Laporan Praktik Konstruksi Tol Cijago
Laporan Praktik Konstruksi Tol Cijago
Oleh :
Bintang Pratama
Chandra Gunawan
Chika Klarissa
Dhika Fikadila
Dimas Sri Kuncoro
Fathon Darmawan
Program studi Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan - Konsentrasi Jalan Tol
Teknik Sipil
Politeknik Negeri Jakarta
2015
A. Jalan Tol Cijago (Cinere-Jagorawi) Seksi II
Jalan tol Cinere-Jagorawi seksi II membentang sepanjang 5.50 km berawal dari Jalan
Raya Bogor hingga Kukusan, Depok. Merupakan bagian dari rencana pembangunan
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2 (JORR 2).
Pekerjaan konstruksi jalan tol cijago seksi II dipegang oleh Hutama Karya.
Pembangunan jalan tol cijago seksi II seluruhnya berada dikota Depok Jawa Barat,
dan dibangun dengan menggunakan konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) dengan
jumlah lajur 2 x 3 serta didesain dengan kecepatan rencana 100 km/jam (bpjt.pu.go.id)
Konstruksi utama jalan tol Cijago antara lain tunel margonda, jembatan ciliwung,
jembatan penyebrangan dan jalan utama.
B. Praktik di Lapangan
Berikut hasil pengamatan dilapangan
1. Tebal lapisan yang direncanakan :
a. Main road :
Subgrade : 20 cm
Lean concrete : 10 cm
Rigid pavement : 27 cm
b. bahu jalan :
Subgrade : 20 cm
Aspal : 5 cm
2. Pada seksi pengarengan masih terdapat lahan yang masih dalam tahap pembebasan.
3. Penghamparan base course dilakukan dengan menggunakan alat berat excavator, cutting
elevasi dengan menggunakan motor grider dan pemadatan dengan vibro roller.
7. Pada seksi setu baru saja selesai dilakukan pemasangan launcher dan pengecoran bored
pile.
1. Pembebasan lahan yang belum 100% masih dalam tahap musyawarah maupun
konsinyasi untuk membebaskan lahan tersebut.
2. Keadaan cuaca yang tidak dapat dihindari mengganggu kegiatan pekerjaan konstruksi
dan bukan tidak mungkin dapat menjadi penyebab penyelesaian pekerjaan menjadi
terlambat.
3. Keadaan tanah yang hampir setiap pagi basah karena hujan di malam hari membuat
pekerjaan penghamparan base course tidak dapat dilakukan secara efektif. Harus
menunggu tanah menjadi lebih kering baru bisa diproses.
4. K3 Konstruksi masih belum sepenuhnya berjalan pda kegiatan kontruksi.
Solusi :
1. Penyegaraan dari pihak owner untuk membebaskan lahan agar tidak menggangu
proser pekerjaan. Sementara itu, konstruksi harus tetap berjalan meskipun ada lahan
yang belum bebas, hingga nanti bebas, hanya tinggal mengerjakan lahan tersebut saja.
2. Jam kerja yang diterapkan bisa saja diubah untuk menghindari tanah yang selalu
basah setelah hujan. Atau pekerjaan tetap dilanjutkan jika cuaca hingga sore dan
malam hari tetap cerah untuk mengejar keterlambatan pekerjaan. Dengan resiko harus
mengatur ulang pembiayaann dan penjadwalan untuk pekerja dan alat yang
digunakan.
3. Pengawas K3 sebaiknya memantau lebih sering karena kesadaran dari para pekerja
untuk keselamatan kerja masih sangat kurang.