didapatkan dapat dilihat pada tabel 1.
Hasil pada tabel satu menunjukkan bahwa hasil rata-rata yang didapat yaitu
berupa Temperatur bola kering (Tbk) sebesar 31°C, Temperatur bola basah (Tbb)
26°C, Kelembaban relatif (RH) sebesar 69%, Titik embun (T dp) 24.3°C, Enthalpy
(h) sebesar 80 kJ/kg.uk, Volume spesifik (V) sebesar 0.885 m 3/kg.uk, dan
kelembaban spesifik (w) sebesar 0.0195 kg/kg.uk.
Tabel 2 Hasil pengujian pada hari kedua
Lokasi : Mampir, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat
Waktu pengukuran : 11.43-11.53 dan 11.54-12.04
h
V w
Ulangan ke Tbk (ºC) Tbb (ºC) RH (%) Tdp (ºC) (kJ/kg.uk
(m3/kg.uk) (kg/kg.uk)
)
1 31.5 26 65 24 80 0.880 0.01900
2 31 25.5 66 23.5 78 0.878 0.01850
Rata-rata 31.25 25.75 65.5 23.75 79 0.876 0.01875
Pengujian hari kedua yaitu di segitiga SIL, tepatnya di bawah pohon dan
tanahnya berumput. Pengujian dilakukan pada pukul 11.43-11.53 dan 11.54-
12.04. Hasil pengujian lokasi kedua dapat dilihat pada tabel 2. Hasil rata-rata
pengujian yang didapat pada lokasi kedua berupa Temperature bola kering (T bk)
sebesar 31.25°C, Temperatur bola basah (Tbb) 25.75°C, Kelembaban relatif (RH)
sebesar 65.5%, Titik embun (Tdp) 23.75°C, Enthalpy (h) sebesar 79 kJ/kg.uk,
Volume Spesifik (V) sebesar 0.876 m3/kg.uk, dan Kelembaban spesifik (w)
sebesar 0.01875 kg/kg.uk.
Sementara hari pengujian ketiga berada di sebelah musola al-amin pada pukul
12.08-12.18 dan 12.18-12.28 dengan cuaca panas dan permukaan tanah berupa
batako. Hasil pengujian di lokasi ketiga disajikan pada tabel 3. Hasil rata-rata
pengujian yang didapat pada lokasi ketiga berupa Temperature bola kering (Tbk)
sebesar 34.5°C, Temperatur bola basah (Tbb) 26.5°C, Kelembaban relatif (RH)
sebesar 53.5%, Titik embun (Tdp) 23.75°C, Enthalpy (h) sebesar 83.5 kJ/kg.uk,
Volume Spesifik (V) sebesar 0.895 m3/kg.uk, dan Kelembaban spesifik (w)
sebesar 0.01875 kg/kg.uk. Hasil dari ketiga lokasi pengujian, terlihat suhu
tertinggi terdapat pada lokasi ketiga yaitu, dengan suhu bola kering mencapai
34.5ºC dan suhu bola kering sebesar 26.5ºC.
Menurut KEPMENKES No.261/MENKES/SK/II/1998, suhu udara yang sehat
berada pada selang 18-26oC dengan tingkat kelembaban 40%-60%. Nilai suhu
bola kering pada setiap lokasi penelitian dibandingkan dengan KEPMENKES RI
No.261/MENKES/SK/II/1998 masih belum dapat dikatakan berada pada standar
mutu kesehatan. Hal ini dikarenakan ketiga lokasi pengujian (Ruang limbah B3,
segitiga SIL dan parkiran FEM) memiliki suhu di atas standar kesehatan
KEPMENKES No.261/MENKES/SK/II/1998 yaitu sebesar 31oC, 31.25oC dan
34.5oC.
Tingkat kelembaban relatif pada ruang praktikum limbah B3 dan segitiga SIL
berdasarkan KEPMENKES No.261/MENKES/SK/II/1998 masih belum berada
pada standar mutu kesehatan karena tingkat kelembaban di kedua lokasi tersebut
adalah 69% dan 65.5%. Kedua lokasi tersebut memiliki nilai kelembaban relative
di atas standar kesehatan di atas KEPMENKES No.261/MENKES/SK/II/1998.
Lokasi pengujian di parkiran FEM memiliki nilai kelembaban relatif sebesar
53.5% yang artinya sudah memenuhi standar kesehatan berdasarkan
KEPMENKES No.261/MENKES/SK/II/1998.
Hasil dari pengukuran pada ketiga tempat menunjukkan bahwa, pada ketiga
tempat tersebut memiliki suhu yang tinggi. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh
vegetasi dimana semakin banyak dan rapat vegetasi maka cahaya matahari akan
sukar untuk menembusnya dan suhunya rendah, dan renggangnya vegetasi
menyebabkan sinar matahari dapat menembus langsung dan menyebabkan suhu
meningkat. Kelembaban udara yang didapat dalam tiga tempat menunjukkan hasil
yang berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu,
tekanan udara, pergerakan angin, kuantitas dan kualitas penyinaran, vegetasi, serta
ketersediaan air (Zafrisal 2008). Lokasi pertama dan kedua yang berada di Ruang
Praktikum Limbah B3 dan Segitiga SIL menunjukkan kelembapan yang tinggi hal
tersebut dapat dipengaruhi karena, pada lokasi pertama berada pada dalam
ruangan sehingga kualitas dan kuantitas penyinaran yang kurang, dan pada lokasi
ke dua dipengaruhi oleh banyaknya vegetasi berupa pepohonan dan rumput.
Sedangkan pada lokasi ke tiga yang berada pada parkiran FEM memiliki
kelembaban relative yang lebih rendah. Hal tersebut dipengarungi karena sinar
matahari yan langsung mengenai tempat, dan vegetasi yang terdapat di parkiran
fem lebih sedikit dari pada di Segitiga SIL.
Pengaplikasian diagram psikometrik dalam bidang teknik sipil dan lingkungan
yaitu dalam proses perencanaan dan pelaksanaan konstruksi suatu fasilitas baik
ruang luar maupun bangunan arsitektur, yang dipengaruhi faktor iklim
(Sangkertadi 2013). Faktor iklim yang mempengaruhi rancangan bangunan
meliputi radiasi dan cahaya matahari, temperatur dan kelembaban udara, arah dan
kecepatan angin serta kondisi langit (Soegijanto 1999). Adanya diagram
psikometris digunakan untuk menentukan suhu dan kelembaban tempat yang
digunakakan agar proses perencanaan dan pelaksanaan konstruksi dilakukan
sesuai dengan keadaan yang ada, dan meminimalisir adanya kesalahan
pembangunan, sehingga kenyamanan termal dari suatu bangunan itu tercapai.
SIMPULAN
Hasil yang didapat dari praktikum psikrometrik dan penerapannya yang
dilakukan di tiga tempat yaitu di ruang praktikum limbah B3, segitiga SIL, dan
parkiran FEM berupa temperatur bola kering (T bk), dan temperatur bola basah
(Tbb) dengan hasil dari grafik psikrometrik berupa Kelembaban relative (RH),
Titik embun (Tdp), enthalpy (h), volume spesifik (V), dan kelembaban spesifik
(w). Hasil suhu yang diperoleh dari ketiga tempat pengujian menurut
KEPMENKES RI No.261/MENKES/SK/II/1998 masih belum dikatakan berada
pada standart mutu kesehatan, dikarenakan ketiga tempat tersebut memiliki suhu
diatas standart kesehatan KEPMENKES RI No.261/MENKES/SK/II/1998 yaitu
sebesar 31oC, 31.25oC dan 34.5oC. Sedangkan, kelembaban relatif pada ruang
praktikum limbah B3 dan segitiga SIL berdasarkan KEPMENKES
No.261/MENKES/SK/II/1998 masih belum berada pada standar mutu kesehatan
karena tingkat kelembaban di kedua lokasi tersebut berada diatas mutu kesehatan
yaitu sebesar 69% dan 65.5%, dan lokasi pengujian di parkiran FEM memiliki
nilai kelembaban relatif sebesar 53.5% yang artinya sudah memenuhi standar
kesehatan berdasarkan KEPMENKES No.261/MENKES/SK/II/1998.
Pengaplikasian diagram psikometrik dalam bidang teknik sipil dan lingkungan
yaitu dalam proses perencanaan dan pelaksanaan konstruksi suatu fasilitas baik
ruang luar maupun bangunan arsitektur.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin L. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. Jakarta (ID) : PT Raja Grafindo
Persada Paper.
Fellows AP. 2000. Food Procession Technology, Principles and Practice 2 nd
Edition. Cambridge (UK) : Woodread Pub.Lim.
Ferianto, Ichsani D. 2013. Studi eksperimen pengaruh variasi temperatur dan
kecepatan udara pengering terhadap karakteristik pengeringan batu bara
pada coal dryer dengan tube heater tersusun staggered. Jurnal Teknik
Pomits. Vol 2(01) : 1-6.
Halliday D, Resnick R. 1990. Fisika jilid II. Jakarta (ID) : Erlangga.
Prasasti I. 2005. Pengaruh kualitas udara dalam ruangan ber-AC terhadap
gangguan kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol 1 (2) : 87-94.
Sangkertadi. 2013. Kenyamanan Termis di Ruang Luar Beriklim Tropis Lembab.
Bandung (ID) : Alfabeta.
Soegijono. 1999. Bangunan di Indonesia dengan Iklim Tropis Lembab Ditinjau
Dari aspek Fisika Bangunan. Jakarta (ID) : Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Zafrisal. 2008. Suhu dan Kelembaban. Jakarta (ID) : Erlangga.