Oleh
Tim Penyusun
PIMPINAN PUSAT
PERKUMPULAN ACARYA HINDU NUSANTARA
(PANDU NUSA)
JAKARTA
2017
2
Penasehat
Ketua Umum Perkumpulan Acarya Hindu Nusantara
Drs. Gusti Ngurah Dwaja
Ketua
Komang Susila, S.Ag, M.Pd
Anggota / Penyunting
I Gusti Nyoman Suardeyasa, S.Ag, M.Pd.H
Miswanto, S.Ag, M.Pd.H
Duwijo, S.Pd.H Made
Adnyani, S.Ag, M.Pd
Produsen
Pusat Penerbitan Pandu Nusa
OM Swastyastu
Salam Pandu Nusa ya Nusantara
Saudara-saudaraku setanah air, sebangsa dan senegara, rasa angayu bagia kita
haturkan kehadapan Hyang Widhi Wasa karena telah dilimpahkan kesehatan dan
wara nugraha yang tiada ternilai harganya.
Sejak lama kita sudah bersama-sama memimpikan suatu wadah organisasi
yang bersifat Nasional yang memperjuangkan nasib Guru Agama Hindu dan Guru
Keagamaan Hindu, kini kita sudah dapat bersama-sama berjuang mendirikan
Perkumpulan Acarya Hindu Nusantara ( Pandu Nusa) dengan penuh semangat
pejuangan.
Saudara-saudara sekalian, ingatkan diri kita terhadap kejayaan Majapahit
sebagai motivasi kita untuk bangkit kembali. Jangan malas untuk mengadakan
kemajuan-kemajuan umat Hindu kita, mari terus bergandengan tangan untuk
membentuk budi pekerti dan karakter anak bangsa. Mari kita lanjutkan perjuangan
yang luhur ini.
Melalui seri buku Pandu Nusa ini pula kami perkenalkan Pandu Nusa ke
seluruh Nusantara, supaya dapat bersama-sama dengan elemen Hindu lainnya untuk
bekerja sama, bergotong-royong membuat kemajuan bangsa ini.
Saya selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Pandu Nusa mengucapkan terima
kasih kepada saudara Tim Penyusun yang telah bersusah payah mengumpulkan
dokumen dan menyusunnya menjadi sebuah penerbitan digital. Semoga ke depannya
Lembaga Pusat Penerbitan Pandu Nusa ini semakin dapat berkarya, menebarkan
Dharma, lebih mengajak untuk peduli terhadap pendidikan Hindu.
Akhir kata, saya ucapkan selamat membaca, selamat berkarya utnuk
memajukan bangsa, menuju generasi emas mendatang yang gemilang. Generasi yang
mengglobal namun tetap dapat menjaga jati dirinya, menjaga karakternya di dalam
era yang multi dimensi ini.
OM Santih, Santih, Santih OM.
Jakarta, 30 Desember 2017.
Ketua Umum
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Angayu bagia, atas Asung kerta waranugraha Tuhan yang Maha Esa/ Hyang
Widi Wasa sehingga dapat menyelesaikan buku seri Pandu Nusa dengan judul
“Sejarah Singkat Berdirinya Perkumpulan Acarya Hindu Nusantara (Pandu Nusa)”.
Harapan dari buku ini dibuat dalam rangka melakukan sosialisasi terkait
dengan berdirinya Pandu Nusa di Indonesia ini, melakukan konsolidasi di seluruh
Nusantara untuk dapat membangun insan Hindu yang utuh dan mehyeluruh sesuai
dengan anjuran UU Sisdiknas No 20 tahun 2003.
Melalui kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi untuk memberikan dokumen, berupa foto-foto dan
dokumen dalam bentuk teks / naskah yang tiada nilainya bagi penerbitan buku kecil
ini.
Disadari buku seri Pandu Nusa ini masih belum sempurna, karena
keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, oleh karena itu kritik dan saran yang
konstruktif diharapkan demi kesempurnaan buku ini. Semoga buku kecil ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan Pandu Nusa di masa depan.
DAFTAR ISI
Cover ..........................................................................................................................1
Katalog .......................................................................................................................2
Sambutan Ketua Pandu Nusa .....................................................................................3
Kata Pengantar ...........................................................................................................4
Daftar Isi ....................................................................................................................5
I. Pendahuluan ...................................................................................................6
II. Sejarah Berdirinya Pandu Nusa ................................................................
1. Masa Transisi Forum Non Formal .......................................................
2. Asosiasi Guru Agama Hindu Indonesia (Agraha)................................
3. Pengajuan Akta Notaris dan SK Kemkumham ....................................
4. Pembentukkan Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah ....................
III. Penutup......................................................................................................
Epilog....................................................................................................................
6
I. Pendahuluan
Mengutif kata dari ungkapan Ki Hajar Dewantara “guru adalah orang yang
patut di gugu dan ditiru”, dalam ranah lain Guru juga berarti “berat”, karena
Beberapa forum yang ada menjadi cikal bakal berdirinya Pandu Nusa adalah
Panggugah Jati yang didirikan oleh kawan-kawan Guru Agama Hindu di Jawa
Timur, KKG AH Nusantara yang sifatnya tanpa coordinator hanya memiliki tujuan
untuk saling bertukar informasi antara guru-guru agama Hindu di seluruh Nusantara,
selain itu terdapat Ikatan Guru Agama Hindu (IGAHI) yang berdiri atas prakarsa
guru-guru agama Hindu di Provinsi Lampung. Demikian halnya Ikatan Guru Agama
Hindu Provinsi Sumatra Utara.
Sesungguhnya forum-forum ini sudah mengisyaratkan untuk adanya
persatuan dalam berbagai hal bagi Guru Agama Hindu, namun pada akhirnya semua
forum ini menggabungkan diri menjadi satu dalam Pandu Nusa.
Setelah itu terdapat rencana pendirian organisasi guru agama Hindu dan
Dosen agama Hindu di Denpasar yang menginginkan persatuan antara “acarya”,
namun beberapa versi muncul untuk menambahkan para peneliti da penyuluh dengan
nama Asosiasi Pendidik Hindu Indinesia (APHI), namun organisasi ini belum dapat
menyelesaikan tugas-tugasnya hingga berbadan hukum.
Sementara juga pada Forkom GAH Nusantara komunikasi semakin intens
mengkrucut untuk membentuk sebuah organisasi tingkat Nasional yang mewadahi
seluruh unsur guru agama Hindu tanpa harus berbenturan visi dan misi dengan
organisasi profesi yang sudah ada seperti KKG dan MGMP masing-masing jenjang
pendidikan.
Pada waktu itu pada diskusi dari usulan berbagai nama organisasi muncul,
seperti Asosiasi Guru Agama Hindu Indonesia (AGAHI), Acarya Sanggraha
Nusantara (AchSang) diusulkan Saudara Halfian, Asosiasi Guru Agama Hindu
Indonesia (Agraha), Ikatatan Guru Agama Hindu Nusantara (IGAHIN), atensi Guru
Agama Hindu pada Forum Diskusi secara Daring di WA Forkom GAH Nusantara
semakin mengrucut pada statement bersama untuk membentuk organisasia Guru
Agama Hindu bertaraf nasional.
Hasil diskusi secara Daring tersebut memutuskan untuk sesegera mungkin
membentuk Tim SC untuk membahas secara intens mengenai pembentukkan
organisasi selanjutnya. Dibentukkalah Tim SC pada waktu itu disepakati secara
aklamasi:
Susunan Tim SC AGRAHA
Ketua: Drs. Gusti Ngurah Dwaja
9
Anggota:
Komang Susila, S.Pd M.Pd
Duwijo, S.Pd.H
Komang Edi Putra, S.Ag
I Gusti Nyoman Suardeyasa, S.Ag, M.Pd.H
Nengah Sukanala, S.Pd
Miswanto, S.Ag, M.Pd.H
Nyoman Suwija, S.Pd, M.Si
Dewa Gede Raka Ananta
Nengah Sumendra, S.Ag, M.Fil.H
Kadek Yogiarta, S.Pd.H
Ni Kadek Nopi Cinrayani, S.Pd
Made Paramarta, S.Ag, M.Si
Wayan Sukarma, S.Ag
Ketut Sandiyasa, S.Ag
Nengah Asrama Juta Ningrat, S.Ag, M.Fil.H
Selanjutnya pemantapan Tim SC ini dibahas dalam pembahasan khusus
dalam Grup WA Tim SC Agraha.
Atas saran dari Saudara Nyoman Suwija salah seorang Tim SC dari Sumatra
mengusulkan agar pembicaraan dilanjutkan Selasa, Legi wuku Landep tanggal 31
Januari 2017, atas dasar perhitungan hari baik menurut Hindu, agar dilakukan
telecomfrence. Lalu diskusi berlangsung mulai pukul 18.25 (WIB) / 19.25 (WITA) /
10
Salah satu keputusan penting yang dibahas dalam Daring tersebut adalah
menambahkan Pendidikan Keagamaan Hindu sesuai dengan landasan hukum
Peraturan Pemerintah No 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Keagamaan dan
Peraturan Menteri Agama no. 56 tahun 2014 tentang pendidikan keagamaan Hindu,
pada AD/ART sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan bagi Guru Agama
Hindu.
Selain itu juga pembahasan tentang kedudukan antara Agraha dengan
organisasi profesi yang sudah ada yakni KKG dan MGMP Agama Hindu, atas saran
dari saudara Komang Edi Putra bahwa arah dari Agraha seperti PGRI, dinyatakan:
“Agraha ini konsepnya mirip dengan PGRI bukan malah menjadi KKG atau
MGMP”.
Lalu atas masukan dari Saudara Komang Susila bahwa
11
“koordinasi lebih baik, sebab MGMP dan KKG di bawah naungan kedinasan
resmi bukan Asosiasi, di DKI misalnya mendata seluruh KKG dan MGMP
semua Mapel untuk di SK-kan”.
“kalau Agraha menjadi bagian terstruktur di atas KKG atau MGMP itu akan
melanggar UU Sisdiknas atau PP ttg Guru dan Dosen. KKG/MGMP
sebenarnya adalah organisasi kerja mirip Panitia AD Hoc. Makanya dia tetap
menjadi kelompok kerja dan dan musyawarah guru Mapel. MGMP / KKG di
bawah pengawas Dinas/Kemenag”.
A. PEMBINA:
Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI
Kakanwil Kemenag Provinsi Bali
B. PENASEHAT:
Kasubdit Pendidikan Dasar dan Menengah Ditjen Bimas Hindu
Kabid Penda Hindu Kemenag Provinsi Bali
Kabid Pembimas Hindu di Seluruh Indonesia
C. PENGAWAS:
1. Dr. Tiwi Susanti
12
D. PENGURUS
1. Ketua Umum: Drs. I Gusti Ngurah Dwaja (DKI Jakarta)
2. Wakil Ketua I Bidang Pendidikan: I Nyoman Suwija, S.Ag., M.Si (Sumatra
Selatan)
3. Wakil Ketua II Bidang Organisasi, Kaderisasi, Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan: Sukandar Kuswanto, S.Pd., M.Pd.H. (Jawa Timur)
4. Wakil Ketua III Bidang Informasi, Komunikasi, Penelitian dan
Pengembangan: I Nengah Sukalana, S.Pd. (Kalimantan Timur)
5. Wakil Ketua IV Bidang Hubungan Masyarakat, Kerjasama, Pengembangan
Karier, dan Pelatihan Profesi (Koordinator Wilayah Sulawesi): I Wayan
Suwandi, S.Ag.
6. Wakil Ketua V Bidang Pemberdayaan Perempuan, PAUD, Pengembangan
Kesusastraan Seni Budaya dan Olahraga (Koordinator Wilayah Bali
Nusra): Komang Edi Putra, S.Ag.
7. Wakil Ketua VI Bidang Pengabdian Masyarakat, Advokasi dan Perlindungan
Hukum (Koordinator Wilayah Maluku Papua): I Gusti Ketut Suardana,
S.Ag.
8. Sekretaris Jenderal: Komang Susila, S.Ag., M.Pd.
9. Wakil Sekretaris Jenderal I (Wilayah Indonesia Bagian Barat): Miswanto,
S.Ag., M.Pd.H.
10. Wakil Sekretaris Jenderal II (Wilayah Indonesia Bagian Tengah): I Gusti
Nyoman Suardeyasa, S.Ag., M.Pd.H.
11. Wakil Sekretaris Jenderal III (Wilayah Indonesia Bagian Timur): Ni Kadek
Nopi Cindrayani, S.Pd.H.
12. Bendahara Umum: Duwijo, S.Pd.H.
13. Wakil Bendahara Umum: Sri Purwati, S.Ag., M.Pd.H.
Pada dokumen Pandu Nusa tercatat dilaksanakan sebuah ivent oleh Panitia
Nasional perayaan Tahun Baru Caka 1939. Beberapa Guru Agama Hindu di Jakarta
dan sekitarnya mengikuti acara tersebut. Salah satunya adalah saudara Duwijo. Salah
satu pesan singkat saudara Duwijo dalam WA Tim SC Agraha pada pukul 13.41
WITA tanggal 9 April 2017, berikut isinya:
“OM Anobadrah kratavo yantu Visvatah. Mengikuti Yoga Massal di Cibubur,
astungkara dapat door price Vouche dari Notaris”
Berikut Voucer yang diperoleh saudara Duwijo saat mengikuti Yoga Massal tersebut:
“Voucher dari pak Duwijo ini akan sangat bermanfaat jika dipakai untuk
AGRAHA… saya yakin ini sudah merupakan petunjuk dari Hyang Widhi
Wasa bahwa pak Duwijo dipertemukan dengan ibu Notaris”.
“dan tolong pak Ketum (Gusti Ngurah Dwaja), pak Sekjen (Komang Susila),
pak Miswanto permintaan PHDI Pusat ttg AD/ART Agraha di kirim agar kita
dapat sekretariat di PHDI Pusat Jln. anggrek Nelly Murni nggih, matur
nuwun”.
Beberapa masukan juga datang dari pemerhati Hindu diantaranya Pak Made
Sutresna, disisyaratkan agar Agraha focus untuk membidangi Guru Agama Hindu,
untuk penasihat Agraha agar dicantumkan lembaganya atau perorangan yang peduli
kepada Agraha.
Selain itu juga dalam catting dengan Bapak KS. Arsana, yang pada intinya
memberikan pertanyaan untuk memperkuat keanggotaan Agraha, dan melalui
16
bantuan Bapak KS. Arsana untuk mengkomunikasikan dengan PHDI pusat, akhirnya
secara lisan dapat diberikan menggunakan sekretariat PHDI Pusat sebagai sekretariat
bersama bagi Agraha dan organisasi lainnya yang berafiliasi dengan PHDI Pusat.
Melalui pesan singkat di WA Sekum PHDI Pusat Bapak Ketut Parwata seperti
berikut:
“…saya tidak berkeberatan untuk menggunakan alamat Jln. Anggrek Neli
Murni Blok A/3 Jakarta Barat yang saat ini digunakan oleh beberapa
organisasi termasuk PHDI Pusat. Pertanyaan saya, apakah Bapak sudah
mengetahui kondisi bangunan yg ada pada alamat tsb? Sekadar info, sarpras
yang ada masih sangat terbatas”.
Setelah itu tanggal 2 Mei 2017 dilaksanakanlah rapat terbatas Pimpinan Pusat
Pandu Nusa yang dihadiri oleh Ketum Gusti Ngurah Dwaja, Komang Susila dan
Duwijo Bapak Gusti Agung Swebawa beserta Nyonya Agung Swebawa intinya
adalah membahas pengajuan Badan Hukum Agraha.
Selanjutnya dengan Notaris Ibu Ni Nyoman Rai Sumawati, S.H, M.Kn,
berkas permohonan diajukan tanggal 4 Mei 2017, dan hari itu juga mendapat
tanggapan dari Ibu Notaris, dengan beberapa catatan penting, melalui pesan singkat
Komang Susila meneruskan pesan ibu Notaris, sebagai berikut:
“Diperlukan nama alternative lain, sebab nama Asosiasi sudah banyak yang
menggunakan…. Selain itu diperlukan Kas awal organisasi sebesar Rp.
10.000.000 (Sepuluh juta rupiah)”.
“Pandu berasal dari akar kata kerja Sanskrta “ paZwu“ yang artinya:
“berkumpul bersama, berusaha bersama, melebur bersama, menimbun
bersama”. Sebagai Adverb kata ““ paZw”u sering diartikan sebagai “untuk
masa depan”. Kata Nusa adalah kata dalam Bahasa Jawa Kuna yang berarti
“pulau, kepulauan”. Dengan demikian secara harfiah maksud dari kata
“Pandu Nusa” adalah tempat berkumpulnya seluruh guru agama Hindu dari
seluruh kepulauan di Indonesia untuk membangun masa kebersamaan dan
demi masa depan bersama”.
Dalam hal Kitab Mahabarata Pandu juga dikenal sebagai ayah dari para
Pandawa “Yudisthirah putram pandusya”-Yudistira itu putra Pandu, setelah
disepakati menggunakan akronim tersebut, saudara Komang Susila mengkonfirmasi
ke Notaris bahwa sudah fix menggunakan nama tersebut.
Selain itu dalam Diskusi Daring, juga dihembuskan mengenai dana anggota
dalam AD/ART disimpulkan Rp. 5000/ bulan untuk masing-masing anggota. Dengan
perbandingan:
PP = 1000
PW= 2000
PD= 2000
Kemudian untuk dana pendaftaran anggota dikenakan Rp. 50.000, dengan
representasi sebagai berikut:
Cetak Kartu Anggota : 25.000
Ongkir : 10.000
PP : 5.000
PW : 5.000
PD : 5.000
19
Untuk upaya mendapatkan pengarahan dari Dirjen Bimas Hindu Jakarta maka
Pengurus mengadakan Audiensi dengan Dirjen Bimas Hindu beserta Sekretaris
Dirjen Bimas Hindu pada tanggal 05 Oktober 2017. Adapun hasil yang diperoleh
adalah mengenai posisi dan struktur dari Pandu Nusa, yang dalam rencana
menjadikan Dirjen Bimas Hindu dalam struktur kepengurusan (sebagai Pelindung)
Pandu Nusa, namun atas arahan dari Dirjen, pihak Dirjen Bimas Hindu ( Prof. Drs. I
Ketut Widnya, M.A, M.Phil, Ph.D) memberikan arahan untuk tidak berada dalam
struktur Pandu Nusa, namun secara fungsional tetap diadakan koordinasi untuk
memajukan umat Hindu di seluruh Indonesia.
25
Foto Audiensi Sekjen dan Bendum Pandu Nusa dengan Sekretaris Dirjen
Bimas Hindu di Jakarta
Selain itu pertemuan dengan Sekretaris Dirjen Bimas Hindu (Drs. I Made
Sutresna, M.A) memberikan arahan untuk mendaftarkan Pandu Nusa pada Dirjen
Bimas Hindu, dengan demikian mengenai anggaran dapat diberikan kepada Dirjen
Bimas Hindu Jakarta.
kepastian hukum tidak sedikit mendapatkan pertanyaan, hujatan, bahkan tidak sedikit
yang menolak. Namun Pandu Nusa tetap maju dan berupaya mengajak seluruh
lafisan Guru Agama Hindu dan Guru Keagamaan Hindu untuk bergabung:
Pada tanggal 19 September 2017 diadakan sosialisasi di Jakarta
Foto Sosialisasi Pandu Nusa di Jakarta, paling Kanan Ketum ( Drs Gst Ngurah
Dwaja, Bendum Duwijo, S.Pd.H, Sekjen Komang Susila, S.Ag, M.Pd, salah satu
pengurus pusat I Nengah Sukalana, S.Pd dari Kaltim
III. Penutup
Pada penghujung tahun 2017 ini Guru-guru Agama Hindu se Nusantara telah
dapat mewujudkan sebuah organisasi berbadan Hukum tingkat Nasional, harapan ke
depannya sesuai dengan Visi-visi Pandu Nusa yakni “ Membangun Guru Agama
Hindu yang cerdas, professional, rukun, dan Sejahtera”.
Dengan Misi :
1) Meningkatkan pemahaman ajaran Agama Hindu;
2) Meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan Swadharma;
3) Meningkatkan kerukunan antar guru melaluiSimakrama;
4) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta didik;
5) Meningkatkan daya saing dengan MAPEL lain;
6) Meningkatkan kecerdasan dalam menghadapi tantangan Global.
Harapan ke depannya kemudian Pandu Nusa dapat menjalankan tugas-tugas
organisasi:
1) Meningkatkan Sraddha dan Bhakti terhadap Sang Hyang Widdhi Wasa Tuhan
Yang Maha Esa;
2) Membela, mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan Empat Pilar
Kebangsaan;
3) Melaksanakan dan mengembangkan Sistem Pendidikan Nasional;
4) Membina dan bekerja sama dengan Kelompok Kerja dan Musyawarah Guru
Pendidikan Agama Hindu;
5) Mempersatukan semua guru Pendidikan Agama Hindu di semua jenis, jenjang
dan satuan pendidikan guna meningkatkan pengabdian dan peranserta di
dalam pembangunan nasional;
6) Mengupayakan dan mengevaluasi terlaksananya peningkatan kualifikasi
akademik, sertifikasi, akreditasi, sebagai lisensi bagi pengukuhan kompetensi
profesi guru Pendidikan Agama Hindu;
7) Menegakkan dan melaksanakan Dwadasa Sila Guru Pendidikan Agama Hindu
sesuai peraturan organisasi yang bersumber dari Pustaka Suci Weda;
8) Mengadakan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan,
organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, dan/atau organisasi
kemasyarakatan umumnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
dan/atau kebudayaan;
9) Memelihara, membina dan mengembangkan kebudayaan nasional serta
memelihara kebudayaan daerah dalam rangka memperkaya kebudayaan
nasional;
28
10) Memelihara dan mempertinggi kesadaran guru Pendidikan Agama Hindu akan
profesinya untuk meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan, pengabdian,
prestasi.
Dengan landasan kerja Nishkama karma Bhagawad Gita II – 47 berikut:
Terjemahan
Engkau hanya memiliki hak atas kewajibanmu dan tidak pernah kepada
buahnya; janganlah sesekali pahala yang mendasari semua perbuatanmu; dan
jangan sekali-kali terikat kepada kecenderungan untuk tiada mengerjakan apa
yang memang menjadi kewajibanmu (Mantik, 2006: 83).