Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PERCOBAAN OSBORNE REYNOLDS

3.1 TUJUAN PERCOBAAN

1. Menghitung bilangan Reynolds

2. Mengamati terjadinya aliran laminer, transisi dan

turbulen.

3. Untuk menentukan/melukiskan hubungan antara

koefisien gesek dengan bilangan Reynolds.

Dalam aliran fluida dikenal ada dua jenis aliran yaitu :

a. Aliran laminer

b. Aliran turbulen

Kriteria perubahan sifat dari masing-masing jenis aliran tersebut dapat

ditentukan melalui alat Osborne Reynolds.

Aliran laminer adalah aliran fluida dengan lapis tipis dan tetap saling

bergeseran. Ciri-ciri dari aliran ini adalah kecepatannya rendah dan viscositasnya

besar sedangkan aliran turbulen adalah aliran fluida dimana molekul cairannya

selalu menggabungkan diri dan berinteraksi dengan sekelilingnya. Ciri-cirinya

adalah kecepatannya tinggi dan waktu viscositasnya rendah. Untuk mengetahui

bagaimana terjadinya aliran laminer,turbulen dan transisi ialah dengan mengamati

zat pewarna yang diberikan kepada suatu aliran apabila laju suatu aliran kecil dan

zat pewarna akan mengikuti garis dan sejajar dengan sumbu pipa maka aliran
tersebut adalah laminer, sedangkan apabila laju aliran cepat, zat pewarna

membentuk model bergelombang dan menyebar pada seluruh aliran maka aliran

tersebut adalah aliran turbulen, dan apabila aliran laminer menjadi tidak stabil dan

mengalami gangguan kecil, maka aliran tersebut adalah aliran transisi atau aliran

yang mempunyai bilangan Reynolds 2000  Re  2800.

3.2 Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui besarnya bilangan Reynolds.

2. Mengamati terjadinya aliran laminer turbulen dan transisi.

3. Untuk mengetahui besarnya koefisien gesek terhadap bilangan Reynolds.

3.3 Dasar-dasar Teori

Aliran berdasarkan cara begeraknya partikel zat dapat dibedakan atas:

a. Aliran laminer.

Aliran laminer adalah aliran yang menunjukkan arah garis yang beraturan dan

sejajar, arusnya tidak menimbulkan interaksi terhadap bidang-bidang geser dan

mempunyai bilangan Reynolds lebih kecil atau sama dengan 2000 (Re  2000)

b. Aliran Turbulen.

Aliran turbulen adalah aliran dimana kondisi arusnya saling berpotongan yang

disebabkan oleh terjadinya percampuran antara aliran dengan keadaan

disekelilingnya dengan bilangan Reynolds (Re  2800)

c. Aliran transisi.

Aliran transisi adalah peralihan aliran antara aliran laminer dan aliran turbulen

dengan bilangan Reynolds (2000 < Re < 2800).


Untuk menghitung kehilangan energi digunakan hukum Darcky Weisbach.

....................................................................(6.1)

(Buktikan)

Untuk menghitung faktor gesek digunakan persamaan sebagai berikut :

- Blassius :

F = 64/Re aliran laminer

(Buktikan)

- Poiselle :

F = 0, 316 Re -0,25 aliran terbulen

(Buktikan)

3.4 Alat-Alat Yang Digunakan

1. Seperangkat alat Osborne Reynolds

2. Stop watch

3. Zat pewarna (tinta cair)

4. Thermometer suhu

5. Gelas ukur

3.5 Prosedur Percobaan

1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan.

2. Atur posisi pesawat hingga rata.

3. Atur aliran, sehingga air yang masuk sama dengan air yang keluar.
4. Diamkan sejenak lalu ukur tempratur air dengan thermometer

5. Isi Reservour indicator dengan zat pewarna.

6. Amati zat pewarna yang nmengalir melalui pipa/selang pengamatan.

7. Tentukan besarnya aliran dengan menampung air yang keluar dan catat waktu

yang dibutuhkan untuk menampung air tsb pada suatu volume tertentu.

8. Ulangi beberapa kali percobaan untuk mendaptkan waktu rata-rata

Anda mungkin juga menyukai