Anda di halaman 1dari 4

1.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur


2. Kelas Tipe A, jumlah Apoteker minimal 15
Kelas Tipe B, jumlah Apoteker minimal 13
Kelas Tipe C, jumlah Apoteker minimal 8
Kelas Tipe D, jumlah Apoteker minimal 3

UU No 44 th 2009
Klasifikasi KMK 56 tahun 2014 ttg klasifikasi dan perijinan
Tenaga kefarmasian di RS Tipe A  15
3. Syarat RS Pendidikan
- Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu pada profesi kedokteran,
kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan nakes lain. (luar ke dalam)
- Memiliki bagian pendidikan dan pelatihan (

4. Struktur
Instalasi Farmasi  struktural (koor perencanaan dan monev, farklin, koor diklat) ada
ketua (koor) dan seksi
IF UPPF, UPF, Produksi, Lab Far, PIO  langsung PJ

5. Pelayanan medik tipe A:


- Kebidanan
- Kefarmasian
- Keperawatan
- Penunjang Klinik
- Penunjang non klinik
- Ranap

6. Akreditasi Berdasarkan
Tujuan akreditasi:
a. Meningkatkan mutu pelayanan RS;
b. Meningkatkan keselamatan pasien RS
c. Meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, SDM RS dan RS sebagai institusi
d. Mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan.
Paripurna > 80

Kriteria kelulusan akreditasi adalah Dasar (nilai masing-masing 4 bab dasar minimal
80%, bab lainnya < 80% tapi >20%), Madya (nilai masing-masing 4 bab dasar dan 4
bab lainnya minimal 80%, 7 bab lainnya < 80% tapi >20%), Utama (nilai masing-
masing 4 bab dasar dan 8 bab lainnya minimal 80%, 3 bab lainnya < 80% tapi
>20%), Paripurna (setiap bab standar akreditasi minimal 80%)

KARS terakhir 2012

Standar Akreditasi berdasarkan MPO


MPO  masuk minor
Peningkatan mutu
Verifikasi tiap tahun
Akreditasi keluar setiap 3 tahun (survey)

Baru KARS

7. Seleksi kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan, alkes, dan BMHP sesuai
dengan kebutuhan
Ruang lingkup:
Kriteria pemilihan FOR RS
- Mengutamakan obat generik
- Benefit: risk menguntungkan pasien
- Mutu terjamin
- Praktis penggunaan penyeraan
- Menguntungkan dalam hal kepatuhan pasien
- Benfit cost tinggi

Seleksi berdasarkan mengacu pada FORNAS, FOR RS, CP

Evaluasi dilakukan setahun sekali

FOR RS

kelas terapi, nama generik/inovator, jenis sediaan, indikasi, kekuatan sediaan,


khusus

Indikator seleksi:

kepatuhan terhadap FOR RS

FORNAS 100%

8. Perencanaan

Ruang lingkup:

1. UPF membuat perencanaan (1 bulan sekali) tiap tgl 10 berdasar pemakaian 3


bulan lalu UPPFI & UPPFS
2. UPPFI dan UPPFS menggabungkan (fast moving= buffernya 1 bulan (100%),
slow= 30%) dalam bentuk usulan kebutuhan
curcuma,
3. diajukan ke kepala IFRS
4. PPTK
5. KPA
6. PPK menjadi RAB
7. RAB DPA (dokumen pelaksanaan anggaran)
8. Panitia Pengadaan
9. PPK terbitkan SP dan SPK
metode

1. konsumsi
2. epidemiologi
3. kombinasi

indikator:

1. death moving (3 bulan berturut2 ga keluar) cari tahu penyebab, tawarkan untuk
digunakan,
2. kadaluarsa
3. slow moving

Distribusi

- penerimaan
menjamin kesesuaian spesifikasi antara SP dengan kondisi fisik yang diterima
(jumlah, kualitas, merk, ED)
- pendistribusian
sentralisasi
desentralisasi

metode
- WFS
- IP
- UDD

indikator ?

Penyimpanan

- BSO
- farmakoterapi
- stabilitas
- FEFO
- narkotik
- lasa

indikator:

- Suhu (cek 2 kali sehari)


- emergency kit (tiap ganti shift)
- bebas hama (sebulan sekali)

Use

1. Drug Dispensing Cycle


Ranap
RPO pasien ke upf dikaji  disiapkan  ke perawat pasien

IRJ
dokter (R/) pasien ke upf  cek kelengkapan administrasi  dikaji dan
disiapkan diserahkan dan PIO

resusitasi (tidak stabil/ gawat sekali) RPO tulis terakhir


2. Drug use evaluation
- DUS (ddd antibiotik, PPI, analgetik, albumin, kemoterapi, kesesuaian dengan
formularium, dan generik)

Anda mungkin juga menyukai