Disusun Oleh :
KESEHATAN UNIVERSITAS
NASIONAL
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Rahmat, hidayat dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dari
kelompok 3 dapat menyelesaikan tugas berjudul “BHS DAN POSYANDU” tepat waktu.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Bencana.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat, tata Bahasa, maupun isi materi yang disampaikan. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat
yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya
dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa.
Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang berat badan) dan
orang lanjut usia (Posyandu Lansia), dan lahir melalui suatu Surat Keputusan Bersama
antara Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri), Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Kepala
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Ketua Tim Penggerak
(TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan dicanangkan pada sekitar tahun
1986. Legitimasi keberadaan Posyandu ini diperkuat kembali melalui Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tertanggal 13 Juni 2001 yang antara lain
berisikan “Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu” yang antara lain meminta
diaktifkannya kembali Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL) Posyandu di semua
tingkatan administrasi pemerintah
Saka bakti husada
Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat
membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat
di lingkunganya.
Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia
dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan
sedapat-dapatnya dengan praktik berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik
untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang
sesuai dengan keperluannya.
Rumus Masalah
Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu mengetahui tentang sbh
TINJAUAN TEORI
1985, Satuan Karya Pramuka Bakti Husada yaitu salah satu jenis
kesehatan.
c. Sasaran
tersebut :
1) Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam
bidang kesehatan.
a) kesehatan lingkungan
b) kesehatan keluarga
d) gizi
Pramuka di gugusdepannya.
lingkungannya.
kesehatan.
e. Keanggotaan
1) Anggota
a) Peserta Didik
b) Anggota Dewasa
2) Peminat
Peminat Saka Bakti Husada terdiri dari para Pramuka Siaga dan
3) Syarat Anggota
depannya.
Husada.
Kwartir Ranting.
f. Organisasi
Husada.
Pembinaan Kosmetik.
Tempat kerja
bidai.
(1) Alamat
(9) Resusitasi
memperberat keadaannya
(12) Bidai
sama.
7) Jika satu jenis krida peminatnya lebih dari 10 orang, maka nama
Saka Bakti Husada putri dibina oleh Pamong Saka putri, serta
kebutuhan/lingkup kegiatannya.
10) Pengurus Saka Bakti Husada disebut Dewan Saka terdiri atas
Pemimpin Krida.
11) Tiap Krida dipimpin oleh seorang Pemimpin Krida dibantu oleh
12) Saka Bakti Husada dibina oleh Kwartir Ranting dibantu oleh
13) Masa bakti Pengurus Saka Bakti Husada sama dengan masa
bakti Kwartirnya.
2. PENDIDIKAN KESEHATAN
a. Pengertian
(Notoadmojo, 2012).
masyarakat.
2) Menolong individu agar mampu secara mandiri atau
hidup sehat.
1) Tingkat Pendidikan
didapatnya.
3) Adat Istiadat
4) Kepercayaan Masyarakat
(2009) yaitu:
1) Dimensi Sasaran
masyarakat.
2) Dimensi Tempat Pelaksanaannya
pasien.
e) Rehabilitasi (Rehabilitation).
1) Advokat (Advocate)
3) Memampukan (Enable)
1) Metode ceramah
3) Metode panel
kesehatan yaitu :
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
grafis.
lebih menarik.
4) Media alat bantu, ada dua jenis yaitu alat bantu eletronik yang
a. Pengertian
Firdaus, 2015).
kondisi.
korban.
diperlukan.
memburuk)
a) Mengadakan diagnosa.
tersembunyi.
3) Menunjang penyembuhan
b) Mencegah infeksi.
dengan tepat.
menolong :
berlebihan.
“tolong”.
atau mulut.
atau tidak.
e) Hentikan perdarahan
pedarahan tersebut.
Tulang
3) Pengertian
Wilson, 2006).
4) Penyebab fraktur
ada 3 yaitu:
osteoporosis.
c) Fraktur beban
terdapat fraktur :
fraktur dibawahnya.
secara normal.
6) Jenis-jenis fraktur
lain :
menjadi 2 yaitu:
langsung.
(2) Fraktur Oblik : fraktur yang arah garis patahnya
lain.
pembekakan.
(b) Rasakan area yang cedera untuk memeriksa adakah
normal.
bantuan tiba.
meneka tulang.
kali
kali
kali
kali
cepat.
Tindakan pertolongannya adalah sebagai berikut:
dibengkokkan.
Gambar 2.3 Pembidaian pada fraktur pada sendi lutut/ tempurung lutut
kaki
Gambar 2.4 Pembidaian pada fraktur tungkai bawah
Gambar 2.5 Pembidaian pada fraktur pergelagan kaki dan telapak kaki
sebagai berikut:
(a) Pasang bidai luar dari bawah siku hingga melewati
digantungkan ke leher.
sebagai berikut:
bawah
pembalut segitiga
telapak tangan.
berikut:
(strapping).
(b) Tempelkan plester saat mengeluarkan nafas
ada pembekakan.
berikut:
sebagai berikut:
pundak kanan.
4. PENGETAHUAN
a. Pengertian
b. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (Know)
Bila seseorang hanya mampu menjelaskan secara garis besar
2) Memahami (Comprehention)
telah dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
4) Analisis (Analysis)
5) Sintesis (Synhesis)
bentuk lainnya.
6) Evaluasi (Evaluation)
berlaku di masyarakat.
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1) Pengalaman
2) Pendidikan
yang seluas-luasnya.
3) Keyakinan
pengetahuan.
4) Fasilitas
memperluas pengetahuan.
6) Sosial budaya
meliputi :
terpecahkan.
b) Secara kebetulan
sudah ada dalam tinjauan teori dan mengikuti kaedah input , proses dan
KECELAKAAN
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
D. HIPOTESIS
adalah :
Pengertian posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program
dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan
dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya
yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut
masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama
(Depkes RI, 1990).
A. Tujuan Posyandu
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil,
melahirkan dan nifas) .
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
C. Pengelola Posyandu
1. Penanggungjawab umum : Kades/Lurah.
2. Penggungjawab operasional : Tokoh Masyarakat.
3. Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK.
4. Sekretaris : Ketua Pokja IV Kelurahan/desa.
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes (Puskesmas).
D. Kegiatan Pokok Posyandu
1. KIA
2. KB
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Penggulangan Diare
E. Pembentukan Posyandu
a. Langkah – langkah pembentukan :
1) Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.
2) Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan
teknis unsur kesehatan dan KB .
3) Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan
prasarana posyandu, biaya posyandu .
4) Pemilihan kader Posyandu.
5) Pelatihan kader Posyandu.
6) Pembinaan.
b. Kriteria pembentukan Posyandu.
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar
pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu
Posyandu melayani 100 balita.
2. Sasaran Posyandu yaitu Bayi/Balita, Ibu hamil/ibu menyusui, dan
WUS dan PUS.
STRATA POSYANDU dikelompokkan menjadi 4 :
1. Posyandu Pratama :
• belum mantap.
• kegiatan belum rutin.
• kader terbatas.
2. Posyandu Madya :
• kegiatan lebih teratur
• Jumlah kader 5 orang
3. Posyandu Purnama :
• kegiatan sudah teratur.
• cakupan program/kegiatannya baik.
• jumlah kader 5 orang
• mempunyai program tambahan
4. Posyandu Mandiri :
• kegiatan secara terahir dan mantap
• cakupan program/kegiatan baik.
• memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.
Kontribusi posyandu dalam meningkatkan kesehatan bayi dan anak balita sangat besar,
namun sampai saat ini kualitas pelayanan posyandu masih perlu ditingkatkan.
Keberadaan kader dan sarana yang ada merupakan modal dalam keberlanjutan posyandu.
Oleh karena itu keberadaan posyandu harus terus ditingkatkan sehingga diklasifikasikan
menjadi 4 jenis yaitu posyandu pratama, madya, purnama, dan mandiri.
C. Jenis Posyandu
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya
belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan ini dinilai ‘gawat’
sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu
ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi
cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu
kurang dari 50%.
Ini berarti, kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya.
Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5
program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat telah
menjangkau lebih dari 50% KK. Intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu
diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM.
Bagi ibu hamil dengan adanya penyuluhan dari bidan atau dokter dapat mengetahui
apakah mempunyai risiko tinggi seperti letak bayi tidak normal dalam kandungan,
tekanan darah yang rendah atau tinggi dan bila ada yang mengalami anemia akan diberi
tablet besi.Terakhir adalah meja kelima, terdapat pelayanan imunisasi dasar yakni BCG,
hepatitis B, DPT-polio, campak, dan TT (tetanus) bagi ibu hamil, KB dan pengobatan
sederhana dari petugas kesehatan bagi bayi, balita dan ibu yang sakit. Bagi yang
menderita diare akan diberi oralit.
Posyandu ini merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat, maka pendanaanya juga
secara swadaya kalaupun ada dana bantuan dari pemerintah jumlahnya sangat kecil.
Bentuk swadaya dari masyarakat misalnya berupa iuran yang ditetapkan oleh Posyandu
setempat untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa kacang hijau atau yang
lainnya.
Kader-kader Posyandu yang aktif memang layak dihargai. Secara langsung mereka dapat
mengetahui keadaan bayi dan balita yang menderita gizi buruk bahkan busung lapar
secara dini.
Agar anak Indonesia terhindar dari gizi buruk dan busung lapar, pemerintah dituntut
perhatian yang lebih besar terhadap masalah kesehatan warga negaranya. Selain itu
marilah kita perbaiki rasa kesetiakawanan dan sikap peduli terhadap sesama serta
mengaktifkan kembali Posyandu sebagai garda terdepan memonitor perkembangan
kualitas kesehatan anak-anak, khususnya balita.