Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

KE STATION METERING PERTAMINA KM 3 PLAJU PALEMBANG


10 FEBRUARI 2022

Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Permohonan


Praktik Kerja Lapangan Pada Semester VI

Oleh:
DAMAI JUNI YANSA NPM 1903038

PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2022

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan Lapangan Ke Station Metering
Pertamina Km 3 Plaju Palembang, dengan baik. Dimana kunjungan lapagan ini
merupakan kegiatan yang menunjang mata kuliah Metering dan Transportasi Migas
yang diasuh oleh Dosen Praktisi PT. Pertamina EP Asset 2 (Aldo Setiawan, ST)
pada mahasiswa/i Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas semester V.
Sebagai syarat untuk memenuhi kurikulum pada Program Studi Teknik Eksplorasi
Produksi Migas.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih banyak terkhusus
kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
2. Ibu Hj. Amiliza Miarti, S.T., M.Si. selaku Direktur Politeknik Akamigas
Palembang.
3. Bapak Roni Alida, S.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Eksplorasi
Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang.
4. Aldo Setiawan, S.T. selaku dosen Praktisi Program Studi Teknik Eksplorasi
Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang.
5. Trimadona, S.Si., selaku dosen Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi
Migas sekaligus pendamping lapangan dalam program Kunjungan Lapangan.
6. Leman selaku Staff bidang Kemahasiswaan Politeknik Akamigas Palembang
sekaligus pendamping lapangan dalam program kunjungan lapangan.
7. Aldo Setiawan, S.T. selaku pembimbing lapangan di PT Pertamina Km 3
Plaju Palembang yang telah memfasilitasi penulis selama melaksanakan
kegiatan Kunjungan Lapangan.
8. Seluruh pegawai Station Metering selaku pembimbing lapangan di PT
Pertamina Km 3 Plaju Palembang yang telah mau membagi waktunya untuk
membimbing dan membagikan ilmu yang dimiliki kepada kami sehingga
menambah wawasan serta dapat menyelaraskan antara ilmu yang kami
peroleh dari perkuliahan dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan.
9. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang telah memberikan doa serta dukungan
dalam pelaksanaan Tugas Akhir dan pembuatan Laporan Tugas Akhir.
10. Rekan-rekan seperjuangan tahun angkatan 2019 Program Studi Teknik
Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang.
11. Dan pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

Semoga perbuatan baik yang diberikan mendapatkan imbalan yang sesuai dari
Allah SWT. Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran bersifat membangun sangat
kami harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan Kunjungan Lapangan ini dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya serta bermanfaat bagi kami dan bagi rekanrekan
Teknik Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang yang
membacanya.

Palembang, 22 Februari 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan produksi merupakan suatu kegiatan yang menempati posisi
penting dalam rangkaian kegiatan hulu migas. Hal ini menyebabkan, menjadi
penting pula bagi siapapun yang ingin terlibat dalam kegiatan produksi migas untuk
memiliki pemahaman yang mendalam mengenai proses dan alur dalam kegiatan
tersebut. Proses kerja, komponen alur pengiriman minyak, adalah sedikit dari
banyak hal yang harus diketahui oleh seorang lulusan sebuah Politeknik (D-3)
bidang perminyakan bila ingin menguasai keilmuan dibidang produksi migas.
Kunjungan lapangan yang akan dilakukan ini merupakan kegiatan yang
menunjang mata kuliah Metering dan Transportasi Migas yang diasuh oleh Dosen
Praktisi PT. Pertamina EP Asset 2 (Aldo Setiawan, ST) pada mahasiswa/i Program
Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas semester V. Selain itu, kegiatan ini juga
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar mahasiswa dapat melihat
secara langsung alur dan proses pengiriman minyak dari hulu ke hilir, sistem
perpipaan dan pengecekan kualitas minyak sebelum diterima oleh pihak PT.
Pertamina Refinery Unit III Plaju, sehingga bisa dijadikan sebagai salah satu
referensi dan sarana belajar bagi mahasiswa Politeknik Akamigas Palembang
khsususnya pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan kunjungan lapangan ke
Station Metering Pertamina KM 3 Plaju ini antara lain sebagai berikut
:
1) Mahasiswa dapat melihat secara langsung proses dan alur pengiriman
minyak dari Pusat Pengumpul Produksi ke Unit Pengolahan, mengetahui
sistem perpipaan serta mengetahui pengecekan kualitas minyak sebelum
diterima.

2) Mahasiswa dapat mensinkronkan antara materi yang diperoleh secara


teoritis diperkuliahan dengan implementasi secara langsung dilapangan
khususnya pada bidang Metering dan Transportasi Migas.
3) Membina hubungan yang baik serta saling menguntungkan antar
stakeholder industri migas, dalam hal ini dunia pendidikan (Politeknik
Akamigas Palembang) dengan pelaku kegiatan industri hulu/hilir migas.
1.3 Manfaat
Adapun Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan kunjungan lapangan
ke Station Metering Pertamina KM 3 Plaju ini antara lain sebagai berikut
:
Mahasiswa dapat mengetahui tentang jenis rig yang digunakan pada rig GJE#12
1) Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung proses dan alur pengiriman
minyak dari Pusat Pengumpul Produksi ke Unit Pengolahan, mengetahui
sistem perpipaan serta mengetahui pengecekan kualitas minyak sebelum
diterima.
2) Mahasiswa dapat mengetahui dan mensinkronkan antara materi yang
diperoleh secara teoritis diperkuliahan dengan implementasi secara
langsung dilapangan khususnya pada bidang Metering dan Transportasi
Migas.
3) Dapat Membina hubungan yang baik serta saling menguntungkan antar
stakeholder industri migas, dalam hal ini dunia pendidikan (Politeknik
Akamigas Palembang) dengan pelaku kegiatan industri hulu/hilir migas.

1.4 Batasan Masalah


Dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis membahas
mengenai “Peralatan yang ada pada Station Metering Pertamina KM 3 Plaju
Palembang.”

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan dalam memahami Laporan Praktik Kerja Lapangan ini maka
penulis membuat sistematika penulisan laporan menjadi empat bab dengan rincian
sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Merupakan bab yang berisikan latar belakang, tujuan dan manfaat, batasan masalah
dan sistematika penulisan laporan.
BAB II. TINJAUAN UMUM
Merupakan bab yang berisikan profil dan sejarah perusahaan, visi, misi, lokasi dan
kesampaian daerah, layout lokasi, struktur organisasi, dan bidang bisnis
perusahaan,
BAB III. TINJAUAN KHUSUS
Merupakan bab yang berisikan tentang hasil kegiatan Kunjungan
Lapangan mengenai pengenalan peralatan pada Station Metering
Pertamina KM 3 Plaju.
BAB IV. PENUTUP
Merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dari hasil pembahasan
yang merupakan bagian terakhir dari penulisan ini.

BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Perusahaan


PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki
Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10
Desember 1957 dengan nama PT. PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini
berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN PERTAMIN
di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan bergulirnya
Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA.
Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi
PT. PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23
November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
PT. PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny
Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri
Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09
Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan
(Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31
Tahun 2003 "TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA (PERTAMINA)
MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)".
Sesuai akta pendiriannya, Maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk
menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di
luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di
bidang minyak dan gas bumi tersebut. Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan
adalah untuk:

1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan


secara efektif dan efisien.
2. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil
olahan dan turunannya.
2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat
pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik
Perseroan.
3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG)
dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang
kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina


tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS
dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.
2.1.1 Terminal BBM Surabaya Group
Terminal BBM Surabaya Group merupakan salah satu bagian dari SUPPLY
& DISTRIBUTION REGION III - PT. PERTAMINA (PERSERO).
Terletak di ibu kota propinsi Jawa Timur yaitu Surabaya yang melayani distribusi
BBM dan BBK di wilayah pemasaran Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara serta
wilayah sekitarnya. Lokasi Terminal BBM Surabaya Group terbagi menjadi dua
yaitu TBBM Tanjung Perak terletak di Jalan Perak Barat 277 Surabaya dengan luas
area ± 14 Ha yang merupakan tanah sewa milik Pelindo III dan TBBM Bandaran
terletak di Jalan Pati Unus Ujung Surabaya dengan luas area ± 17 Ha yang
merupakan tanah sewa milik TNI AL.
Adapun tugas pokok yang dimiliki TBBM Surabaya Group diantaranya :
a. Menerima, menimbun dan menyalurkan BBM/BBK sesuai
spesifikasi/standard mutu yang telah ditetapkan.
b. Menyerahkan BBM/BBK langsung kepada pelanggan secara tepat jumlah,
mutu dan aman.
c. Menyediakan informasi yang diperlukan untuk mendukung operasi dan
pemantauan proses pelayanan penyediaan BBM/BBK .
d. Mengukur, memantau dan menganalisa proses penerimaan, penimbunan,
penyerahan serta menerapkan tindakan “improvement” yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan berlanjut.

2.2 Visi, Misi, dan Tata Nilai PT. PERTAMINA (PERSERO)


2.2.1 Visi
Menjadi Perusaan Minyak Nasional Kelas Dunia.
2.2.2 Misi
Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara terintegrasi,
berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
2.2.3 Tata Nilai
Dalam mencapai visi dan misinya, Pertamina berkomitmen untuk menerapkan tata
nilai sebagi berikut:
a. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan,
tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan
integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi
yang baik.
b. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun
internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi,
membangun budaya sadar biaya, dan menghargai kerja.
c. Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi
pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan
bangsa.
d. Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen
untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
e. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial,
mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang
sehat.
f. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan
memiliki talenta serta penguasaan teknis yang tinggi,
berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan
pengembangan.

BAB III
TINJAUAN KHUSUS

3.1 Matering System

Metering System merupakan salah satu instrumen terintegrasi yang digunakan


untuk pengisian produk BBM maupun non BBM ke mobil tanki atau kapal.
Metering System terdiri dari strainer, air eliminator, flow meter, meter
register/counter, control valve, pressure dan temperature transmitter, flow computer
dan proving system. Tingkat keakurasian dari Metering System sangat
mempengaruhi mutu pelayanan dari segi kuantitas produk. Permasalahan yang
sering terjadi adalah adanya ketidaksesuaian jumlah produk yang diterima oleh
pelanggan. Oleh karena itu perlu dilakukan studi mengenai keakurasian Metering
System untuk meningkatkan mutu pelayanan. Terkait dengan akurasi Metering
System, perlu diperhatikan mengenai Meter Factor (MF). Ketidaksesuaian
koefisien MF lama dan baru bisa disebabkan beberapa faktor. Faktor pertama
adalah kalibrasi yang tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Prosedur
berpedoman pada standar API (American Petroleum Institute). Faktor koreksi suhu
dan tekanan juga perlu diperhitungkan dalam kalibrasi meter arus karena suhu akan
berpengaruh pada volume. Faktor kedua yaitu adanya toleransi ketidaktelitian dari
Master Meter/Prover itu sendiri.

Metering system adalah alat ukur kelas 1 yang digunakan untuk bertransaksi,
sehingga dalam proses pembuatan design dan instalasinya harus sesuai dengan
standar yang digunakan, karena Metering System akan terkait dengan bagian
operasi, pemeliharaan (maintenance), verifikasi, insurance dan audit. Dengan
adanya Metering System ini, akan menunjukkan hasil pengukuran dengan akurasi
yang tinggi, ini ditunjukan adanya pengujian dengan menggunakan prover yang
repeatability-nya pada saat proving hanya dibolehkan max 0,05 % dengan 5(lima)
run atau 0,02 % dengan 3(tiga) run. Dengan penggunaan Metering System yang
tepat dan optimal maka hal ini bisa menghindari adanya suatu kesalahan
pengukuran yang dilakukan akibat adanya kerusakan alat, hal ini ditunjukan oleh
delta MF yang dibatasi max 0,5 %.

Metering System mempunyai dua bagian utama yaitu flow meter dan prover,
bagian flow meter bertugas menghitung jumlah aliran fluida yang bisa berupa turbin
meter dan positive displacement meter (PD meter). Prover bertugas mengkoreksi
volume fluida yang dialirkan melalui flow meter, pada masing masing bagian ini
terdapat faktor koreksi lain yaitu temperature dan pressure fluida. Secara umum
metering sistem tersusun dari beberapa bagian yaitu:
• Gas Separator, berfungsi untuk memisahkan gas (yang biasanya udara)
dari kandungan fluida yang akan diukur
• Strainer, berfungsi untuk menyaring atau menahan partikel-partikel padat
yang terbawa oleh fluida yang akan diukur
• Unit Meter, berfungsi sebagai alat ukur fluida yang akan diukur
• Pengukur Tekanan, berfungsi mengukur tekanan fluida setelah mengalir
melalui unit flow meter,
• Pengukur Temperature, berfungsi mengukur temperature fluida setelah
mengalir melalui unit flow meter
• Flow Control Valve, berfungsi mengatur besarnya flow fluida yang
mengalir melalui metering system (biasanya kesepakatan antara penjual dan
pembeli)
• Double Block dan Bleed Valve, berfungsi mencegah terjadinya kebocoran
pada saat dilakukan prover
• Prover, berfungsi membuktikan akurasi hasil pengukuran metering system
dan menghasilkan meter faktor berdasarkan volume base prover

PT Pertamina (Persero) merupakan badan usaha Pemerintah yang menangani


minyak bumi dan gas alam. Perusahaan milik Pemerintah ini dibagi beberapa
Business Unit yang diantaranya adalah Pertamina Refinery Unit, Pertamina MOR
(Marketing Operation Region), Pertamina Gas (Pertagas), Pertamina EP
(Exploration and Production), dll. Salah satu terminal transit adalah Pertamina
MOR yang melakukan usaha dalam bidang BBM dan non BBM. Kegiatan yang
berlangsung meliputi pemasaran dan distribusi produk BBM yaitu solar, biosolar,
minyak tanah, minyak diesel dan minyak bakar, maupun Non BBM yaitu LPG dan
Avtur. Bahan baku Terminal BBM berasal dari Kilang milik Pertamina RU
(Refinery Unit).

PT. Pertamina (Persero) saat ini sangat gencar untuk efisiensi dalam rangka
upaya meningkatkan profit perusahaan, salah satunya dengan cara mengontrol
looses. Pembangunan infrastruktur yang selama ini telah dilakukan Pertamina
membuahkan hasil yang cukup signifikan dengan terkoneksinya realisasi
penyaluran BBM ke sistem MySAP Pertamina. Sarana dan fasilitas yang
mendukung integrasi penyaluran BBM tersebut antara lain Metering System,
Automatic Tank Gauging (ATG), New Gantry System (NGS), End to End Data
Automation (ETEDA), Auto Schedulling pengiriman BBM untuk mobil tangki
(New Integrated Fleet Management System). Dengan upaya-upaya tersebut maka
Pertamina terus menekan losses saat ini dimana rata-rata losses Pertamina yaitu
0,3% yang masih berada bawah standar- standar tolerasi losses yang berlaku secara
global, yaitu 0,5%. Artinya Metering System merupakan salah satu faktor
penunjang sebagai sarana fasilitas untuk menekan losses tersebut, tentunya dengan
performance dan design Metering System yang akurat sesuai dengan standar yang
berlaku.

BAB IV

PENUTUP

Metering System merupakan salah satu instrumen terintegrasi yang digunakan


untuk pengisian produk BBM maupun non BBM ke mobil tanki atau kapal.
Metering System terdiri dari strainer, air eliminator, flow meter, meter
register/counter, control valve, pressure dan temperature transmitter, flow computer
dan proving system. Tingkat keakurasian dari Metering System sangat
mempengaruhi mutu pelayanan dari segi kuantitas produk. Permasalahan yang
sering terjadi adalah adanya ketidaksesuaian jumlah produk yang diterima oleh
pelanggan. Oleh karena itu perlu dilakukan studi mengenai keakurasian Metering
System untuk meningkatkan mutu pelayanan. PT Pertamina merupakan badan
usaha Pemerintah yang menangani minyak bumi dan gas alam. Perusahaan milik
Pemerintah ini dibagi beberapa Business Unit yang diantaranya adalah Pertamina
Refinery Unit, Pertamina MOR , Pertamina Gas , Pertamina EP , dll. Salah satu
terminal transit adalah Pertamina MOR yang melakukan usaha dalam bidang BBM
dan non BBM. Kegiatan yang berlangsung meliputi pemasaran dan distribusi
produk BBM yaitu solar, biosolar, minyak tanah, minyak diesel dan minyak bakar,
maupun Non BBM yaitu LPG dan Avtur. Bahan baku Terminal BBM berasal dari
Kilang milik Pertamina RU . PT. Pertamina saat ini sangat gencar untuk efisiensi
dalam rangka upaya meningkatkan profit perusahaan, salah satunya dengan cara
mengontrol looses.

Anda mungkin juga menyukai