BAB III
METODOLOGI
3.1 UMUM
salah satu langkah strategis dalam rangka pengendalian banjir di DKI Jakarta.
Ciliwung (struktur inlet) melintas Jalan Otista Raya menembus sepanjang Jalan
Otista 3 melintas Jalan D.I Panjaitan hingga Sungai Cipinang Kebon Nanas dan
Gambar 3.1 Lokasi Proyek Sudetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur
inlet, outlet, drop struktur, temporary arriving shaft, pipa terowongan air, pintu
Pekerjaan akan dimulai dari area outlet dan area inlet yang juga akan
Pada bab ini pembahasan lebih dalam akan mengarah pada metode
pelaksanaan Dinding Penahan Tanah jenis Secant Pile, dan juga metode
secant pile (primary dan secondary secant pile) dari tahap persiapan lahan
.
SECANT PILE
PENGECORAN BETON
dry bore. Pengeboran dimulai dengan primary pile sampai selesai (Gambar
Gambar 3.6 Arah pengeboran Primary Secant Pile dan Secondary Secant Pile.
mengenai posisi atau elevasi site yang harus dikerjakan sesuai dengan
tepat sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini dilakukan oleh surveyor
3. Pekerjaan Pengeboran
Untuk menahan agar lubang bor tidak longsor digunakan pipa selubung
Vibro-Hammer.
b. Pengeboran
alat bor sudah dirakit dan titik bor sudah disiapkan, maka segera dapat
Auger dan Soil Bucket untuk tanah yang halus (soft), pasir (sand) sampai
Gambar 3.10 Pengeboran Tanah pada Titik Bor yang Sudah Disiapkan
longsoran dan lumpur yang terjadi pada dasar lubang bor. Pekerjaan ini
a. Uji Slump
mengetahui mutu beton dari setiap mixer truck apakah sesuai dengan spek
yang direncanakan atau tidak. Hasil dari slump test akan diambil
dituang melalui bucket yang berbentuk pipa corong. Panjang pipa tremi 2
tuang ke dalam corong untuk melancarkan aliran ready mix dalam pipa
minimum 300 mm diatas cut off level. Over cast dilakukan untuk
Berdasarkan letak geografis, trase terowongan dan data tanah maka metode
pemasangan pipa dengan mendorong pipa mengikuti line yang telah dibuat
oleh mesin bor (jacking horizontal). Pekerjaan ini dilakukan secara simultan
Pekerjaan pengeboran ini dimulai dari lokasi inlet dan outlet sebagai titik
awal pengeboran (driving shaft) dan berakhir di lokasi temporary arriving shaft
di otista 3.
terowongan tipe EPB. Pengeboran dimulai dari lokasi inlet dan outlet yang
dijadikan sebagai driving shaft, dan akan bertemu di lokasi temporary arriving
Panjang total dari trase terowongan adalah ± 1.226 meter dan direncanakan
menggunakan RCP pipe 2 x dia. 3500 mm sehingga dibutuhkan ± 978 unit pipa
beton.
driving shaft pada lokasi inlet dan outlet selesai, maka pekerjaan terowongan
bore pile untuk mencegah runtuhnya tanah asli terutama di sekitar area
2. Setelah itu lantai kerja dan pelat beton dapat dikerjakan dan diinstal
shaft dijaga selalu dalam kondisi kering untuk memudahkan pekerjaan dan
wall atau dinding reaksi dapat dikerjakan, dinding reaksi dibangun sebagai
4. Entrance ring dengan rubber seal dipasang, kemudian beton cor untuk
tanah dan tanah selama pipa jacking beroperasi, dan dilanjutkan dengan
dengan Operation board dari sistem EPB, kemudian power dan kabel
6. EPB Shield diturunkan dan diinstal, kemudian dilakukan uji EPB Shield
7. Setelah EPB Shield dan alat jacking siap dioperasikan, maka pekerjaan
di jacking mengikuti line yang telah dibentuk oleh EPB Shield, proses
jacking, torsi dari cutter head, laju aliran slime, tekanan slime didepan
shield, tekanan tanah dan kemiringan dari EPB Shield. Lubricant dipompa
10. Selama atau sebelum pelaksanaan jacking pipa, receiving shaft dibuat
untuk mengangkat kembali EPB Shield dan sebagai closing dari pekerjaan
tanah. Exit ring, rubber seal, dan guide rail di set untuk menerima EPB
12. Pekerjaan finishing dari pipa jacking adalah dengan melakukan grouting
analisa software ini akan dihasilkan momen-momen, gaya geser, gaya tahan
untuk menjadi input pada program PCACOL. Dari PCACOL ini dapat
diketahui apakah desain aman atau tidak aman digunakan. Berikut merupakan
tanah. Input yang dibutuhkan dalam program ini adalah gaya tekanan
tanah, beban luar, dan gaya tekanan air, dan juga gaya angkur. Beban
p-y yang dicetuskan oleh Matlock, 1970; Reese et al., 1974; Reese
adalah persamaan:
berkohesi:
Step 1
Lakukan tes tanah untuk mengetahui nilai friksi (ϕ) dan berat
jenis (γ) tanah pada lapangan.
Step 2
( )
Step 3
Step 4
Hitung nilai
Mendapatkan nilai xr pada titik psinggung pcr dan pcd, (b) Menentukan
lengkung p-y
⁄
( )
Step 5
(gambar 3.3b)
dan (3.11).
Step 6
p-y.
Step 1
Lakukan tes tanah untuk mengetahui nilai friksi (ϕ) dan berat jenis
Step 2
dimana
J = faktor empiris
dimana
Step 3
Step 4
Hitung:
Step 5
berikut:
⁄
⁄
lengkung load-setlement.
(lengkung b).
Step 6
sebagai berikut:
Step 1
daya dukung tanah (50). Jika nilai 50 tidak tersedia, gunakan
<12 0.02
12-24 0.02
24-48 0.01
48-96 0.006
96-192 0.005
>192 0.004
Step 2
penahan tanah pu harus lebih kecil dari nilai yang didapat dari
( )
Dimana:
Step 3
Step 4
persamaan:
⁄
⁄
Pembebanan siklis
Step 1
Step 2
Step 3
berikut:
Dimana:
ulang
Dimana:
⁄ ⁄ = ratio tekanan
Step 4
dengan persamaan:
Dimana:
ulang
angkur.
angkur, jumlah dan ukuran dari tulangan dinding penahan tanah yang
sebagai berikut:
dari kolom atau dinding penahan tanah yang akan didesain. Input
Pilih jenis yang sesuai dengan desain. Input jumlah tulangan dan
ukuran tulangan.
penahan tanah.
P (k ip)
700
(Pmax)
1 (Pmax)
2
fs=0 fs=0
fs=0.5fy fs=0.5fy
4
-180 180
Mx (k -ft)
(Pmin)
-200
5 (Pmin)
Titik 1
Titik 2
Titik 3
Dimana : ab = ×c
=1,09—0,008×f’c
fs =
f’s =
b = lebar penampang
( )
Dimana :
Titik 4
Pn = 0
( )
Titik 5