Anda di halaman 1dari 25

INSANNUL GHUFRAN

a. Lokasi yang akan dilakukan pengecoran dilakukan pembersihan

menggunakan air compressor yang bertujuan membersihkan permukaan

bekisting dari sisa pengerjaan sebelumnya, yaitu pemasangan bekisting dan

pembesian. Cara kerja air compressor adalah menyemprotkan udara

bertekanan sehingga kotoran-kotoran seperti ; serpihan kayu, sisa kawat

bendrat, dan debu dapat disingkirkan.

Gambar 3.11 Pembersihan Area Pengecoran

Laporan Kerja Praktek 61


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

b. Jika pengecoran dilaksanakan dengan menggunakan concrete pump, pipa

tremie dipasang terlebih dahulu di area pegecoran.

Gambar 3.12 Pemasangn Pipa Tremie

c. Pengecoran dapat dilaksanakan setelah Truck mixer datang dan telah

memenuhi uji slump dan pembuatan benda uji.

d. Untuk pengecoran menggunakan concrete pump adonan beton dituang

kedalam concrete pump lalu dipompa melalui pipa tremie menuju area

pengecoran. Sedangkan untuk pengecoran menggunakan concrete bucket,

adonan beton dituangkan ke dalam concrete bucket hingga terisi penuh

dengan kapasitas maksimum concrete bucket sebesar 1,2 m3. Kemudian

cocncrete bucket diangkat menggunakan tower crane menuju area

pengecoran.

Laporan Kerja Praktek 62


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 3.13 Penuangan Beton ke Concrete Bucket

e. Pada pengecoran menggunakan concrete pump terdapat operator yang

mengatur aliran pompa adonan beton ketika adonan beton sudah menumpuk

di area pengecoran. Untuk pengecoran menggunakan concrete bucket

terdapat operator yang ikut naik bersama concrete bucket yang bertugas

untuk membuka aliran beton.

f. Adonan beton diratakan ke seluruh area, bersamaan dengan penggunaan

vibrator untuk menggetarkan beton, agar adonan beton mengisi ke seluruh

sudut bekisting dan mengeluarkan gelembung udara.

Laporan Kerja Praktek 63


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 3.14 Pengecoran

g. Setelah beton menutup seluruh area pengecoran, permukaan beton diratakan

menggunakan jidar kecil. Jika permukaan beton ditabur beton hardener,

permukaan beton diratakan kembali menggunakan mesin trowel.

Laporan Kerja Praktek 64


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 3.15 Meratakan permukaan beton

3.4 Uji Slump dan Benda Uji

3.4.1 Uji Slump

Pada proyek ini beton yang digunakan adalah merek adhimix. Sebelumnya

adonan beton dibawa dari batching plant menggunakan Truck mixer, selama

perjalanan dari batching plant yang berlokasi di Jl. Lenteng Agung menuju Proyek

Rusun Tanjung Barat, mixer selalu berputar dengan kecepatan 8-12 putaran

permenit agar beton tetap homogen dan tidak mengeras. Saat Truck mixer datang

dilakukan Uji slump sebelum memulai pengecoran. Uji slump dilakukan setiap kali

Truck mixer datang. Berikut tata cara pengerjaan uji slump :

Laporan Kerja Praktek 65


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 3.16 Truck mixer Adhimix

a. Siapkan papan besi datar, kerucut abrams, dan batang besi.

Laporan Kerja Praktek 66


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 3.17 Peralatan Uji Slump dan benda uji

b. Isi kerucut abrams dengan adonan beton dalam 3 bagian.

c. Masing-masing bagian dirojok dengan batang besi sebanyak 25 kali.

d. Setelah adonan beton terisi penuh, ratakan permukaan beton menggunakan

batang besi.

e. Angkat kerucut abrams secara perlahan, lalu letakkan kerucut abrams

secara terbalik disamping slump.

f. Letakkan batang besi di puncak kerucut abrams sebagai acuan untuk

mengukur ketinggian slump.

Laporan Kerja Praktek 67


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 3.18 Uji Slump

Laporan Kerja Praktek 68


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 3.19 Tinggi slump 13 cm

3.4.2 Benda Uji

Pembuatan sampel benda uji dibuat untuk masing-masing mutu beton untuk

setiap volume beton 50 m3. 1 set benda uji pada proyek ini dibuat sebanyak 4 buah,

masing-masing untuk uji beton umur 7 hari, 14 hari, 28 hari, dan satu untuk

cadangan. Berikut tata cara pembuatan benda uji :

a. Siapkan cetakan silinder uji beton, bersihkan bagian dalamnya terlebih

dahulu, yaitu bagian permukaan yang bersentuhan dengan adonan beton.

Laporan Kerja Praktek 69


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 3.20 Peralatan Benda Uji dan Slump

b. Tuangkan adonan beton dalam 3 bagian.

c. Masing-masing bagian dirojok menggunakan batang besi sebanyak 25 kali.

Laporan Kerja Praktek 70


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 3.21 Merojok adonan beton

d. Setelah dirojok, bagian dalam pinggiran silinder diketuk-ketuk, agar benda

uji terisi padat, lalu ratakan permukaan benda uji.

e. Tuliskan informasi tentang benda uji tersebut di permukaan benda uji

silinder dengan cara diukir atau dengan meletakkan kertas diatasnya.

Laporan Kerja Praktek 71


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 3.22 Benda Uji

f. Diamkan selama 1 hari hingga mengering.

g. Buka cetakan silinder uji beton.

h. Lakukan curing pada benda uji, dengan merendam benda uji dalam bak

berisi air.

Laporan Kerja Praktek 72


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 3.23 Benda Uji

i. Keluarkan benda uji 1 hari sebelum uji tekan beton, agar benda uji dapat

mengering spenuhnya.

j. Sebelum dilakukan uji tekan, permukaan beton dicaping terlebih dahulu

agar permukaan beton rata.

Laporan Kerja Praktek 73


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 3.24 Caping Benda Uji

k. Lakukan uji tekan pada laboratorium yang telah ditentukan.

Laporan Kerja Praktek 74


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

BAB IV

TUGAS KHUSUS

PENGECEKAN TULANGAN BALOK PADA AS W-Z/3 LANTAI 9

TOWER U DAN TULANGAN KOLOM K7-1 PADA AS S/4 LANTAI 7

TOWER U

4.1 Tinjauan Umum

Pada bab ini penulis akan membahas pengecekan tulangan balok dan

tulangan kolom. Balok-balok yang ditinjau merupakan balok-balok yang terletak

pada lantai 9 as W-Z/3 dan kolom yang ditinjau merupakan kolom dengan kode

K7-1 yang terletak pada as S/4 lantai 7 Tower U. Pengecekan tulangan meliputi

spesifikasi yang ada pada gambar kerja dan standar pekerjaan yang telah

direncanakan.

4.2 Pengecekan Tulangan Balok

4.2.1 Tinjauan Khusus

 Mutu Beton : fc’= 30 MPa

 Mutu Tulangan : BJTS 42 (fy = 420 MPa)

 Slump test : 12 ± 2 cm

 Volume Beton :

o Balok B45 :

 Lebar : 400 mm

 Panjang : 6000 mm

Laporan Kerja Praktek 75


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

 Tinggi : 500 mm

 Volume : 400 X 500 X 6000

: 1.200.000.000 mm3

: 1,2 m3

o Balok B46A :

 Lebar : 400 mm

 Panjang : 7550 mm

 Tinggi : 650 mm

 Volume : 400 X 650 X 7550

: 1.963.000.000 mm3

: 1,963 m3

Jumlah Truck mixer yang dibutuhkan :

 Kapasitas 1 Truck mixer : ± 7 m3

 Volume pengecoran : 1,2 m3 + 1,963 m3 = 3,163 m3


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 3,163
 =
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 1 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 𝑚𝑖𝑥𝑒𝑟 7

= 0,45 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 𝑚𝑖𝑥𝑒𝑟 ≈ 1 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 𝑚𝑖𝑥𝑒𝑟

4.2.2 Dimensi

Pada proyek ini, penamaan balok berdasarkan dimensi balok-balok yang

sudah direncanakan. Contoh, balok dengan dimensi 400 x 500 diberi kode B45.

Laporan Kerja Praktek 76


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Balok-balok yang terletak pada lantai 9 as W-Z/3 terdapat dua bentang balok yang

masing-masing memiliki dimensi berbeda. Untuk balok yang terletak pada as W-

X/3 memiliki dimensi 400 x 500 dengan kode balok B45, dengan panjang bentang

6000 mm. Lalu balok yang terletak pada as X-Z/3 memiliki dimensi 400 x 650

dengan kode balok B46A, dengan panjang 7550 mm.

Gambar 4.1 Lebar balok 400 mm

4.2.3 Diameter

Pada kedua balok, diameter baja tulangan yang telah direncanakan untuk

tulangan utama dan sengkang masing-masing menggunakan baja tulangan dengan

diameter D16 dan D10. Penulis melakukan pengecekan diameter di lapangan

Laporan Kerja Praktek 77


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

menggunakan jangka sorong. Berikut hasil pengecekan yang penulis peroleh di

lapangan :

Gambar 4.2 Pengukuran diameter tulangan

Laporan Kerja Praktek 78


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 4.3 Diameter tulangan utama D16

Gambar 4.4 Diameter sengkang D10

Laporan Kerja Praktek 79


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

4.2.4 Jumlah Tulangan

Pengecekan jumlah tulangan dilakukan pada tulangan tumpuan dan

lapangan balok serta bagian atas dan bawah. Karena pada bagian-bagian tersebut

jumlah tulangan memiliki jumlah tulangan yang berbeda-beda. Tulangan atas

berfungsi untuk menahan beban tekan, sedangkan tulangan bawah berfungsi untuk

menahan beban tarik. Berikut data mengenai jumlah tulangan yang diperoleh dari

gambar kerja :

Tumpuan
Tumpuan Kiri Lapangan
Kanan

Tulangan 6 2 5
B45 as (W-X/3) Atas
Tulangan 4 4 4
Bawah
Tulangan 7 2 6
B46A (as X-Z/3) Atas
Tulangan 5 5 4
Bawah

Tabel 4.1 Jumlah Tulangan

Laporan Kerja Praktek 80


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 4.5 Jumlah tulangan atas tumpuan kiri pada balok B45

Gambar 4.6 Jumlah tulangan atas tumpuan kanan balok B45

Laporan Kerja Praktek 81


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 4.7 Jumlah tulangan atas dan bawah lapangan pada balok B45

Gambar 4.8 Jumlah tulangan bawah tumpuan kanan dan kiri pada balok B45

Laporan Kerja Praktek 82


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 4.9 Jumlah tulangan atas tumpuan kanan pada balok B46A

Laporan Kerja Praktek 83


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 4.10 Jumlah tulangan atas tumpuan kiri pada B46A

Gambar 4.11 Jumlah tulangan atas dan bawah lapangan pada balok B46A

Laporan Kerja Praktek 84


Proyek Rusun Tanjung Barat
INSANNUL GHUFRAN

Gambar 4.12 Jumlah tulangan bawah tumpuan kanan pada balok B46A

Gambar 4.13 Jumlah tulangan bawah pada tumpuan kiri pada balok B46A

Laporan Kerja Praktek 85


Proyek Rusun Tanjung Barat

Anda mungkin juga menyukai