Anda di halaman 1dari 49

Table 2.32.

Ringkasan Proses Pelingkupan

Pelingkupan
Deskripsi
Rencana Pengelolaan Lingkungan
Komponen
Kegiatan Yang yang Sudah Batas
Lingkungan
No berpotensi Direncanakan Sejak Dampak Penting Wilayah Studi Waktu
Terkena Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Menimbulkan Awal Sebagai Bagian dari Hipotetik (DPH) Kajian
Dampak
Dampak Rencana Kegiatan
Lingkungan

Tahap Pra-Kontruksi
1 Sosialisasi  Sosialisasi dan Komponen Disharmoni sosial Peyampaian informasi melalui DPH yang dikaji Desa Jilatan Alur Selama
konsultasi publik pada Sosial Budaya Masyarakat sosialisasi yang berkelanjutan oleh adalah : Kecamatan Batu tahap
tahap awal penyusunan Masyarakat CV. Trias Jaya Mandiri terhadap  Disharmoni Sosial Ampar dan Prantruksi
dokumen AMDAL masyarakat tentang kegiatan Masyarakat Batalang
berpedoman pada pertambangan ini dapat  Dinamika Sikap dan Kecamatan
permen 17 tahun 2012 memberikan dampak positif di Persepsi Jorong
tentang Keterlibatan masyarakat, khususnya pada Masyarakat Kabupaten Tanah
Masyarakat Dalam harmonisasi antara perusahaan Laut Provinsi
Proses Amdal dan Izin dengan masyarakat. Dengan Kalimantan
Lingkungan adanya sosialisasi yang baik dan Selatan
 Sosialisasi yang berkelanjutan dapat
berkelanjutan sesuai meminimalkan dampak dari
dengan kegiatan disharmoni sosial masyarakat,
pertambangan maka dampak dari kegiatan
inimerupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Sikap dan Persepsi Adanya sosialisasi pada
Masyarakat masyarakat tentang rencana
kegiatan, dampaknya dan hal-hal
yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan akan
membuka wawasan masyarakat
tentang kegiatan pertambangan
dan dapat meningkatkan
smasyarakat. Dampak ini
diprakirakan sebagai dampak
penting, karena persepsi
masyarakat akan sangat
mendukung aktifitas kegiatan
pertambangan yang akan
dilakukan. Maka Dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji.

II-113
2 Penerimaan  SOP Penerimaan tenaga Komponen Sosial Kepadatan Kegiatan penerimaan tenaga DPH yang dikaji Desa Jilatan Selama
Tenaga Kerja kerja oleh pemrakarsa Ekonomi dan Penduduk kerja oleh CV. Trias Jaya Mandiri adalah: Alur Kecamatan tahap pra
serta peraturan Budaya khususnya tenaga kerja lokal  Peruahan Batu Ampar dan kontruksi
pemerintah terkait Masyarakat yang diprakirakan ini tidak Matapencaharian dan Batalang yang menjadi
ketenagakerjaan memberikan dampak yang pendapatan keluarga Kecamatan bagian
 Memprioritaskan dignifikan terhadap jumlah dan  Peruahan Kesemoatan Jorong integral
masyarakat lokal sesuai kepadatan penduduk. Maka Kerja dan Berusaha Kabupaten operasional
dengan skill atau bidang dampak dari kegiatan ini  Disharmoni Sosial Tanah Laut pertamba-
keahliannya merupakan Dampak Penting Masyarakat Provinsi ngan
 Memberikan pembinaan Tidak Hipotetik (DPTH) yang Dinamika Sikap dan Kalimantan
guna peningkatan skill tidak perlu dikaji lebih Persepsi masyarakat Selatan.
dan pengalaman kerja mendalam.
Matapencaharian Kegiatan peneriman tenaga kerja
dan Pendapatan khususnya terhadap masyarakat
keluarga lokal
Akan memberikan dampak
terhadap meningkatnya
pendapatan masyarakat.
Damppak dari kegiatan ini
merupakan dampak yang
penting karena juga dapat
memberikan dampak terhadap
komponen lain seperti sikap dan
Persepsi Masyarakat terhadap
kegiatan. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Kesempatan Kerja Kegiatan penerimaan tenaga
dan Berusaha kerja lokal ini diperkirakan
memberikan dampak yang cukup
signifikan, karena dengan
terserapnya tenaga kerja lokal
khususnya masyarakat yang
berada di wilayah studi dapat
mengurangi tingkat
pengangguran. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik (DPH)
yang perlu dikaji lebih
mendalam.

Disharmoni Sosial Tidak tersampaikannya informasi


Masyarakat dan perbedaan pemahaman
masyarakat terhadap proses
penerimaan dan kualifikasi
tenaga kerja yan dipersyaratkan
oleh perusahaan berpotensi
menimbulkan keresahan
masyarakat pada disharmini
sosial masyarakat. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik (DPH)
yang perlu dikaji lebih mendalam

II-114
Sikap dan Persepsi Penanganan seluruh dampak
Masyarakat dari kegiatan penerimaan tenaga
kerja ini berpotensi
menimbulkan tanggapan positif
dan /atau negative masyarakat
terhadap kegiatan pertambangan
batubara CV. Trias Jaya Mandiri,
dimana tanggapan masyarakat
tersebut merupakan salah satu
faktor penentu keberlangsungan
kegiatan perusahaan. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
3 Pembebasan  Peraturan-peraturan yang Komponen Sosial Matapencaharian Kegiatan pembebasan lahan yang DPH yang dikaji
Lahan terkait mekanisme Ekonomi dan dan Pendapatan dilaksanakan oleh CV. Trias Jaya adalah:
pembebasan lahan Budaya Keluarga Mandiri pada kegiatan awalnya  Perubahan
 Adanya kesepakatan Masyarakat ini diprakirakan ada sebagaian Matapencaharian dan
antara pemilik lahan masyarakat yang diganti rugi pendapatan keluarga
dengan pihak perusahaan lahannya pleh perusahaan  Kesempatan Kerja dan
 Dilakukan dengan sesuai dengan kesepakatan serta Berusaha
sosialisasi dan peraturan yang berlaku yang  Disharmoni Sosial
berkoordinasi melalui akan berdampak pada Masyarakat
aparat Desa maupun perubahan matapencaharian dan  Dinamika sikap dan
Kecamatan pendapatan keluarga. Dampak Persepsi Masyarakat
 Dokumen kepemilikan dari kegiatan ini diprakirakan
tanah juga berdampak pada dinamika
Sikap dan Persepsi Masyarakat.
Dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Sikap dan Persepsi Penanganan seluruh dampak
Masyarakat dari kegiatan pembebasan
lahan ini berpotensi
menimbulkan tanggapan
positif dan/atau negative
masyarakat terhadap
kegiatan pertambangan
batubara CV. Trias Jaya
Mandiri dimana tanggapan
masyarakat tersebut
merupakan salah satu faktor
penentu keberlangsungan
kegiatan perusahaan. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji mendalam.

II-115
B. Tahap Kontruksi
1 Mobilisasi Komponen Geo- Kondisi Lalulintas Kegiatan mobilisasi peralatan DPH yang Desa Jilatan Selama tahap
Peralatan dan fisik-kimia dan pengadaan material pada dikaji adalah: Alur Kecamatan kontruksi
Pengadaan tahap ini hanya berlangsung  Kondisi Batu Ampar dan
Material sementara atau selama tahap Lalulintas Batalang
kontruksi. Namun dampak  Peruahan Kecamatan
yang ditimbulkan dengan Kualitas Udara Jorong
adanya kegiatan ini juaga  Perubahan Kabupaten
berdampak pada komponan Tingkat Tanah Laut
serta adanya tanggapan Kebisingan Provinsi
masyarakat. Maka dampak  Perubahan Kalimantan
dari kegiatan ini merupakan Pravalensi Selatan.
Dampak Penting Hipotetik Penyakit
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Kualitas Udara Adanya peruahan kualitas
udara ambien CO, NO2, SO2,
dan debu dikarenakan
kegiatan mobilisasi peralatan
dan pengadaan material ini
dapat menurunkan kualitas
udara berupa peningkatan
kadar debu dan udara
ambien yang dihasilkan oleh
pengguna BBM oleh
kendarandi sepanjang jalan
yang dilalui kegiatan
mobilisasi peralatan dan bhn
Tingkat Kegiatan mobilisasi
Kebisingan peralatan dan pengadaan
material diprakirakan juga
berdampak pada
peningkatan kebisingan yang
diakibatkan oleh oleh
kendaraan angkut atau truk
pengangkut material. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang oerlu
dikaji lebih mendalam.
Komponen Sikap dan Persepsi Kegiatan mobilisasi
Sosial Ekonomi Masyarakat peralatan dan pengadaan
Budaya material yang berlangsung
Masyarakat pada tahap kontruksi atau
sementara dapat
menimbulkan sikap dan
persepsi masyarakat secara
positif maupun negative.
Namun dengan adanya
II-116
pemahaman masyarakat
dengan keberlangsungan
kegiatan serta pemanfaatan
akses jalan yang tidak
mengganggu aktifitas
masyarakat, hal ini dapat
meminimalkan sikap serta
persepsi negative masyarakat
terhadap kegiatan, maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPTH) yang tidak
perlu dikaji lebih mendalam.
Komponen Prevalensi Aktifitas kegiatan mobilisasi
Kesehatan Penyakit peralatan dan pengadaan
Masyarakat material yang dprakirakan
berdampak pada perubahan
kualitas udara khususnya
peningkatan kadar debu juga
diprakirakan terhadap
kesehatan masyarakat
terutama pada prevalensi
penyakit. maka dari kegiatan
ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.

2 Pembebasan Komponen Geo- Kualitas Udara Kegiatan pemnbersihan DPH yang dikaji Batas ekologis Selama tahap
Lahan Fisik-kimia lahan berpotensi adalah : dan batas kontruksi
mengakiatkan perubahan  Perubahan administrasi pada kegiatan
kualitas udara (peningkatan Kualitas Udara Desa Jilatan pembersihan
Kadar debu), terutama  Perubahan Alur Kecamatan lahan yang
apabila dilakukan pada Tingkat Batu Ampar dan ,enjadi bagian
musim kemarau dengan Kebisingan Batalang integral
menggunakan alat berat.  Perubahan Kecamatan operasional
Maka dampak dari kegiatan Kesuburan Jorong penambangan
inimerupakan Dampak Tanah Kabupaten
Penting Hipotetik (DPH) yang  Potensi Erosi Tanah Laut
perlu dikaji lebih mendalam.  Perubahan Provinsi
Tingkat Kegiatan pembersihan lahan Hidrologi Kalimantan
Kebisingan berpotensi mengakiatkan  Perubahan Selatan
perubahan tingkat Kualitas Air Khususnya
kebisingan, terutama pada  Perubahan wilayah Tapak
radius + 100 m dari alat Kelimpahan Proyek
berat yang sedang bekerja. dan Penambangan
Maka Dampak dari kegiatan Keanekaragam
ini merupakan Dampak an flora
Penting Hipotetik (DPH) yang  Peruahan
perlu dikaji mendalam lebih Perjumpan
II-117
mendalam dan Habitat
Satwa Liar
 Peruahan
Kelimpahan
dan
Keanekaragam
an Biota Air
 Perubahan
Bentang Alam Kegiatan pembersihan lahan Prvalensi
ini merupakan kegiatan Penyakit
menghilanhgkan atau
membersihkan
vegetasi/tanaman pada
permukaan lahan, oleh
karena itu kegiatan initidak
berdampak signifikan
terhadap bentang alam.
Maka Dampak dari kegiatan
ini merupakan Dampak
Pentingtidak Hipotetik
(DPTH) yang perlu dikaji
mendalam lebih mendalam
Kesuburan Tanah Peruahan kesuburan tanah
merupakan dampak turunan
dari terjadinya erosi. Dengan
memperhatikan kondisi
penggunaan lahan
sebelumnya ada aktifitas
pertambangan maka
perubahan kesuburan tanah
menjadi hal yang penting
untuk dikaji lebih
mendalam. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan
dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang tidak perlu dikaji
lebih mendalam
Potensi Erosi Kegiatan pembersihan lahan
mengakiatkan munculnya
lahan terbuka baru yang
merupakan salah satu faktor
utama pemicu terjadinya
erosi, sehingga dampak dari
kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.

II-118
Hidrologi Perubahan debit air
merupakan dampak turunan
dari munculnya lahan
terbuka baru akiat
pembrsihan. Dengan
memperhatikan kondisi
tutupan lahan eksisting saat
ini dan kegiatan lain di
sekitar lokasi, maka
perubahan debit air menjadi
hal yang penting untuk
dikaji lebih mendalam. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji kebih mendalam.
Kualitas air Perubahan kualitas air
merupakan dampak turunan
dari terjadinya erosi. Dengan
memperhatikan kondisi
eksisting saat ini yang
diprakirakan masih
digunakan oleh sebagian
masyarakat sekitar sungai
khususnya.
Maka perubahan kualitas
menjadi hal yang penting
untuk dikaji lebih
mendalam. Maka dampak
sari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Kompoen Biologi Kelimpahan dan Hilangnya berbagai jenis
Keanekaragaman vegetasi akibat kegiatan
Flora pembersihan lahan
berpotensi mengakibatkan
peruahan kelimoahan dan
keanekaragaman flora,
terutama dimlokasi tapak
proyek pertambangan
batubara CV. Trias Jaya
Mandiri. Maka dari kegiatan
ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik

II-119
Perubahan dan Perubahan perjumpaan dan
Habitat Satwa Liar habitat satwa liar
merupakan dampak turunan
dari terjadinya perubahan
kelimpahan dan
keanekaragaman flora,
terutama dilokasi tapak
proyek pertambangan
batuara CV. Trias Jaya
Mandiri. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan
Damoak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Kelimpahan dan Perubahan kelimpahan dan
Keanekaragaman keanekaragaman biota air
Biota Air merupakan dampak turunan
dari terjadinya perubahan
kualitas air, terutama
dilokasi tapak proyek
pertambangan batubara CV.
Trias Jaya Mandiri. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.
Komponen Sikap dan Persepsi Adanya pemahaman
Sosial Ekonomi Masyarakat masyarakat terhadap
Budaya kegiatan pertambangan
Masyarakat batubara oleh CV. Trias Jaya
Mandiri terutama pada
kegiatan pembersihan lahan,
diprakirakan tidak
berdampak signifikan
terhadap berbagai dinamika
persepsi dan sikap
masyarakat. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Tidak
Hipotetik (DPTH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.
Komponen Prevalensi Kegiatan pembersihan lahan
Kesehatan Penyakit secara tidak langsung akan
Masyarakat berakibat pada kesehatan
masyarakat terutama pada
prevalensi penyakit yang
merupakan dampak dari
adanya peruahan kualitas
udara dan kuantitas air.
II-120
Maka Dampak Penting
Hipotetik (DPH

3 Pembangunan Komponen Geo- Kualitas Udara Kegiatan pembangunan DPH yang dikaji Desa Jilatan Selama tahap
Sarana Fisik-Kimia sarana dan prasarana adalah: Alur Kecamatan kontruksi
Prasarana tambang diprakirakan akan  Peruahan Batu Ampar dan pada kegiatan
Tambang dan berdampak berupa Kualitas Udara Batalang pembangunan
Penunjang perubahan kualitas udara  Peruahan Kecamatan sarana dan
ambien CO, NO2, SO2, dan Tingkat Jorong prasarana
debu terutama apabila Kebisingan Kabupaten tambang yang
dilakukan pada musim Perubahan Tanah Laut menjadi
kemarau dan adanya Prevalensi Provinsi bagian
intensitas kecepatan Penyakit Kalimantan integrasi
angindapat mengakiatkan Selatan operasional
potensi pencemaran uadara khususnya pertambangan
yang juga berdampak pada wilayah tapak
kesehatan masyarakat. Maka proyek
dampak dari kegiatan ini pembangunan
merupakan Dampak Penting sarana dan
Hipotetik (DPH) yang perlu prasarana
dikaji lebih mendalam. tambang

Tingkat Kegiatan pembangunan


Kebisingan sarana dan prasarana
tambang berpotensi
mengakibatkan perubahan
tingkat kebisingan, terutama
pada radius + 100 m dari
aktifitas pembangunan.
Maka dampak dari kegiatan
ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Bentang Alam Kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana
tambang yang dilakukan
pada permukaan
diprakirakan tidak
berdampak signifikan
terhadap bentang alam.
Maka dampak dari kegiatan
ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam

II-121
Kestabilan Lereng Kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana
tambang yang dilakukan
pada permukaan
diprakirakan tidak
berdampak signifikan
terhadap kestabilan lereng.
Maka dampak dari kegiatan
ini merupakan Dampak
Penting Tidak Hipotetik
(DPTH) yang tidak perlu
dikaji leboih mendalam.
Kesuburan Tanah Kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana
tambang relative tidak
meruah kesuburan tanah
yang telah terjadi akibat
kegiatan pembersihan lahan.
Maka dampak dari kegiatan
ini merupakan Dampak
Penting Tidak Hipotetik
(DPTH) yang tidak perlu
dikaji leboih mendalam
Potensi Erosi Kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana
tambang relatif tidak
merubah potensi erosi yang
telah terjadi akibat kegiatan
pembersihan lahan. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Tidak Hipotetik (DPTH) yang
tidak perlu dikaji lebih
mendalam
Debit Air Kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana
tambang relatif tidak
merubah debit air yang telah
terjadi akibat kegiatan
pembersihan lahan. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Tidak Hipotetik (DPTH) yang
tidak perlu dikaji lebih
mendalam

II-122
Kualitas Air Kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana
tambang relative tidak
merubah kualitas air yang
telah terjadi akibat kegiatan
pembersihan lahan. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Tidak Hipotetik (DPTH) yang
tidak perlu dikaji lebih
mendalam
Komponen Kelimpahan dan Kegiatan pembangunan
Biologi keanekaragaman sarana dan prasarana
Flora tambang relatif tidak
merubah kelimoahan dan
keanekaragaman flora yang
telah terjadi akibat kegiatan
pembersihan lahan. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Tidak Hipotetik (DPTH) yang
tidak perlu dikaji lebih
mendalam
C. Tahap Operasi
1 Pengupasan Komponen Geo- Transportasi Kegiatan pengupasan dan DPH yang dikaji Batas ekologis Selama tahap
dan Fisik-Kimia penanganan tanah pucuk ini adalah: dan batas operasional
Penanganan akan menggunakan alat  Kondisi administrasi berlangsung
Tanah Pucuk berat seperti excavator, transportasi Desa Jilatan
bulldozer, dan dump truck.  Peruahan Alur Kecamatan
Kegiatan ini pada dasarnya Kualias Udara Batu Ampar dan
terbatas pada daerah tapak  Perubahan Batalang
proyek atau lokasi tambang Tingkat Kecamatan
sehingga, namun adanya Kebisingan Jorong
aktifitas alat berat yang  Perubahan Kabupaten
akan digunakan pada lokasi Bentang Alam Tanah Laut
diprakirakan berdampak  Kestabilan Provinsi
terhadap kondisi Lereng Kalimantan
transportasi. Maka dampak  Perubahan Selatan
kegiatan ini Dampak Penting Kesuburan Khususnya
Hipotetik (DPH) yang Tanah Wilayah tapak
perludikaji lebih mendalam.  Potensi Erosi proyek
Kualitas Udara Kegiatan pengupasan dan  Perubahan pertambangan
penanganan tanah pucuk ini Debit Air
diprakirakan berdampak  Peruahan
pada kualitas udara ambien Kualitas Air
dengan meningkatnya kadar  Perubahan
CO, NO2, SO2, dan kadar Kelimpahan

II-123
debu akibat dari aktifitas dan
alat berat seperti excavator, Keanekaragama
bulldozer, dan dump truck. n Biota Air
Kegiatan pengupasan tanah  Perubahan
pucuk baik ke top soil area Prevalensi
maupun ke bekas bukaan Penyakit
tambang yang telah di
backfilling diprakirakan
dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan
kandungan emisi gas buang
dan debu di udara anbien
yang melebihi baku mutu
lingkungan yang telah
ditetapkan. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik
Tingkat Kegiatan pengupasan dan
Kebisingan penanganan tanah pucuk ini
diprakirakan berdampak
pada meningkatnya
kebisingan dengan adanya
aktifitas alat-alat berat
dalam kegiatan pengupasan
dan penangan tanah pucuk
yang diprakirakan dapat
meyebabkan terjadinya
peningkatan lebisingan
dilingkungan lerja yang
melebihi baku mutu
lingkungan yang telah
ditetapkan. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Bentang Alam Kegiatan pengupasan dan
penanganan tanah pucuk ini
diprakirakan akan
mempengaruh bentang alam
pada lokasi tapak proyek,
karena kegiatan ini
mengupasbagian permukaan
tanah yang merupakan
kegiatan awal sebelum
penggalian/penambangan
batubara. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik
II-124
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.

Kesuburan Tanah Kegiatan pengupasan dan


penanganan tanah pucuk ini
diprakirakan berdampak
pada kesuburan tanah.
Dikarenakan dengan adanya
kegiatan pengupasan tanah
pucuk yang apabila tidak
dilakukan secara
selektif/berhati-hati maka
diprakirakan dapat
meyebabkan terjadinya
penurunan tingkat
kesuburan tanah ketingkat
yang sangat rendah. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam
Potensi Erosi Kegiatan pengupasan dan
penanganan tanah pucuk ini
diprakirakan berdampak
pada tingkat erosi,
dikarenakan dengan adanya
kegitan pengupasan tanah
pucuk yang apabila tidak
dilakukan secara
selektif/berhati-hati maka
diprakirakan dapat
meyebabkan terjadinya
penurunan tingkat potensi
erosi sampai ketingkta yang
lebih rendah.Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam

II-125
Hidrologi Kegiatan pengupasan dan
penanganan tanah pucuk ini
mengakibatkan hilangnya
vegetasi penutup lahan
sebagai bagian dari aktifitas
pembersihan lahan.
Hilangnya vegetasi
penutupan lahan ini akan
mempengaruhi fluktuasi air
sungai yang ada disekitar
lokasi kegiatan yang dapat
berakibat terjadinya
peningkatan debit air hingga
adanya genangan air atau
banjir. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam
Kualitas Air Kegiatan pengupasan dan
penanganan tanah yang
diprakirakan berdampak
terhadap potensi erosi juga
diprakirakan berdampak
pada kualitas air. Hal ini
diakibatkan adanya
peningkatan erosi tanah
yang membawa material
tanah yang apabila masuk
kebadan air diprakirakan
terjadinya peubahan
terhadap
Kualitas air yang pada
parameter tertentu akan
melampaui batas baku
mutu. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.

II-126
Kompoen Biologi Kelimpahan dan Kegiatan pengupasan dan
Keanekaragaman penanganan tanah pucuk
Biota Air yang diprakirakan
berdampak terhadap
kelimpahan dan
keanekaragaman biota air
merupakan dampak turunan
dari perubahan kualitas air.
Maka dampak dari kegiatan
ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Komponen Sikap dan Persepsi Adanya pemahaman
Sosial Ekonomi Masyarakat masyarakat terhadap
Budaya kegiatan pertambangan
Masyarakat batubara oleh CV. Trias Jaya
Mandiri terutama pada
kegiatan ini dan adanya
perencanaan yang terealisasi
dengan baik, diprakirakan
dapat memberikan dampak
positif terhadap berbagai
dinamika sikap dan persepsi
masyarakat. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Tidak
Hipotetik (DPTH) tidak perlu
dikaji.
Komponen Prevalensi Aktifitas pengupasan dan
Kesehatan Masyarakat penanganan tanah pucuk
Masyarakat yang diprakirakan
berdampak pada kualitas
udara dan kebisingan
diprakirakan juga
berdampak pada prevalensi
penyakit terutama pada
wilayah yang terdekat
dengan tapak proyek. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.

II-127
2 Penggalian Kompoen Geo- Kondisi Lalulintas Kegiatan penggalian dan DPH yang dikaji Batas ekologis Selama tahap
dan Fisik-Kimia pemindahan overburden ini adalah: dan batas operasional
Pemindahan akan menggunakan alat  Kondisi administrasi berlangsung
Overburden berat seperti excavator, Transportasi stud AMDAL
bulldozer dan dump truck.  Perubahan Desa Jilatan
Kegiatan ini terbatas pada Kualitas Alur Kecamatan
wilayah tapak proyek atau Udara Batu Ampar dan
lokasi tambang, namun  Perubahan Batalang
adanya aktifitas alat berat Tingkat Kecamatan
yang akan digunakan pada Kebisingan Jorong
lokasi tambang diprakirakan  Tinbgkat Kabupaten
berdampak pada kondisi Getaran Tanah Laut
transportasi. Maka dampak  Perubahan Provinsi
dari kegiatan ini Dampak Bentang Alam Kalimantan
Penting Hipotetik (DPH) yang  Kestabilan Selatann
perlu dikaji lebih mendalam. Lereng khususnya
Kualitas Udara Kegiatan penggalian dan  Perubahan wilayah tapak
pemindahan overburden Kesuburan proyek
inidiprakirakan berdampak Tanah penambangan
pada kualitas udara dengan  Potensi Erosi
meningkatnya kada CO,  Peruahan
NO2, SO2, dan debu akibat Debit Air
dari aktifitas excavator,  Perubahan
bulldozer dan dump truck. Kualitas Air
Kegiatan penggalian dan  Perubahan
pemindahan overburden Kelimpahan
baik ke top soil area mauoun dan
ke bekas bukaan tambang Keanekaraga
yang telah di backfilling man biota Air
diprakirakan dapat  Perubahan
meyebabkan terjadinya Prevalensi
peningkatan kandungan Masyarakat
emisi gas buang dan debu di
udara ambien yang melebihi
baku mutu
lingkungannyang telah
ditetapkan. Maka dampak
dari kegiatan ini Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.

II-128
Tingkat Kegiatan penggalian dan
Kebisingan pemindahan overburden ini
diprakirakan berdampak
pada meningkatnya
kebisingan dengan adanya
aktivitas alat-alat berat
dalam kegiatan penggalian
dan pemindahan overburden
yang diprakirakan dapat
meyebabkan terjadinya
peningkatan kebisingan di
lingkungan kerja yang
melebihi baku mutu
lingkungan yang telah
ditetapkan. Maka dampak
dari kegiatan ini Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Bentang Alam Kegiatan penggalian dan
pemindahan overburden ini
diprakirakan akan
mempengaruhi bentang
alam pada lokasi tapak
proyek, karena kegiatan ini
menggali bagian permukaan
tanah yang merupakan
kegiatan awal sebelum
penggalian/penambangan
batubara. Maka dampak
dari kegiatan ini Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Kesuburan Tanah Kegiatan penggalian dan
pemindahan overburden ini
diprakirakan berdampak
pada kesuburan tanah,
dikarenakan dengan adanya
kegiatan penggalian dan
pemindahan overburden
yang apabila tidak dilakukan
secara selektif/berhati-hati
maka siprakirakan dapat
meyebabkan terjadinya
penurunan tingkat
kesuburan tanah sampai
tingkat yang sangat rendah.
Maka dampak dari kegiatan
ini Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
II-129
dikaji lebih mendalam.

Potensi Erosi Kegiatan penggalian dan


pemindahan overburden ini
diprakirakan berdampak
pada tingkat erosi,
dikarenakan dengan adanya
kegiatan penggalian dan
pemindahan overburden
yang apabila tidak dilakukan
secara selektif/berhati-hati
maka siprakirakan dapat
meyebabkan terjadinya
tingkat erosi sampai
ketingkat yang sangat
rendah. Maka dampak dari
kegiatan ini Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.
Hidrologi Kegiatan penggalian dan
pemindahan overburden ini
mengakibatkan hilangnya
vegetasi penutup lahan
sebagai bagian dari aktifitas
pembersihan lahan.
Hilangnya vegetasi
penutupan lahan ini akan
mempengaruhi fluktuasi air
sungai yang ada di sekitar
lokasi kegiatan yang dapt
berakibat terjadinya
peningkatan debit air atau
banjir. Maka dampak dari
kegiatan ini Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.

II-130
Kualitas Air Kegiatan penggalian dan
pemindahan overburden ini
diprakirakan berdampak
terhadap potensi erosi juga
diprakirakan berdampak
pada kualitas air. Hal ini
diakibatkan adanya
peningkatan erosi tanah
yang membawa material
tanah yang apabla masuk
kebadan air diprakirakan
akan meyebabkan terjadinya
perubahan kualitas air
yang pada parameter
tertentu akan melampaui
batas baku mutu.

Maka dampak dari kegiatan ini


Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Komponen Biologi Kelimpahan Kegiatan penggalian dan
dan pemindahan overburden ini
Keanekaraga diprakirakan berdampak
man Biota terhadap kelimpahan dan
Air keanekaragaman biota air yang
merupakan dampak turunan
dari perubahan kualitas air.
Maka dampak dari kegiatan ini
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Komponen Sosial Sikap dan Adanya pemahaman
Ekonomi Budaya Persepsi masyarakat terhadap kegiatan
Masyarakat Masyarakat pertambangan batubara oleh
CV. Trias Jaya Mandir terutama
pada kegiatan ini dan adanya
perencanaan yang terealisasi
dengan baik, diprakirakan
dapat menumbuhkan persepsi
dan sikap positif masyarakat.
Maka dampak dari kegiatan ini
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.

II-131
Komponen Prevalensi Aktifitas penggalian dan
Kesehatan Penyakit pemindahan overburden ini
Masyarakat diprakirakan berdampak pada
kualitas udara dan kebisingan
diprakirakan juga berdampak
pada prevalensi penyakit. Maka
dampak dari kegiatan ini
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Tingkat Kegiatan penggalian dan
Kebisingan pemindahan overburden ini
diprakirakan berdampak pada
meningkatnya kebisingan
dengan adanya aktivitas alat-
alat berat dalam kegiatan
penggalian dan pemindahan
overburden yang diprakirakan
dapat meyebabkan terjadinya
peningkatan kebisingan di
lingkungan kerja yang melebihi
baku mutu lingkungan yang
telah ditetapkan. Maka
dampak dari kegiatan ini
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Bentang Kegiatan penggalian dan
Alam pemindahan overburden ini
diprakirakan akan
mempengaruhi bentang alam
pada lokasi tapak proyek,
karena kegiatan ini menggali
bagian permukaan tanah yang
merupakan kegiatan awal
sebelum
penggalian/penambangan
batubara. Maka dampak dari
kegiatan ini Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.

II-132
Kesuburan Kegiatan penggalian dan
Tanah pemindahan overburden ini
diprakirakan berdampak pada
kesuburan tanah, dikarenakan
dengan adanya kegiatan
penggalian dan pemindahan
overburden yang apabila tidak
dilakukan secara
selektif/berhati-hati maka
siprakirakan dapat meyebabkan
terjadinya penurunan tingkat
kesuburan tanah sampai
tingkat yang sangat rendah.
Maka dampak dari kegiatan ini
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Potensi Kegiatan penggalian dan
Erosi pemindahan overburden ini
diprakirakan berdampak pada
tingkat erosi, dikarenakan
dengan adanya kegiatan
penggalian dan pemindahan
overburden yang apabila tidak
dilakukan secara
selektif/berhati-hati maka
siprakirakan dapat meyebabkan
terjadinya tingkat erosi sampai
ketingkat yang sangat rendah.
Maka dampak dari kegiatan ini
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Hidrologi Kegiatan penggalian dan
pemindahan overburden ini
mengakibatkan hilangnya
vegetasi penutup lahan sebagai
bagian dari aktifitas
pembersihan lahan. Hilangnya
vegetasi penutupan lahan ini
akan mempengaruhi fluktuasi
air sungai yang ada di sekitar
lokasi kegiatan yang dapt
berakibat terjadinya
peningkatan debit air atau
banjir. Maka dampak dari
kegiatan ini Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.
II-133
Kualitas Air Kegiatan penggalian dan
pemindahan overburden ini
diprakirakan berdampak
terhadap potensi erosi juga
diprakirakan berdampak pada
kualitas air. Hal ini diakibatkan
adanya peningkatan erosi tanah
yang membawa material tanah
yang apabla masuk kebadan air
diprakirakan akan meyebabkan
terjadinya perubahan kualitas
air yang pada parameter
tertentu akan melampaui batas
baku mutu.

Maka dampak dari kegiatan ini


merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.
Kesuburan Kegitan penembangan batubara
Tanah atau penggalian batubara ini
merupakan proses pengambilan
batubara yang dilaksanakan
setelah aktifitas penggalian
tanah pucuk dan pemindahan
overburden . oleh karena itu,
aktifitas penambangan
batubara diprakirakan
berdampak terhadap
kesuburan tanah. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.

II-134
Potensi Kegitan penembangan batubara
Erosi atau penggalian batubara ini
merupakan proses pengambilan
batubara yang dilaksanakan
setelah aktifitas penggalian
tanah pucuk dan pemindahan
overburden . oleh karena itu,
aktifitas penambangan
batubara diprakirakan
berdampak terhadap potensi
erosi. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Hidrologi Kegiatan penambangan
batubara atau penggalian
batubara ini merupakan proses
pengambilan batubara yang
diprakirakan akan
mempengaruhi fluktuasi air
sungai yang ada disekitar lokasi
kegiatan yang dapat berakibat
terjadinya peningkatan debit air
hingga adanya genangan air
atau banjir. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yangperlu dikaji lebih
mendalam
Kualitas Air Kegiatan penambangan
batubara atau penggalian
batubara ini merupakan proses
pengambilan batubara yang
diprakirakan berdampak pada
kualitas air. Hal ini diakibatkan
adanya peningkatan erosi tanah
yang membawa material tanah
yang apabila masuk ke badan
air diprakirakan akan
meyebabkan terjadinya
perubahan terhadap kualitas
air diprakirakan alkan
meyebabkan terjadinya
perubahan kualitas air yang
pada parameter tertentu akan
melampaui batas baku mutu.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
II-135
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam

Komponen Biologi Kelimpahan Kegiatan penambangan


dan batubara atau penggalian
Keanekaraga batubara ini merupakan proses
man Biota pengambilan batubara yang
Air diprakirakan berdampak
terhadap kelimpahan dan
keanekaragaman biota air yang
merupakan dampak turunan
dari perubahan kualitas air.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam
Komponen Sosial Sikap dan Adanya pemahaman
Ekonomi Budaya Persepsi masyarakat terhadap kegiatan
Masyarakat Masyarakat penambangan batubara atau
penggalian batuara ini
merupakan proses pengambilan
batubara oleh CV. Trias Jaya
Mandiri terutama pada kegiatan
ini dan adanya perencanaan
yang diharapkan dapat
terealisasi dengan baik. Sejalan
dengan kegiatan penambangan
yang berlangsung cukup lama
dapat menumbuhkan persepsi
dan sikap baik positif dan
negative masyarakat, oleh
karena itu perlunya serta
pentingnya menjaga sikap dan
persepsi masyarakat terhadap
aktifitas penambangan
merupakan faktor pendukung
berlangsungnya operasional ini.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam

II-136
Kompoen Prevalensi Aktifitas penambangan batuara
Kesehatan Masyarakat atau penggalian batubara ini
Masyarakat merupakan proses pengambilan
batuara yang diprakirakan
berdampak pada kualitas udara
dan kebisingan diprakirakan
juga berdampak pada
prevalensi penyakit. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam
4 Penirisan Air Komponen Geo- Kualitas Air Kegiatan Dewatering/penirisan DPH yang Bata ekologis Selama tahap
Tambang Fisik-Kimia air tambang ini merupakan dikaji adalah: dan batas operasional
aktifitas agar kegiatan  Perubahan administrasi berlangsung
penambangan dapat berjalan Kualitas Air studi AMDAL
dengan lancar akibat gangguan  Perubahan Desa Jilatan
air hujan, air rembesan dan air Kelimpahan Alur Kecamatan
tanah. Dengan memperhatikan dan Batu Ampar dan
kualitas air akibat dari kegiatan Keanekaragam Batalang
pertambangan yang an Biota Air Kecamatan
diperkirakan akan meyebabkan  Perubahan Jorong
terjadinya perubahan terhadap Prevalensi Kabupaten
kualitas air yang pada Penyakit Tanah Laut
parameter tertentu akan Provinsi
melampaui batas baku mutu. Kalimantan
Maka dampak dari kegiatan ini Selatan
merupakan Dampak Penting khususnya
Hipotetik (DPH) yang perlu wilayah tapak
dikaji lebih mendalam. proyek
Komponen Biologi Kelimpahan Kegiatan Dewatering/penirisan penambangan
dan air tambang yang diperkirakan
Keanekaraga dapat mempengaruhi kualitas
man Biota air juga diprakirakan
Air berdampak pada kelimpahan
dan keanekaragaman biota air.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.

II-137
Komponen Sosial Sikap dan Adanya pemahaman
Ekonomi Budaya Persepsi masyarakat terhdap kegiatan
Masyarakat Masyarakat dewatering/penirisan air
tambang oleh CV. Trias Jaya
Mandiri terutama pada kegiatan
ini dan adanya perencanaan
yang terealisasi dengan baik,
diprakirakan dapat memberikan
dampak positif terhadap
berbagai dinamika Sikap dan
Persepsi Masyarakat. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Tidak Hipotetik (DPTH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Komponen Prevalensi Kegiatan Dewatering/penirisan
Kesehatan Penyakit air tambang ini merupakan
Masyarakat aktifitas agar kegiatan
penambangan dapat berjalan
dengan lancar akibat gangguan
air hujan, air rembesan dan air
tanah. Dengan memperhatikan
kualitas air akibat dari kegiatan
pertambangan yang
diperkirakan akan meyebabkan
terjadinya perubahan terhadap
kualitas air diperkirakan juga
berdampak juga berdampak
pada kesehatan masyarakat.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.
5 Pengangkutan Komponen Geo- Kondisi Kegiatan pengangkutan DPH yang Bata ekologis dan Selama tahap
Batubara Fisik-Kimia Lalulintas batubara ini merupakan alat dikaji adalah: batas operasional
angkut seperti dump truck,  Perubahan administrasi studi berlangsung
akibat dari pengangkutan Kondisi AMDAL Desa
batubara yang berlangsung Lalulintas Jilatan Alur
secara berkelanjutan selama  Perubahan Kecamatan Batu
tahap operasi pertambangan Kualitas Udara Ampar dan
diprakirakan berdampak pada  Perubahan Batalang
transportasi. Maka dampak dari Tingkat Kecamatan
kegiatan ini merupakan Kebisingan Jorong Kabupaten
Dampak Penting Hipotetik  Perubahan Tanah Laut
(DPH) yang perlu dikaji lebih Prevalensi Provinsi
mendalam. Penyakit Kalimantan

II-138
Kualitas Kegiatan pengangkutan Selatan
Udara batubara diperkirakan khususnya
berdampak pada perubahan wilayah tapak
kadar CO, NO2,SO2, dan debu proyek
akibat adanya aktifitas dump penambangan
truck dalam kegiatan
pengangkutan batubara
kelokasi pengelolaan yang
diprakirakan dapat meyebabkan
terjadinya peningkatan
kandungan debu di udara yang
melebihi baku mutu lingkungan
yang telah di tetapkan. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.
Tingkat Kegiatan pengangkutan
Kebisingan batubara diprakirakan
berdampak pada peningkatan
kebisingan dilingkungan kerja
yang melebihi baku mutu
lingkungan yang telah
ditetapkan dikarenakan adanya
aktifitas dump truck dalam
kegiatan pengangkutan
batubara. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Komponen Sosial Sikap dan Adanya pemahaman
Ekonomi Budaya Persepsi masyarakat terhadap kegiatan
Masyarakat Masyarakat pertambangan batubara oleh
CV. Trias Jaya Mandiri
terutama pada kegiatan ini dan
adanya perencanaan yang
terealisasi dengan baik,
diprakirakan dapat memberikan
dampak positif terhadap
berbagai keberlangsungan
kegiatan pertambangan
batubara oleh CV. Trias Jaya
Mandiri. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam.

II-139
Komponen Prevalensi Aktifitas pengangkutan
Kesehatan Penyakit batubara yang diprakirakan
Masyarakat berdampak pada kualitas udara
dan kebisingan diprakiran juga
berdampak pada kesehatan
masyarakat terutama
perubahan prevalensi penyakit.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu
dikaji lebih mendalam.

6 Penimbunan  Peraturan lain terkait Komponen Geo- Kualitas Kegiatan penimbunan batubara DPH yang Bata ekologis dan Selama
Batubara kegiatan Fisik-Kimia Udara diprakirakan dapat meyebabkan dikaji adalah: batas tahap
Pemerintah Nomor 41 terjadinya peningkatan kadar  Perubahan administrasi studi operasional
Tahun 1999 Tentang debu di udara yang melebihi Kualitas Udara AMDAL Desa berlang-sung
Pengendalian baku mutu lingkungan yang  Perubahan Jilatan Alur
danPencemaran Udara ditetapkan. Maka dampak dari Tingkat Kecamatan Batu
serta Keputusan Menteri kegiatan ini merupakan Dampak Kebisingan Ampar dan
Negara Lingkungan Hidup Penting Hipotetik (DPH) yang  Perubahan Batalang
No. 48/MENLH/1996 perlu dikaji lebih mendalam. Kualitas Air Kecamatan
Tentang Baku Mutu Tingkat Kegiatan penimbunan batubara  Perubahan Jorong
Tingkat Kebisingan yaitu Kebisingan diprakirakan berdampak pada Kelimpahan Kabupaten Tanah
sebesar 55 dBA untuk peningkatan kebisingan di dan Laut Provinsi
kawasan pemukiman 70 lingkungan kerja yang melebihi Keanekaragam Kalimantan
dBA untuk kawasan baku mutu lingkungan yang an Biota Air Selatan
industri ditetapkan dikarenakan dengan  Perubahan khususnya
Peraturan Pemerintah adanya aktivitas alat berat Prevalensi wilayah tapak
No. 82 tahun 2001 dalam kegiatan pengangkutan Penyakit proyek penamba-
tentang Pengelolaan batubara kelokasi penimbunan. ngan
Kualitas Air dan Maka dampak dari kegiatan ini
Pengendalian Pencemaran merupakan Dampak Penting
Air serta Kriteria Mutu Air Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
Kelas 1 lebih mendalam.
 Lokasi Penimbunan Kualitas Air Kegiatan penimbunan batubara
menggunakan areal diprakirakan berdampak penting
yang luas untuk dikarenakan dengan adanya
menampuk batubara leacing batubara saat terjadi
 Lokasi Penimbunan hujan, membawa material
berada jauh dari batubara yang apabila masuk ke
pemukiman masyarakat badan perairan diprakirakan
akan meyebabkan terjadinya
perubahan kualitas air pada
parameter tertentu yang
melampaui baku mutu
lingkungan. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
II-140
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.

Komponen Kelimpahan Kegiatan penimbunan batubara


Biologi dan yang diprakirakan dapat
Keanekaraga mempengaruhi kualitas air juga
man Biota diprakirakan berdampak pada
Air kelimpahan dan
keanekaragaman biota air.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Komponen Sosial Sikap dan Adanya pemahaman mesyarakat
Budaya Persepsi terhadap kegiatan penimbunan
Masyarakat Masyarakat batubara oleh CV. Trias Jaya
Mandiri terutama pada kegiatan
ini dan adanya perencanaan
yang terealisasi dengan baik,
diprakirakan dapat memberrikan
dampak positif terhadap
berbagai dinamika Sikap dan
Persepsi Masyarakat. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Tidak Hipotetik (DPTH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Komponen Prevalensi Kegiatan penimbunan batubara
Kesehatan Penyakit ini diprakirakan berdampak
Masyarakat pada perubahan kualitas air
diprakirakan juga berdampak
pada kesehatan masyarakat.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.

7 Reklamasi dan  Peraturan lain terkait Komponen Geo- Iklim Makro Kegiatan reklamasi dan DPH yang Bata ekologis dan Selama
Revegetasi kegiatan Fisik-Kimia revegetasi lahan merupakan dikaji adalah: batas tahap
Pemerintah Nomor 41 kegiatan yang sangat penting  Perubahan administrasi studi operasional
Tahun 1999 Tentang karena kegiatan ini merupakan Kualitas Udara AMDAL Desa berlangsung
Pengendalian upaya pengendalian lahan ke  Perubahan Jilatan Alur
danPencemaran Udara kondisi awal sebelum adanya Tingkat Kecamatan Batu
serta Keputusan Menteri aktifitas penambangan dengan Kebisingan Ampar dan
Negara Lingkungan Hidup kondisi lahan yang bervegetasi  Perubahan Batalang
No. 48/MENLH/1996 akan memberikan dampak Bentang Alam Kecamatan
Tentang Baku Mutu positif untuk iklim khusus di  Kestabilan Jorong
wilayah tapak proyek. Maka Lereng Kabupaten Tanah

II-141
Tingkat Kebisingan yaitu dampak dari kegiatan ini  Kesuburan Laut Provinsi
sebesar 55 dBA untuk merupakan Dampak Penting Tanah Kalimantan
kawasan pemukiman 70 Tidak Hipotetik (DPTH) yang  Potensi Erosi Selatan
dBA untuk kawasan perlu dikaji lebih mendalam.  Perubahan khususnya
industri Debit Air wilayah tapak
Peraturan Pemerintah proyek penamba-
No. 82 tahun 2001  Perubahan ngan
tentang Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas Air dan Kualitas Kegiatan reklamasi dan  Perubahan
Pengendalian Pencemaran Udara revegetasi lahan diprakirakan Kelimpahan
Air serta Kriteria Mutu Air berdampak pada meningkatnya dan
Kelas 1 kada CO, NO2, SO2, dan debu Keanekaragam
 Pengembalian tanah yang diharapkan menjadi lebih an flora
penutup untuk baik kualitasnya. Namun adanya  Perubahan
menutupi pit tambang aktifitas alat yang digunakan Perjumpaan
yang terbuka pada saat Kegiatan reklamasi dan Habitat
 Peyebaran tanah pucuk dan revegetasi berlangsung juga Satwa Liar
pada bagian atas tanah mempengaruhi kadar kualitas  Perubahan
 Penanaman kembali udara. Maka dampak dari Kelimpahan
dengan jenis tanaman kegiatan ini merupakan Dampak dan
yang sesuai dengan Penting Hipotetik (DPH) yang Keanekaragam
kondisi lahan perlu dikaji lebih mendalam. an Satwa Liar
 Melaksanakan Tingkat Kegiatan reklamasi dan  Dinamika
penutupan tambang Kebisingan revegetasi lahan diprakirakan Sikap dan
sesuai dengan RPT yang berdampak penting karena Persepsi
telah disusun atau dengan adanya aktifitas ala-alat Masyarakat
direncanakan berat dalam Kegiatan reklamasi  Perubahan
dan revegetasi yang diprakirakan Prevalensi
dapat meyebabkan terjadinya Penyakit
peningkatan kebisingan di
lingkungan kerja yang melebihi
baku mutu lingkungan yang
telah ditetapkan. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik (DPH)
yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Bentang Kegiatan reklamasi dan
Alam revegetasi lahan diprakirakan
berdampak penting dikarenakan
adanya kegiatan reklamasi lahan
pada lahan bekas tambang
dengan metode backfilling dan
recontuoring diprakirakan akan
menimbulkan dampak
perubahan bentang lahan
kearah yang lebih baik yang
mendekati kondisi seperti
semula. Maka dampak dari
II-142
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Kesuburan Kegiatan reklamasi dan
Tanah revegetasi lahan diprakirakan
berdampak pada kesuburan
tanah diantaranya akibat
adanya penambahan kapur,
pupuk organic, dan pupuk
anorganik. Dampak ini
diprakirakan penting dan perlu
dikelola karena komponen
kesuburan tanah tersebut
memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat
ketika proses penambangan
telah selesai. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Potensi Erosi Kegiatan reklamasi dan
revegetasi lahan diprakirakan
berdampak penting dan perlu
dikelola karena memegang
peranan penting ketika proses
penambangan telah selesai.
Kegiatan ini berpengaruh
terhadap komponen lingkungan
seperti vegetasi/flora darat yang
berpengaruh untuk
meminimalkan adanya erosi.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Hidrologi Kegiatan reklamasi dan
revegetasi lahan diprakirakan
berdampak penting dan perlu
dikelola karena memegang
peranan penting ketika proses
penambangan telah selesai
dengan kondisi lahan yang
kembali bervegetasi secara tidak
langsung akan menambah
daerah resapan air sehingga
dapat meminimalkan fluktuasi
air. Maka dampak dari kegiatan
ini merupakan Dampak Penting

II-143
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.

Kualitas Air Kegiatan reklamasi dan


revegetasi lahan diprakirakan
berdampak penting dan perlu
dikelola karena memegang
peranan penting ketika proses
penambangan telah selesai
dengan kondisi lahan yang
kembali bervegetasi secara tidak
langsung akan menambah
daerah resapan air sehingga
dapat meminimalkan fluktuasi
air sehingga juga diprakirakan
berdampak pada kualitas air
sungai. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Komponen Kelimpahan Kegiatan reklamasi dan
Biologi dan revegetasi lahan bekas tambang
Keanegara- adalah kewajian perusahaan
gaman Flora untuk mereklamasi lahan bekas
tambang yang tertuang di RKL-
RPL dan apabila tidak di
laksanakan akan meyebabkan
konflik dengan pemerintah
selaku pemberi izin kegiatan
penambangan batubara. Maka
dampak dari kegiatan ini
Dampak Penting Hipotetik (DPH)
yang perlu dikaji lebih
mendalam.
Perjumpaan Kegiatan reklamasi dan
dan Habitat revegetasi lahan diprakirakan
Satwa Liar berdampak penting dan perlu
dikelola karena memegang
peranan penting ketika proses
penambangan telah selesai
dengan kondisi lahan yang
kembali bervegetasi secara tidak
langsung diprakirakan sebagai
dampak penting dikarenakan
dengan kembalinya fauna ke
lokasi kegiatan akandapat
menjaga kelestarian jenis
satwa/fauna darat yang ada,
terutama jenis langka dan
II-144
dilindungi disekitar lokasi
penambangan. Maka dampak
dari kegiatan ini merupakan
Dampak Penting Hipotetik (DPH)
Kelimpahan Kegiatan reklamasi dan
dan revegetasi lahan diprakirakan
Keanekara- berdampak penting dan perlu
gaman Biota dikelola karena memegang
air peranan penting ketika proses
penambangan telah selesai
dengan kondisi lahan yang
kembali bervegetasi secara tidak
langsung akan menambah
daerah resapan air sehingga
dapat meminimalkan fluktuasi
air sehingga juga diprakirakan
berdampak pada kualitas air
sungai akan tetapi tidak terlalu
signifikan terhadap kelimpahan
dan keanekaragaman biota air.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Tidak Hipotetik (DPTH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Komponen Sikap dan Kegiatan reklamasi dan
Sosial Ekonomi Persepsi revegetasi lahan diprakirakan
Budaya Masyarakat berdampak penting dan perlu
Masyarakat dikelola karena memegang
peranan penting ketika proses
penambangan telah selesai
dengan kondisi lahan yang
kembali bervegetasi dengan
adanya kegiatan reklamasi dan
revegetasi lahan bekas tambang,
maka diprakirakan akan
menimbulkan persepsi positif
masyarakat karena perusahaan
serius dalam penanganan lahan
bekas tambang dan masyarakat
berpartisipasi atau ikut berkerja
diperusahaan dalam kegiatan
revegetasi lahan yang ada di
sekitar daerah mereka.Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.

II-145
Kesehatan Prevalensi Kegiatan reklamasi dan
Masyarakat Masyarakat revegetasi lahan diprakirakan
berdampak pada perubahan
kualitas udara kea rah yang
lebih baik diprakirakan juga
berdampak pada prevalensi
peyakit. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
8 Pengoperasian  Peraturan lain terkait Komponen Geo- Kualitas Kegiatan pengoperasian sarana DPH yang Bata ekologis dan Selama
Sarana dan kegiatan Fisik-Kimia Udara dan prasarana penunjang dikaji adalah: batas tahap
Prasarana Pemerintah Nomor 41 diprakirakan berdampak pada  Perubahan administrasi studi operasional
Pengendalian dan perubahan kualitas udara di Kualitas Udara AMDAL Desa berlang-sung
pencemaran Udara serta antaranya akibat dari  Perubahan Jilatan Alur
Keputusan Menteri penggunaan genset dan sarana Tingkat Kecamatan Batu
Negara Lingkungan Hidup penunjang lainnya. Maka Kebisingan Ampar dan
No. 48/MENLH/1996 dampak dari kegiatan ini  Perubahan Batalang
Tentang Kebisingan yaitu merupakan Dampak Penting Kualitas Air Kecamatan
sebesar 70 dBA untuk Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji  Perubahan Jorong
kawasan industri lebih mendalam. Kelimpahan Kabupaten Tanah
 Sarana dan Prasarana Tingkat Kegiatan pengoperasian sarana dan Laut Provinsi
akan beroperasi sesuai Kebisingan dan prasarana penunjang Keanekaragam Kalimantan
dengan aktifitas diprakirakan berdampak pada an Biota Air Selatan
pertambangan perubahan tingkat kebisingan di  Perubahan khususnya
 Disediakannya tempat antaranya akibat dari Prevalensi wilayah tapak
baik penampungan penggunaan genset dan sarana Penyakit proyek penamba-
limbah B3 maupun penunjang lainnya. Maka  Sanitasi ngan
domestic dengan lokasi dampak dari kegiatan ini Lingkungan
yang jelas serta strategis merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Kualitas Air Kegiatan pengoperasian sarana
dan prasarana penunjang
diprakirakan berdampak pada
kualitas air, akiat aktifitas oleh
karyawan. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.

II-146
Komponen Kelimpahan Kegiatan pengoperasian sarana
Biologi dan dan prasarana penunjang
Keanekaraga diprakirakan berdampak
man Biota turunan terhadap kelimpahan
Air dan keanekaragaman biota air.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Kompoen Sosial Sikap dan Adanya pemahaman masyarakat
Ekonomi Persepsi terhadap kegiatan pertambangan
Budaya Masyarakat batubara oleh CV. Trias Jaya
Masyarakat Mandiri terutama pada kegiatan
ini dan adanya perencanaan
yang terealisasi dengan baik,
diprakirakan dapat memberikan
dampak positif terhadap
berbagai dinamika Sikap dan
Persepsi Masyarakat. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Pentingak
Tidak potetik (DPTH)
Komponen Prevalensi Kegiatan pengoperasian sarana
Kesehatan Penyakit dan prasarana penunjang
Masyarakat diprakirakan berdampak pada
kualitas udara dan kebisingan
diprakirakan berdampak pada
kesehatan masyarakat. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Sanitasi Kegiatan pengoperasian sarana
Lingkungan dan prasarana penunjang
diprakirakan berdampak pada
sanitasi lingkungan yang
diakibatkan aktifitasnya. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.

II-147
9 Program  Peraturan lain terkait Kompoen Sosial Matapenca- Kegiatan pengembangan wilyah DPH yang Desa Jilatan Alur Selama
CD/CSR kegiatan Ekonomi harian dan dan pemberdayaan masyarakat dikaji adalah: Kecamatan Batu tahap
 Program CD/CSR Budaya Pendapatan melalui CSR merupakan kegiatan  Perubahan Ampar dan operasional
disusun dan Masyarakat Keluarga bentuk perhatian atau kemitraan Matapencahari Batalang berlangsung
dilaksanakan sesuai antara perusahaan dengan an Keluarga Kecamatan
dengan perencanaan masyarakat khususnya yang  Kesempatan Jorong
 Adanya komunikasi berada di wilayah studi. Kerja dan Kabupaten Tanah
yang baik dan Terealisasinya program Berusaha Laut Provinsi
berkelanjutan antara pengembangan wilayah dan  Ketersediaan Kalimantan
masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat Sarana dan Selatan
perusahaan melalui program CSR ini Prasarana khususnya
 Pelaksanaan sesuai diprakirakan berdampak pada Ekonomi wilayah tapak
dengan prioritas yang matapencaharian. Maka  Disharmoni proyek penamba-
telah disepakati bersama dampak dari kegiatan ini Sosial ngan
antara masyarakat merupakan Dampak Penting Masyarakat
dengan perusahaan Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji  Dinamika
lebih mendalam. Sikap dan
Kesempatan Kegiatan pengembangan wilyah Persepsi
Kerja dan dan pemberdayaan masyarakat Masyarakat
Berusaha melalui CSR merupakan kegiatan
bentuk perhatian atau kemitraan
antara perusahaan dengan
masyarakat khususnya yang
berada di wilayah studi.
Terlibatnya masyarakat di
perusahaan baik sebagai
karyawan maupun mitra kerja
merupakan realisasi dari program
pengembangan wilayah dan
pemberdayaan masyarakat
melalui CSR ini diprakirakan
bedampak pada kesempatan
kerja dan berusaha. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Sarana dan Kegiatan pengembangan wilyah
Prasarana dan pemberdayaan masyarakat
Ekonomi melalui CSR merupakan kegiatan
bentuk perhatian atau kemitraan
antara perusahaan dengan
masyarakat khisusnya yang
berada di wilayah studi

II-148
Terealisasinya program
pengembangan wilayah dan
pemberdayaan masyarakat
melalui program CSR ini
diprakirakan berdampak pada
meningkatnya sarana dan
prasarana ekonomi di wulayah
studi. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Disharmoni Tidak tersampaikannya program
Masyarakat pengembangan wilayah dan
pemberdayaan masyarakat
melalui CSR dari perusahaan
kepada masyarakat dapat
berdampak pada keresahan yang
berakibat pada disharmoni
masyarakat. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Sikap dan Kegiatan pengembangan wilayah
Persepsi dan pemberdayaan masyarakat
masyarakat melalui CSR dari perusahaan
berdampak pada persepsi dan
sikap positif mauoun negative
masyarakat dengan realisasi
program pengembangan wilayah
dan pemberdayaan masyarakat
melalui CSR yang baik
diperkirakan berdampak pada
persepsi masyarakat terhadap
kegiatan pertambangan oleh CV.
Trias Jaya Mandiri. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam
D. Tahap Pasca Operasi
1 Reklamasi dan  Peraturan lain terkait Komponen Geo- Iklim Mikro Kegiatan reklamasi dan revegetasi DPH yang dikaji Batas Selama tahap
Rehabilitasi kegiatan Fisik-Kimia lahan bekas tambang merupakan adalah: ekologis dan operasional
Lahan Bekas Pemerintah Nomor 41 kegiatan yang sangat penting  Perubahan batas berlangsung
Tambang Pengendalian dan karena kegiatan ini merupakan Kualitas Udara administrasi
pencemaran Udara serta upaya pengembalian lahan ke  Perubahan studi AMDAL
Keputusan Menteri kondisi awal sebelum adanya Tingkat Desa Jilatan
Negara Lingkungan aktifitas penambangan dengan Kebisingan Alur
Hidup No. kondisi lahan yang bervegetasi  Perubahan Kecamatan
akan memberikan dampak positif Bentang Alam Batu Ampar
II-149
48/MENLH/1996 untuk iklim khususnya di  Kestabilan Lereng dan Batalang
Tentang Kebisingan wilayah tapak proyek. Maka  Perubahan Kecamatan
yaitu sebesar 70 dBA dampak dari kegiatan ini Kesuburan Tanah Jorong
untuk kawasan industri merupakan Dampak Penting  Potensi Erosi Kabupaten
Praturan Pemerintah Tidak Hipotetik (DPTH) yang  Peruahan Debit Tanah Laut
No. 82 Tahun 2001 perlu dikaji lebih mendalam. Air Provinsi
Tentang Pengelolaan  Perubahan Kalimantan
Kualitas Air dan Kualitas Air Selatan
Pengendalian Kualitas Kegiatan reklamasi dan revegetasi  Perubahan khususnya
Pencemaran Air serta Udara lahan bekas tambang kelimpahan dan wilayah tapak
Kriteria Mutu Air Kelas 1 diprakirakan berdampak pada Keanekaragaman proyek
 Pengembalian tanah meningkatnya kadar gas CO, Flora penambanga
penutup untuk SO2, NO2 dan debu yang  Perubahan n
menutupi pit tambang diharapkan menjadi lebih baik Kelimpahan dan
yang terbuka kualitasnya. Namun adanya Keanegaragaman
 Peyebaran tanah pucuk aktifitas alat yang digunakan Biota Air
pada bagian atas tanah pada saat kegiatan reklamasi dan  Dinamika Sikap
 Penanaman kembali revegetasi berlangsung juga dapat dan Persepsi
dengan jenis tanaman mempengaruhi kadar kualitas Masyarakat
yang sesuai dengan udara. Maka dampak dari  Perubahan
kondisi lahan kegiatan ini merupakan Dampak Prevalensi
 Melaksanakan Penting Hipotetik (DPH) yang Penyakit
penutupan tambang perlu dikaji lebih mendalam.
sesuai dengan RPT yang Tingkat Kegiatan reklamasi dan revegetasi
telah disusun atau Kebisingan lahan bekas tambang
direncanakan diprakirakan berdampak penting
karena dengan adanya aktivitas
alat-alat berat dalam kegiatan
reklamasi dan revegetasi yang
diprakirakan dapat meyebabkan
terjadinya peningkatan
kebisingan di lingkungan kerja
yang melebihi baku mutu
lingkungan yang telah
ditetapkan. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik
(DPH) yang perlu dikaji lebih
mendalam
Bentang Kegiatan reklamasi dan revegetasi
Alam lahan bekas tambang
diprakirakan berdampak penting
karena dengan adanya kegiatan
reklamasi lahan pada lahan bekas
tambang dengan metode
backfilling dan recontuoring
diprakirakan akan menimbulkan
dampak perubahan bentang lahan
kearah yang lebih baik yang
II-150
mendekati kondisi semula. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam

Kesuburan Kegiatan reklamasi dan revegetasi


Tanah lahan bekas tambang
diprakirakan berdampak pada
kesuburan tanahakibat adanya
penambahan kapur, pupuk
organic dan pupuk anorganik.
Dampak ini diprakirakan penting
dan perlu dikelola karena
komponen kesuburan tanah
tersebut memegang peranan
penting dalam kehidupan
masyarakat ketika proses
penambangan telah selesai.
Kesuburan tanah juga
berpengaruh terhadap komponen
lingkungan lainnya yaitu,
vegetasi/flora darat. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan DPH.
Potensi Kegiatan reklamasi dan revegetasi
Erosi lahan bekas tambang
diprakirakan berdampak penting
dan perlu dikelola karena
memegang peranan penting ketika
proses penambangan telah
selesai.kegiatan ini berpengaruh
terhadap komponen lingkungan
seperti vegetasi/flora darat yang
berpengaruh untuk
meminimalkan adanya erosi.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.

II-151
Hidrologi Kegiatan reklamasi dan revegetasi
lahan bekas tambang
diprakirakan berdampak penting
dan perlu dikelola karena
memegang peranan penting ketika
proses penambangan telah selesai
dengan kondisi lahan yang
kembali bervegetasi secara tidak
langsung akan menambah daerah
resapan air sehingga dapt
meminimalkan fluktuasi air. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Kualitas Air Kegiatan reklamasi dan revegetasi
lahan bekas tambang
diprakirakan berdampak penting
dan perlu dikelola karena
memegang peranan penting ketika
proses penambangan telah selesai
dengan kondisi lahan yang
kembali bervegetasi secara tidak
langsung akan menambah daerah
resapan air sehingga dapt
meminimalkan fluktuasi air. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Komponen Kelimpahan Kegiatan reklamasi dan revegetasi
Biologi dan lahan bekas tambang adalah
keanekara- kewajiban perusahaan untuk
gaman Flora mereklamasi lahan bekas
tambang yang dituangkan dalam
dokumen RKL-RPL dan apabila
tidak terlaksana akan
meyebabkan konflik dengan
pemerintah selaku pemberi izin
kegiatan penambangan batubara.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.

II-152
Perjumpaan Kegiatan reklamasi dan revegetasi
dan Habitat lahan bekas tambang
Satwa Liar diprakirakan berdampak penting
dan perlu dikelola karena
memegang peranan penting
ketika proses penambangan telah
selesai dengan kondisi lahan yang
kembali bervegetasi secara tidak
langsung diprakirakan sebagai
dampak penting dikarenakan
dengan kembalinya fauna ke
lokasi kegiatan akan dapat
menjaga kelestarian jenis
satwa/fauna darat yang ada,
terutama jenis langka dan
dilindungi disekitar lokasi
penambangan. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Kelimpahan Kegiatan reklamasi dan revegetasi
dan lahan bekas tambang
Keanekara- diprakirakan berdampak penting
gaman Biota dan perlu dikelola karena
Air memegang peranan penting
ketika proses penambangan telah
selesai dengan kondisi lahan yang
kembali bervegetasi secara tidak
langsung akan menambah
daerah resapan air sehingga
dapat meminimalkan fluktuasi air
sehingga juga diprakirakan
berdampak pada kualitas air
sungai sehingga juga
diprakirakan berdampak pada
kualitas air sungai serta terhadap
kelimpahan dan keanekaragaman
biota air. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.

II-153
Kompoen Sosial Sikap dan Kegiatan reklamasi dan revegetasi
Ekonomi Budaya Persepsi lahan bekas tambang
Masyarakat Masyarakat diprakirakan berdampak penting
dan perlu dikelola karena
memegang peranan penting
ketika proses penambangan telah
selesai dengan kondisi lahan yang
kembali bervegetasi dengan
adanya kegiatan reklamasi dan
revegetasi lahan bekas tambang,
maka diprakirakan akan
menimbulkan persepsi dan sikap
positif masyarakat karena
perusahaan serius dalam
penanganan lahan bekas
tambang dan masyarakat dapat
berpartisipasi atau ikut berkerja
diperusahaan dalam kegiatan
revegetasi lahan yang ada di
sekitar daerah mereka. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Kesehatan Prevalensi Kegiatan reklamasi dan
Masyarakat Masyarakat rehabilitasi lahan bekas tambang
ini diprakirakan berdampak pada
perubahankualitas udara kea rah
yang lebih baik yang diprakirakan
juga berdampak pada prevalensi
penyakit. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
2 Pengelolaan Komponen Geo- Hidrologi Kegiatan pengelolaan void ini DPH yang dikaji Batas ekologis Selama
Void Fisik-Kimia merupakan hasil dari sisa adalah: dan batas tahap
penggalian yang menghasilkan  Perubahan Debit administrasi operasional
lubang. Adanya void ini Air studi AMDAL berlangsun
diprakirakan berdampak pada  Perubahan Desa Jilatan g
fluktuasi atau debit pada air. Kualitas Air Alur Kecamatan
Maka dampak dari kegiatan ini  Perunaham Batu Ampar dan
merupakan Dampak Penting Kelimpahan dan Batalang
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji Keanekaragaman Kecamatan
lebih mendalam. Biota Air Jorong
 Perubahan Kabupaten
Prevalensi Tanah Laut
Masyarakat Provinsi
Kalimantan
Selatan
II-154
Kualitas Air Kegiatan pengelolaan void ini
merupakan hasil dari sisa
penggalian yang menghasilkan
lubang void. Dengan
memperhatikan kualitas air
akibat dari adanya void yang
diprakirakan akan meyebabkan
terjadinya perubahan terhadap
kualitas air yang pada
parameter tertentu akan
melampaui batas baku mutu.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Komponen Biologi Kelimpahan Kegiatan pengelolaan void secara
dan perspektif sosial ekonomi dapat
Keanekara- dimanfaatkan untuk
gaman Biota pembdidayaan biota perairan
Air diprakirakan berdampak pada
kelimpahan dan keanekaragaman
biota air. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Komponen Sosial Sikap dan Adanya pemahaman masyarakat
Ekonomi Budaya Persepsi terhadap kegiatan pertambangan
Masyarakat Masyarakat batubara oleh CV. Trias Jaya
Mandiri terutama pada kegiatan
ini dan adanya perencanaan yang
terealisasi dengan baik,
diprakirakan dapat memberikan
dampak positif terhadap berbagai
dinamika sikap dan persepsi
masyarakat.
Komponen Prevalensi Kegiatan pengelolaan void ini
Kesehatan Penyakit merupakan hasil dari sisa
Masyarakat penggalian yang menghasikan
lubang. Kegiatan ini diprakirakan
berdampak pada perubahan
kualitas air serta adanya
genangan air dapat meningkatkan
pertumbuhan vector penyakit
yang diprakirakan berdampak
pada kesehatan masyarakat.

II-155
Kompoen Sosial Sikap dan Kegiatan reklamasi dan revegetasi
Ekonomi Budaya Persepsi lahan bekas tambang
Masyarakat Masyarakat diprakirakan berdampak penting
dan perlu dikelola karena
memegang peranan penting
ketika proses penambangan telah
selesai dengan kondisi lahan yang
kembali bervegetasi dengan
adanya kegiatan reklamasi dan
revegetasi lahan bekas tambang,
maka diprakirakan akan
menimbulkan persepsi dan sikap
positif masyarakat karena
perusahaan serius dalam
penanganan lahan bekas
tambang dan masyarakat dapat
berpartisipasi atau ikut berkerja
diperusahaan dalam kegiatan
revegetasi lahan yang ada di
sekitar daerah mereka. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Kesehatan Prevalensi Kegiatan reklamasi dan
Masyarakat Masyarakat rehabilitasi lahan bekas tambang
ini diprakirakan berdampak pada
perubahankualitas udara kea rah
yang lebih baik yang diprakirakan
juga berdampak pada prevalensi
penyakit. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
2 Pengelolaan Komponen Geo- Hidrologi Kegiatan pengelolaan void ini DPH yang dikaji Batas ekologis Selama
Void Fisik-Kimia merupakan hasil dari sisa adalah: dan batas tahap
penggalian yang menghasilkan  Perubahan Debit administrasi operasional
lubang. Adanya void ini Air studi AMDAL berlangsun
diprakirakan berdampak pada  Perubahan Desa Jilatan g
fluktuasi atau debit pada air. Kualitas Air Alur Kecamatan
Maka dampak dari kegiatan ini  Perunaham Batu Ampar dan
merupakan Dampak Penting Kelimpahan dan Batalang
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji Keanekaragaman Kecamatan
lebih mendalam. Biota Air Jorong
 Perubahan Kabupaten
Prevalensi Tanah Laut
Masyarakat Provinsi
Kalimantan
Selatan
II-156
Kualitas Air Kegiatan pengelolaan void ini
merupakan hasil dari sisa
penggalian yang menghasilkan
lubang void. Dengan
memperhatikan kualitas air
akibat dari adanya void yang
diprakirakan akan meyebabkan
terjadinya perubahan terhadap
kualitas air yang pada
parameter tertentu akan
melampaui batas baku mutu.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Komponen Biologi Kelimpahan Kegiatan pengelolaan void secara
dan perspektif sosial ekonomi dapat
Keanekara- dimanfaatkan untuk
gaman Biota pembdidayaan biota perairan
Air diprakirakan berdampak pada
kelimpahan dan keanekaragaman
biota air. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Komponen Sosial Sikap dan Adanya pemahaman masyarakat
Ekonomi Budaya Persepsi terhadap kegiatan pertambangan
Masyarakat Masyarakat batubara oleh CV. Trias Jaya
Mandiri terutama pada kegiatan
ini dan adanya perencanaan yang
terealisasi dengan baik,
diprakirakan dapat memberikan
dampak positif terhadap berbagai
dinamika sikap dan persepsi
masyarakat. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.

II-157
Komponen Prevalensi Kegiatan pengelolaan void ini
Kesehatan Penyakit merupakan hasil dari sisa
Masyarakat penggalian yang menghasikan
lubang. Kegiatan ini diprakirakan
berdampak pada perubahan
kualitas air serta adanya
genangan air dapat meningkatkan
pertumbuhan vector penyakit
yang diprakirakan berdampak
pada kesehatan masyarakat.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
3 Demobilisasi Peraturan terkait Komponen Geo- Transportasi Kegiatan demobilisasi peralatan DPH yang dikaji Desa Jilatan Selama
Peralatan dengan dampak kegiatan Fisik-Kimia adalah kegiatan akhir adalah: Alur Kecamatan tahap
pertambangan. Alat-alat  Perubahan Batu Ampar dan operasional
pertambangan maupun alat Kondisi Batalang berlangsun
angkut akan dipindahkan ke Transportasi Kecamatan g
tempat lain. Kegiatan ini  Perubahan Jorong
berlangsung pada tahap pasca Kualitas Udara Kabupaten
operasi dan diprakirakan  Perubahan Tanah Laut
terhadap kondisi transportasi. Tingkat Provinsi
Maka dampak dari kegiatan ini Kebisingan Kalimantan
merupakan Dampak Penting  Perubahan Selatan
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji Prevalensi Khususnya
lebih mendalam. Penyakit pemukiman
Kualitas Meningkatnya kadar CO, NO2, masyarakat
Udara SO2 dan debu karena kegiatan yang dekat
demobilisasi peralatan ini dapat dengan jalur
menurunkan kualitas udara transportasi
berupa peningkatan kadar debu
dan emisi gas buang yang
dihasilkan oleh penggunaan BBM
oleh kendaraan di sepanjang
jalan yang dilalui kegiatan
demobilisasi peralatan. Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.

II-158
Kegiatan demobilisasi peralatan
diprakirakan berdampak pada
tingkat kebisingan yang dapat
melampaui ambang batas baku
mutu terutama bagi masyarakat
yang bermukim di sekitar jalan
dimana kegiatan dilakukan.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Komponen Sosial Sikap dan Adanya pemahaman masyarakat
Ekonomi Budaya Pesepsi terhadap kegiatan pertambangan
Masyarakat Masyarakat batubara oleh CV. Trias Jaya
Mandiri terutama pada kegiatan
ini dan adanya perencanaan yang
terealisasi dengan baik,
diprakirakan dapat memberikan
dampak positif terhadap berbagai
dinamika Sikap dan Persepsi
Masyarakat. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Komponen Prevalensi Kegiatan pengoperasian sarana
Kesehatan Penyakit dan prasarana penunjang yang
Masyarakat diprakirakan berdampak pada
kualitas udara dan kebisingan
diprakirakan juga berdampak
pada kesehatan masyarakat.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
4 Pemutusan  Peraturan terkait Komponen Sosial Kepadatan Kegiatan pemutusan hubungan
Hubungan Kerja dengan kegiatan Ekonomi Budaya Penduduk kerja (PHK) diprakirakan tidak
 Pelaporan kepada Masyarakat berdampak signifikan pada
instansi terkait terhadap jumlah dan kepadatan
 Memberikan pesangon penduduk karena jumlah
keryaean yang berkerja
merupakan prioritas tenaga kerja
lokal. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Tidak Hipotetik (DPTH)

II-159
Matapencah Masyarakat yang tadinya berkerja
arian dan di perusahaan akan kehilangan
Pendapatan matapencaharian, sehingga PHK
Keluarga akan mengakibatkan perubahan
matapencaharian yang akan
memberi dampak pada
pendapatan keluarga yang
memegang peranan penting pada
kehidupan sehari-hari. . Maka
dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.
Kesempatan Walaupun dalam jumlah yang
Kerja dan terbatas (sesuai dengan
Berusaha kebutuhan perusahaan, tahapan
perkembangan usaha dan
kualifikasi calon tenaga kerja),
kebijakan CV. TJM memberikan
PHK pada akhir masa operasi
kegiatan akan mengakibatkan
perubahan kesempatan kerja dan
berusaha masyarakat yang
tadinya berkerja diperusahaan. .
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.

Disharmoni Tidak tersampaikannya informasi


Sosial dan perbedaan pemahaman
Masyarakat masyarakat terhadap proses PHK
oleh perusahaan berpotensi
menimbulkan keresahan
masyarakat. Maka dampak dari
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
Sikap dan Penanganan seluruh dampak dari
Persepsi PHK ini berpotensi menimbulkan
Masyarakat tanggapan positif dan/atau
negatif masyarakat terhadap CV.
TJM, dimana tanggapan
masyarakat tersebut merupakan
salah satu faktor penentu
keberlangsungan kegiatan
perusahaan. Maka dampak dari
II-160
kegiatan ini merupakan Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang
perlu dikaji lebih mendalam.
5 Pengalihan dan  Peraturan terkait Komponen Sosial Sarana dan Kegiatan pengalihan dan DPH yang dikaji Desa Jilatan Selama
Pemanfaatan dengan kegiatan Ekonomi Budaya Prasarana pemanfaatan asset tambang adalah: Alur Kecamatan tahap
Aset Tambang  Melaksanakan Masyarakat Ekonomi diharapkan dapat meningkatkan  Ketersediaan Batu Ampar dan operasional
pengalihan dan aksesibilitas masyarakat dalam Sarana dan Batalang berlang-
pemanfaatan asset mendukung aktivitas Prasarana Kecamatan sung
kepada perusahaan perekonomian lokal masyarakat ekonomi Jorong
lain, masyarakat setempat. Maka dampak dari  Dinamika Sikap Kabupaten
maupun pemerintah kegiatan ini merupakan Dampak dan Persepsi Tanah Laut
daerah sesuai dengan Penting Hipotetik (DPH) yang Masyarakat Provinsi
peraturan yang perlu dikaji lebih mendalam. Kalimantan
berlaku Sikap dan Penanganan seluruh dampak dari Selatan
Persepsi kegiatan pengalihamn dan
Masyarakat pemanfaatan asset tambang ini
berpotensi menimbulkan
tanggapan positif dan/atau
negatif masyarakat terhadap CV.
Trias Jaya Mandiri, dimana
tanggapan masyarakat tersebut
merupakan satu faktor penentu
keberlangsungan kegiatan ini.
Maka dampak dari kegiatan ini
merupakan Dampak Penting
Hipotetik (DPH) yang perlu dikaji
lebih mendalam.

II-161

Anda mungkin juga menyukai