23021144
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI
APOTEKER
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
PADANG
PADANG
2024
PEKERJAAN KEFARMASIAN DI PBF (Pedagang Besar
Farmasi)
Pedoman Pengadaan :
a) DOEN
c) Catatan medik
e) Sisa persediaan
f) Data pemakaian periode lalu
g) Rencana pengembangan
1. Metode Konsumsi
Langkah Evaluasi
Evaluasi rasionalitas pola pengobatan periode lalu
Evaluasi suplai obat periode lalu
Evaluasi data stock, distribusi, dan penggunaan
obat periode lalu
Pengamatan kecelakaan dan kehilangan obat
Tahap epidemiologi
2) Penerimaan Barang
Penerimaan barang bertujuan untuk memastikan bahwa
kiriman obat,bahan obat maupun alat kesehatan yang diterima
benar, berasal dari pemasok yang disetujui, tidak rusak atau
tidak mengalami perubahan selama transportasi.
Pada saat obat atau produk alat kesehatan diantar ke
Pedagang Besar Farmasi atau biasa disebut dengan PBF,
personil yang bertugas di gudang akan memeriksa terlebih
dahulu obat tersebut. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain,
obat tidak boleh diterima jika sudah atau mendekati
kadaluwarsa.
Nomor bets dan tanggal kedaluwarsa obat, bahan obat dan
alat kesehatan harus dicatat pada saat penerimaan, untuk
mempermudah penelusuran. Selain itu, kesesuaian jumlah,
jenis dan bentuk sediaan obat tersebut juga diperiksa dan
dilakukan pemeriksaan berupa data pada Surat Pesanan (SP),
faktur serta kondisi fisik barang tersebut.
Jika ditemukan obat,bahan obat, dan alat kesehatan diduga
palsu, bets tersebut harus segera dipisahkan dan dilaporkan ke
instansi berwenang, dan ke pemegang izin edar. Pengiriman
obat,bahan obat, dan alat kesehatan yang diterima dari sarana
transportasi harus diperiksa sebagai bentuk verifikasi terhadap
keutuhan kontainer / sistem penutup, fisik dan fitur kemasan
serta label kemasan.
Tetapi jika seluruh obat dan alat kesehatan yang diantar
telah sesuai dengan faktur, kondisi yang baik dan tidak
mendekati kadaluwarsa, maka produk tersebut selanjutnya
akan dibawa ke gudang penyimpanan. Faktur yang dibawa
oleh kurir tersebut pada saat mengantar barang akan
ditandatangani oleh petugas gudang sebagai pihak penerima,
kemudian tanggal penerimaan barang juga harus di tulis
dengan jelas pada faktur tersebut. Faktur yang sudah
ditandatangan kemudian di stempel dengan stempel PBF yang
bersangkutan. Lembar copy faktur dari pihak supplier akan di
terima oleh PBF, data dari faktur tersebut kemudian di input.
Data yang di input berupa data nomor faktur, nama obat
pesanan, jumlah pesanan dan harga yang di peroleh untuk
pembelian produk tersebut.
Data lain yang juga terdapat dalam faktur adalah tanggal
jatuh tempo. Lamanya tempo yang akan diberikan masing-
masing penyalur untuk PBF melakukan pembayaran obat
pesanannya dapat berbeda-beda, yaitu antara 7 sampai 60 hari
dari sejak barang tersebut diatarkan ke pihak PBF. Tanggal
jatuh tempot yang telah disesuaikan oleh PBF kemudian di
tulis di dalam faktur tersebut.
3) Penyimpanan
Proses penyimpanan bertujuan Untuk memastikan barang-
barang di gudang, disimpan sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan oleh Principal dan peraturan Pemerintah serta
terjaga kualitasnya. Proses penyimpanan yang dilakukan di
gudang dan kontrol terhadap barang-barang yang disimpan,
fasilitas infrastruktur untuk penyimpanan seperti bangunan
gudang, suhu/kelembaban, material handling equipment, kartu
barang dan stock opname.
Untuk mengetahui bagaimana suatu produk bisa sampai
ketangan pelanggan dengan baik ada beberapa hal yang harus
diketahui prosesnya, salah satunya proses penyimpanan yang
tepat dapat menjadi titik penting dalam memelihara produk.
Infrastruktur Penyimpanan
Sistem Penyimpanan
Intruksi Pengertiannya
1. Do not store over 30oC Harus disimpan antara +2 oC s/d
+30 oC
2. Do not store over 25oC Harus disimpan antara +2 oC s/d
+25 oC
3. Do not store over 15oC Harus disimpan antara +2 oC s/d
+15 oC
1) Penyimpanan barang-barang di gudang harus berdasarkan
kategori sebagai berikut:
Sistem Pencatatan
10) Pelaporan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Pedagang Besar
Farmasi, setiap PBF dan cabangnya wajib menyampaikan
laporan kegiatan setiap 3 (tiga) bulan sekali :meliputi kegiatan
penerimaan dan penyaluran obat dan/atau bahan obat kepada
Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM.
Selain laporan kegiatan tersebut, Direktur Jenderal setiap saat
dapat meminta laporan kegiatan penerimaan dan penyaluran
obat dan/atau bahan obat.
Setiap PBF dan PBF Cabang yang menyalurkan narkotika
dan psikotropika wajib menyampaikan laporan bulanan
penyaluran narkotika dan psikotropika sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan. Laporan tersebut dapat
dilakukan secara elektronik dengan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi. Selain itu, laporan tersebut dapat
diperiksa oleh petugas yang berwenang. Pelaporan PBF
dilakukan pada tanggal 10 setiap bulannya.
Pelaporan PBF
pbf.b
Pertanyaan:
Jawaban:
A.
1. Metode perencanaan yang digunakan adalah metode
kombinasi karena dapat dilihat dari penggunaan obat diatas,
kebutuhan obat yang mana telah mempunyai data konsumsi
yang jelas namun kasus penyakit cenderung berubah (naik atau
turun).
2. Contoh Perhitungan
A=(B+C+D)–E
Keterangan :
A = Rencana Pengadaan
B = Pemakaian rata-rata per bulan
C = Buffer stock (bergantung pada kelompok pareto tertentu)
D = Lead time stock
E = Sisa stok
1) Amoxicilline Tab
B = 55 BOX
C = Buffer Stock 20% X 10 = 2 BOX
D= Lead Time jika 1 minggu maka 7 hari x 2 Box = 14 Box
E = 10
A=(B+C+D)–E
A = ( 55 + 2 + 14 ) – 10
A = 71 – 10
A = 61
Apoteker
Orang gudang melakukan double
Faktur dike
mengecek check surat jalan oleh Apo
keterdiaan obat yang akan
didistribusikan
ekspedisi akan
memberikan faktur
dan meminta ttd
dan stempel
apoteker pemesan
E. Format Excel Pengendalian Persediaan di PBF
No Kartu :
Nama Obat / Barang :
Bentuk Sediaan :
Lokasi/ Gudang :