Anda di halaman 1dari 5

Proyek Pembangunan Jalan Tol Cinere – Jagorawi Seksi

3/ merupakan proyek Jalan Tol Pertama/ yang dikerjakan


Oleh PT PP Presisi Tbk sebagai Kontraktor Utama.

Panjang jalan Tol ini adalah 5,4 KM/ dengan 2 lokasi


simpang susun/ dan 1 lokasi junction dan terdapat 12
lokasi jembatan.

Dari 12 Lokasi jembatan tersebut salah satu lokasi


Jembatan (tepatnya Jembatan Ramp 2/5 atau Jembatan
Pertagas) lokasinya bersinggungan dengan Utilitas Milik
PT. Pertamina Gas dan Jalan Tol Aktif yaitu Jalan Tol
Depok Antasari.

Panjang Jembatan Pertagas atau Jembatan Ramp 2/5 ini


adalah 215 meter terdiri dari 9 segmen gelagar dengan 2
Abutment dan 8 Pier, untuk posisi utilitas Pipa Gas Milik
PT. Pertamina berada pada posisi P5-P6 dan merupakan
area clear zone/dilarang melintas.
Permasalahan kemudian terjadi karena erection girder
diatas Lokasi Pipa Gas harus menggunakan Launcher
dimana metode tersebut merupakan metode yang sudah
distujui oleh PT. Pertamina Gas dan sudah disampaikan
pemilik proyek pada saat tender/aanwijzing, dengan
kondisi pembebasan lahan pada lokasi P6 sd A2
terlambat 7 bulan dimana kontrak Juni 2021 – Lahan
Bebas Januari 2022 serta pekerjaan harus selesai pada
bulan September 2022 untuk Fungsional Nataru, metode
penggunaan launcher berdampak terhadap pelaksanaan
pekerjaan P7 sd P8 akan terlambat karena akan
digunakan sebagai penempatan stock balok girder P5 –
P6, sehingga pelaksanaan pekerjaan P7 – P8 baru dapat
dilaksanakan setelah pekerjaan P5 – P6 selesai dan
pekerjaan akan terlambat sekitar 4 bulan.
Dari permasalahan tersebut kemudian tim engineering
melakukan evaluasi dengan merubah metode launcher
menjadi metode yang lebih efektif.
Setelah mempelajari kondisi eksisting dan melakukan
evaluasi teknis, metode pekerjaan dapat menggunakan
crawler crane tanpa menggangu lahan Utilitas milik PT
Pertamina Gas dengan memanfaatkan jembatan
eksisting Jalan Tol Depok – Antasari.

Dengan rencana beban yang akan melintas adalah


sebesar 127 Ton dan setelah dilakukan evaluasi
terhadap kapasitas jembatan eksisting agar tetap aman
saat digunakan maka tim engineering melakukan
rekayasa teknis gandar dan konfigurasi roda kendaraan
pengangkut girder serta menyesuaikan ketersediaan unit
yang ada diarea Jabodetabek

Tantangan dalam inovasi ini selain melakukan rekayasa


teknis pada pembebanan jembatan eksisting adalah
tantangan untuk meyakinkan PT. Pertamina Gas dan
Pemilik Jalan Tol
Depok – Antasari bahwa metode yang akan digunakan
dapat dilaksanakan dengan aman.
Berbekal evaluasi teknis dengan perencanaan matang
dan paparan terkait lesson learned kejadian 5 Tahun
terakhir untuk pelaksanaan pekerjaan erection girder,
Tim Proyek Cijago Seksi 3 berhasil mendapatkan
persetujuan dari para Pihak setelah melakukan beberapa
kali paparan dengan melibatkan Pihak BPJT, JBH dan
Komite Keselamatan Konstruksi.

Dalam pelaksanaannya tim Proyek Cijago berhasil


menyelesaikan pekerjaan dengan aman dan tepat waktu
yang melibatkan semua Pihak terkait.

p
Inovasi metode ini merupakan inovasi yang
memanfaatkan jembatan tol eksisitng depok antasari
yang aktif.
Pada rencana awal persetujuan kita diharuskna
menggunakan launcher akan tetapi dengan kondisi lahan
yang terbatas akan stockyard girder & waktu
pelaksanaan launcher yang cukup lama, kita mencoba
merubah metode kerja dari launcher menjadi crawler
crane.
Pada proses perubahan metode, banyak dokumen
adminsitrasi yang perlu dipenuhi, salah satunya
meyakinkan metode kerja kapada PT pertamina gas
bahwa metode ini aman dilaksanakn mengingat terdapat
pipa gas ekspose dilokasi pekerjaan.
Disamping itu, kita juga harus berkoordinasi kepada
pihak BUJT jalan tol depok antasari karena proses
mobilisasi girder diharuskan melewati jembatan eksisting
tersebut.
Mengingat beban truck trailer serta girder yang
mencapai 130 Ton, kita harus menganalisa jembatan
ekstitng kemudain penentuan rekayasa teknis pemiilihan
pembebanan gandar & konfigurasi roda pada truck
trailer, Hal ini bertujuan agar jembatan eksisting aman
untuk dilalui.

Anda mungkin juga menyukai