Tugas Praktikum PTM 2
Tugas Praktikum PTM 2
PRAKTIKUM PEMBUATAN
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
..................................
NIM. ........................
OLEH :
......................................
NIM. ...........................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Bojonegoro
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
………………………………. ……………………………..
NIK. …………….. NIK. …………………
Mengetahui
…………………………………….
Ketua
……………………………….
NIK. …………………
iii
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI
Dewan Penguji,
Tanda Tangan
Penguji 1 : …………………………………. ( )
NIK. ……………….
Penguji 2 : …………………………………. ( )
NIK. …………………………
Mengesahkan,
………………………………………
Ketua
…………………………………
NIK. ………………….
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
2.2 Konsep Hipotermi ..................................................................................... 18
2.2.1 Pengertian .............................................................................................. 18
2.2.2 Penyebab Hipotermi .............................................................................. 19
2.2.3 Klasifikasi Hipotermi ............................................................................. 21
2.2.4 Tanda dan gejala .................................................................................... 21
2.2.5 Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh................................................. 22
2.2.6 Komplikasi Hipotermi ........................................................................... 23
2.2.7 Penanganan bayi hipotermi .................................................................... 23
2.2.8 Pencegahan ............................................................................................ 24
2.3 Konsep Kangaroo Mother Care ................................................................ 25
2.3.1 Pengertian .............................................................................................. 25
2.3.2 Jenis Perawatan Metode Kanguru.......................................................... 25
2.3.3 Lama dan jangka waktu penerapan ........................................................ 26
2.3.4 Keuntungan Pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru ....................... 27
2.3.5 Komponen Perawatan Metode Kangguru .............................................. 28
2.3.6 Kriteria untuk kelayakan Perawatan Metode Kangguru ........................ 29
2.3.7 Prosedur Perawatan Metode Kanguru ................................................... 30
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........ 32
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................ 32
3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 33
BAB 4 METODE PENELITIAN ........................................................................ 34
4.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 34
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 34
4.3 Kerangka Kerja .......................................................................................... 35
Observasi .............................................................................................................. 35
4.4 Populasi dan Sampel.................................................................................. 36
4.4.1 Populasi .................................................................................................. 36
4.4.2 Sampel ................................................................................................... 36
4.4.3 Sampling ................................................................................................ 37
4.5 Variabel Penelitian .................................................................................... 37
4.5.1 Variabel Independen (bebas) ................................................................. 37
4.5.2 Variabel Dependen (terikat)................................................................... 38
vi
4.6 Definisi Operasional .................................................................................. 38
4.7 Pengumpulan dan Analisis Data ................................................................ 39
4.7.1 Proses Pengumpulan Data ..................................................................... 39
4.7.2 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................ 40
4.7.3 Pengolahan Data .................................................................................... 40
4.8 Etika Penelitian .......................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 44
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
x
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Daftar Singkatan
Daftar Lambang
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
d : Tingkat Signifikan
% : Prosentase
. : Titik
, : Koma
“ : Tanda Petik Dua
? : Tanda Tanya
> : Lebih Dari
< : Kurang Dari
≥ : Lebih Dari atau Sama Dengan
≤ : Kurang Dari atau Sama Dengan
= : Sama Dengan
. : Tanda Hubung
( : Buka Kurung
) : Kurung Tutup
: : Titik Dua
; : Titik Koma
+ : Penjumlahan
x : Perkalian
: Tanda Panah
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang ketika dilahirkan
mempunyai berat badan kurang dari 2.500 gram. BBLR merupakan istilah untuk
mengganti bayi prematur karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram, yaitu karena umur hamil kurang dari
37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya sekalipun umur cukup atau
terbesar kematian neonatal adalah berat badan lahir rendah, asfiksia, dan kelainan
sistem organ pada bayi tersebut. Masalah pada bayi BBLR yang sering terjadi
satu dari kebanyakan faktor kritis yang terjadi pada bayi BBLR adalah masalah
pengaturan suhu tubuh sebagai komplikasi utama pada periode awal kelahiran
diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-3,8% dan
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar, prevalensi BBLR di Indonesia Tahun 2018
adalah sekitar 6,2% (Kemenkes RI, 2021). Menurut data Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Timur, prevalensi BBLR di Jawa Timur Tahun 2022 sebesar 3,7%.
1
2
Jatim, 2022).
uterin yang hangat ke lingkungan ekstra uterin yang relatif lebih dingin dan
tipisnya lapisan lemak subkutan pada bayi yang dapat menyebabkan penurunan
suhu 2-3oC. Selain dengan inkubator upaya yang dilakukan dalam mengatasi
BBLR yaitu pemberian selimut hangat, pemakaian topi bayi, dan Kangaroo
Mother Care (KMC). KMC atau metode kanguru adalah perawatan kontak kulit
ke kulit. KMC efektif dalam memenuhi kebutuhan bayi untuk kehangatan juga
meningkatkan aktivitas menyusui sehingga berat badan bayi bertambah (Farida &
Yuliana, 2017).
dengan meletakkan bayi di antara kedua payudara ibu sehingga terjadi kontak
langsung kulit ibu dan kulit bayi. Metode KMC mampu memenuhi kebutuhan
BBLR dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim
sehingga memberi peluang BBLR untuk beradaptasi dengan baik di dunia luar.
Metode ini dapat dilakukan di rumah sakit dan di rumah karena metode KMC
merupakan cara yang sederhana untuk merawat BBLR dengan menggunakan suhu
dan mendekapkan bayi di dada ibu merupakan salah satu cara mentransfer panas
agar menjaga tubuh bayi tetap hangat. Kontak langsung kulit bayi dan ibu
menyebabkan panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi. Pada KMC, metode
peningkatan suhu tubuh bayi BBLR dilakukan secara konduksi yakni perpindahan
3
panas antara benda-benda yang berbeda suhunya berkontak langsung satu sama
untuk ikut serta menyelesaikan masalah dalam melakukan aplikasi pada asuhan
keperawatan, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh
Metode Kangaroo Mother Care (KMC) Terhadap Kestabilan Suhu Tubuh Anak
di RSUD Bojonegoro”.
Kangaroo Mother Care (KMC) terhadap kestabilan suhu tubuh anak di RSUD
Bojonegoro.
dalam melakukan penelitian keperawatan yang akan datang dalam ruang lingkup
yang sama yaitu berkaitan dengan pengaruh metode Kangaroo Mother Care
3. Bagi Peneliti
perawatan metode kanguru untuk kestabilan suhu tubuh bayi Berat Badan
TINJAUAN PUSTAKA
bayi prematur karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat
badan kurang dari 2.500 gram, yaitu karena umur hamil kurang dari 37 minggu,
berat badan lebih rendah dari semestinya sekalipun umur cukup atau karena
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah adalah bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan.
Klasifikasi BBLR: Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-
<2500 gram, Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-
<1500 gram dan Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) dengan berat
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang
1. Prematuritas murni
Yaitu bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat
badan bayi sesuai dengan gestasi atau yang disebut neonatus kurang bulan sesuai
5
6
Yaitu berat bayi lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan. SGA sendiri terdiri
a. Simetris (intrauterus for gestational age). Yaitu terjadi gangguan nutrisi pada
c. Dismaturitas yaitu bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya
serta merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan (Mitayani, 2018: 172).
1. Berat Badan Lahir Ekstrim Rendah (BBLER), berat lahir < 1.000 gram.
2. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1.500 gram.
3. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1.500 - 2.499 gram.
bahwa makin kecil bayi atau makin muda kehamilan makin nyata. Sebagai
7. Kulit : tipis transparan, lanugo banyak terutama pada dahi, lemak subkutan
kurang.
12. Labia minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita), testis belum
2.1.4 Komplikasi
1. Suhu tubuh tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh
sempurna.
Baik disebabkan oleh prematuritas, maupun ukuran bayi kecil untuk usia
3. Retardasi mental.
4. Paralisis serebral.
7. Defek neurologis.
2.1.6 Prognosis
pernafasan, infeksi. Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi,
pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan post
Pada bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah dapat terjadi
termoregulasi yang tidak efektif, hal ini dapat disebabkan karena jaringan
lemak pada subkutan yang kurang, sistem termoregulasi yang imatur, masalah
pada aksila (36,5-37,2 derajat celsius) dengan cara mengkaji temperatur pada
2. Intolerans aktivitas
susunan saraf yang imatur, masalah ini dapat diatasi dengan cara
imaturitas pada kulit dan adanya imobilitas, masalah ini dapat dilakukan
tindakan dengan mengkaji kulit dan membran mukosa tiap 2-4 jam, mengatur
posisi tiap 2-4 jam, menghindari penggunaan lotion, krem atau powder yang
berlebihan.
Resiko tinggi infeksi ini dapat disebabkan karena sistem imunitas yang
masih imatur atau prosedur invasif, masalah ini dapat diatasi dengan mengkaji
tanda vital tiap 1-2 jam, mempertahankan lingkungan dalam suhu normal,
2) Tutupi ibu dan bayi keduanya dengan selimut atau kain yang hangat.
4) Jangan memandikan bayi sebelum suhu stabil atau paling tidak 6 jam
1. Faktor ibu
pertumbuhan linear (tinggi badan) pada umumnya baru selesai pada usia
mengakibatkan lahirnya bayi dengan berat lahir rendah. Ibu yang hamil
pada umur 35 tahun berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir
tahun).
berikutnya. Bahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan jarak
c. Infeksi
d. Paritas
atau mati, bukan jumlah janin yang dilahirkan (Bobak, 2018: 104).
kelahiran kembar hanya dihitung sebagai satu kali paritas. Jumlah paritas
dibedakan menjadi:
sama sekali
pertama kali.
lebih.
karena adanya kompetisi makanan antara janin dan ibu, pertama karena
kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Kehamilan dan
ditemui keadaan :
Sehingga bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini antara lain :
3) Persalinan lama.
5) Bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) < 2.500 gram.
masalah kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Salah satu
14
e. Status gizi
yang disalurkan melalui plasenta maka dari itu ibu dalam keadaan hamil
harus cukup mendapatkan makanan bagi diri sendiri maupun bagi janinnya
(eating for two). Maka bagi ibu kualitas maupun jumlah makanan yang
dan energi agar pertumbuhan janin berjalan baik. Dalam keadaan hamil
lemak tubuh bertambah sebagai cadangan sumber energi (FKUI, 2013 : 9).
pertambahan berat badan ibu juga mulai pesat. Pada akhir trimester II
berat badan akan mencapai 4-5 kg dan pada akhir trimester III
15
kebutuhan gizi ibu terpenuhi, terutama kecukupan energi dan protein. Jika
konsumsi energi rata-rata ibu semasa hamil kurang dari 1.800 kalori, maka
akan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram
atau disebut Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Moehji, 2017: 19).
f. Anemia
kurang dari 11 gr% selama masa kehamilan pada trimester 1 dan trimester
3 serta kurang dari 10,5 gr% selama masa post partum dan trimester 2
hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr
Anemia pada saat hamil dapat mengakibatkan efek buruk baik pada
tidak langsung pada ibu dan bayi antara lain kematian bayi, bertambahnya
tumbuh kembang janin dalam rahim, ketuban pecah dini (KPD) (Manuaba,
2020).
dan nilai hematokrit. Penurunan ini akan lebih kecil pada ibu hamil yang
plasenta dan janin memerlukan aliran darah yang cukup untuk memenuhi
1) Efek anemia bagi ibu dan janin bervariasi dari ringan sampai berat. Bila
serendah itu tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin dan dapat
menemukan hubungan antara anemia ibu pada trimester satu dan dua
2) Selain itu anemia pada ibu hamil juga menyebabkan hambatan pada
<2.500 gr, abortus, lamanya waktu partus karena kurang daya dorong
kandungan, kematian bayi pada usia sangat muda serta cacat bawaan,
memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya (FKM UI, 2013: 175).
Sehingga wanita dengan gizi yang buruk dari golongan ekonomi rendah
Para ibu yang dalam masa hamil harus membantu suami mereka
bekerja di sawah atau kebun berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir
2. Faktor janin
a. Kehamilan ganda
Berat badan janin pada kehamilan ganda lebih ringan dari pada janin
janin kehamilan tunggal. Setelah itu kenaikan berat badan lebih kecil
bahaya yang dapat terjadi pada kehamilan kembar yaitu bayi lahir dengan
b. Hidramnion
Kehamilan dengan jumlah air ketuban > 2 liter. Hal ini terjadi bila
produksi air ketuban bertambah, bila pengaliran air ketuban terganggu atau
2.2.1 Pengertian
Hipotermi adalah suatu kondisi suhu tubuh yang berada dibawah rentang
sedangkan Hipotermia pada bayi baru lahir merupakan kondisi bayi dengaan suhu
dibawah 35,5oC, terbagi ke dalam tiga jenis hipotermi, yaitu Hipotermi ringan
atau Cold Stres dengan rentangan suhu antara 36-36,5oC, selanjutnya Hipotermi
sedang, yaitu suhu bayi antara 32-36,5oC dan terakhir Hipotermi berat dengan
Sistem pengaturan suhu tubuh bayi, baik yang normal sekalipun belum
berfungsi secara optimal, sehingga bayi yang baru lahir akan mudah kehilangan
suhu tubuh terutama pada masa 6-12 jam setelah kelahiran. Kondisi lingkungan
dingin, bayi tanpa selimut dan paling sering adalah subkutan yang tipis mampu
kulitnya akan mengalami kesulitan bernafas, sehingga bayi baru lahir harus tetap
1. Kerusakan hipotalamus
5. Malnutrisi
1. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung
dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui
bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat tangan dingin, dan
2. Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak
(jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara).
BBL dekat jendela, atau memberikan BBL ruangan yang terpasang kipas
angin.
3. Radiasi
Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin
4. Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung pada kecepatan dan
uap). Evaporasi ini dipengaruhi oleh jumlah panas yang dipakai, tingkat
kelembapan udara, dan aliran udara melewati. Apabila BBL dibiarkan dalam
suhu kamar 250C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi,
sepersepuluhnya saja.
menurun
2. Depresi susunan saraf pusat seperti letargis, bradikardi apnea, dan tidak mau
minum
Menurut (Potter & Perry, 2015), faktor yang mempengaruhi suhu tubuh,
diantaranya adalah :
1. Usia. Regulasi suhu tubuh tidak stabil sampai anak-anak mencapai pubertas.
Bayi baru lahir pengeluaran lebih dari 30% panas tubuhnya melalui kepala.
Bila terlindung dari lingkungan yang ekstrem, suhu tubuh bayi dipertahankan
menjadi lebih cepat. Umumnya rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stres
dari pada laki-laki karena pengeluaran hormon progesteron pada masa ovulasi
metabolisme 20-30%.
23
gangguan.
panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin
begitupun sebaliknya.
hipoglikemia. Pada bayi yang lahir dengan prematur, kondisi dingin dapat
1. Bayi stress dingin : Cari penyebabnya apakah popok basah, suhu pendingin
terlalu rendah, tubuh bayi basah, setelah mandi yang tidak segera dikeringkan
2. Untuk menghangatkan bayi dilakukan kontak kulit ke kulit antara bayi dan ibu
sambil disusui, dan ukur ulang suhu tubuh bayi setiap jam sampai suhunya
24
normal. Bila suhu bayi tetap tidak naik atau malah turun maka segera bawa ke
dokter.
3. Bayi dengan suhu tubuh 35,50C mengalami kondisi berat yang harus segera
fasilitas kesehatan adalah terus menerus memberikan Air Susu Ibu (ASI) dan
4. Apabila bayi masih mampu menyusu, bayi disusui langsung ke payudara ibu.
Namun, jika bayi tidak mampu menyusu tapi masih mampu menelan, berikan
5. Menjaga bayi dalam keadaan hangat dilakukan dengan kontak kulit ke kulit,
yaitu melekatkan bayi di dada ibu sehingga kulit bayi menempel langsung
pada kulit ibu, dan ibu dan bayi berada dalam satu pakaian. Kepala bayi
2.2.8 Pencegahan
3. Diselimuti
ruangan
25
7. Sebelum memandikan bayi perlu disiapkan baju, handuk, dan air hangat.
2.3.1 Pengertian
skin to skin, merupakan cara yang sangat sedehana untuk merawat bayi baru lahir
baru lahir. Metode ini tidak hanya menggantikan inkubator, tetapi juga dapat
Pemberian metode kanguru sangat efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang
sangat mendasar seperti kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari infeksi,
bayi BBLR dengan kontak kulit ke kulit dengan ibu atau anggota keluarga lainnya
agar bayi tumbuh dan berkembang secara optimal (Nurlaila et al., 2019).
Metode ini biasanya dilakukan pada fasilitas unit perawatan khusus dan
intensif. Metode ini tidak diberikan secara terus menerus sepanjang waktu,
hanya diberikan ketika ibu mengunjungi bayi yang masih berada dalam
inkubator dengan durasi minimal satu jam secara terus menerus dalam satu
hari. Metode ini dapat dimulai pada bayi sakit, yang berada dalam proses
Metode kontinyu ini bisa dilakukan di unit rawat gabung atau ruangan yang
dapat diterapkan apabila kondisi bayi dalam kondisi stabil yakni bayi dapat
bayi stress. Strategi yang dapat dilakukan untuk menghindari hal tersebut
antara lain :
a. Jika bayi masih berada di fasilitas pelayanan kesehatan, maka lebih baik
2) Bayi mampu menyusu dengan kuat seperti bayi besar dan sehat,
memberikan pengaruh psikologis ketenangan bagi ibu. Ibu merasa puas serta
Ayah memiliki peranan yang lebih besar dalam perawatan bayinya, serta
kesehatan.
lama rawat perawatan lebih pendek sehingga bayi bisa lebih cepat pulang,
efisiensi anggaran.
Kangguru yaitu :
1. Posisi kanguru
Posisi kanguru terdiri atas kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi. Ada dua
a. Posisi Pone. Kepala bayi dimiringkan ke kanan atau ke kiri dengan posisi
sedikit ekstensi agar bayi mudah bernapas. Pangkal paha bayi dalam posisi
29
fleki dan melebar persis seperti dalam posisi kodok. Lengan harus dalam
posisi fleksi.
b. Slide lying (Posisi Lateral). Bayi diposisikan persis seperti posisi bayi
tangan harus fleksi dan diarahkan ke wajah atau mulut. Lutut juga harus
fleksi.
Pemberian nutrisi pada bayi harus tetap dilaksanakan agar ASI ekslusif
tercapai.
Ini dapat dilaksanakan agar PMK bisa dipraktikkaan di rumah. Ibu dirumah
membutuhkan dukungan dan tindak lanjut agar PMK terus bisa dilaksanakan
1. Bayi
Hampir setip bayi kecil dapat dirawat dengan PMK asalkan hemodinamiknya
stabil. PMK jangka waktu pendek dapat dilakukan dengan bayi terpasang
infus, oksigen, atau selang makan. PMK terus menerus dapat dilakukan pada
2. Ibu
konseling di PMK : kesediaan ibu untuk memberikan PMK, ibu harus sehat
Menurut Nurlaila, dkk (2019) prosedur perawatan metode kangguru terdiri dari :
1. Posisi kanguru
Bayi harus ditempatkan di antara payudara ibu dalam posisi tegak. Kepala
harus miring ke satu sisi. Posisi kepala sedikit tengadah untuk menjaga jalan
nafas terbuka dan memungkinkan kontak mata bayi dengan ibunya. Pangkal
paha harus ditekuk dalam posisi “katak”, tangan juga harus ditekuk. Perut bayi
Dengan cara ini bayi dapat melakukan pernafasan perut. Napas ibu
merangsang bayi.
2. Pemantauan
Bayi dipantau dengan hati-hati terutama selama tahap awal. Perawat harus
memastikan bahwa popsisi leher bayi tidak terlalu fleksi atau ekstensi, jalan
nafas bersih, nafas teratur, warna kulit merah jambu, dan suhu bayi normal.
Ibu harus dilibatkan dalam mengamati bayi selama PMK sehingga dia sendiri
3. Makan
Ibu harus dijelaskan bagaimana cara menyusui saat berada dalam posisi PMK.
menyusui bayinya selama dalam posisi PMK. Bayi dapat diberi makan dengan
4. Durasi
Kondisi kulit ke kulit harus dimulai secra bertahap di kamar bayi. Lama
kontak kulit ke kulit hrus ditingkatkan secara bertahap hingga 24 jam sehari,
konsep yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan
Keterangan :
: Diteliti : Mempengaruhi
: Tidak diteliti
32
33
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang desain penelitian, lokasi dan waktu
Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat
(Nursalam, 2020).
One Shot Case Study (Postest Only Design) adalah penelitian dengan perlakuan
34
35
ilmiah) mulai dari pentahapan populasinya sampel dan seterusnya yaitu kegiatan
Sampel : ibu post melahirkan dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
Variabel penelitian
Observasi
Pengolahan data :
Editing, Coding, dan Tabulating
Analisis data:
Uji sampel berpasangan
Interpretasi hasil
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Pengaruh Metode Kangaroo Mother Care (KMC)
Terhadap Kestabilan Suhu Tubuh Anak di RSUD Bojonegoro
36
4.4.1 Populasi
laboratorium dan lain-lain) yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
4.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu post melahirkan dengan Bayi Berat
elemen dari populasi yang diambil sebagai sampel. Rumus sebagai berikut:
N
n=
1 + N (d) 2
Keterangan:
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
d = Tingkat signifikansi (d = 0,05)
37
4.4.3 Sampling
dengan keseluruhan subjek penelitian (Sugiyono, 2021: 81). Pada penelitian ini
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
Variabel adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan menjadi dua, yakni
yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, sebagai contoh, variabel kuantitatif adalah
antaranya adalah persepsi, respons, sikap, dan lain-lain (Riyanto, 2019: 78).
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dependen (terikat) (Sugiyono, 2021: 38). Pada penelitian ini variabel independent
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2021: 38).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Suhu tubuh anak dengan BBLR.
Tabel 4.1 Definisi Operasional Pengaruh Metode Kangaroo Mother Care (KMC)
Terhadap Kestabilan Suhu Tubuh Anak di RSUD Bojonegoro
Definisi
Variabel Indikator Alat ukur Skala Kategori
operasional
Variabel suatu metodeMetode ini SOP
independen: yang dilakukan dengan Kangaroo
Kangaroo dilakukanoleh
cara meletakkan Mother
Mother ibu ataupun bayi di dada ibu Care
Care keluarga yang
sehingga kontak
memiliki bayi
lansung kulit ibu
BBLR, dengan kulit bayi,
dengan tujuan
sedangkan bayi
untuk hanya memakai
memberikan
popok dan penutup
kehangatan
kepala (topi).
dan
meningkatkan
KMC dilakukan
berat badan dua jam dalam
bayi satu hari selamala
7 hari. Dilakukan
dalam rentan
waktu dari pukul
10.00 hingga
pukul 15.00 sore.
Variabel Pengukuran Pengukuran suhu Observasi Rasio Suhu tubuh bayi
dependen: suhu tubuh adalah dikatakan normal
Suhu tubuh bayi BBLR menempatkan (36,30C-36,90C)
bayi BBLR pada adalah termometer digital
menempatkan pada axila bayi,
termometer hasil pengukuran
digital pada dalam derajat
axila bayi dan celcuis dikatakan
39
Definisi
Variabel Indikator Alat ukur Skala Kategori
operasional
dengan hasil normal apabila
pengukuran suhu bayi (36,30C-
dalam derajat 36,90C)
celcuis
meminta ijin dari kepala RS untuk mendapatkan surat balasan dari instansi
penelitian.
(Arikunto, 2021: 149). Jenis instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data
pada penelitian ini adalah observasi. Observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan
1. Editing
jangan sampai terjadi kekosongan data yang dibutuhkan (Hidayat, 2020: 107).
2. Coding
3. Tabulating
f
P= x 100%
N
Keterangan:
P = Prosentase.
1) 90%-100% : mayoritas
4) 50% : sebagian
4. Analisis Data
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
2020: 200).
Dari hasil uji akan diperoleh nilai signifikan () yaitu nilai yang
dengan membandingkan nilai dan nilai alpha (α=0,05). Jika signifikan () di
bawah atau sama dengan 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak, dan dapat
dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2020:
responden pada lebar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
Damayanti, Y., Sutini, T., & Sulaeman, S. (2019). Swaddling dan Kangaroo
Mother Care Dapat Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR). Journal of Telenursing (JOTING), 1(2). Diambil dari
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JOTING/article/view/840/570
Dewi, V. L. (2018). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: EGC.
Dinkes Jatim. (2022). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2021.
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Dwienda, O. M., Saputri, E., & Yulviana, R. (2014). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi / Balita dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan.
Yogyakarta: Deepublish.
Farida, D., & Yuliana, A. R. (2017). Pemberian Metode Kanguru Mother Care
(KMC) Terhadap Kestabilan Suhu Tubuh dan Berat Badan Bayi BBLR di
Ruang Anyelir Rumah Sakit Umum RA Kartini Jepara. Jurnal Profesi
Keperawatan (JPK), 4(2).
IDAI. (2017). Konsensus Asuhan Nutrisi pada Bayi Prematur. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Kemenkes RI. (2021). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2018. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Lusiana, E. S. B., Andriani, F., Yulizawati, & Insani, A. A. (2019). Buku Ajar
Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita. Sidoarjo: Indomedia
Pustaka.
44
45
Mitayani, A. (2018). BBLR - Tanda dan Gejala bayi Berat Badan Lahir Rendah.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Nurlaila, Utami, W., & Tri, C. W. (2019). Buku Panduan Perawatan Metode
Kanguru. Jakarta: Leutikaprio.
Solehati, T., Kosasih, C. E., Rais, Y., Fithriyah, N., Darmayanti, D., &
Puspitasari, N. R. (2018). Kangaroo Mother Care Pada Bayi Berat Lahir
Rendah : Sistematik Review. PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat,
8(1), 83. https://doi.org/10.31934/promotif.v8i1.234
46
Sudarti, & Fauziah, A. (2018). Asuhan kebidanan neonatus, bayi, dan anak balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
47
Lampiran 2 : Informed Consent
( ) (Responden)
48
49
Pengukuran suhu
Pengertian :
Merupakan tatacara pemeriksaan suhu tubuh. Suhu tubuh merupakan indikator
untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Rentang
suhu tubuh dapat diukur dengan menggunakan termometer air raksa melalui oral,
rektal, maupun axila dan menggunakan termometer digital.
Tujuan :
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.
1. Termometer
2. Tiga buah botol
1. Bengkok
2. Kertas/tissue
3. Vaselin/jelly
4. Buku catatan suhu
5. Sarung tangan
Prosedur :