Anda di halaman 1dari 28

1

Buku Seri Pandu Nusa

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA


PERKUMPULAN ACARYA HINDU NUSANTARA
(PANDU NUSA)

Oleh
Tim Penyusun

Pus.Bit Pandu Nusa

PIMPINAN PUSAT
PERKUMPULAN ACARYA HINDU NUSANTARA
(PANDU NUSA)
JAKARTA
2017
2

Tim Penyusun Naskah Sejarah Singkat


Perkumpulan Acarya Hindu Nusantara

Penanggung Jawab Naskah


Perkumpulan Acarya Hindu Nusantara (Pandu Nusa)

Penasehat
Ketua Umum Perkumpulan Acarya Hindu Nusantara
Drs. Gusti Ngurah Dwaja

Ketua
Komang Susila, S.Ag, M.Pd

Anggota / Penyunting
I Gusti Nyoman Suardeyasa, S.Ag, M.Pd.H
Miswanto, S.Ag, M.Pd.H
Duwijo, S.Pd.H Made
Adnyani, S.Ag, M.Pd

Setting / Lay Out


I Made Wiswaham, S.Ag, M.Pd.H

Produsen
Pusat Penerbitan Pandu Nusa

Perpustakaan Digital Pandu Nusa:


Katalog dalam Terbitan

Susila, Komang Dkk, 2017. Sejarah Singkat Berdirinya Perkumpulan Acarya


Hindu Nusantara. Jakarta: Pusat Penerbitan Pandu Nusa.

Tebal 30 Hal; A4: 21 cm X 29,7 Cm


3 hal ( No 1-3)
32 Hal ( isi 4-32)
Font Cover: Broadway
Font Isi: Time New Roman, 12 Pt
@Pusbit Pandu Nusa
3

SAMBUTAN KETUA UMUM PANDU NUSA

OM Swastyastu
Salam Pandu Nusa ya Nusantara

Saudara-saudaraku setanah air, sebangsa dan senegara, rasa angayu bagia kita
haturkan kehadapan Hyang Widhi Wasa karena telah dilimpahkan kesehatan dan
wara nugraha yang tiada ternilai harganya.
Sejak lama kita sudah bersama-sama memimpikan suatu wadah organisasi
yang bersifat Nasional yang memperjuangkan nasib Guru Agama Hindu dan Guru
Keagamaan Hindu, kini kita sudah dapat bersama-sama berjuang mendirikan
Perkumpulan Acarya Hindu Nusantara ( Pandu Nusa) dengan penuh semangat
pejuangan.
Saudara-saudara sekalian, ingatkan diri kita terhadap kejayaan Majapahit
sebagai motivasi kita untuk bangkit kembali. Jangan malas untuk mengadakan
kemajuan-kemajuan umat Hindu kita, mari terus bergandengan tangan untuk
membentuk budi pekerti dan karakter anak bangsa. Mari kita lanjutkan perjuangan
yang luhur ini.
Melalui seri buku Pandu Nusa ini pula kami perkenalkan Pandu Nusa ke
seluruh Nusantara, supaya dapat bersama-sama dengan elemen Hindu lainnya untuk
bekerja sama, bergotong-royong membuat kemajuan bangsa ini.
Saya selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Pandu Nusa mengucapkan terima
kasih kepada saudara Tim Penyusun yang telah bersusah payah mengumpulkan
dokumen dan menyusunnya menjadi sebuah penerbitan digital. Semoga ke depannya
Lembaga Pusat Penerbitan Pandu Nusa ini semakin dapat berkarya, menebarkan
Dharma, lebih mengajak untuk peduli terhadap pendidikan Hindu.
Akhir kata, saya ucapkan selamat membaca, selamat berkarya utnuk
memajukan bangsa, menuju generasi emas mendatang yang gemilang. Generasi yang
mengglobal namun tetap dapat menjaga jati dirinya, menjaga karakternya di dalam
era yang multi dimensi ini.
OM Santih, Santih, Santih OM.
Jakarta, 30 Desember 2017.
Ketua Umum

Drs. Gusti Ngurah Dwaja


4

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Angayu bagia, atas Asung kerta waranugraha Tuhan yang Maha Esa/ Hyang
Widi Wasa sehingga dapat menyelesaikan buku seri Pandu Nusa dengan judul
“Sejarah Singkat Berdirinya Perkumpulan Acarya Hindu Nusantara (Pandu Nusa)”.
Harapan dari buku ini dibuat dalam rangka melakukan sosialisasi terkait
dengan berdirinya Pandu Nusa di Indonesia ini, melakukan konsolidasi di seluruh
Nusantara untuk dapat membangun insan Hindu yang utuh dan mehyeluruh sesuai
dengan anjuran UU Sisdiknas No 20 tahun 2003.
Melalui kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi untuk memberikan dokumen, berupa foto-foto dan
dokumen dalam bentuk teks / naskah yang tiada nilainya bagi penerbitan buku kecil
ini.
Disadari buku seri Pandu Nusa ini masih belum sempurna, karena
keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, oleh karena itu kritik dan saran yang
konstruktif diharapkan demi kesempurnaan buku ini. Semoga buku kecil ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan Pandu Nusa di masa depan.

Om Santih, Santih, Santih Om


Jakarta, 31 Desember 2017.
Tim Penyusun
5

DAFTAR ISI

Cover ..........................................................................................................................1
Katalog .......................................................................................................................2
Sambutan Ketua Pandu Nusa .....................................................................................3
Kata Pengantar ...........................................................................................................4
Daftar Isi ....................................................................................................................5
I. Pendahuluan ...................................................................................................6
II. Sejarah Berdirinya Pandu Nusa ................................................................
1. Masa Transisi Forum Non Formal .......................................................
2. Asosiasi Guru Agama Hindu Indonesia (Agraha)................................
3. Pengajuan Akta Notaris dan SK Kemkumham ....................................
4. Pembentukkan Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah ....................
III. Penutup......................................................................................................
Epilog....................................................................................................................
6

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA


PERKUMPULAN ACARYA HINDU NUSANTARA
(PANDU NUSA)
Oleh Tim Penyusun

I. Pendahuluan
Mengutif kata dari ungkapan Ki Hajar Dewantara “guru adalah orang yang

patut di gugu dan ditiru”, dalam ranah lain Guru juga berarti “berat”, karena

tugas-tugasnya yang banyak, dan meluas untuk membentuk Kompetensi Spiritual,


Sosial, Pengetahuan dan keterampilan anak pada seluruh jenis dan jenjang
pendidikan, baik formal maupun non formal.
Setali dengan landasan tersebut, maksud dan tujuan dari pembentukan Pandu
Nusa adalah tidak lain karena banyaknya permasalahan-permasalahan yang dihadapi
oleh Guru Agama Hindu. Sementara permasalahan yang berkaitan dengan karakter
anak, dewasa ini masalah perpindahan agama (konversi dan proselitasi), kenakalan
remaja, menghindarkan golongan Muda Hindu dari penyalahgunaan obat-obatan
terlarang (Narkoba red) dan yang tidak kalah pentingnya adalah mengantarkan dan
mendidik anak-anak bangsa untuk menemukan jati dirinya yang hakiki.
Maka dari itu organisasi yang legal formal secara nasional perlu bergerak
secara signifikan untuk mengakomodir, memfasilitasi, membudayakan,
mensosialisasikan, serta meningkatkan kompetensi guru agama Hindu dalam
pembelajaran, meningkatkan akses jejaring secara nasional untuk saling simakrama
untuk menambah wawasan Literasy dalam pembelajaran.
Tugas yang berat tersebut perlu adanya strategi besar, bukan dengan bergerak
sendiri-sendiri, akan tetapi perlu adanya kebersamaan persatuan secara nasional,
sehingga dalam dasa warsa ini pendidikan agama Hindu dan pendidikan keagamaan
Hindu ( pasraman) dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan
mengemban Pancasila, sebagai “pandu” bagi anak-anak bangsa di kemudian hari.
Perkumpulan Acarya Hindu Nusantara ( Pandu Nusa) dengan Surat
Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor: AHU.0009.098.AH.01.07 Th 2017
Tgl 7 Juni 2017, yang artinya organisasi ini sah legal formalnya, dengan demikian
secara de yuro (azas hukum) organisasi guru agama Hindu nasional ini telah
mendapatkan pengakuan hukum, secara de facto merupakan azas yang harus
7

dipenuhi bagi organisasi nasional, wajib membentuk pengurus di 34 Provinsi, serta


juga membentuk pengurus di tingkat daerah.
Pendirian organisasi guru agama Hindu tingkat nasional ini tidak terjadi
begitu saja, namun mengalami proses yang cukup panjang dari perkumpulan-
perkumpulan, paguyuban, ikatan guru agama Hindu hingga ke forum-forum non
formal guru agama Hindu merasa tergerak untuk bersama-sama mewujudkan
organisasi profesi yang bergerak memperjuangkan guru agama Hindu secara
terstruktur, sistemasis dan formal.
Menerima aspirasi dari berbagai pihak dan sesuai pula dengan program kerja
Pandu Nusa salah satunya adalah melakukan sosialisasi ke seluruh nusantara, adanya
keinginan untuk memperkenalkan Pandu Nusa ke seluruh lafisan masyarakat,
sehingga sejarah singkat berdirinya Pandu Nusa ini disusun, dengan harapan kelak
dikemudian hari dapat menjadi catatan yang dapat dijadikan pedoman bagi flatform
perjuangan guru agama Hindu, serta nilai-nilai yang diimplementasikan dalam
pendirian dan setiap kejadian penting dalam pendirian Pandu Nusa ini.

II. Sejarah Singkat Berdirinya Pandu Nusa

1. Masa Transisi Forum Non Formal

Sebuah catatan sejarah sesungguhnya tidak memiliki batasan yang pasti


mengenai awal dari sebuah pencatatan, terkadang tergantung dari sejauhmana
penulis dapat merekam suatu peristiwa yang telah terjadi. Namun dalam penulisan
ini perlu diberikan batasan awal dari pendirian Pandu Nisa tanpa harus
mengesampingkan peranan-peranan lain yang belum tercatat dalam dokumen sejarah
singkat ini.
Batasan awal yang digunakan dalam penulisan ini adalah berdasarkan atas
dokumen yang terdapat dalam Grup Whattapps (WA) Forum Komunikasi Guru
Agama Hindu Nusantara disingkat Forkom GAH Nusantara yang didirikan oleh Mr.
Duwijo tanggal 10 Oktober 2015.
Sebenarnyapun ada banyak terdapat group yang dapat dipantau didirikan baik
melalui Facebook Group maupun whatss apps yang pada waktu itu semakin
mengalami trend, bahkan menjadi trend media social. Dengan batasan dua media
social trend saat ini, pantauan terhadap forum-forum non formal Guru Agama Hindu
berusaha untuk tidak dikesampingkan pula dalam penulisan ini.
8

Beberapa forum yang ada menjadi cikal bakal berdirinya Pandu Nusa adalah
Panggugah Jati yang didirikan oleh kawan-kawan Guru Agama Hindu di Jawa
Timur, KKG AH Nusantara yang sifatnya tanpa coordinator hanya memiliki tujuan
untuk saling bertukar informasi antara guru-guru agama Hindu di seluruh Nusantara,
selain itu terdapat Ikatan Guru Agama Hindu (IGAHI) yang berdiri atas prakarsa
guru-guru agama Hindu di Provinsi Lampung. Demikian halnya Ikatan Guru Agama
Hindu Provinsi Sumatra Utara.
Sesungguhnya forum-forum ini sudah mengisyaratkan untuk adanya
persatuan dalam berbagai hal bagi Guru Agama Hindu, namun pada akhirnya semua
forum ini menggabungkan diri menjadi satu dalam Pandu Nusa.
Setelah itu terdapat rencana pendirian organisasi guru agama Hindu dan
Dosen agama Hindu di Denpasar yang menginginkan persatuan antara “acarya”,
namun beberapa versi muncul untuk menambahkan para peneliti da penyuluh dengan
nama Asosiasi Pendidik Hindu Indinesia (APHI), namun organisasi ini belum dapat
menyelesaikan tugas-tugasnya hingga berbadan hukum.
Sementara juga pada Forkom GAH Nusantara komunikasi semakin intens
mengkrucut untuk membentuk sebuah organisasi tingkat Nasional yang mewadahi
seluruh unsur guru agama Hindu tanpa harus berbenturan visi dan misi dengan
organisasi profesi yang sudah ada seperti KKG dan MGMP masing-masing jenjang
pendidikan.
Pada waktu itu pada diskusi dari usulan berbagai nama organisasi muncul,
seperti Asosiasi Guru Agama Hindu Indonesia (AGAHI), Acarya Sanggraha
Nusantara (AchSang) diusulkan Saudara Halfian, Asosiasi Guru Agama Hindu
Indonesia (Agraha), Ikatatan Guru Agama Hindu Nusantara (IGAHIN), atensi Guru
Agama Hindu pada Forum Diskusi secara Daring di WA Forkom GAH Nusantara
semakin mengrucut pada statement bersama untuk membentuk organisasia Guru
Agama Hindu bertaraf nasional.
Hasil diskusi secara Daring tersebut memutuskan untuk sesegera mungkin
membentuk Tim SC untuk membahas secara intens mengenai pembentukkan
organisasi selanjutnya. Dibentukkalah Tim SC pada waktu itu disepakati secara
aklamasi:
Susunan Tim SC AGRAHA
Ketua: Drs. Gusti Ngurah Dwaja
9

Anggota:
Komang Susila, S.Pd M.Pd
Duwijo, S.Pd.H
Komang Edi Putra, S.Ag
I Gusti Nyoman Suardeyasa, S.Ag, M.Pd.H
Nengah Sukanala, S.Pd
Miswanto, S.Ag, M.Pd.H
Nyoman Suwija, S.Pd, M.Si
Dewa Gede Raka Ananta
Nengah Sumendra, S.Ag, M.Fil.H
Kadek Yogiarta, S.Pd.H
Ni Kadek Nopi Cinrayani, S.Pd
Made Paramarta, S.Ag, M.Si
Wayan Sukarma, S.Ag
Ketut Sandiyasa, S.Ag
Nengah Asrama Juta Ningrat, S.Ag, M.Fil.H
Selanjutnya pemantapan Tim SC ini dibahas dalam pembahasan khusus
dalam Grup WA Tim SC Agraha.

2. Asosiasi Guru Agama Hindu Indonesia (Agraha)

Diskusi melalui Daring dilanjutkan dalam Grup WA Tim SC Agraha yang


dibuat tanggal 30 Januari 2017 oleh saudara Duwijo. Selain pembahasan Tim SC
Agraha yang telah dipilih sebagai nama Organisasi, juga pemilihan Logo Agraha
yang awalnya seperti matahari bersinar, namun disesuaikan dengan lingkaran warna
hijau
Seperti berikut:

Atas saran dari Saudara Nyoman Suwija salah seorang Tim SC dari Sumatra
mengusulkan agar pembicaraan dilanjutkan Selasa, Legi wuku Landep tanggal 31
Januari 2017, atas dasar perhitungan hari baik menurut Hindu, agar dilakukan
telecomfrence. Lalu diskusi berlangsung mulai pukul 18.25 (WIB) / 19.25 (WITA) /
10

20.25 WIT tanggal 31 Januari 2017 pembahasan utama adalah mematangkan


AD/ART Agraha.
Dengan Susunan TIM SC yang telah disempurnakan sebelumnya adalah
sebagai berikut:
Ketua: Drs Gusti Ngurah Dwaja (Jakarta)
Anggota:
Komang Susila, S.Pd, M.Pd (Jakarta)
Duwijo, S.Pd.H (Jakarta)
Drs. Trimo, M.Pd (Jawa Tengah)
Sri Purwati, S.Ag, M.Pd.H (Jogja)
I Gusti Agung Made Swebawa, M.Pd (Banten)
Miswanto, S.Ag, M.Pd.H (Jawa Timur)
Sukandar Kuswanto, M.Pd
I Nengah Sukanala, S.Pd (Kaltim-Kaltara)
Made Paramarta, S.Ag, M.Si ( Kalteng-Kalbar)
I Wayan Sukarma, S.Ag (Kalsel)
Nyoman Suwija, S.Ag, M.Si (SumbagSel)
Dewa Gede Raka Ananta, M.Pd.H
Made Karmawan, S.Ag (Kepri)
Kadek Yogiarta, S.Pd.H (Sulawesi)
Kadek Nopi Cindrayani, S.Ag (NTT)
Nengah Asrama Juta Ningrat, S.Ag, M.Fil.H (Bali bagian Tengah)
Ketut Sandiyasa, S.Ag ( Bali bagian Timur)
Komang Edi Putra, S.Ag (Bali bagian Selatan)
I Made Wiswaham, S.Ag, M.Pd.H (Bali bagian Barat)
I Gusti Nyoman Suardeyasa, S.Ag. M.Pd.H (Bali bagian Utara)
I Gusti Ketut Suardana, S.Ag (Papua Barat)
Eka Juliati, S.Ag (Papua)

Salah satu keputusan penting yang dibahas dalam Daring tersebut adalah
menambahkan Pendidikan Keagamaan Hindu sesuai dengan landasan hukum
Peraturan Pemerintah No 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Keagamaan dan
Peraturan Menteri Agama no. 56 tahun 2014 tentang pendidikan keagamaan Hindu,
pada AD/ART sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan bagi Guru Agama
Hindu.
Selain itu juga pembahasan tentang kedudukan antara Agraha dengan
organisasi profesi yang sudah ada yakni KKG dan MGMP Agama Hindu, atas saran
dari saudara Komang Edi Putra bahwa arah dari Agraha seperti PGRI, dinyatakan:
“Agraha ini konsepnya mirip dengan PGRI bukan malah menjadi KKG atau
MGMP”.
Lalu atas masukan dari Saudara Komang Susila bahwa
11

“koordinasi lebih baik, sebab MGMP dan KKG di bawah naungan kedinasan
resmi bukan Asosiasi, di DKI misalnya mendata seluruh KKG dan MGMP
semua Mapel untuk di SK-kan”.

Demikian juga dikuatkan oleh saudara Miswanto bahwa:

“kalau Agraha menjadi bagian terstruktur di atas KKG atau MGMP itu akan
melanggar UU Sisdiknas atau PP ttg Guru dan Dosen. KKG/MGMP
sebenarnya adalah organisasi kerja mirip Panitia AD Hoc. Makanya dia tetap
menjadi kelompok kerja dan dan musyawarah guru Mapel. MGMP / KKG di
bawah pengawas Dinas/Kemenag”.

Demikian juga pembahasan struktur organisasi dari tingkat pusat sampai


tingkat paling bawah yakni yang berada di tingkat Kecamatan, atas saran dari
saudara Gusti Ngurah Dwaja, meskipun pengecualian untuk Bali, tetapi perlu juga
dicantumkan di AD/ART.
Rapat Daring tersebut di pending waktu sudah menunjukkan pukul 22.25
WIB/ 23.25 WITA / 24.25 WIT. Pembahasan dilanjutkan ke tanggal 1 Februari 2017
pada pukul 19.19 WIB / 20.19 WITA / 21.19 WIT.
Pada diskusi Daring berikutnya disepakati adanya pendaftaran anggota secara
Online melalui Google Form yang digagas oleh saudara Miswanto, dengan alamat
pertama kali dalam dokumen Pandu Nusa adalah: http://goo.gl/JmlmrK , sehingga
pada saat itu tercatat sampai pukul 19.30 WITA tanggal 8 Februari 2017 sebanyak
183 Guru Agama Hindu dan Guru Keagamaan Hindu (Pasraman) yang sudah
bergabung.
Rapat Daring dilanjutkan pada tanggal 12 Februari 2017, dengan bahasan
memilih pengurus Agraha. Dengan berbagai pertimbangan sehingga diputuskan
pengurus Pusat Agraha pada periode 2017-2022 sebagai berikut:

A. PEMBINA:
Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI
Kakanwil Kemenag Provinsi Bali

B. PENASEHAT:
Kasubdit Pendidikan Dasar dan Menengah Ditjen Bimas Hindu
Kabid Penda Hindu Kemenag Provinsi Bali
Kabid Pembimas Hindu di Seluruh Indonesia

C. PENGAWAS:
1. Dr. Tiwi Susanti
12

2. Drs. I Gusti Agung Made Swebawa. M.Pd


3. Dra. Ni Nyoman Sukiartini, M.Pd

D. PENGURUS
1. Ketua Umum: Drs. I Gusti Ngurah Dwaja (DKI Jakarta)
2. Wakil Ketua I Bidang Pendidikan: I Nyoman Suwija, S.Ag., M.Si (Sumatra
Selatan)
3. Wakil Ketua II Bidang Organisasi, Kaderisasi, Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan: Sukandar Kuswanto, S.Pd., M.Pd.H. (Jawa Timur)
4. Wakil Ketua III Bidang Informasi, Komunikasi, Penelitian dan
Pengembangan: I Nengah Sukalana, S.Pd. (Kalimantan Timur)
5. Wakil Ketua IV Bidang Hubungan Masyarakat, Kerjasama, Pengembangan
Karier, dan Pelatihan Profesi (Koordinator Wilayah Sulawesi): I Wayan
Suwandi, S.Ag.
6. Wakil Ketua V Bidang Pemberdayaan Perempuan, PAUD, Pengembangan
Kesusastraan Seni Budaya dan Olahraga (Koordinator Wilayah Bali
Nusra): Komang Edi Putra, S.Ag.
7. Wakil Ketua VI Bidang Pengabdian Masyarakat, Advokasi dan Perlindungan
Hukum (Koordinator Wilayah Maluku Papua): I Gusti Ketut Suardana,
S.Ag.
8. Sekretaris Jenderal: Komang Susila, S.Ag., M.Pd.
9. Wakil Sekretaris Jenderal I (Wilayah Indonesia Bagian Barat): Miswanto,
S.Ag., M.Pd.H.
10. Wakil Sekretaris Jenderal II (Wilayah Indonesia Bagian Tengah): I Gusti
Nyoman Suardeyasa, S.Ag., M.Pd.H.
11. Wakil Sekretaris Jenderal III (Wilayah Indonesia Bagian Timur): Ni Kadek
Nopi Cindrayani, S.Pd.H.
12. Bendahara Umum: Duwijo, S.Pd.H.
13. Wakil Bendahara Umum: Sri Purwati, S.Ag., M.Pd.H.

14. Departemen Bidang (Debid)


a. Debid Pendidikan Agama Hindu (Dharmadhyaya):
I Made Wiswaham, S.Ag, M.Pd.H.
b. Debid Pendidikan Keagamaan Hindu (Dharmasrama)
I Gusti Agung Made Swebawa, M.Pd
c. Debid Organisasi dan Kaderisasi (Samsthawarga):
I Made Paramarta, S.Ag., M.Si.
d. Debid Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan (Subhagayasa)
I Ketut Sandiyasa, S.Ag.
I Putu Agus Diana, S.Ag.
e. Debid Informasi dan Komunikasi (Wartasamwada)
13

Dewa Nyoman Raka Ananta, S.Ag., M.Pd.H


Ni Made Adnyani, S.Ag, M.Pd.
f. Debid Penelitian dan Pengembangan (Kalpawreddhi)
I Nengah Asrama Juta Ningrat, S.Ag., M.Fil.H
g. Debid Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama (Sahakarapti)
Ni Ketut Wiartini, S.Pd.H.
Made Karmawan, S.Ag.
h. Debid Pengembangan Karier dan Pelatihan Profesi (Wyaparakriya)
I Putu Sukrisna, S.Pd.
i. Debid Pemberdayaan Perempuan dan Pendidikan Anak Usia Dini
(Stribala Kumara)
Ni Luh Gede Eka Juniati, S.Ag.
Ni Nyoman Sarniasih, S.Ag
j. Debid Pengembangan Kesusastraan, Seni Budaya dan Olahraga
(Sastracara Kridanam)
I Kadek Suwerta, S.Pd.H
k. Debid Pengabdian Masyarakat (Prajasewanam)
I Wayan Sukarma, S.Ag.
l. Debid Advokasi dan Perlindungan Hukum (Dharma Raksaka)
Matha Riswan, S.Pd.H.

Kemudian pada tanggal 18 Februari 2017, dihembuskan agenda untuk


mendaftarkan Agraha untuk mendapatkan Badan Hukum, sesuai dengan arahan
Sekjen terpilih Saudara Komang Susila. Lalu Tim SC memberikan tugas kepada
saudara Miswanto untuk mengonsep Proposal pengajuan SK Agraha ke Dirjen
Bimas Hindu Jakarta, sekaligus memohon arahan.
14

Pembahasan lanjutan dilakukan dalam rangka persiapan mendapatkan Akta


Notaris sekaligus Badan Hukum dari Kementerian Hukum dan HAM.

3. Pengajuan Akta Notaris dan SK Kemkumham

Upaya untuk mendaftarkan Agraha secara legal formal selalu mendapatkan


jalan yang baik dan mulus. Tim SC Agraha memutuskan untuk menunjuk saudara
Duwijo sekaligus Bendahara Umum Agraha pada saat itu untuk mencari Notaris
untuk mendaftarkan Agraha. Sampai saat pengusulan Badan Hukum TIM SC telah
disempurnakan berjulah 33 orang sebagai berikut:
Ketua: Drs Gusti Ngurah Dwaja (Jakarta)
Anggota:
Komang Susila, S.Pd, M.Pd (Jakarta)
Duwijo, S.Pd.H (Jakarta-Jabar)
Drs. Trimo, M.Pd (Jawa Tengah)
Sri Purwati, S.Ag, M.Pd.H (Jogja)
I Gusti Agung Made Swebawa, M.Pd (Banten)
Miswanto, S.Ag, M.Pd.H (Jawa Timur)
Sukandar Kuswanto, M.Pd
I Nengah Sukanala, S.Pd (Kaltim-Kaltara)
I Made Paramarta, S.Ag, M.Si ( Kalteng-Kalbar)
I Wayan Sukarma, S.Ag (Kalsel)
I Nyoman Suwija, S.Ag, M.Si (SumbagSel)
Dewa Gede Raka Ananta, S.Ag, M.Pd.H
Made Karmawan, S.Ag (Kepri)
Kadek Yogiarta, S.Pd.H (Sulawesi)
Kadek Nopi Cindrayani, S.Ag (NTT)
Nengah Asrama Juta Ningrat, S.Ag, M.Fil.H (Bali bagian Tengah)
Ketut Sandiyasa, S.Ag ( Bali bagian Timur)
Komang Edi Putra, S.Ag (Bali bagian Selatan)
I Made Wiswaham, S.Ag, M.Pd.H (Bali bagian Barat)
I Gusti Nyoman Suardeyasa, S.Ag. M.Pd.H (Bali bagian Utara)
I Gusti Ketut Suardana, S.Ag (Papua)
Ni Luh Gede Eka Juliati, S.Ag (Papua Barat)
Kadek Suwerta, S.Pd.H (Kupang NTT)
Wayan Suwandi, S.Pd.H (Matra Sulawesi Selatan)
Putu Agus Diana, S.Ag (Bengkulu)
Ni Nyoman Sarniasih, S.Ag (Sulawei Tengah)
I Putu Sukrisna, S.Pd (Sulawesi Utara)
Matha Riswan, S.Pd.H (Medan Sumatra Utara)
Ni Ketut Wiartini, S.Pd.H (NTB)
Putra Sesana, S.Ag (Kalbar)
Budi Eko Prasetiyo, S.Ag (Maluku)
I Made Yudi Arsana, S.Ag (Sulbar)
15

Pada dokumen Pandu Nusa tercatat dilaksanakan sebuah ivent oleh Panitia
Nasional perayaan Tahun Baru Caka 1939. Beberapa Guru Agama Hindu di Jakarta
dan sekitarnya mengikuti acara tersebut. Salah satunya adalah saudara Duwijo. Salah
satu pesan singkat saudara Duwijo dalam WA Tim SC Agraha pada pukul 13.41
WITA tanggal 9 April 2017, berikut isinya:
“OM Anobadrah kratavo yantu Visvatah. Mengikuti Yoga Massal di Cibubur,
astungkara dapat door price Vouche dari Notaris”

Berikut Voucer yang diperoleh saudara Duwijo saat mengikuti Yoga Massal tersebut:

Atas saran dari saudara Miswanto,

“Voucher dari pak Duwijo ini akan sangat bermanfaat jika dipakai untuk
AGRAHA… saya yakin ini sudah merupakan petunjuk dari Hyang Widhi
Wasa bahwa pak Duwijo dipertemukan dengan ibu Notaris”.

Berikut pesan saudara Duwijo

“dan tolong pak Ketum (Gusti Ngurah Dwaja), pak Sekjen (Komang Susila),
pak Miswanto permintaan PHDI Pusat ttg AD/ART Agraha di kirim agar kita
dapat sekretariat di PHDI Pusat Jln. anggrek Nelly Murni nggih, matur
nuwun”.

Beberapa masukan juga datang dari pemerhati Hindu diantaranya Pak Made
Sutresna, disisyaratkan agar Agraha focus untuk membidangi Guru Agama Hindu,
untuk penasihat Agraha agar dicantumkan lembaganya atau perorangan yang peduli
kepada Agraha.
Selain itu juga dalam catting dengan Bapak KS. Arsana, yang pada intinya
memberikan pertanyaan untuk memperkuat keanggotaan Agraha, dan melalui
16

bantuan Bapak KS. Arsana untuk mengkomunikasikan dengan PHDI pusat, akhirnya
secara lisan dapat diberikan menggunakan sekretariat PHDI Pusat sebagai sekretariat
bersama bagi Agraha dan organisasi lainnya yang berafiliasi dengan PHDI Pusat.
Melalui pesan singkat di WA Sekum PHDI Pusat Bapak Ketut Parwata seperti
berikut:
“…saya tidak berkeberatan untuk menggunakan alamat Jln. Anggrek Neli
Murni Blok A/3 Jakarta Barat yang saat ini digunakan oleh beberapa
organisasi termasuk PHDI Pusat. Pertanyaan saya, apakah Bapak sudah
mengetahui kondisi bangunan yg ada pada alamat tsb? Sekadar info, sarpras
yang ada masih sangat terbatas”.

Sementara TIM SC beserta dengan pengurus yang sudah terbentuk sesegera


mungkin untuk mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan agar dapat merealisasikan
Badan Hukum yang diberikan tempo sampai tanggal 9 Mei 2017 untuk sudah
memastikan untuk mendaftarkan Agraha ke Akta Notaris Ni Nyoman Rai Sumawati,
S.H, M.Kn yang disepakati untuk memfasilitasi Badan Hukum; yang pada saat
penerimaan Voucher tersebut ibu Notaris Ni Nyoman Rai Sumawati, S.H, M.Kn
adalah ketua pelaksana Yoga Massal perayaan Nyepi 1939 Saka.
Selama beberapa bulan permohonan Sekretariat di lakukan, namun teman-
teman Tim SC tetap memberikan semangat kepada Pengurus untuk mengerjakan
pengusulan Badan Hukum. Diantaranya saudara Matha Riswan asal Medan yang
bersemangat agar sesegera mungkin diwujudkan. Sampai tanggal 17 April 2017 ini
surat balasan dari PHDI belum diperoleh. Namun karena segala sesuatu hal perlu
persiapan, sehingga surat baru dapat dikirim ke email PHDI Pusat pada tanggal 17
April 2017 ini.
Tanggal 24 April 2017 surat balasan dari PHDI Pusat sudah diterima, dan
mengundang beberapa pengurus untuk hadir di Sekretariat PHDI Pusat pada pukul
10.30 WIB hari Kamis tanggal 27 April 2017 untuk simakrama dengan Sekum PHDI
Pusat. Dan tanggal 28 April 2017 surat PHDI Pusat tentang izin penggunaan
sekretariat bersama telah diterima pengurus. Pertemuan dengan PHDI Pusat tersebut
dihadiri saudara Gusti Ngurah Dwaja, Komang Susila dan Duwijo. Dengan nomor
surat Izin nomor: 036/Parisada P/IV/2017 tanggal 28 April 2017.
17

Foto Pertemuan dengan PHDI Pusat di Anggrek Neli Murni

Setelah itu tanggal 2 Mei 2017 dilaksanakanlah rapat terbatas Pimpinan Pusat
Pandu Nusa yang dihadiri oleh Ketum Gusti Ngurah Dwaja, Komang Susila dan
Duwijo Bapak Gusti Agung Swebawa beserta Nyonya Agung Swebawa intinya
adalah membahas pengajuan Badan Hukum Agraha.
Selanjutnya dengan Notaris Ibu Ni Nyoman Rai Sumawati, S.H, M.Kn,
berkas permohonan diajukan tanggal 4 Mei 2017, dan hari itu juga mendapat
tanggapan dari Ibu Notaris, dengan beberapa catatan penting, melalui pesan singkat
Komang Susila meneruskan pesan ibu Notaris, sebagai berikut:
“Diperlukan nama alternative lain, sebab nama Asosiasi sudah banyak yang
menggunakan…. Selain itu diperlukan Kas awal organisasi sebesar Rp.
10.000.000 (Sepuluh juta rupiah)”.

Pesan singkat ini segera mendapatkan tanggapan dari saudara Miswanto


denagn segera menyesuaikan nama Organisasi pada AD/ART, disusulkan nama-
nama sebagai berikut:
“Perkumpulan Guru Agama Hindu Indonesia (PGAHI)
Perkumpulan Pendidik Agama Hindu Indonesia (PPAHI)
Perkumpulan Pendidik Hindu Nusantara (PPHI)
Perkumpulan Pendidik Agama dan Keagamaan Hindu Indonesia (PPAKHI)
Perkumpulan Acarya Nusantara (PAN)
Perkumpulan Acarya Hindu Nusantara (PANDU NUSA)”
Benar saja setelah mendapatkan respon dari Notaris, nama Asosiasi tidak
diterima, sehingga dalam Ratas Daring di sepakati menggunakan pengajuan nama
terakhir yakni “Perkumpulan Acarya Hindu Nusantara (PANDU NUSA)”, dalam
18

diskusi daring, di tegaskan kembali mengenai nama “acarya” atau “acharya”,


sebelumnya atas saran dari I Gusti Nyoman Suardeyasa agar menggunakan Akronim
“Pandu Santara”, namun dipertegas lagi oleh Miswanto dengan sumber Kamus
Sanskerta, bahwa:
“dalam kamus Sanskrta ini, saya tidak menemukan kata yang dimaksud
“Acharya”, disebutkan: áacayaR “ācārya” = Guru, jadi yang mendekati kata ini
adalah acarya”

Untuk akronim Pandu Nusa juga dipertegas dengan memberikan penjelasan


arti secara harfiah sesuai dengan arti kamus sanskerta oleh Miswanto sebagai berikut:

“Pandu berasal dari akar kata kerja Sanskrta “ paZwu“ yang artinya:
“berkumpul bersama, berusaha bersama, melebur bersama, menimbun
bersama”. Sebagai Adverb kata ““ paZw”u sering diartikan sebagai “untuk
masa depan”. Kata Nusa adalah kata dalam Bahasa Jawa Kuna yang berarti
“pulau, kepulauan”. Dengan demikian secara harfiah maksud dari kata
“Pandu Nusa” adalah tempat berkumpulnya seluruh guru agama Hindu dari
seluruh kepulauan di Indonesia untuk membangun masa kebersamaan dan
demi masa depan bersama”.

Dalam hal Kitab Mahabarata Pandu juga dikenal sebagai ayah dari para
Pandawa “Yudisthirah putram pandusya”-Yudistira itu putra Pandu, setelah
disepakati menggunakan akronim tersebut, saudara Komang Susila mengkonfirmasi
ke Notaris bahwa sudah fix menggunakan nama tersebut.
Selain itu dalam Diskusi Daring, juga dihembuskan mengenai dana anggota
dalam AD/ART disimpulkan Rp. 5000/ bulan untuk masing-masing anggota. Dengan
perbandingan:
PP = 1000
PW= 2000
PD= 2000
Kemudian untuk dana pendaftaran anggota dikenakan Rp. 50.000, dengan
representasi sebagai berikut:
Cetak Kartu Anggota : 25.000
Ongkir : 10.000
PP : 5.000
PW : 5.000
PD : 5.000
19

Tanggal 12 Mei 2017, lalu diadakan pertemuan dengan Notaris Ibu Ni


Nyoman Rai Sumawati pada pukul 16.00 WIB, serta menandatangani berkas
pendirian organisasi yang dihadiri Drs. Gusti Ngurah Dwaja, Duwijo, Komang
Susila, Agung Swebawa beserta Nyonya Agung Swebawa dan Dr. Tiwi Susanti,
yang bertempat di Kantor Notaris Ni Nyoman Rai Sumawati, SH, M.Kn Jl. Hibrida
Raya Blok QK 1 No 26 Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Foto Penanda Tanganan Berkas Akta Notaris


Untuk melengkapi dana awal sebagai syarat dalam perolehan Badan Hukum
Pandu Nusa, banyak donator yang berkenan untuk berdana punia. Pada tanggal 15
Mei 2017 disepakati untuk meminjam Rekening Pribadi Saudara Duwijo selaku
Bendahara Umum Pandu Nusa dalam hal pengumpulan dana awal organisasi Pandu
Nusa, dengan nomor rekening BRI: 0419-01-012656-50-1 An, Duwijo.
Setelah terpenuhi syarat tersebut, tanggal 22 Mei 2017 disepakati untuk
penanda tanganan Akta Notaris di Notaris Ibu Ni Nyoman Rai Sumawati, dengan
nomor Akta Notaris: 24, sebagai berikut:
20

Foto Dokumen Akta Notaris Pandu Nusa

Sampai tanggal 12 Juni 2017, syarat dana awal pembentukkan organisasi


Pandu Nusa dapat terpenuhi Rp. 10.100.000,-, tercatat dalam Daring WA Tim SC
Pandu Nusa tanggal 13 Juli 2017 dana Punia dana awal terkumpul Rp. 12.650.000,-.
Dapat dilihat pada Neraca Laporan sebagai berikut:
21

Tanggal 7 Juli 2017, keluarlah Surat Keputusan Kementerian Hukum dan


HAM, lalu setelah terbitnya SK Kemkumham tersebut.

Foto Dokumen SK Kemkumham Pandu Nusa


Pengurus melalui Gusti Ngurah Dwaja menyelesaikan semua administrasi
Pencatatan Sipil Domisili Pandu Nusa yang dilakukan pada tanggal 28 Juli 2017 dan
terselesaikan pada tanggal 3 Agustus 2017. Dokumen Pencatatan Sipil Domisili
Pandu Nusa dapat dilihat sebagai berikut:
22

Foto Dokumen Domisili Pandu Nusa


Berikutnya adalah penetapan hari kelahiran Pandu Nusa sesuai dengan
ketetapan Akta Kelahiran Pandu Nusa tanggal 22 Mei 2017, maka pada tanggal 22
Mei 2017 ditetapkan sebagai hari lahirnya Pandu Nusa. Setelah itu terselesaikan pula
Rekening Resmi Pandu Nusa pada tanggal 4 September 2017. Dengan nomor
Rekening BRI KK Kemenag: 1235-01-000832-56-0.

Foto Dokumen Rekening Pandu Nusa

4. Pembentukkan Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah


Sampai saat di tulisnya Sejarah singkat ini telah tercatat 14 Pengurus
Wilayah yang terbentuk dan 2 Pengurus Daerah di Wilayah provinsi Bali. Selain itu
juga beberapa organisasi bergabung dengan Pandu Nusa diantaranya FORKOM
GAH Nusantara, IGAHI, KKG Nusantara, IKAWASU dan lain-lain.
Secara special Forkom GAH Nusantara sebagai cikal bakal: tanggal 28
Agustus 2017, Forkom GAH Nusantara telah merjer dengan Pandu Nusa yang
dibentuk 10 Desember 2015, ditandai dengan digantinya nama WA Forkom GAH
Nusantara dengan Pandu Nusa; dengan demikian seluruh asset dan data WA Forkom
GAH Nusantara telah diserahkan kepada Pandu Nusa. Namun karena quota anggota
WA di Forkom GAH Nusantara hanya 257 anggota saja, maka diputuskan untuk
23

melakukan migrasi ke Telegram: Perkumpulan acarya Hindu Nusantara yang


memiliki quota 10.000 anggota, sebagai basis komunikasi massal media masa di
masa depan bagi Pandu Nusa.
Secara kronologis pembentukkan Pengurus Wilayah Pandu Nusa dapat
disajikan sebagai berikut:

1) SK nomor: 0008/KEP/PN.00/A/2017 Tanggal 27 Agustus 2017, telah di SK kan


Pengurus Wilayah Provinsi Jawa Timur yang merupakan merjer dari organisasi
Panggugah Jati di Jawa Timur berdasarkan hasil rapat tanggal 20 Agustus 2017.
2) SK nomor: 0009/KEP/PN.00/A/2017 tanggal 30 Agustus 2017, membentuk PW
DI Jogjakarta berdasarkan hasil rapat tanggal 23 Agustus 2017.
3) SK nomor: 0010/KEP/PN.00/A/2017 tanggal 07 September 2017, telah di SK
kan Pengurus Wilayah (PW) Lampung berdasarkan atas hasil rapat tanggal 31
Agustus 2017, yang merupakan merjer dari organisasi guru agama Hindu di
Provinsi Lampung yakni IGAHI Lampung.
4) SK nomor: 0011/KEP/PN.00/A/2017 tanggal 10 September 2017 pembentukkan
PW DKI, berdasarkan hasil dapat tanggal 3 September 2017.
5) SK nomor: 0012/KEP/PN.00/A/2017 tanggal 11 September 2017, pembentukkan
PW Jawa Barat, berdasarkan atas Rapat Wilayah Perkumpulan Acarya Hindu
Nusantara Provinsi Jawa Barat tanggal 4 September 2017.
6) SK nomor: 0013/KEP/PN.00/A/2017 tanggal 12 September 2017, pembentukkan
PW Kalimantan Timur, berdasarkan atas Rapat Wilayah Perkumpulan Acarya
Hindu Nusantara Provinsi Kalimantan Timur tanggal 5 September 2017.
7) SK nomor: 0014/KEP/PN.00/A/2017 tanggal 12 September 2017, pembentukkan
PW Sumatra Selatan, berdasarkan atas Rapat Wilayah Perkumpulan Acarya
Hindu Nusantara Provinsi Sumatra Selatan tanggal 5 September 2017.
8) SK nomor: 0015/KEP/PN.00/A/2017 tanggal 14 September 2017, pembentukkan
PW Sulawesi Tenggara, berdasarkan atas Rapat Wilayah Perkumpulan Acarya
Hindu Nusantara Provinsi Sulawesi Tenggara tanggal 05 September 2017.
9) SK nomor: 0017/KEP/PN.00/A/2017 tanggal 26 September 2017, pembentukkan
PW Kalimantan Selatan, berdasarkan atas Rapat Wilayah Perkumpulan Acarya
Hindu Nusantara Provinsi Kalimantan Selatan tanggal 19 September 2017.
24

10) SK nomor: 0018/KEP/PN.00/A/2017 tanggal 27 September 2017, pembentukkan


PW Kalimantan Tengah, berdasarkan atas Rapat Wilayah Perkumpulan Acarya
Hindu Nusantara Provinsi Kalimantan Tengah tanggal 16 September 2017.
11) SK nomor: 0022/KEP/PN.00/A/2017 tanggal 24 Oktober 2017, pembentukkan
PW Nusa Tenggara Barat, berdasarkan atas Rapat Wilayah Perkumpulan Acarya
Hindu Nusantara Provinsi Nusa Tenggara Barat tanggal 17 Oktober 2017.
12) SK nomor: 0024/KEP/PN.00/A/2017 tanggal 02 November 2017, pembentukkan
PW Bali tanggal, berdasarkan atas Rapat Wilayah Perkumpulan Acarya Hindu
Nusantara Provinsi Bali tanggal 25 Oktober 2017.
13) SK nomor: 0026/KEP/PN.00/A/2017 tanggal 04 Desember 2017, pembentukkan
PW Jawa Tengah, berdasarkan atas Rapat Wilayah Perkumpulan Acarya Hindu
Nusantara Provinsi Jawa Tengah tanggal 1 Desember 2017.
14) SK nomor: 0034/KEP/PN.00/A/2017 tanggal 22 Desember 2017, pembentukkan
PW Papua, berdasarkan atas Rapat Wilayah Perkumpulan Acarya Hindu
Nusantara Provinsi Papua tanggal 18 Desember 2017.
15) SK Pengurus Wilayah Provinsi Bali nomor: 01/KEP/PW.17/A/2017 tanggal 14
Desember 2017 Pembentukkan Pengurus Daerah Kab. Buleleng 13 Desember
2017
16) Pembentukkan Pengurus Daerah Kab. Bangli pada tanggal 28 Desember 2017
(sampai ditulisnya naskah buku ini, belum dapat dilaporkan dokumen SK
pembentukkan Pengurus Daerah Pandu Nusa Kabupaten Bangli)

Untuk upaya mendapatkan pengarahan dari Dirjen Bimas Hindu Jakarta maka
Pengurus mengadakan Audiensi dengan Dirjen Bimas Hindu beserta Sekretaris
Dirjen Bimas Hindu pada tanggal 05 Oktober 2017. Adapun hasil yang diperoleh
adalah mengenai posisi dan struktur dari Pandu Nusa, yang dalam rencana
menjadikan Dirjen Bimas Hindu dalam struktur kepengurusan (sebagai Pelindung)
Pandu Nusa, namun atas arahan dari Dirjen, pihak Dirjen Bimas Hindu ( Prof. Drs. I
Ketut Widnya, M.A, M.Phil, Ph.D) memberikan arahan untuk tidak berada dalam
struktur Pandu Nusa, namun secara fungsional tetap diadakan koordinasi untuk
memajukan umat Hindu di seluruh Indonesia.
25

Foto audiensi Sekjen dan Bendum Pandu Nusa


dengan Dirjen Bimas Hindu di Jakarta

Foto Audiensi Sekjen dan Bendum Pandu Nusa dengan Sekretaris Dirjen
Bimas Hindu di Jakarta
Selain itu pertemuan dengan Sekretaris Dirjen Bimas Hindu (Drs. I Made
Sutresna, M.A) memberikan arahan untuk mendaftarkan Pandu Nusa pada Dirjen
Bimas Hindu, dengan demikian mengenai anggaran dapat diberikan kepada Dirjen
Bimas Hindu Jakarta.

5. Galery Sosialisasi Pandu Nusa


Sesuai dengan arahan Ketua Tim SC Agraha melalui pesan singkat di WA,
bahwa pada setiap kesempatan, pada setiap kegiatan agar disempatkan disampaikan
keberadaan Pandu Nusa. Maka beberapa kali Pandu Nusa telah melaksanakan
sosialisasi dengan meminta waktu pada suatu kegiatan. Namun sebelum terdapat
26

kepastian hukum tidak sedikit mendapatkan pertanyaan, hujatan, bahkan tidak sedikit
yang menolak. Namun Pandu Nusa tetap maju dan berupaya mengajak seluruh
lafisan Guru Agama Hindu dan Guru Keagamaan Hindu untuk bergabung:
Pada tanggal 19 September 2017 diadakan sosialisasi di Jakarta

Foto Sosialisasi Pandu Nusa di Jakarta, paling Kanan Ketum ( Drs Gst Ngurah
Dwaja, Bendum Duwijo, S.Pd.H, Sekjen Komang Susila, S.Ag, M.Pd, salah satu
pengurus pusat I Nengah Sukalana, S.Pd dari Kaltim

Foto Sosialisasi Pandu Nusa di Provinsi Bali, Tgl 25 Nov. 2017


Made Wiswaham, Duwijo, I Gusti Ngurah Dwaja, Sandiyasa,
Juta Ningrat
27

III. Penutup
Pada penghujung tahun 2017 ini Guru-guru Agama Hindu se Nusantara telah
dapat mewujudkan sebuah organisasi berbadan Hukum tingkat Nasional, harapan ke
depannya sesuai dengan Visi-visi Pandu Nusa yakni “ Membangun Guru Agama
Hindu yang cerdas, professional, rukun, dan Sejahtera”.
Dengan Misi :
1) Meningkatkan pemahaman ajaran Agama Hindu;
2) Meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan Swadharma;
3) Meningkatkan kerukunan antar guru melaluiSimakrama;
4) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta didik;
5) Meningkatkan daya saing dengan MAPEL lain;
6) Meningkatkan kecerdasan dalam menghadapi tantangan Global.
Harapan ke depannya kemudian Pandu Nusa dapat menjalankan tugas-tugas
organisasi:
1) Meningkatkan Sraddha dan Bhakti terhadap Sang Hyang Widdhi Wasa Tuhan
Yang Maha Esa;
2) Membela, mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan Empat Pilar
Kebangsaan;
3) Melaksanakan dan mengembangkan Sistem Pendidikan Nasional;
4) Membina dan bekerja sama dengan Kelompok Kerja dan Musyawarah Guru
Pendidikan Agama Hindu;
5) Mempersatukan semua guru Pendidikan Agama Hindu di semua jenis, jenjang
dan satuan pendidikan guna meningkatkan pengabdian dan peranserta di
dalam pembangunan nasional;
6) Mengupayakan dan mengevaluasi terlaksananya peningkatan kualifikasi
akademik, sertifikasi, akreditasi, sebagai lisensi bagi pengukuhan kompetensi
profesi guru Pendidikan Agama Hindu;
7) Menegakkan dan melaksanakan Dwadasa Sila Guru Pendidikan Agama Hindu
sesuai peraturan organisasi yang bersumber dari Pustaka Suci Weda;
8) Mengadakan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan,
organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, dan/atau organisasi
kemasyarakatan umumnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
dan/atau kebudayaan;
9) Memelihara, membina dan mengembangkan kebudayaan nasional serta
memelihara kebudayaan daerah dalam rangka memperkaya kebudayaan
nasional;
28

10) Memelihara dan mempertinggi kesadaran guru Pendidikan Agama Hindu akan
profesinya untuk meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan, pengabdian,
prestasi.
Dengan landasan kerja Nishkama karma Bhagawad Gita II – 47 berikut:

karmaóy evadhikàras te mà phaleûu kadàcana,


mà karma-phala-hetur bhùr mà te saògo 'stv akarmaói.

Terjemahan
Engkau hanya memiliki hak atas kewajibanmu dan tidak pernah kepada
buahnya; janganlah sesekali pahala yang mendasari semua perbuatanmu; dan
jangan sekali-kali terikat kepada kecenderungan untuk tiada mengerjakan apa
yang memang menjadi kewajibanmu (Mantik, 2006: 83).

Mudahan-mudahan dengan semangat “ngayah” yang tinggi dari Guru-guru


Agama Hindu dapat terus meningkatkan diri, dalam pembelajaran maupun dalam
mengelola organisasi profesi dengan profesional. Dengan berlandaskan Lokal jenius
Hindu falsafah Jawa yang mengakar pada sendi-sendi Nusantara, “agawe sukaning
len” “Rame ing gawe-sepi ing pamerih”, dan lain sebagainya yang dapat
membangkitkan semangat berkarya, mencapai prestasi-prestasi bersama untuk
kemajuan Hindu di masa yang akan datang, membangun karakter anak-anak Hindu.

Anda mungkin juga menyukai