Anda di halaman 1dari 5

TAHAP PRA KONSTRUKSI

1. Kegiatan Survei dan Investigasi


Kegiatan survey dan investigasi merupakan salah satu tahap pra konstruksi. Pada
tahap ini dilakukan kegiatan yang berkaitan dengan survei secara langsung ke lokasi
pembangunan wisata Taman Wisata Selecta, investigasi lapang dan perijinan terhadap
pihak-pihak yang terkait dalam masalah kegiatan perencanaan kegiatan pembangunan
wisata. Pada tahap survei dilakukan pengambilan data yang dapat dibutuhkan dalam
kegiatan perencanaan, pengukuran, penentuan titik-tik lokasi yang digunakan, dan
pemasangan patok pada titik-titik yang telah ditetapkan. Dilakukan juga investigasi dengan
pengeboran untuk mendapatkan data geologi dan topografi pada lokasi pembangunan.
Tahap ini juga diperlukan untuk mengetahui rona awal seperti kondisi flora fauna, lalu lintas
jalan, jenis kegiatan di sekitar lokasi rencana usaha, kualitas air, udara, dan tanah sebelum
proses pengerjaan proyek. Setelah dilakukan penyusunan matrik dan pengumpulan data
data terkait, maka dapat diambil analisa mengenai pembangunan Taman Wisata Selecta
yang akan menimbulkan beberapa dampak. Dampak yang timbul dapat mempengaruhi
komponen sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat. Adapun dampak tersebut
meliputi keresahan masyarakat serta persepsi dan sikap masyarakat. Dampak yang
timbul merupakan pengaruh secara tidak langsung karena aktivitas pra kontruksi
merupakan tahapan kegiatan sebelum dilaksanakan pembangunan.

2. Perizinan Lahan
Perizinan lahan merupakan salah satu tahapan penting sebelum konstruksi
dilaksanakan. Perizinan lahan pada pembangunan Taman Wisata Selecta dilakukan pada
pihak pihak terkait seperti Bapedda, Pemerintah Desa Tulungrejo serta masyarakat pemilik
lahan. Lahan yang digunakan sebagai lokasi pembangunan sendiri merupakan lahan yang
sebelumnya digunakan sebagai kawasan pertanian dan merupakan hak milik dari
pemerintah Desa Tulungrejo dan sebagian luasan merupakan hak milik perorangan. Pihak
pemrakarsa dapat melakukan konsolidasi kepada pemilik lahan terlebih dahulu untuk
menggunakan lahan sebagai proyek wisata. Izin lahan dari pemiliki dapat diberikan setelah
antara kedua belah pihak setuju dan memberikan output yang sesuai. Pemrakarsa dapat
menyewa lahan maupun membeli lahan, tergantung dari hasil musyawarah bersama. Izin
lahan selanjutnya dilakukan bersama Bapedda. Hal ini penting sebelum dilakukannya
konstruksi, apalagi lokasi pembangunan yang berjarak 500 m dari sumber air. Dari proses
perizinan lahan ini dapat timbul dampak keresahan masyarakat yang secara tidak
langsung akan mengubah presepsi masyarakat.

3. Sosialisasi dan Publikasi ke Masyarakat


Kegiatan pra kontruksi selanjutnya merupakan sosialisasi dan publikasi di masyarakat.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan dan memberikan informasi mengenai rencana
pembangunan proyek kepada masyarakat di sekitar lokasi proyek Taman Wisata Selecta.
Selain itu, sosialisasi ini juga dilakukan untuk menjembatani masyarakat dalam
memberikan aspirasi dan tanggapan terkait pembangunan. Masyarakat disini merupakan
objek yang sangat memungkinkan dapat mengalami dampak langsung dari rangkaian
kegiatan proyek pembangunan. Sosialisasi sendiri harus dilakukan oleh pemrakarsa
sebelum mendirikan atau menjalankan suatu proyek. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengurangi kesalahpahaman dan dampak sosial lainnya kepada masyarakat nanti saat
proyek telah berjalan. Adapun masyarakat yang ikut kegiatan sosialisasi adalah
masyarakat kecamatan Bumiaji terutama masyarakat Desa Tulungrejo. Total penduduk
pada desa ini adalah 9.929 jiwa (BPS Kota Batu, 2019). Sedangkan jumlah masyarakat
yang di undang mengikuti kegiatan sosialisasi adalah 5000 jiwa.
Sosialisasi AMDAL merupakan penerapan surat keputusan kepala BAPEDAL No. 8
tahun 2000 tentang keterlibatan dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL. Dalam
upayanya diharapkan dapat mengurangi dampak yang telah ditelaah melalui matriks.
Kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat dapat menimbulkan keresahan
masyarakat. Keresahan yang terjadi kedepannya juga dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan persepsi dan sikap masyarakat yang akan mengakibatkan panndangan negatif
masyarakat terhadap adanya proyek pembangunan wisata hingga masa operasinya nanti.
Sehingga dengan adanya upaya sosialisasi diharapkan dapat mengurangi dampak-dampak
tersebut.
Selain melakukan sosialisai proses publikasi juga penting untuk dilakukan. Publikasi
dilakukan melalui surat kabar lokal daerah Batu seperti Radar Batu. Tujuan utama publikasi
adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat ikut
serta memberi masukan dan menyalurkan aspirasinya terhadap rencana pembangunan.
Proses publikasi juga dapat dilakukan dengan menyebarkan leaflet ke daerah sekitar lokasi
pembangunan. Dampak yang timbul dari kegiatan sosialisasi dan publikasi ini tentunya
semakin memberikan pengetahuan pada masyarakat sehingga masyarakat dituntut untuk
berpikir mengenai dampak dan bagaimana manfaat pembangunan dapat mereka rasakan.
Hal ini mendorong terjadinya keresahan masyarakat yang akan membawa pada
perubahan presepsi pada masyarakat.

4. Pembebasan Lahan
Kegiatan pembebasan lahan juga merupakan salah satu kegiatan pada tahap pra
konstruksi. Kegiatan pembebasan lahan merupakan kegiatan pembelian tanah masyarakat
yang berada pada lokasi rencana pembangunan. Kegiatan ini tidak terlepas dari dampak-
dampak yang menyangkut komponen sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat.
Dampak yang terjadi bisa mempengaruhi berbagai macam aspek. Adanya pembebasan
lahan akan mengakibatkan alih fungsi lahan. Hal ini dikarenakan sebelumnya lahan
tersebut merupakan lahan pertanian dan perkebunan. Perubahan fungsi lahan ini juga akan
mengakibatkan pengurangan luas DTA pada sekitar lokasi pembangunan. Dengan
berhentinya kegiatan bercocok tanam pada daerah pertanian sekitar lokasi maka akan
terjadi pengurangan produksi pertanian. Dari dampak tersebut akan mempengaruhi
tingkat keresahan masyarakat wilayah sekitar dan akan mengakibatkan perubahan
persepsi dan sikap masyarakat karena perubahan yang mempengaruhi komponen
sosial, ekonomi budaya dan kesehatan yang terjadi pada wilayah sekitar tempat tinggal
mereka akibat kegiatan pembangunan ini.

Kegiatan Dampak Potrensial DP/DS/DT

PRA KONSTRUKSI
1. Keresahan
DP
Masyarakat
1 Survei dan investigasi 2. Perubahan
Presepsi dan DS
sikap masyarakat
Keresahan
1 DP
Masyarakat
2 Perizinan lahan Perubahan
2 Presepsi dan DP
Sikap Masyarakat
3 Sosialisasi dan 1 Keresahan DP
Publikasi ke Masyarakat
Kegiatan Dampak Potrensial DP/DS/DT

Perubahan
Masyarakat 2 Presepsi dan DS
Sikap Masyarakat
1 Alih Fungsi Lahan DP
Pengurangan
2 Produksi DS
Pertanian
4 Pembebasan lahan Keresahan
3 DT
Masyarakat
Perubahan
4 Presepsi dan DT
Sikap Masyarakat

Evaluasi Dampak
A. TAHAP PRA KONSTRUKSI
1. Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat pada tahap pra konstruksi diperkirakan terjadi pada
masyarakat di sekitar lokasi pembangunan Taman Wisata Selecta. Keresahan masyarakat
muncul akibat adanya kegiatan survey dan investigasi, perizinan lahan yang dilakukan di
area pembangunan wisata, dan pembebasan lahan. Keresahan masyarakat diperkirakan
timbul di satu kecamatan yaitu Bumiaji terutama di Desa Tulungrejo. Keresahan
masyarakat terjadi karena adanya pengukuran dan pembebasan lahan sebelum adanya
pembangunan wisata. Pembebasan lahan dan perijinan lahan berbenturan langsung
dengan masyarakat sehingga diperkirakan akan muncul dampak keresahan masyarakat.
Sehingga dampak tersebut pada tahap ini tergolong dampak penting hipotetik sehingga
akan dibahas dalam dokumen ANDAL.

2. Perubahan persepsi dan sikap masyarakat


Setiap kegiatan dalam tahap pra konstruksi dapat menyebabkan perubahan persepsi
dan sikap masyarakat. Timbulnya dampak ini diawali dengan keresahan masyarakat.
Proses publikasi pembangunan Taman Wisata Selecta dilakukan dengan pengumuman
pada surat kabar setempat. Kegiatan sosialisasi dan publikasi ke masyarakat mengenai
pembangunan wisata menimbulkan keresahan dan kekhawatiran pada masyarakat. Oleh
karena itu, perubahan persepsi dan sikap masyarakat tergolong dampak penting
hipotetik sehingga dibahas dalam dokumen ANDAL

3. Alih Fungsi Lahan


Alih fungsi lahan yang terjadi pada lahan yang akan dibangun akan menimbulkan
keresahan masyarakat. Perubahan fungsi lahan seluas 18 Ha dari lahan pertanian dan
perkebunan menjadi lahan wisata dapat menggangu keutuhan ekosistem dan juga dapat
mengurangi daerah resapan air. Akibatnya dapat mempengaruhi perekonomian serta
mengganggu ekosistem pada lahan tersebut. Oleh karena itu alih fungsi lahan tergolong
dampak penting hipotetik dan akan dibahas dalam dokumen ANDAL.

4. Pengurangan Produksi Pertanian


Kegiatan pembebasan lahan yang dilakukan untuk pembangunan wisata akan
mempengaruhi hasil produksi pertanian. Hal tersebut dikarenakan lahan sebelumnya
merupakan lahan pertanian dan perkebunan. Penurunan produksi pertanian ini akan
menimbulkan kekhawatiran dari masyarakat sekitar serta meningkatkan tingkat
pengangguran karena telah kehilangan lapangan pekerjaanya. Oleh karena itu komponen
lingkungan ini tergolong dampak penting hipotetik dan akan dibahas dalam dokumen
ANDAL.

5. Pengurangan Daerah Tangkapan Air


Pengurangan luas daerah tangkapan air karena terjadi alih fungsi lahan pada kegiatan
pembebasan lahan seluas 18 Ha dari tanah pertanian dan perkebunan menjadi lahan
wisata dapat mengancam keutuhan ekosistem. Lokasi wisata merupakan daerah
konservasi dan berjarak 500 m dari sumber air. Karena lokasinya yang merupakan daerah
tangkapan dan resapan air, dampak ini dapat menimbulkan kekhawatiran dari masyarakat
serta dapat merubah presepsi masyarakat terhadap pembangunan wisata. Sehingga dalam
ANDAL komponen ini tergolong dampak penting hipotetik dan akan dikaji dalam
dokumen ANDAL.

Anda mungkin juga menyukai