Anda di halaman 1dari 98

Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Modul Pelatihan Teknologi


Krisan Berbasis Kompetensi

Akselerasi Pengembangan Inovasi Mendukung


Pembangunan Kawasan Agribisnis Florikultura yang
Berdaya Saing Untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat

Panitia Pelaksana

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN


KEMENTERIAN PERTANIAN

2012

Balai Penelitian Tanaman Hias 1


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Modul Pelatihan Teknologi Krisan


Berbasis Kompetensi

Penanggung Jawab :
Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc

Penyunting :
Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc
Dr. Ir. Budi Marwoto, MS
Dr. Drs. Budi Winarto, MSc

Ilustrasi Sampul :
Arlan Hernawan

Tim Materi :
Dr. Drs. Budi Winarto, MSc (Ketua)
Ir. Kurnia Yuniarto, MP
Ir. Debora Herlina, MS
Ir. Hanudin
Yiyin Nasihin, SP

Cetakan ke : 1 (satu)
Tahun : 2012
Penerbit :

BALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS


(Indonesian Ornamental Crops Research Institute)
Jl. Raya Ciherang, Segunung PO. Box 8 Sindanglaya, Pacet
Cianjur, Jawa Barat 43253
Tlp. (0263) 517056 - Fax. (0263) 514138
E-mail : balithi@litbang.deptan.go.id, balithias@yahoo.co.id
Website : http://balithi.litbang.deptan.go.id

2 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kata Pengantar

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga Modul Pelatihan
Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetansi dapat disusun
dan diselesaikan.

Modul ini disusun dan dikembangkan berdasarkan hasil-hasil


kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi budidaya krisan
yang telah dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Hias
(Balithi) sejak tahun 1996 hingga sekarang. Teknologi budidaya
tersebut terdiri dari teknologi perbenihan secara in vitro,
perbenihan secara in vivo, budidaya, pengendalian hama penyakit,
pasca panen hingga analisis usaha tani krisan. Modul ini disusun
lebih sederhana, singkat dan jelas, yang diharapkan akan lebih
mudah dipahami dan dipelajari. Penyusunan modul pelatihan
berbasis kompetansi ini diharapkan dapat menjadi standar acuan
pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan penilaian
kompetansinya dibidang budidaya krisan.

Modul ini merupakan cetakan pertama, sehingga kami menyadari


masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasannya. Kritik
dan saran yang bersifat konstruktif sangat diperlukan untuk
menyempurnakan modul ini pada cetakan berikutnya. Kami
berharap semoga modul ini bermanfaat bagi peningkatan kualitas
dan kompetansi SDM bidang budidaya krisan

Segunung, 23 November 2012


Kepala Balai Penelitian Tanaman Hias,

Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc

Balai Penelitian Tanaman Hias 3


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

4 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Daftar Isi

Kata Pengantar 3
Daftar Isi 5
Bidang 1: Perbenihan Krisan secara In Vitro 7
Kode Unit Unit Kompetensi
In vitro-01 Pengelolaan Tanaman Induk 7
In vitro-02 Pemanenan Eksplan 9
In vitro-03 Penyiapan Botol Kultur 11
In vitro-04 Penyiapan Bahan Sterilisasi 13
In vitro-05 Penyiapan Media Kultur 16
In vitro-06 Sterilisasi Eksplan 19
In vitro-07 Kultur Aseptik 21
In vitro-08 Subkultur 24
In vitro-09 Aklimatisasi 27
Bidang 2: Perbenihan Krisan In Vivo 31
Kode Unit Unit Kompetensi
In vivo-01 Penyiapan Sarana Prasarana Produksi 31
In vivo-02 Penyiapan Lahan Tanaman Induk 33
In vivo-03 Penanaman Tanaman Induk 35
In vivo-04 Pemeliharaan Tanaman Induk 37
In vivo-05 Pemanenan Stek Pucuk 39
In vivo-06 Pengakaran Stek Pucuk dan Pemeliharaannya 40
In vivo-07 Pemanenan Stek Pucuk Berakar 42
Bidang 3: Budidaya Krisan 44
Kode Unit Unit Kompetensi
Budidaya-01 Penyiapan Sarana Prasarana Produksi 44
Budidaya-02 Penyiapan Lahan Budidaya 46
Budidaya-03 Penanaman Stek Berakar 48
Budidaya-04 Pemeliharaan Tanaman 50
Budidaya-05 Pemanenan Bunga 53
Bidang 4: Pengendalian Hama-Penyakit Krisan 55
Kode Unit Unit Kompetensi
HPT-01 Diagnosis Hama-Penyakit 55
HPT-02 Identifikasi Hama Penyakit 57
HPT-03 Strategi Pengendalian Hama-Penyakit 59
Bidang 5: Pasca Panen Bunga Potong Krisan 63

Balai Penelitian Tanaman Hias 5


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode Unit Unit Kompetensi


Pasca-01 Sortasi Bunga 63
Pasca-02 Grading (Pengelompokan) Bunga 64
Pasca-03 Pengikatan Tangkai Bunga 65
Pasca-04 Perendaman Tangkai Bunga 66
Pasca-05 Pra-perlakuan Bunga 67
Pasca-06 Pengemasan Bunga 69
Pasca-07 Transportasi/Pengiriman Bunga 71
Bidang 6: Analisis Usaha Tani Krisan 72
Kode Unit Unit Kompetensi
Analisis-01 Perencanaan Usaha Tani Krisan 72
Analisis-02 Evaluasi Usaha Tani Krisan 75
Sumber Bacaan 77
Lampiran 79

6 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Bidang 1: Perbenihan Krisan secara In Vitro


Kode unit In vitro-01
Judul unit Pengelolaan Tanaman Induk
Deskribsi unit: Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan yang harus
dimiliki oleh peserta pelatihan dalam
pengelolaan tanaman induk yang
dibutuhkan dalam kultur in vitro krisan,
sejak pemilihan tanaman induk,
peremajaan dan pemeliharaannya.
Kompetensi ini memerlukan wawasan
yang luas terkait dengan mengenali
spesifikasi tanaman induk yang dapat
dijadikan sumber eksplan dalam
perbanyakan in vitro baik dari sisi nilai
ekonomi, kebutuhan pasar/permintaan
konsumen, kesehatan tanaman dan
ketersediaannya.
Elemen Prosedur Kerja
Kompetensi
1. Menilai dan 1.Melakukan survey pasar terhadap jenis
memilih tanaman krisan yang banyak diminati oleh pasar
induk dan konsumen
berdasarkan nilai 2.Melakukan pencatatan terhadap jenis-
ekonomi dan jenis krisan yang banyak dibutuhkan
permintaan pasar oleh pasar dan konsumen
3.Menentukan skala prioritas jenis krisan
yang akan dipilih untuk diperbanyak
4.Memilih jenis krisan yang akan
diperbanyak melalui kultur jaringan
2. Menentukan 1.Melakukan survey lapangan disentra-
strategi sentras produksi krisan untuk
memperoleh mendapatkan bibit yang dapat
tanaman induk dijadikan sebagai tanaman induk
2.Memilih bakal tanaman induk yang
sehat, tumbuh vigor dan tidak ada

Balai Penelitian Tanaman Hias 7


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

indikasi serangan hama penyakit.


3.Melakukan pembelian bibit yang akan
dijadikan tanaman induk sesuai dengan
kebutuhan
4.Membawa tanaman induk yang terpilih
sesuai jenis dan kebutuhan dengan
sebaik-baiknya untuk menghindarkan
kerusakannya
3. Memelihara 1.Menempatkan tanaman induk terpilih
tanaman induk yang telah dibeli pada rumah kaca atau
plastik tanaman induk
2.Melakukan pengepotan ulang tanaman
induk pada polybag yang telah diisi
dengan media tanam (sekam+humus
bamboo+bahan organik+tanah, 1:1:1:1;
v/v/v/v) yang baru
3.Memberikan label yang jelas terhadap
tanaman induk pada permukaan plastic
polybag menggunakan spidol yang
kontras dengan warna polybag dan
jelas
4.Melakukan pemangkasan untuk
menginisiasi tunas yang baru yang
dapat digunakan sebagai sumber
eksplan
5.Melakukan pemeliharaan tanaman
induk melalui penyiraman dan
pemupukan dan sebisa mungkin
menghindarkan penggunaan pestisida
untuk pengendalian hama dan penyakit.
6.Melakukan uji virus terhadap tanaman
induk, jika produk bibit bebas virus
menjadi target utamanya

8 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vitro-02


Judul unit Pemanenan eksplan
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
mengenali, memilih dan memanen
eksplan yang sesuai untuk bahan kultur
jaringan. Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait dengan
mengenali, memilih dan memanen
eksplan yang cocok digunakan sebagai
bahan kultur jaringan.
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1. Mengenali 1.Memperhatikan tunas-tunas baru yang
eksplan terdapat pada tanaman induk
2.Mengamati kondisi tunas baru yang
tumbuh terkait dengan kondisi
pertumbuhannya (normal atau tidak
normal)
3.Mengamati ada tidaknya serangan hama
penyakit
2. Memilih eksplan 1.Memilih tunas yang tumbuh sehat,
normal, vigor dan bebas dari serangan
hama penyakit
2.Memilih tunas yang baru tumbuh
dengan 3-4 daun yang telah mekar
sempurna
3.Memberikan tanda pada tunas-tunas
yang terpilih sebagai sumber eksplan
3. Memanen 1.Mengusap pisau atau gunting dengan
eksplan kapas yang telah dibasahi dengan
alcohol 70%.
2.Memotong tunas terpilih dengan pisau
atau gunting yang tajam yang telah
diusap dengan alcohol 70% pada
pangkal daun ke dua
3.Menempatkan tunas yang telah

Balai Penelitian Tanaman Hias 9


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

terpotong pada plastik


transparan/bening
4.Memberikan label sesuai dengan
jenis/varietas yang tertera pada
permukaan pot/polibag tanaman induk
5.Membawa eksplan ke tempat kerja
kultur jaringan dilakukan

10 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vitro-03


Judul unit Penyiapan botol kultur
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
mempersiapkan botol kultur yang baik
untuk kultur jaringan. Kompetensi ini
memerlukan wawasan yang luas terkait
dengan mengenali botol yang sesuai
untuk kultur, kondisi botol, cara
mempersiapkan botol kultur yang baik
untuk menghindarkan terjadinya
kontaminasi jamur dan bakteri akibat
penyiapan botol yang salah dan kurang
maksimal.
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mengenali jenis 1.Terdapat banyak jenis dan ukuran
dan kondisi botol botol kultur yang dapat digunakan
kultur untuk kultur jaringan, dari ukuran
yang kecil hingga ukuran yang besar,
contoh: botol penicillin, balsam,
chicken brand, jam, saus, dll
2.Melihat dan memperhatikan kondisi
kebersihan botol (Sangat kotor, kotor,
sedikit kotor dan bersih)
3.Memilah botol sesuai dengan kondisi
kebersihannya
2. Mencuci botol 1. Membersihkan botol dengan cara
dan merendam botol ke dalam larutan
mempersiapkan sabun 1-2% selama 24 jam untuk botol
botol kultur untuk yang sangat kotor; 12 jam untuk yang
sterilisasi sedang, 6 jam untuk yang sedikit kotor
dan 3 jam untuk yang sudah bersih
2.Mencuci botol dengan air hingga
bersih dan kesat
3.Menempatkan botol-botol yang telah
dicuci bersih pada bak-bak plastik
berlubang dengan posisi terbalik

Balai Penelitian Tanaman Hias 11


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

sesuai dengan kondisi asal mula botol


7.Menjemur botol dalam bak plastic
dibawah terik matahari hingga siang
atau sore hari
3. Mensterilisasi 1.Menyiapkan botol-botol sesuai kondisi
botol kultur asal mula untuk disterilisasi
2.Memasukkan botol sesuai kondisinya
ke dalam autoklaf
3.Menutup autoklaf dan men’ set’
autoklaf pada suhu 121°C 15 kPa atau
1 atm selama 20 menit.
4.Mengoperasikan autoklaf sesuai
dengan settingan yang telah dilakukan
5.Mengulang sterilisasi botol pada
settingan yang sama minimal 2 kali
hingga 4 kali untuk botol yang
kondisinya sangat kotor
6.Mengeluarkan botol-botol kultur yang
telah disterilisasi dan
menempatkannya pada meja persiapan
yang telah diberi alas kertas/kertas
koran dengan posisi terbaik untuk
menghindarkan masukknya
kontaminan kedalam botol steril

12 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vitro-04


Judul unit Penyiapan bahan sterilisasi
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait
dengan memilih dan cara
mempersiapkan bahan sterilisasi untuk
kultur jaringan krisan. Kompetensi ini
memerlukan wawasan yang luas terkait
dengan kemampuan memilih dan
mempersiapkan bahan sterilisasi yang
optimal untuk sterilisasi eksplan.
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mengenali dan 1.Mengenal bahan sterilisasi seperti:
memilih bahan jenis air yang baik, sabun cair
sterilisasi maupun butiran, tween 20, alcohol,
natrium hipoklorida (NaOCl-
Bayclean) yang dapat digunakan
untuk sterilisasi eksplan
2. Memilih bahan sterilisasi untuk
sterilisasi eksplan diantaranya: air
PDAM, air sumur, air steril, sabun
sunlight 1%, alcohol 80%, NaOCl 20
dan 10%.
3. Membeli bahan sterilisasi sesuai
kebutuhan
4. Mengumpulkan bahan sterilisasi
yang telah dibeli pada tempat yang
aman dan mudah dijangkau
2. Mempersiapkan Larutan air sabun 1%
bahan sterilisasi 1.Untuk larutan sabun 1%
dipersiapkan dengan cara mengambil
1 ml sabun cair dengan cara memipet
atau menuang ke dalam gelas ukur
2.Menambahkan air steril hingga
volume 100 ml
3.Gojok larutan sabun yang telah
dicampur dengan air hingga

Balai Penelitian Tanaman Hias 13


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

tercampur dengan baik


4. Meletakkan larutan sabun 1%
kedalam botol yang telah
dipersiapkan
Larutan alkohol 80%
1. Untuk mempersiapkan larutan
alcohol 80% dipersiapkan dengan
cara mengambil 83,3 ml alcohol dari
stok alcohol (96%) menggunakan
gelas ukur
2. Masukkan 83,3 ml alcohol kedalam
botol
3. Menambahkan air steril kedalam
botol yang telah diisi dengan 83,3
alkohol hingga volume 100 ml
4.Menempatkan larutan alcohol 80% ke
dalam botol yang telah dipersiapkan
5.Untuk larutan NaOCl 20%
dipersiapkan dengan mengambil 20
ml larutan formulasi NaOCl dari
Bayclean menggunakan gelas ukur
6.Masukkan 20 ml larutan formulasi
NaOCl kedalam botol
7.Menambahkan air steril kedalam
botol yang telah berisi 20 ml NaOCl
hingga volume 100 ml
8.Menempatkan larutan NaOCl pada
botol yang telah dipersiapkan. Cara
yang sama juga dilakukan terhadap
pembuatan larutan NaOCl 10%.
Air steril
1.Untuk air steril atau air destilasi
steril, dipersiapkan dengan cara
menempatkan volume tertentu air
atau air destilasi ke dalam botol-botol
(missal: 300 ml pada botol jam)
2.Memasukkan botol-botol yang telah

14 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

berisi air atau air destilasi ke dalam


autoklaf.
3.Mensterilisasi air pada suhu 121°C
15kPa selama 20 menit
4.Mengambil botol yang berisi air atau
air destilasi steril dari dalam autoklaf
3. Menyimpan bahan 1.Bahan dasar sterilisasi (alkohol, air
sterilisasi sabun dan bayclean) disimpan pada
tempat yang tepat dan sesuai (lemari
penyimpanan bahan sterilisasi)
2.Bahan sterilisasi yang telah
dipersiapkan dalam botol-botol
disimpan pada rak penyimpanan

Balai Penelitian Tanaman Hias 15


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vitro-05


Judul unit Penyiapan Media Kultur
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana mempersiapkan media kultur
yang baik. Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait dengan
pengetahuan membuat media yang
dimulai sejak meracik/meramu bahan
kimia menjadi larutan stok, mencampur
larutan stok, menambahkan sumber
karbon/gula, mengukur pH hingga
sterilisasinya.
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1. Membuat larutan 1.Menimbang bahan sesuai dengan tabel
stok (Lampiran)
2. Memasukkan bahan yang telah
ditimbang ke dalam botol yang telah
diisi dengan air steril (90-500 ml) diatas
alat penggojok yang diputar dengan
batang magnet sesuai volume larutan
stok yang akan dibuat
3.Timbang bahan sesuai dengan kelompok
bahan (makro, mikro, fe elemen dan
vitamin.
4.Setelah semua bahan terlarut dengan
sempurna, tambahkan air steril hingga
volume yang diinginkan
5.Simpan larutan stok pada lemari es
dengan suhu 4°C
2. Membuat media 1.Mengambil larutan stok sesuai dengan
aturan pembuatan per liternya
menggunakan gelas atau pipet ukur
2.Masukkan kedalam gelas ukur besar (1
liter atau 2 liter)

16 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

3.Tambahkan campuran larutan stok


dengan air steril hingga volume 950 ml
4.Tambahkan hormone sesuai dengan
konsentrasi yang akan dibuat (0.5 mg/l
untuk BA/BAP dan 0.1 mg/l untuk
NAA) menggunakan pipet ukur
5.Menimbang 30 g sukrosa dan
memasukkannya kedalam larutan media
yang telah ditambah dengan hormon
6.Melarutkan dan mencampur semua
bahan dengan cara mengaduk
(menggunakan batang magnet atau cara
manual)
7.Setelah campuran teraduk secara merata,
lakukan pengukuran pH menggunakan
pH meter atau kertas pH
8.Mengatur pH medium pada 5.8 dengan
cara menambahkan beberapa tetes 1N
NaOH atau HCl
9.Menimbang 2 g gelrite atau 3 g untuk
phytagel atau 7 g untuk agar Swallow
10.Masukkan agar ke dalam larutan media
dan aduk rata menggunakan batang
magnet di atas stirrer atau cara manual
11.Masak larutan yang telah ditambah
agar di atas kompor hingga mendidih
12.Masukkan larutan media ke dalam
botol-botol kultur yang telah disterilisasi
dan dipersiapkan (volume media
bervariasi tergantung ukuran botol)
13.Tutup botol dengan plastik yang ditali
dengan karet atau aluminium foil
4. Sterilisasi 1.Botol yang telah berisi dengan media
media dimasukkan ke dalam autoklaf
2.Menutup autoklaf dan men’ set’ autoklaf
pada suhu 121°C 15 kPa atau 1 atm
selama 20 menit.

Balai Penelitian Tanaman Hias 17


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

3.Mengoperasikan autoklaf sesuai dengan


settingan yang telah dilakukan
4.Setelah sterilisasi selesai, mengeluarkan
botol yang berisi media dari dalam
autoklaf
5.Menempatkan botol yang berisi media
ke tempat penyimpanan

18 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vitro-06


Judul unit Sterilisasi Eksplan
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana melakukan sterilisasi eksplan
yang baik. Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait dengan
pengetahuan mengenai adanya
kontaminan baik dalam bentuk bakteri
maupun jamur yang terdapat dan melekat
pada eksplan tanaman.
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mempersiapkan 1.Memotong sebagian daun eksplan yang
eksplan melekat pada tunas untuk
mempermudah sterilisasi dengan pisau
kultur atau gunting
2.Memotong ruas tunas pada tiap ruang
dengan posisi potongan dekat dengan
pangkal daun
3.Memasukkan potongan eksplan ke
dalam botol untuk tujuan sterilisasi
2. Melakukan pra- 1.Memasukkan larutan sabun 1% ke
sterilisasi eksplan dalam botol yang berisi potongan
eksplan
2.Menggojok potongan eksplan secara
manual dengan tangan selama 30 menit
3.Membuang larutan sabun
4.Membilas eksplan dengan air
bersih/destilasi secara berulang (5
kali,masing-masing 5 menit)
5.Memindahkan eksplan yang telah
dibilas ke dekat laminar air flow
cabinet
3.Melakukan 1.Mempersiapkan dan mendekatkan
sterilisasi eksplan bahan sterilisasi dekat dengan laminar
air flow cabinet
2.Menyemprot botol yang berisi bahan

Balai Penelitian Tanaman Hias 19


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

sterilisasi (air steril, alkohol 80%,


larutan NaOCl 20 dan 10%) dengan
menyemprot botol dengan alkohol 70%
secara bergantian
3.Mengambil botol yang berisi eksplan
dengan tangan
4.Menyemprot botol eksplan dengan
alkohol 70%
5.Memasukkan botol ke dalam laminar
air flow cabinet
6.Menyemprot permukaan kedua tangan
dengan alkohol 70% dan meratakannya
keseluruh permukaan tangan dengan
saling mengusap
7.Eksplan kemudian di rendam dengan
20% larutan NaOCl (Bayclean) yang
telah ditambah 3-5 tetes tween 20
sambil digojok selama 10 menit,
8.Memindahkan eksplan dalam 10%
larutan NaOCl ditambah 3-5 tetes
tween 20 sambil digojok selama 10
menit
9.Membilas eksplan dengan air steril
selama 3 x (@ 5 menit)
10.Merendam eksplan dalam larutan
80% alcohol selama 3 menit sambil
digojok
11.Membilas eksplan dengan air steril 5x
(@ 5 menit)
12.Meniriskan eksplan yang telah streril
dalam petridis steril yang telah dilapisi
kertas tissue kering steril.

20 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vitro-07


Judul unit Kultur Aseptik
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana melakukan kultur inisiasi
eksplan. Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait dengan
pengetahuan bagaimana menyiapkan
eksplan yang baik mulai dari memotong
bagian yang rusak, meyiapkan eksplan
dan menanamnya dalam media kultur.
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mempersiapkan 1.Mengambil dan mempersiapkan
peralatan kultur peralatan kultur diantaranya: pisau
kultur, gagang pisau, pinset, kertas dan
cawan petri steril
2.Mengambil dan mempersiapkan botol
yang berisi media kultur dan lampu
bunsen
3.Menyemprot peralatan dan botol kultur
yang berisi media kultur dengan
alkohol 70%
4.Memasukkan peralatan kultur ke
dalam laminar air flow cabinet
2.Menyiapkan 1.Memotong bagian eksplan yang rusak
eksplan untuk akibat sterilisasi dengan pisau kultur
dikultur 2.Meletakkan potongan eksplan pada
cawan petri steril
3.Melakukan tindakan 1 dan 2 secara
berulang hingga seluruh eksplan telah
disiapkan
3.Mengkultur 1.Menyalakan lampu bunsen dengan
eksplan korek api
2.Membuka plastik botol yang berisi
media kultur dan membakar mulut
botol dengan api bunsen
3.Mengambil eksplan dengan pinset

Balai Penelitian Tanaman Hias 21


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

dengan posisi yang benar


4.Menanam eksplan pada medium MS
yang ditambah dengan 0.5 mg/l
BA/BAP dan 0.1 mg/l NAA dengan
posisi tegak
5.Melakukan penanaman eksplan hingga
3-5 eksplan tertanam
6.Membakar ulang mulut botoldengan
api bunsen
7.Menutup botol yang telah berisi
eksplan dengan plastik yang telah
dikeringkan dan dilewatkan didepan
api bunsen
3.Menyimpan botol 1.Mengeluarkan botol yang telah berisi
kultur yang berisi eksplan dari dalam laminar air flow
eksplan ke ruang cabinet
inkubasi 2.Meletakkan botol kultur pada bak/rak
kultur
3.Membawa botol kultur ke ruang
inkubasi
4.Meletakkan botol kultur ke dalam rak-
rak kultur
4.Mengamati hasil 1.Mengamati pertumbuhan eksplan yang
kultur dikultur terkait dengan respon
pertumbuhan eksplan, ada tidaknya
kontaminasi baik jamur maupun
bakteri
2.Mencatat eksplan yang berhasil
tumbuh dan menghasilkan tunas
3.Mencatat eksplan yang terkontaminasi

4.Mengeluarkan botol eksplan yang


terkontaminasi dari ruang inkubasi
5.Setelah 1-1.5 bulan setelah kultur atau
saat tunas yang teregenerasi sudah
membentuk 4-5 daun yang sempurna
disiapkan untuk kegiatan subkultur

22 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Tanaman Donor Kultur Aseptik Tunas terinduksi

Gambar 1. Induksi tunas aksiler pada krisan

Balai Penelitian Tanaman Hias 23


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vitro-07


Judul unit Subkultur
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana melakukan subkultur
eksplan. Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait dengan
pengetahuan bagaimana melakukan
subkultur yang baik dari sejak penyiapan
eksplan, pemotongan penanaman hingga
penyimpanan kultur.
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mempersiapkan 1.Mengambil dan mempersiapkan
peralatan kultur peralatan subkultur diantaranya: pisau
kultur, gagang pisau, pinset, kertas dan
cawan petri steril
2.Mengambil dan mempersiapkan botol
yang berisi media kultur dan lampu
bunsen
3.Menyemprot peralatan dan botol kultur
yang berisi media kultur dengan
alkohol 70%
4.Memasukkan peralatan kultur ke dalam
laminar air flow cabinet
2.Menyiapkan 1.Menyalakan lampu Bunsen dengan
eksplan untuk korek api
dikultur 2.Membuka botol kultur yang berisi
tunas yang akan disubkultur
3.Membakar mulut botol dengan api
secara merata
4.Menagambil tunas dari dalam botol
dan menempatkannya pada cawan petri
steril
5.Memotong bagian tunas menjadi
beberapa nodus yang akan disubkultur
dengan pisasu kultur
6.Meletakkan potongan eksplan pada

24 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

cawan petri steril


7.Melakukan tindakan 1 dan 2 secara
berulang hingga seluruh tunas
disiapkan menjadi eksplan yang siap
disubkultur
3.Mengkultur 1.Membuka plastik botol yang berisi
eksplan media kultur dan membakar mulut
botol dengan api bunsen
3.Mengambil eksplan dengan pinset
dengan posisi yang benar
4.Menanam eksplan pada medium MS
yang ditambah dengan 0.5 mg/l
BA/BAP dan 0.1 mg/l NAA dengan
posisi tegak
5.Melakukan penanaman eksplan hingga
3-5 eksplan tertanam
6.Membakar ulang mulut botoldengan
api bunsen
7.Menutup botol yang telah berisi
eksplan dengan plastik yang telah
dikeringkan dan dilewatkan didepan
api bunsen
3.Menyimpan botol 1.Mengeluarkan botol yang telah berisi
kultur yang berisi eksplan dari dalam laminar air flow
eksplan ke ruang cabinet
inkubasi 2.Meletakkan botol kultur pada bak/rak
kultur
3.Membawa botol kultur ke ruang
inkubasi
4.Meletakkan botol kultur ke dalam rak-
rak kultur
4.Mengamati hasil 1.Mengamati pertumbuhan eksplan yang
kultur disubkultur terkait dengan respon
pertumbuhan eksplan, ada tidaknya
kontaminasi baik jamur maupun
bakteri
2.Mencatat eksplan yang berhasil

Balai Penelitian Tanaman Hias 25


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

tumbuh dan menghasilkan tunas


3.Mencatat eksplan yang terkontaminasi
4.Mengeluarkan botol eksplan yang
terkontaminasi dari ruang inkubasi
5.Setelah 1-1.5 bulan setelah kultur atau
saat tunas yang teregenerasi sudah
membentuk 4-5 daun yang sempurna
disiapkan untuk kegiatan subkultur
maupun aklimatisasi

Tunas aksiler Nodus yang Nodus hasil


disubkultur regenerasi

Gambar 2. Perbanyakan tunas aksiler

26 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vitro-09


Judul unit Aklimatisasi
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait
dengan bagaimana melakukan
aklimatisasi plantlet dari kondisi in
vitro ke kondisi ex vitro. Kompetensi
ini memerlukan wawasan yang luas
terkait dengan pengetahuan untuk
mengenali kondisi plantlet yang siap
atau tidak siap untuk aklimatisasi,
kemampuan plantlet dalam membentuk
akar dan beradaptasi di lingkungan ex
vitro.
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mempersiapkan 1.Mengambil dan mempersiapkan
bahan aklimatisasi peralatan dan bahan aklimatisasi,
seperti: bak plastic, arang sekam,
plastik transparan, pinset, gunting
atau pisau, larutan fungisida dan
bakterisida 1% dan plantlet yang
akan diaklimatisasi.
2.Mengambil bak plastik dan diisi
dengan arang sekam
3.Menyiram atau membasahi arang
sekam dengan air secukupnya
4.Menpersiapkan larutan fungisida dan
bakterisida 1% dengan menimbang 1
g masing-masing pestisida dan
melarutkannya dalam 100 ml air
5.Menempatkan larutan 1% pestisida
dalam wadah plastik atau beker glass.
2.Menyiapkan eksplan 1.Membuka plastik penutup botol yang
untuk aklimatisasi berisi eksplan dengan tunas yang
memiliki 4-5 daun yang siap
diaklimatisasi
2.Mengeluarkan tunas dari dalam botol

Balai Penelitian Tanaman Hias 27


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

menggunakan pinset secara hati-hati


dan mengusahakan akar bersih dari
agar
3.Mencuci akar dengan air mengalir
untuk membersihkan agar yang
melekat pada akar
4.Merendam planlet dengan larutan
pestisida 1% selama 3 menit
5.Meniriskan plantlet pada kertas tissue
kering dan setelah beberapa saat
plantlet siap diaklimatisasi.
3.Mengaklimatisasi 1.Membuat lubang-lubang tanam pada
plantlet cara 1 media arang sekam yang telah
dibasahi air dengan pinset/batang
kayu kecil
2.Menanam plantlet yang telah
direndam dalam pestisida lubang
tanam yang telah dibuat, hingga
seluruh lubang tertanami plantlet
3.Menutup bak plastic dengan plastic
transparan
4.Menempatkan bak plastik yang berisi
plantlet ke rumah sere atau rumah
plastic pada lokasi yang agak teduh
5.Membuka plastik penutup setelah 7
hari aklimatisasi
4.Mengaklimatisasi 1.Membuat lubang-lubang tanam pada
plantlet cara 2 media arang sekam yang telah
dibasahi air dengan pinset/batang
kayu kecil
2.Memotog tunas dengan 2-3 daun
sempurna
3.Menanam tunas dalam lubang tanam
yang telah dibuat, hingga seluruh
lubang tertanami tunas
3.Menutup bak plastic dengan plastic
transparan

28 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

4.Menempatkan bak plastik yang berisi


plantlet ke rumah sere atau rumah
plastic pada lokasi yang agak teduh
5.Membuka plastik penutup setelah 7
hari aklimatisasi
5.Mengamati hasil 1.Mengamati pertumbuhan eksplan
aklimatisasi hasil aklimatisasi terkait dengan
respon pertumbuhan eksplan, ada
tidaknya plantlet atau tunas yang
mati akibat serangan penyakit
2. Menghitung jumlah plantlet atau
tunas yang tetap tumbuh segar dan
yang mati akibat serangan penyakit
3.Mengamati pembentukan akar baru
pada plantlet atau tunas setelah 15
hari aklimatisasi
4. Mengamati dan menghitung
pertambahan jumlah daun baru yang
tumbuh setelah 15 hari aklimatisasi

Balai Penelitian Tanaman Hias 29


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Gambar 3. Tahapan aklimatisasi pada krisan

30 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Bidang 2: Perbenihan Krisan In Vivo

Kode unit In vivo-01


Judul unit Penyiapan Sarana Prasarana
Produksi
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana mempersiapkan sarana
prasarana perbenihan in vitro.
Kompetensi ini memerlukan wawasan
yang luas terkait dengan pengetahuan
untuk mempersiapkan sarana prasarana
baik rumah plastik, sarana penerangan,
irigasi dan fasilitas pendukung yang lain.
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mempersiapkan 1. Mempersiapkan rumah lindung dapat
rumah lindung dilakukan oleh orang lain
2.Konstruksi rumah lindung bisa
permanen (rangka besi dengan
atapkaca, poly karbonat/ solar
tuff ),semi permanen (rangka beton
bertulang besi, atap plastik atau rangka
bambu atap plastik)
3.Bentuk atap bisa berbentuk miring atau
lengkung
4.Sekeliling rumah lindung ditutup
dengan sekrin insek
3.Memilih konstruksi rumah lindung
akan berkaitan dengan modal yang
dimiliki
2.Menyiapkan 1.Membeli dan mempersiapkan sarana
instalasi listrik instalasi listrik diantaranya: kabel,
lampu (pijar dengan 75-100 watt
maupun SL dengan 18-23 watt),
tempat duduk lampu, timer, kawat, dll

Balai Penelitian Tanaman Hias 31


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

2.Melakukan instalasi listrik


3.Memasang sarana instalasi listrik
dengan jarak 2,5 x 2,5 m dan tinggi
dari permukaan tanaman adalah 1,5-2
m
4.Memasang pusat kontrol lampu dengan
timernya
5.Mengukur intensitas cahaya (Intensitas
cahaya yang diperlukan adalah 40-100
lux)
3.Menyiapkan 1.Mempersiapkan sumber air bersih
sarana irigasi sesuai kondisi lingkungan dan
kebutuhan (sumur atau saluran air dan
penampungannya)
2.Membuat saluran irigasi sesuai kondisi
bedengan yang akan dibuat
3.Memasang kran-kran air pada posisi
yang strategis
4.Mempersiapkan sarana penunjang lain
seperti: selang, sower, gembor/emrat

32 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vivo-02


Judul unit Penyiapan Lahan Tanaman Induk
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana mempersiapkan lahan
tanaman induk yang baik. Kompetensi ini
memerlukan wawasan yang luas terkait
dengan pengetahuan dalam memilih
lokasi tanaman induk, pengolahan tanah
hingga pemberian pupuk dasar yang baik
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1. Memilih dan 1. Memilih lokasi tanaman induk yang
mengolah lahan baik, bebas hama penyakit dengan
tanaman induk tanah yang subur dan kaya bahan
organik
2.Membersihkan lahan dari gulma atau
tanaman pengganggu
3.Mencangkul tanah dengan kedalaman ±
30 cm
4.Menggemburkan tanah dengan
mencangkul dan membalik posisi tanah
4.Membuat bedengan dengan lebar
bedengan 1 m dengan panjang sesuai
kondisi lahan
5.Membuat jarak antar bedengan selebar
0,5 m
6.Merapikan kondisi bedengan hingga
terlihat rapi dan bersih
2.Memberikan 1.Menyiapkan pupuk dasar yang berupa
pupuk dasar pupuk kandang (20-30 kg/m2), humus
bambu (1 kg/m2), urea (0,02 kg/m2), SP
36 (0,03 kg/m2) dan KCl (0,035 kg/m2)
dan kapur (1-2 kg/m2)
2.Menaburkan pupuk dasar secara
berturutan dan bertahap ke seluruh
permukaan bedengan secara merata

Balai Penelitian Tanaman Hias 33


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

3.Membalik dan mengaduk secara merata


pupuk yang telah ditaburkan
4.Merapihkan kembali bedengan
3.Menyiram 1.Mempersiapkan selang air dan
bedengan dengan memasangkannya pada kran air
air 2.Membuka kran air
3.Menyemprot bedengan dengan air
melalui selang yang telah dipasang
4.Menyiram bedengan dengan air hingga
jenuh

34 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vivo-03


Judul unit Penanaman Tanaman Induk
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana melakukan penanaman
tanaman induk yang baik. Kompetensi
ini memerlukan wawasan yang luas
terkait dengan pengetahuan jarak tanam,
pola tanam, cara tanam dan penyulaman
tanaman agar tanaman induk dapat
menghasilkan bibit produksi yang
berkualitas
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mempersiapkan 1. Mempersiapkan peralatan dan bahan
jarak tanam pada untuk membuat jarak tanam (patok-
bedengan patok dari kayu atau bambu dan tali)
2.Membuat batas-batas pengukuran
untuk jarak tanam dengan ukuran 20 x
20 cm dan kepadatan tanaman induk
adalah 25 tanaman per meter persegi
3.Memberikan tanda-tanda dan lubang
tanam yang jelas
2.Cara tanam 1. Mempersiapkan tanaman induk dan
tanaman induk bahan lain yang diperlukan seperti
Furadan dan selang air
2.Memberikan pada lubang tanam (6-10
butir per lubang tanam)
3.Menanam tanaman induk pada lubang-
lubang tanam yang telah tersedia
4.Menutup lubang tanam yang telah
berisi tanaman induk dengan tanah
secukupnya dan posisikan tanaman
berdiri tegak dengan baik
5,Menyiram tanaman induk dengan air
secukupnya dan usahakan tanaman
tetap berdiri tegak

Balai Penelitian Tanaman Hias 35


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

3.Menyulam 1.Menyulam tanaman dilakukan jika


tanaman terdapat tanaman yang mati atau tidak
tumbuh dengan baik.Penyulaman
dilakukan pada saat awal masa tanam
menggunakan bibit yang umurnya
sama, sehingga tetap dapat menjaga
keseragaman bibit yang dihasilkan
2.Mempersiapkan tanaman induk
pengganti
3.Memeriksa seluruh tanaman induk
yang telah ditanam dan memperhatikan
ada tidaknya tanaman induk yang mati
atau tidak tumbuh dengan baik
4.Jika ada, mencabut tanaman yang
mati/tidak tumbuh dengan baik
5.Mengganti tanaman yang mati/tidak
tumbuh dengan tanaman induk
pengganti
6.Menyiram tanaman induk pengganti
dengan air secukupnya

36 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vivo-04


Judul unit Pemeliharaan Tanaman Induk
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana memelihara tanaman induk
yang baik. Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait dengan
pengetahuan bagaimana memelihara
tanaman induk dengan baik melalui
pemberian cahaya tambahan,
penyiraman, penyiangan dan
pengendalian hama penyakit.
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1. Memberikan 1. Mengecek ulang kondisi instalasi
cahaya tambahan listrik yang sudah terpasang diatas
bedengan tanaman induk
2.Mengatur pemberian cahaya sesuai
kebutuhan (4 jam dimalam hari dari
jam 22.00-02.00) selama proses
produksi bibit berlangsung
menggunakan pengatur waktu (timer)
yang telah terpasang pada instalasi
listrik
3.Mengecek dan memastikan kebenaran
aplikasi pencahayaan pada malam
(secara berulang=2 kali seminggu) hari
untuk menghindarkan pembungaan
dini.
2.Menyiram 1. Mempersiapkan dan mengecek
tanaman induk instalasi irigasi air dan selang air alat
penyiraman yang lain
2.Membuka kran air
3.Menyiram tanaman induk tiap pagi
pada saat tanaman induk berumur 1
minggu. Pada umur lebih dari 1 minggu

Balai Penelitian Tanaman Hias 37


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

penyiraman dapat dilakukan 2-3 kali


seminggu.
4.Mematikan kran air dan membereskan
selang atau alat penyiraman yang
digunakan
3.Penyiangan 1.Mempersiapkan alat yang diperlukan
tanaman untuk penyiangan (jika ada)
2.Melakukan penyiangan tanaman
dengan cara mencabut gulma yang
tumbuh disekitar tanaman induk secara
hati-hati, terutama gulma yang
berukuran besar dan tumbuh didekat
tanaman induk agar pertumbuhan
tanaman induk tidak terganggu
3.Mengumpulkan gulma hasil siangan
4.Membuang gulma hasil siangan pada
tempat yang aman
4.Pengendalian 1.Mengamati dan mencermati ada
hama penyakit tidaknya serangan hama penyakit pada
tanaman induk
2.Jika ditemukan adanya serangan hama
penyakit, lakukan strategi pengendalian
sesuai dengan sebaran, tingkat dan
dampak serangan hama penyakit
terhadap pertumbuhan tanaman (Lihat
di bagian pengendalian hama penyakit)
3.Lakukan aplikasi pengendalian hama
penyakit dengan bijaksana

38 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vivo-05


Judul unit Pemanenan Stek Pucuk
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana melakukan penanaman pucuk
yang baik. Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait dengan
pengetahuan tentang memilih pucuk yang
baik dan sesuai untuk bibit produksi
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1. Waktu panen 1. Waktu panen pucuk yang baik adalah pagi
pucuk hari pukul 07.30-10.00
2.Pemanenan pucuk harus memperhatikan
peralatan dan kebersihannya
3.Pemanenan stek menggunakan gunting atau
pisasu stek yang tajam
2.Cara panen 1. Mempersiapkan peralatan dan wadah
pucuk panen
2.Memilih tunas aksiler yang telah
mempunyai 7-8 daun
3.Memotong tunas pucuk dengan
menyisakan 1-2 pasang daun
4.Memasukkan stek ke dalam kantong plastic
sesegera mungkin setelah dipotong
5.Memberi label pada setiap varietas yang
dipanen
6.Membawa stek ke tempat pemrosesan
3.Sortasi dan 1.Mempersiapkan stek yang akan diproses
perompesan 2.Merompes sebagian daun yang ada
dibagian pangkal tunas
3.Merapikan dan memotong stek sepanjang
5-7 cm
4.Mencelupkan stek ke dalam serbuk
hormone pemacu pengakaran
5.Menyimpan stek dalam keranjang sesaat
sebelum tanam

Balai Penelitian Tanaman Hias 39


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vivo-06


Judul unit Pengakaran Stek Pucuk dan
Pemeliharaannya
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana melakukan mengakarkan
pucuk yang baik dan pemeliharaannya.
Kompetensi ini memerlukan wawasan
yang luas terkait dengan pengetahuan
bagaimana mempersiapkan media tanam,
cara tanam dan pemeliharaan yang
optimal untuk mendapatkan bibit yang
berkualitas
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1. Mempersiapkan 1. Mempersiapkan bahan dan peralatan
media tanam 2.Membasahi media tanam dengan cara
merendam media dalam air besih
hingga rata
3.Memasukkan media tanam dalam bak-
bak pengakaran
4.Meratakan media tanam
5.Membuat larikan untuk mengatur jarak
tanam dengan ukuran 2 x 3 cm
2.Cara menanam 1. Mempersiapkan bahan dan peralatan
stek pucuk 2.Mengambil stek pucuk yang telah
disiapkan dengan kedalaman 1-2 cm
3.Menutup pangkal stek dengan media
dan menyusunnya dengan rapi
3.Penyiraman stek 1.Mempersiapkan peralatan untuk
pucuk menyiram
2.Menyiram stek pucuk dengan air bersih
2-3 kali per minggu
3.Merapikan peralatan siram
4.Pemupukan stek 1.Mempersiapkan peralatan dan bahan
pucuk yang diperlukan (pupuk dan alat
pemupukan)

40 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

2.Mengambil pupuk sesuai dengan


takaran yang dianjurkan dan
memasukkan dalam alat pemupukan
3.Menambahkan air hingga volume yang
diperlukan
4.Mengaduk dan menyemprotkannya
secara merata pada stek pucuk yang
ditanam
5.Pemupukan dilakukan setelah stek
pucuk berumur 1 minggu dipengakaran
6.Membersihkan peralatan pemupukan
5.Pengendalian 1.Mempersiapkan bahan dan peralatan
hama penyakit (pestisida dan alat semprot)
pada stek pucuk 2.Melakukan pengamatan terhadap
adanya serangan hama penyakit
dipengakaran
3.Jika terdapat gejala serangan hama
penyakit tanaman, dilakukan
pengobatan sesuai hama dan penyakit
yang menyerang
4.Mengambil pestisida dengan takaran ½
dosis anjuran
5.Memasukkan pestisida ke alat semprot
yang telah disediakan
6.Menambahkan air bersih sesuai volume
yang dibuat
7.Mengaduk larutan pestisida hingga rata
dan menutup alat semprot.
8.Memompa alat semprot dan
menyemprotkan pestisida secara
merata ke permukaan tunas daun yang
terkena seranga hama penyakit
9.Membersihkan alat semprot dan
menyimpannya

Balai Penelitian Tanaman Hias 41


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit In vivo-07


Judul unit Pemanenan Stek Pucuk Berakar
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana melakukan pemanenan pucuk
yang baik dan pengemasannnya.
Kompetensi ini memerlukan wawasan
yang luas terkait dengan pengetahuan
bagaimana memanen dan menangani stek
pucuk pada saat panen hingga
pengemansannya dengan memperhatikan
kondisi dan kualitas stek pucuk yang
dipanen
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1. Mempersiapkan 1. Mempersiapkan bahan dan peralatan
pemanenan stek 2.Mengecek kondisi perakaran stek
pucuk sebelum masa panen dengan cara
mencabut contoh stek pucuk
3.Memperhatikan dan mencermati
kualitas akar yang dihasilka
4.Menanam kembali stek pucuk yang
diambil
2.Memanen stek 1. Pemanenan stek pucuk berakar
pucuk dilakukan saat stek pucuk sudah
mencapai 2 minggu dengan kondisi
media tidak basah. Stek pucuk
umumnya memiliki 2-4 cm panjang
akar dengan 3-5 daun
2.Pemanenan stek pucuk berakar
dilakukan pada pagi atau sore hari
3.Mencabut stek pucuk secara hati-hati
untuk menghindarkan kerusakan akar
4.Mengelompokkan stek pucuk yang
dipanen sesuai kelompok varietasnya
5.Melakukan sortasi stek pucuk yang
dipanen. Stek pucuk yang dipilih

42 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

adalah stek pucuk yang sehat dan bebas


hama penyakit
3.Pengemasan stek 1.Mempersiapkan wadah pengemasan
pucuk (kantong plastic yang telah dilubangi
pada bagian kiri dan kanannya)
2.Memasukkan stek pucuk yang telah
disortasi ke dalam kantong plastic yang
telah dipersiapkan
3.Mengisi kantong plastic dengan 25-50
stek pucuk
4.Meletakkan stek pucuk dengan posisi
tegak
5.Memberi label pada kantong plastic
sesuai dengan kode varietas, jumlah
dan data lain yang diperlukan , misal
nama pemesan

Balai Penelitian Tanaman Hias 43


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Bidang 3: Budidaya Krisan

Kode unit Budidaya-01


Judul unit Penyiapan Sarana Prasarana Produksi
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana mempersiapkan sarana
prasarana budidaya krisan. Kompetensi
ini memerlukan wawasan yang luas
terkait dengan pengetahuan untuk
mempersiapkan sarana prasarana baik
rumah plastik, sarana penerangan, irigasi
dan fasilitas pendukung yang lain.
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mempersiapkan 1. Mempersiapkan rumah lindung dapat
rumah lindung dilakukan oleh orang lain
2.Konstruksi rumah lindung bisa
permanen (rangka besi dengan
atapkaca, poly karbonat/ solar
tuff ),semi permanen (rangka beton
bertulang besi, atap plastik atau rangka
bambu atap plastik)
3.Bentuk atap bisa berbentuk miring atau
lengkung
4.Sekeliling rumah lindung ditutup
dengan sekrin insek
3.Memilih konstruksi rumah lindung
akan berkaitan dengan modal yang
dimiliki
2.Menyiapkan 1.Membeli dan mempersiapkan sarana
instalasi listrik instalasi listrik diantaranya: kabel,
lampu (pijar dengan 75-100 watt
maupun SL dengan 18-23 watt),
tempat duduk lampu, timer, kawat, dll
2.Melakukan instalasi listrik
3.Memasang sarana instalasi listrik

44 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

dengan jarak 2,5 x 2,5 m dan tinggi


dari permukaan tanaman adalah 1,5-2
m
4.Memasang pusat kontrol lampu dengan
timernya
5.Mengukur intensitas cahaya (Intensitas
cahaya yang diperlukan adalah 40-100
lux)
3.Menyiapkan 1.Mempersiapkan sumber air bersih
sarana irigasi sesuai kondisi lingkungan dan
kebutuhan (sumur atau saluran air dan
penampungannya)
2.Membuat saluran irigasi sesuai kondisi
bedengan yang akan dibuat
3.Memasang kran-kran air pada posisi
yang strategis
4.Mempersiapkan sarana penunjang lain
seperti: selang, sower, gembor/emrat

Balai Penelitian Tanaman Hias 45


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit Budidaya-02


Judul unit Penyiapan Lahan Budidaya
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana mempersiapkan lahan
budidaya yang baik. Kompetensi ini
memerlukan wawasan yang luas terkait
dengan pengetahuan dalam pengolahan
tanah hingga pemberian pupuk dasar yang
baik
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1. Memilih dan 1. Membersihkan lahan dari gulma atau
mengolah lahan tanaman pengganggu
3.Mencangkul tanah dengan kedalaman ±
30 cm
4.Menggemburkan tanah dengan
mencangkul dan membalik posisi tanah
4.Membuat bedengan dengan lebar
bedengan 1 m dengan panjang sesuai
kondisi lahan
5.Membuat jarak antar bedengan selebar
0,5 m
6.Merapikan kondisi bedengan hingga
terlihat rapi dan bersih
2.Memberikan 1.Menyiapkan pupuk dasar yang berupa
pupuk dasar pupuk kandang (20-30 kg/m2), humus
bambu (1 kg/m2), urea (0,02 kg/m2), SP
36 (0,03 kg/m2) dan KCl (0,035 kg/m2)
dan kapur (1-2 kg/m2)
2.Menaburkan pupuk dasar secara
berturutan dan bertahap ke seluruh
permukaan bedengan secara merata
3.Membalik dan mengaduk secara merata
pupuk yang telah ditaburkan
4.Merapihkan kembali bedengan
3.Menyiram 1.Mempersiapkan selang air dan

46 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

bedengan dengan memasangkannya pada kran air


air 2.Membuka kran air
3.Menyemprot bedengan dengan air
melalui selang yang telah dipasang
4.Menyiram bedengan dengan air hingga
jenuh
4.Pemasangan 1.Mempersiapkan bahan dan peralatan
jarring tanam yang berupa jarring tanam dan patok-
patoknya
2.Memasang patok pada salah satu ujung
bedengan
3.Memasang jarring pada patok-patok
yang telah dipasang
4.Menarik jarring ke ujung bedengan
yang lain
5.Mengetatkan jaring dengan memasang
patok

Balai Penelitian Tanaman Hias 47


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit Budidaya-03


Judul unit Penanaman Stek Berakar
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana melakukan penanaman
bibit/stek produksi yang baik.
Kompetensi ini memerlukan wawasan
yang luas terkait dengan pengetahuan
jarak tanam, pola tanam, cara tanam dan
penyulaman tanaman agar tanaman
induk dapat menghasilkan bibit produksi
yang berkualitas
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mempersiapkan 1. Mempersiapkan peralatan dan bahan
jarak tanam pada untuk membuat jarak tanam
bedengan 2.Membuat batas-batas pengukuran
untuk jarak tanam dengan ukuran 10 x
10 cm dan kepadatan bibit adalah 100
tanaman per meter persegi
3.Memberikan tanda-tanda dan lubang
tanam yang jelas
2.Cara tanam stek 1. Mempersiapkan stek pucuk/bibit untuk
produksi dan bahan lain yang
diperlukan seperti Furadan dan selang
air
2.Memberikan pada lubang tanam (6-10
butir per lubang tanam)
3.Menanam stek berakar pada lubang-
lubang tanam yang telah tersedia
4.Menutup lubang tanam yang telah
berisi stek berakar dengan tanah
secukupnya dan posisikan stek berdiri
tegak dengan baik
5.Menyiram stek berakar dengan air
secukupnya dan usahakan stek berakar
tetap berdiri tegak
6.Menanam stek berakar cadangan yang

48 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

dapat digunakan untuk penyulaman


7.Penanaman stek berakar dilakukan
pada sore hari
3.Menyulam 1.Menyulam tanaman dilakukan jika
tanaman terdapat tanaman yang mati atau tidak
tumbuh dengan baik.Penyulaman
dilakukan pada saat awal masa tanam
menggunakan bibit yang umurnya
sama, sehingga tetap dapat menjaga
keseragaman bibit yang dihasilkan
2.Mempersiapkan bibit pengganti
3.Memeriksa seluruh tanaman yang telah
ditanam dan memperhatikan ada
tidaknya tanaman yang mati atau tidak
tumbuh dengan baik
4.Jika ada, mencabut tanaman yang
mati/tidak tumbuh dengan baik
5.Mengganti tanaman yang mati/tidak
tumbuh dengan tanaman induk
pengganti
6.Menyiram tanaman pengganti dengan
air secukupnya

Balai Penelitian Tanaman Hias 49


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit Budidaya-04


Judul unit Pemeliharaan Tanaman
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana memelihara tanaman yang
baik. Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait dengan
pengetahuan pemberian cahaya tambahan,
penyiraman, penyiangan hingga
disbudding
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1. Pemberian 1. Mengecek ulang kondisi instalasi listrik
cahaya tambahan yang sudah terpasang diatas bedengan
tanaman induk
2.Mengatur pemberian cahaya sesuai
kebutuhan (4 jam dimalam hari dari jam
22.00-02.00) selama proses produksi
bibit berlangsung menggunakan
pengatur waktu (timer) yang telah
terpasang pada instalasi listrik
3.Mengecek dan memastikan kebenaran
aplikasi pencahayaan pada malam
(secara berulang=2 kali seminggu) hari
untuk menghindarkan pembungaan dini.
2.Menyiram 1. Mempersiapkan dan mengecek instalasi
tanaman induk irigasi air dan selang air alat
penyiraman yang lain
2.Membuka kran air
3.Menyiram tanaman tiap pagi pada saat
tanaman induk berumur 1 minggu. Pada
umur lebih dari 1 minggu penyiraman
dapat dilakukan 2-3 kali seminggu.
4.Mematikan kran air dan membereskan
selang atau alat penyiraman yang
digunakan

50 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

3.Penyiangan 1.Mempersiapkan alat yang diperlukan


tanaman untuk penyiangan (jika ada)
2.Melakukan penyiangan tanaman dengan
cara mencabut gulma yang tumbuh
disekitar tanaman induk secara hati-hati,
terutama gulma yang berukuran besar
dan tumbuh didekat tanaman induk agar
pertumbuhan tanaman induk tidak
terganggu
3.Mengumpulkan gulma hasil siangan
4.Membuang gulma hasil siangan pada
tempat yang aman
4.Pengendalian 1.Mengamati dan mencermati ada
hama penyakit tidaknya serangan hama penyakit pada
tanaman induk
2.Jika ditemukan adanya serangan hama
penyakit, lakukan strategi pengendalian
sesuai dengan sebaran, tingkat dan
dampak serangan hama penyakit
terhadap pertumbuhan tanaman (Lihat
di bagian pengendalian hama penyakit)
3.Lakukan aplikasi pengendalian hama
penyakit dengan bijaksana
5.Pemberian pupuk 1.Menyiapkan peralatan dan bahan yang
susulan diperlukan (pupuk urea, KNO3 dan
SP36
2. Mengaplikasikan pupuk susulan pada
umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam,
urea 1,5 g/m2 dan KNO3 6 g/m2 dengan
cara disiram atau melalui irigasi
3. Pada umur 8 minggu ke 8 pemupukan
menggunakan urea 1,5 g/m2. KNO3 6
g/m2 dan SP36 6 g/m2. Ketiga pupuk
ini ditabur merata dalam larikan dan
ditutup kembali dengan tanah
6.Penaikan posisi 1.Dilakukan mengikuti pertumbuhan dan
jaringan perkembangan tinggi tanaman

Balai Penelitian Tanaman Hias 51


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

2.Dilakukan dengan cara


mengangkat/menaikkan posisi jaring
sesuai dengan pertambahan tinggi
tanaman
3.Menaikkan jaring dilakukan secara
berurutan dari ujung bedengan yang
satu ke ujung bedengan yang lain
4.Menaikkan posisi jarring dilakukan
secara hati-hati untuk menghindarkan
kerusakan tanaman
7.Disbudding 1.Disbudding dilakukan untuk menjaga
pertumbuhan tanaman tetap seragam
2. Pada krisan tipe spray disbudding
dilakukan pada kuncup bunga di pucuk
(terminal), karena bunga pertama akan
cepat mekar dan akhirnya cepat layu
dibandingkan dengan bunga-bunga di
bawahnya.
3. Pada krisan tipe standar disbudding
dilakukan pada kuncup bunga samping
(lateral), supaya bunga terminal menjadi
besar
4. Disbuding dilakukan secara manual
dengan tangan agar tidak menyisakan
tangkai bunga yang akan dibuang.

52 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit Budidaya-05


Judul unit Pemanenan Bunga
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana memanen bunga yang yang
baik. Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait waktu dan
criteria panen, cara panen hingga
penanganan bunga pada tahap awal
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1. Waktu dan 1. Pemanenan bunga yang baik dilakukan
criteria panen pada pagi atau sore hari
2.Pemanenan bunga dilakukan pada saat
tanaman berumur 90 hingga 120 hari
setelah tanam (tergantung jenis tanaman
dan lokasi penanaman)
3. Krisan yang ditanaman di daerah yang
lebih tinggi (di atas 1000 m dpl.) panen
akan lebih lama karena pengaruh suhu
yang lebih rendah dan intensitas cahaya
matahari
4.Saat panen yang tepat untuk krisan
standar adalah bila bunga belum mekar
penuh. Sekitar 2-3 hari sebelum bunga
mekar penuh.
5. Krisan spray saat panen yang tepat
adalah bila terdapat 60% - 75% dari
seluruh kuntum bunga dalam satu
tangkai telah mekar penuh dan untuk
jenis bunga yang berpolen jangan
sampai polennya pecah.
2.Cara memanen 1. Mempersiapkan bahan dan peralatan
bunga yang diperlukan (Gunting dan wadah)
2.Memotong batang sekitar 5-10 cm dari
permukaan tanah menggunakan gunting
yang tajam dan bersih

Balai Penelitian Tanaman Hias 53


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

3.Mencelupkan batang yang dipanen ke


dalam bak/wadah yang berisi air bersih
4.Menempatkan bunga hasil panen yang
telah direndam pada tempat yang teduh
untuk menghindarkan penguapan yang
berlebihan

54 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Bidang 4: Hama-Penyakit Krisan


Kode unit HPT-01
Judul unit Diagnosis Hama-Penyakit
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait
dengan bagaimana mengenali gejala-
gejala serangan hama-penyakit yang
menyerang tanaman krisan dan
dampaknya. Kompetensi ini
memerlukan wawasan yang luas
terkait kemampuan mengenali gejala
serangan hama-penyakit,
persentase/insidensi serangan hama
penyakit, tingkat serangan dan dampak
yang ditimbulkannya
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mengamati gejala 1.Melakukan pengamatan terhadap
serangan hama- gejala serangan hama-penyakit yang
penyakit sedang menyerang
2.Mencatat ciri-ciri gejala serangan
hama-penyakit
3.Mengamati kondisi lingkungan yang
mungkin menjadi agen munculnya
serangan hama-penyakit, baik
lingkungan di dalam maupun di luar
pertanaman krisan
4.Mencatat beberapa kondisi
lingkungan yang diduga dapat
menyebabkan adanya serangan hama
penyakit
2.Merekam/mencatat 1.Mengamati sebaran gejala serangan
serangan hama- hama penyakit di pertanaman krisan
penyakit 2.Mengamati dan mencatat serangan
hama-penyakit dari gejala serangan
yang tertinggi hingga terendah.
Untuk serangan hama, mencatat

Balai Penelitian Tanaman Hias 55


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

populasi hama dari tingkat tinggi ke


rendah
3.Mengamati dampak serangan hama
penyakit terhadap pertumbuhan dan
kualitas bunga yang dihasilkan
4.Merekam data kejadian serangan
hama penyakit terkait dengan waktu
dan kondisi lingkungan saat kejadian
(Hari-Bulan-Tahun; kondisi
lingkungan terkait dengan suhu,
kelembaban, curah hujan dan lain-
lain)
3.Mengambil gambar 1.Mendatangi lokasi kejadian dan
dan mendokumentasi pertanaman krisan yang terserang
hama-penyakit hama penyakit
2.Mengamati gejala serangan hama-
penyakit dan menentukan gejala
serangan hama penyakit dengan
penampilan terbaik untuk data
dokumentasi
3.Mengambil gambar gejala serangan
hama-penyakit
4.Mendokumentasi gambar-gambar
serangan hama penyakit

56 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit HPT-02


Judul unit Identifikasi Hama-Penyakit
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana mengenali dan
mengidentifikasi penyakit berdasarkan
gejala-gejala serangan hama-penyakit
yang menyerang tanaman krisan.
Kompetensi ini memerlukan wawasan
yang luas terkait kemampuan mengenali
dan mengidentifikasi penyakit
berdasarkan gejala serangan hama-
penyakit dan ciri-ciri khusus yang
ditunjukkannya.
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mengambil dan 1.Melakukan pengamatan terhadap
mengkoleksi contoh gejala serangan hama-penyakit yang
gejala serangan sedang menyerang
hama-penyakit 2.Mengambil contoh atau sampel
tanaman yang terserang hama-
penyakit
3.Memasukkan sampel tanaman ke
dalam plastik
4.Memberi label dengan jelas
5.Menyimpan sampel tanaman dalam
kotak pembawa sampel
2.Membandingkan 1.Mengambil dan mengeluarkan sampel
gejala serangan tanaman dari dalam kotak
hama-penyakit penyimpanan
2.Mengamati gejala serangan hama
penyakit dengan teliti
3.Membandingkan gejala serangan
hama penyakit dengan buku panduan
identifikasi penyakit
4.Melakukan pendugaan sementara
terhadap hama-penyakit yang
menyerang

Balai Penelitian Tanaman Hias 57


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

3.Mengamati ciri 1.Mengambil sampel tanaman yang


mikroskopik gejala terserang hama-penyakit
serangan hama- 2.Mengambil dan meletakkan sampel
penyakit dibawah mikroskop
3.Mengamati gejala serangan hama-
penyakit
4.Mengidentifikasi hama atau penyakit
yang menyerang
5.Mencatat ciri-ciri khusus (bentuk
tubuh, bentuk organ tubuh, bentuk sel,
tipe miselium, tipe spora, susunan
spora dll) hama penyakit yang
menyerang
6.Membandingkan data/ciri-ciri khusus
dengan buku panduan identifikasi
7.Mengambil kesimpulan untuk hama-
penyakit yang diyakini kebenaran
data/ciri-cirinya dengan buku
identifikasi
8.Untuk jenis bakteri atau jamur dapat
dilakukan uji lanjut terkait dengan
data fisiologinya dan ini perlu
pengetahuan khusus.

58 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit HPT-03


Judul unit Strategi Pengendalian Hama-Penyakit
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana menentukan strategi
pengendalian hama penyakit yang baik,
efektif dan efisien dengan input yang
serendah mungkin. Kompetensi ini
memerlukan wawasan yang luas terkait
kemampuan mengenali dan
mengidentifikasi gejala serangan,
frekuensi/insidensi serangan, dan dampak
yang ditimbulkan oleh serangan hama-
penyakit
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1. Membaca data 1.Mengambil data serangan hama
serangan hama penyakit yang sudah terdokumentasi
penyakit dengan baik
2.Membaca data serangan hama penyakit
dengan baik
3.Memperhatikan data sebaran, tingkat
dan dampak serangan hama penyakit
4.Mengelompokkan hama-penyakit
berdasarkan data sebaran, tingkat dan
dampaknya (jika terdapat lebih dari 1
hama-penyakit yang menyerang
tanaman)
2.Memutuskan 1.Membaca data pengelompokan
strategi serangan hama penyakit
pengendalian 2.Mengambil keputusan cara
hama-penyakit pengendalian hama penyakit. Untuk
hama penyakit dengan sebaran, tingkat
dan dampak serangan yang rendah
digunakan pengendalian biologi;
sedang dengan kombinasi biologi dan
aplikasi pestisida; tinggi dengan

Balai Penelitian Tanaman Hias 59


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

aplikasi pestisida dan kultur teknis


3.Merencanakan aplikasi pengendalian
hama penyakit sesuai keputusan
3.Pengendalian 1.Mendatangi lokasi pertanaman krisan
hama-penyakit yang terserang hama penyakit
cara biologi 2.Melakukan pengendalian biologi
dengan cara perompesan untuk bagian
tanaman yang terserang penyakit
3.Mengambil hama yang menyerang dan
membunuhnya secara langsung
4.Mengumpulkan rompesan daun atau
bagian tanaman yang terserang
penyakit dan memendam didalam tanah
atau membakarnya
4.Pengendalian 1.Mendatangi lokasi pertanaman krisan
hama penyakit yang terserang hama penyakit
kombinasi cara 2.Melakukan pengendalian biologi
biologi dan dengan cara perompesan untuk bagian
aplikasi pestisida tanaman yang terserang penyakit
3.Mengambil hama yang menyerang dan
membunuhnya secara langsung
4.Mengumpulkan rompesan daun atau
bagian tanaman yang terserang
penyakit dan memendam didalam tanah
atau membakarnya
5.Mempersiapkan pestisida yang
terseleksi sesuai target hama penyakit
yang dituju, sesuai konsentrasi anjuran
6.Mengambil pestisida sesuai takaran dan
menambahkan air sesuai konsentrasi
yang dikehendaki pada wadah yang
telah disiapkan
7.Mengaduk campuran pestisida dan air
hingga tercampur dengan baik
8.Memasukkan campuran pestisida yang
telah tercampur ke dalam alat semprot

60 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

9.Menyemprotkan larutan pestisida ke


tanaman yang sehat lebih dahulu dan
dilanjutkan ke tanaman yang terserang
penyakit
10.Mencuci alat semprot yang telah
dipakai dengan air hingga bersih
11.Menyimpan alat semprot pada
tempatnya
5.Pengendalian 1.Mendatangi lokasi pertanaman krisan
hama penyakit yang terserang hama penyakit
kombinasi cara 2.Melakukan pengendalian biologi
kultur teknis dan dengan cara perompesan untuk bagian
aplikasi pestisida tanaman yang terserang penyakit
3.Mengambil hama yang menyerang dan
membunuhnya secara langsung
4.Mengumpulkan rompesan daun atau
bagian tanaman yang terserang
penyakit dan memendam didalam tanah
atau membakarnya
5.Melakukan perompesan secara merata,
terutama pada daun-daun yang terletak
didekat permukaan tanah
6.Mempersiapkan pestisida yang
terseleksi sesuai target hama penyakit
yang dituju, sesuai konsentrasi anjuran
7.Mengambil pestisida sesuai takaran dan
menambahkan air sesuai konsentrasi
yang dikehendaki pada wadah yang
telah disiapkan
8.Mengaduk campuran pestisida dan air
hingga tercampur dengan baik
9.Memasukkan campuran pestisida yang
telah tercampur ke dalam alat semprot
10.Menyemprotkan larutan pestisida ke
tanaman yang sehat lebih dahulu dan
dilanjutkan ke tanaman yang terserang
penyakit

Balai Penelitian Tanaman Hias 61


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

11.Mencuci alat semprot yang telah


dipakai dengan air hingga bersih
12.Menyimpan alat semprot pada
tempatnya

62 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Bidang 5: Pasca Panen Bunga Potong Krisan


Kode unit Pasca-01
Judul unit Sortasi Bunga
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana melakukan sortasi bunga yang
baik. Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait kemampuan
memperlakukan dan menyeleksi bunga
potong krisan yang baik dan sehat dengan
tujuan mendapatkan bunga potong
berkualitas untuk kepuasan konsumen
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1.Memotong akar 1.Membawa bunga potong yang sudah
bersama pangkal dipanen ke tempat bangsal pengemasan
batang 2.Memegang tangkai bunga dan
memotong akar bersama bangkal batang
dengan menggunakan pisau atau
gunting yang tajam
3.Membuang bekas potongan ke wadah
sampah yang telah disediakan
2.Membuang daun- 1.Memeriksa daun-daun yang kotor/kena
daun yang kotor / hama dan penyakit
kena hama dan 2.Menyiapkan wadah sampah
penyakit 3.Memegang tangkai bunga sambil
membuang daun..
4.Membuang daun-daun tadi ke wadah
sampah yang telah disediakan

Balai Penelitian Tanaman Hias 63


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit Pasca-02


Judul unit Grading (Pengelompokan) Bunga
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana melakukan pengelompokan
bunga yang baik. Kompetensi ini
memerlukan wawasan yang luas terkait
kemampuan cara memilah-milah dan
mengelompokan bunga potong krisan
sesuai dengan kelas dan kualitasnya
dengan tujuan mendapatkan bunga
potong seragam varietas, kelas dan
kualitas untuk sesuai permintaan
konsumen.
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mengelompokan 1.Menyiapkan meja yang sudah diberi
bunga potong ukuran berdasarkan grade bunga
berdasarkan potong
panjang tangkai 2.Mengelompokan bunga potong
berdasarkan grade yaitu :
- Grade AA, panjang tangkai min. 76 cm
- Grade A, panjang tangkai 70-75 cm
- Grade B, panjang tangkai 61-69 cm
- Grade C, panjang tangkai asalan
3.Memisahkan bunga berdasarkan
kelompoknya pada wadah yang
berbeda
2. Mengelompokan 1.Mengelompokan bunga potong
bunga potong berdasarkan keseragaman varietas
berdasarkan 2.Mengelompokan bunga potong
kualitas bunga berdasarkan kesegaran bunga
3.Mengelompokan bunga potong
berdasarkan kerusakan bunga
4.Menempatkan bunga pada wadah yang
berbeda sesuai dengan
pengelompokannya

64 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit Pasca-03


Judul unit Pengikatan Tangkai Bunga
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana melakukan pengikatan bunga
yang baik. Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait kemampuan
cara mengikat tangkai bunga sesuai
dengan keseragaman varietas,
keseragaman grade dan jumlah tangkai
dalam satu ikat kemudian mengikat
bunga dengan menggunakan bahan karet
gelang dengan tujuan mempermudah
pengemasan untuk pemasaran
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1. Mengelompokan 1.Mengelompokan varietas yang sama
bunga potong dalam satu tempat
berdasarkan 2.Mengelompokan bunga dalam grade
kesamaan varietas yang sama
3.Menyimpan bunga sesuai gradenya
pada tempat yang telah disiapkan
2. Mengikat sesuai 1.Menghitung bunga 10 tangkai pada
dengan grade dan setiap grade yang sama
jumlah tangkai 2.Menyatukan setiap 10 tangkai bunga
dalam grade yang sama
3. Menyimpan bunga sesuai gradenya
pada tempat yang telah disiapkan
3. Mengikat dengan 1.Mengikat bunga setiap 10 tangkai yang
menggunakan telah disatukan dengan menggunakan
karet gelang karet gelang pada posisi 10 cm dari
pangkal batang
2. Menyimpan bunga sesuai gradenya
pada tempat yang telah disiapkan

Balai Penelitian Tanaman Hias 65


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit Pasca-04


Judul unit Perendaman Tangkai Bunga
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana perendaman bunga yang baik.
Kompetensi ini memerlukan wawasan
yang luas terkait kemampuan cara
merendam tangkai bunga dalam air bersih
dengan tujuan mempertahankan kesegaran
bunga potong untuk mendapatkan bunga
potong berkualitas untuk kepuasan
konsumen.
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1.Merendam 1. Menyiapkan ember yang bersih bebas
tangkai bunga kontaminan
dengan air bersih 2. Menyiapkan air bersih untuk
perendaman tangkai bunga,
3.Ketinggian air pada kisaran 15 cm
setelah bunga direndam
4. Merendam tangkai bunga yang telah
diikat dalam ember berisi air bersih

66 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit Pasca-05


Judul unit Pra-perlakuan Bunga
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana memberikan pra-perlakuan
bunga yang baik. Kompetensi ini
memerlukan wawasan yang luas terkait
kemampuan cara memperlakukan bunga
potong krisan setelah panen untuk
menghambat perkembangan bakteri
penyebab kebusukan, mempertahankan
kesegaran dan memperpanjang umur
simpan dengan tujuan mendapatkan bunga
potong berkualitas untuk kepuasan
konsumen.
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1. Pre cooling/ 1.Meletakan bunga yang sudah dalam
pendinginan ember berisi air bersih ditempat ruang
untuk berpendingin AC atau
menurunkan 2.Meletakan bunga yang sudah dalam
panas lapang ember berisi air bersih ditempat teduh
tidak terkena cahaya matahari atau
3.Meletakan bunga yang sudah dalam
ember berisi air bersih diluar rumah
semalam
2.Merendam 1.Menyiapkan ember berisi air bersih yang
dalam larutan ditambahkan bayclin 1 sendok teh per
pulsing liter air
2.Merendam tangkai bunga dalam larutan
yang sudah ditambahkan bayclin
semalam
3.Merendam 1.Menyiapkan bahan preservative bunga
dalam larutan 2.Melarutkan bahan preservative bunga
holding dalam air bersih dalam ember sesuai
takaran

Balai Penelitian Tanaman Hias 67


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

3.Merendam tangkai bunga dalam larutan


yang sudah ditambahkan bahan
pengawet

68 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit Pasca-06


Judul unit Pengemasan Bunga
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan
dan mengajarkan ketrampilan terkait
dengan bagaimana melakukan
pengemasan bunga yang baik.
Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait
kemampuan cara mengemas bunga
potong dengan tujuan menghindari
kerusakan akibat gesekan apabila
bunga potong akan dikirim atau
ditransportasi ketempat lain berjarak
dekat atau jauh agar bunga tetap
segar sampai ke tangan konsumen
akhir.
Elemen kompetensi Prosedur kerja
1.Pembungkusan 1.Menyiapan kertas pembungkus berupa
dengan kertas koran atau kertas putih atau
menggunakan kertas berlabel perusahaan (ukuran
kertas koran atau 60x120 cm).
kertas putih 2.Membungkus bunga yang sudah diikat
dengan kertas yang sudah disiapkan
3.Meletakkan kemasan bunga pada
posisi tegak dalam wadah
4.Meletakan wadah dalam ruang
berpendingin AC atau ruang khusus
atau ruangan yang tidak terkena
cahaya matahari
2.Pengemasan dalam 1.Menyiapkan box berukuran 80x40x40
box cm, pada bagian bawah dilapisi kertas
bersih
2.Meletakan bunga yang telah
dibungkus dalam box dengan teratur
3.Menutup box dengan menggunakan
selotip
3.Pengemasan 1.Menyiapkan keranjang bamboo

Balai Penelitian Tanaman Hias 69


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

menggunakan berukuran 60x100cm, bagian bawah


keranjang bambu dilapisi daun pisang
2.Meletakan bunga yang telah
dibungkus dalam keranjang dengan
teratur
3.Menutup keranjang dengan baik
4.Pemberian label 1.Menyiapkan label sesuai yang
pada kemasan diperlukan
2.Menuliskan nama perusahaan/
eksportir, nama varietas, kelas mutu,
kelas ukuran, jumlah bunga dalam
kemasan, berat kotor, berat bersih,
identitas pembeli, tempat tujuan,
tanggal panen dan perkiraan ketahanan
simpan, petunjuk penanganan
3.Menempelkan label pada kemasan

70 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit Pasca-07


Judul unit Transportasi/Pengiriman Bunga
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana dapat melakukan pengiriman
bunga yang baik. Kompetensi ini
memerlukan wawasan yang luas terkait
kemampuan cara mengirim bunga potong
ketempat lain berjarak dekat atau jauh
dengan menggunakan kendaraan
berpendingin atau tidak agar bunga tetap
segar sampai ke tangan konsumen akhir
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1.Pengiriman 1.Menyiapkan mobil dan pendukungnya
dengan dalam kondisi baik
menggunakan 2.Memasukkan kemasan bunga dalam
mobil mobill
berpendingin 3.Mengatur kemasan dalam mobil dengan
baik
4.Memberangkatkan mobil ke tempat
tujuan
2.Pengiriman 1.Menyiapkan alat transportasi lain (mobil
dengan tanpa pendingin tertutup atau terbuka
menggunakan atau motor) dengan pendukungnya
alat transportasi 2.Menyiapkan bahan untuk meredam panas
lain pada mobil tertutup
3.Mengatur kemasan bunga dalam
kendaraan
4.Memberangkatkan kendaraan ke tempat
tujuan

Balai Penelitian Tanaman Hias 71


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Bidang 6: Analisis Usaha Tani Krisan


Kode unit Analisis-01
Judul unit Merencanakan Usaha Tani Krisan
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait dengan
bagaimana merancang usaha tani krisan
yang baik. Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait kemampuan
membuat perencanaan usahatani yang
baik dengan tujuan usahatani yang akan
dilaksanakan berjalan sesuai perencanaan
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1.Melihat potensi 1. Melakukan survey pasar mengenai
usaha peluang pasar bunga potong
2.Mencatat beberapa data pendukung
terkait dengan nilai dan kuantitas
penjualan bunga potong krisan
3.Melakukan pengelompokan bunga
krisan berdasarkan nilai dan kuantitas
penjualannya
4.Melakukan survey ke sentra produksi
bunga untuk mengetahui seberapa
banyak pelaku usaha dan tingkat
keberhasilannya
5.Membuat skala prioritas berdasarkan
data dan ralitas dilapangan
6.Mengambil keputusan terkait dengan
jenis krisan yang akan diusahakan
2. Menghitung 1. Menghitung biaya survey pasar
biaya produksi 2. Menghitung biaya promosi
3. Menghitung biaya lahan yang akan
digunakan disesuaikan dengan
perencanaan distribusi bunga
4. Menghitung biaya tetap, biaya variable
dan biaya penyusutan

72 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

3.Menghitung 1.Menghitung luas lahan yang akan


kebutuhan lahan digunakan disesuaikan dengan kapasitas
produksi yang ingin dicapai
2. Menghitung biaya sewa lahan bila
lahan bukan milik sendiri
3. Menghitung pajak tanah dan hal lain
terkait dengan lahan produksi
4.Menentukan 1.Menentukan konstruksi rumah lindung
konstruksi rumah yang akan dibuat
lindung 2.Menghitung biaya pembuatan rumah
lindung
3.Membandingkan daya dukung modal
yang dimiliki
5.Instalasi listrik 1. Menentukan instalatir
2. Menentukan bahan instalasi
3. Mengukur keperluan kabel
4. Menghitung keperluan lampu
5. Menghitung intensitas cahaya
6.Menghitung biaya instalasi listrik secara
keseluruhan
6.Irigasi 1. Menentukan instalatir
2. Menentukan teknik irigasi yang akan
dibuat
3.Menentukan bahan sistem irigasi yang
akan dibuat
4. Memeriksa ketersediaan dan kondisi
sumber air
5. Memeriksa kualitas air yang tersedia
7.Sarana budidaya 1. Menentukan sarana yang diperlukan
2. Memilih alat sesuai dengan kebutuhan
8.Varietas yang 1.Menentukan varietas yang akan
akan ditanam dibudidayakan berdasarkan survey
pasar dan lapang
2. Memilih varietasberkualitas, tahan
hama dan penyakit
3. Menentukan pemasok benih

Balai Penelitian Tanaman Hias 73


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

4. Menghitung keperluan jumlah benih


yang diperlukan
9.Teknologi 1. Menentukan teknologi budidaya yang
budidaya akan digunakan
2.Membuat jadwal penanaman
4. Menentukan tenaga yang diperlukan
untuk budidaya
5. Memilih benih yang berkualitas
6.Membuat jadwal pemupukan dan
pengendalian hama dan penyakit
7.Menentukan bahan pemupukan dan
bahan pengendalian hama dan penyakit
9. Melaksanakan penanaman
10. Melaksanakan pemupukan sesuai
jadwal yang sudah ditentukan
11.Melakukan pengendalian hama dan
penyakit sesuai dengan hama dan
penyakit yang ada
12. Melakukan pemeliharaan
13. Melakukan pemanenan bunga sesuai
dengan fase yang tepat
10.Teknologi 1. Menentukan teknologi pascapanen
pascapanen yang akan digunakan
2. Menyediakan sarana pascapanen
3. Melaksanakan kegiatan pascapanen

74 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Kode unit Analisis-02


Judul unit Evaluasi Usaha Tani Krisan
Deskribsi unit Unit kompetensi ini menjelaskan dan
mengajarkan ketrampilan terkait
dengan bagaimana melakukan
evaluasi usaha tani krisan yang baik.
Kompetensi ini memerlukan
wawasan yang luas terkait
kemampuan cara menetapkan,
memperhitungkan dan melakukan
evaluasi biaya yang diperlukan dalam
melakukan usaha tani dengan tujuan
agar usahatani yang diusahakan
menghasilkan sesuai dengan
perencanakan
Elemen Prosedur kerja
kompetensi
1.Evaluasi biaya 1. Mengevaluasi biaya dikeluarkan untuk
tetap sewa lahan, bayar pajak tanah
2.Mengevaluasi biaya yang dikeluarkan
untuk biaya konstruksi termasuk
strimin, plastic uv, instalasi
listrik,pompa air, selang
3.Mengevaluasi biaya yang dikeluarkan
untuk membeli sarana produksi
termasuk kored, handsprayer,
ember,gunting stek
2.Mengevaluasi 1. Biaya benih
biaya variabel 2. Biaya pupuk kandang, pupuk
anorganik
3.Biaya pestisida
4. Biaya tenaga kerja
5. Biaya listrik,
6. Biaya pembelian lampu, dll
3.Analisa biaya 1.Membuat perhitungan besarnya biaya
untuk investasi awal pada rumah plastic

Balai Penelitian Tanaman Hias 75


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

2. Menghitung biaya usahatani


keseluruhan
3. Melakukan analisa biaya usahatani
yang sudah dilakukan
4.Penerimaan 1.Menghitung hasil usaha dari
usahatani penerimaan bunga potong yang terjual
2.Melakukan evaluasi biaya usahatani
dan hasil penerimaan
3.Memperhitungkan analisa B/C ratio
atau R/C ratio
4. Memperhitungkan keuntungan

76 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Sumber Bacaan

1. Ahmed, M. J., Naeem, M. M., Yaqoob, A., Jilani, M. S.


& Saeed, M. 2010, ‘Explants Modulates Growth
Characteristics of In Vivo Propagated Chrysanthemum
Cultivars’, Sarhad Journal of Agriculture, vol. 26, no. 4,
pp. 527-532. (Harvard Citation Style)
2. Ammirato, P.V., Evans, D.A., Sharp, W.R., and Bajaj,
Y.P.S. 1990. Handbook of Plant Cell Culture. V.5.
Ornamental species. New York: McGraw-Hill Publishing
Company. 833p
3. Debergh, P.C. and R.H. Zimmerman. 1991.
Micropropagation: Technology and Application. Kluwer
Academic Publishers. London. 484 pages.
4. Dharma, S. dkk. 2002. Paradigma Baru: Manajeman
Sumber Daya Manusia. Amara Books, Yogyakarta
5. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. 2001.
Laporan Tahunan Impor Benih Hortikultura Tahun 2001.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Jakarta
2001.
6. George, E.F. and Sherrington, P.D. 1984. Plant
Propagation by Tissue Culture. Exegetics Limited,
England. 709p.
7. George, E.F. 1993. Plant Propagation by Tissue Culture.
Part 1. The Technology. 2nd Edition. Energetic Limited.
London. 573 pages.
8. Hodson de Jaramillo, E., A. Forero., G. Cancino., A. M .
Moreno., L. E. Monsalve, dan W. Acero. 2008. In Vitro
Regeneration of Three Chrysanthemum (Dendrathema
grandiflora) Varieties Via” Organogenesis and Somatic
Embryogenesis. Universitas Scientiarum. 13(2):118-127.
9. Jevremovic, S., M. Trifunovic., M. Nikolic., A. Subotic,
dan L. Radojevic. 2006. Clonal Fidelity of
Chrysanthemum Regenerated from Long Term Cultures.
Genetika. 38 (3):243-249.

Balai Penelitian Tanaman Hias 77


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

10. Shintiavira H, Suryawati, M. Soedarjo dan B. Winarto.


2012. Studi Pengaruh Subtitusi Hara Makro dan Mikro
Media MS dengan Pupuk Majemuk dalam Kultur
Jaringan Krisan. Laporan Hasil Penelitian. Balai
Penelitian Tanaman Hias. 15 Halaman.
11. Sumarno. 2003. Pengetatan izin impor benih demi masa
depan agroindustri. Kompas. 14 April 2003:15
12. Syafaruddin, A. 2001. Manajemen Sumber Daya
Manusia: Strategi Keunggulan Kompetitif. BPFE,
Yogyakarta
13. Yusnita. 2004. Kultur Jaringan: Cara Memperbanyak
Tanaman secara Efisien. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
105 halaman.

78 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Lampiran.

A. Komposisi medium Murashige dan Skoog dan stoknya

Bahan kimia Berat Bahan yang Catatan


bahan per ditimbang
liter untuk
(mg/l) larutan stok
(5 liter) (g/l)
NH4NO3 1650 165 Makro element
KNO3 1900 190 disimpan pada
CaCl2 x 2H2O 440 44 suhu 4C; 50 ml
MgSO4 x 370 37 larutan stock
7H2O 170 17 diambil untuk
KH2 PO4 membuat 1 liter
medium
H3BO3 6.2 1.24 Mikro element
MnSO4 x H2O 16.9 3.38 disimpan pada
ZnSO4 x 7H2O 10.6 1.72 suhu 4C; 5 ml
KJ 0.83 0.166 larutan stock
Na2MoO4 x 0.25 0.05 diambil untuk 1
2H2O 0.025 0.005 liter medium
CuSO4 x 5H2O 0.025 0.005
CoCl2 x 6H2O
Na2EDTA x 37.3 7.46 Fe kelat dibuat
2H2O 27.5 5.57 dengan cara
FeSO4 x 7H2O pemanasan,
disimpan dalam
botol gelap pada
suhu 4C; 5 ml
diambil
untuk membuat 1
liter medium
Nicotinic acid 0.5 0.1 Vitamin
Pyridoxine 0.5 0.1 disimpan pada
HCl 0.1 0.02 suhu 4C; 5 ml
Thiamine HCl 2.0 0.4 larutan stock

Balai Penelitian Tanaman Hias 79


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Glycine 100 20 diambil untuk


Myo-inositol membuat 1 liter
medium

B. Hormon dan larutan stoknya

Hormon Stok (10 ml) Pelarut Cara


BA/BAP 1 mg = 1 ml 1 N NaOH 10 mg dilarutkan
dengan 1 N NaOH
dengan cara
meneteskan larutan
tersebut secara
bertahap hingga
seluruh butiran
hormon terlarut
dengan baik.
Kemudian
tambahkan air
steril hingga
volume 10 ml.
10 mg = 1 ml
100 mg dilarutkan
dengan 1 N NaOH
dengan cara
meneteskan larutan
tersebut secara
bertahap hingga
seluruh butiran
hormon terlarut
dengan baik.
Kemudian
tambahkan air
steril hingga
volume 10 ml.
NAA 1 mg = 1 ml 1 N NaOH 10 mg dilarutkan
dengan 1 N NaOH
dengan cara

80 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

meneteskan larutan
tersebut secara
bertahap hingga
seluruh butiran
hormon terlarut
dengan baik.
Kemudian
tambahkan air
steril hingga
volume 10 ml.

10 mg = 1 ml 100 mg dilarutkan
dengan 1 N NaOH
dengan cara
meneteskan larutan
tersebut secara
bertahap hingga
seluruh butiran
hormon terlarut
dengan baik.
Kemudian
tambahkan air
steril hingga
volume 10 ml.
IAA 1 mg = 1 ml 1 N NaOH 10 mg dilarutkan
dengan 1 N NaOH
dengan cara
meneteskan larutan
tersebut secara
bertahap hingga
seluruh butiran
hormon terlarut
dengan baik.
Kemudian
tambahkan air
steril hingga
volume 10 ml.

Balai Penelitian Tanaman Hias 81


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

10 mg = 1 ml 100 mg dilarutkan
dengan 1 N NaOH
dengan cara
meneteskan larutan
tersebut secara
bertahap hingga
seluruh butiran
hormon terlarut
dengan baik.
Kemudian
tambahkan air
steril hingga
volume 10 ml.

C. Jenis Hama dan Penyakit Tanaman Krisan


a. Hama
1. Kutu Daun (Aphid): Macrosiphoniella sanborni Gill,
Ropalosiphum sp., dan Aphis gossypii
Glov.
Karakteristik biologi :
a. Bentuk lonjong,
b. Bagian badan dan perut lebih lebar dari pada
c. bagian kepala,
d. Ukuran panjang rataan 2 mm,
M. Sanbornii berwarna cokelat tua
mengkilat, sedangkan kutu yang lain
berwarna hijau,
e. Di daerah tropis, kutu daun berkembang biak
dengan cara melahirkan serangga muda
(nimfa) tanpa perkawinan,
f. Nimfa dan kutu dewasa makan dengan cara
menusukkan alat mulut ke dalam jaringan
tanaman dan mengisap cairannya (Gambar
1).
g. Kutu daun menyebar dari tanaman satu ke
tanaman lainnya dengan berjalan, bantuan
angin atau aktivitas manusia.
h. Kutu daun dapat berfungsi sebagai vektor
virus Chrysanthemum Virus B (CVB) dan
Chrysanthemum Vein Mottle (CVM).
Gambar 1. Kutu daun (Djatnika et
al. 1994)
Gejala serangan : Tanaman kerdil dan daun mengeriting

82 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

2. Pengorok Daun (Leafminer) : Lyriomyza sp. (Phytomyza sp.)

Karakteristik biologi :

a. Serangga dewasa sejenis lalat kacang,


b. kecil dan ramping (Gambar 2a),
Sayap transparan mengkilat dengan
c. rentang 2,25 mm dan terlipat di atas
d. tubuhnya,
Ukuran panjang badan rataan 1,52-2 mm,
e. Serangga dewasa berwarna cokelat tua
kehitaman, sedangkan telurnya berwarna
f. putih agak transparan berukuran 0,2 – 0,3
mm,
Serangga dewasa meletakan telur di
dalam jaringan daun, setelah telur
menetas larvanya berwarna agak orange
dan makan jaringan daun,
Pada saat akan berubah menjadi
kempompong, larva membuat lubang
untuk keluar.
Gambar 2a. Serangga dewasa
Lyriomyza sp.
(Karyatiningsih et al.
2008)
Gejala serangan :

a. Di bawah lapisan epidermis


meninggalkan bekas korokan berdiameter
1,5 – 2 mm,
b.
Pada permukaan daun tampak saluran-
saluran berwarna keperak-perak dengan
bentuk tidak beraturan, (Gambar 2b).

Gambar 2b. Gejala serangan


Lyriomyza sp.
(Djatnika et al.
1994)

Balai Penelitian Tanaman Hias 83


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

3. Trips : Trips parvispinus Karny., T. palmi Karny dan T.


tabaci Lindeman

Karakteristik biologi :
a. Imago berukuran sangat kecil (panjang
b. tubuh 1 – 1,8 mm),
Serangga dewasa berwarna kuning pucat
c. sampai cokelat kehitaman terdapat bercak-
d. bercak merah atau bergaris-garis. Trips
muda berwarna putih atau kekuning-
kuningan,
Serangga dewasa bersayap 2 pasang yang
halus dan berumbai

Gambar 3.Trip tabaci L (Djatnika et


al. 1994)

Gejala serangan : Pada permukaan daun bagian bawah


terlihat bercak putih keperakan. Serangan
berat menyebabkan daun, pucuk serta
tunas mengeriting, melengkung ke atas dan
timbul benjolan seperti tumor (Gambar 3).

84 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

4. Tungau Merah (Mite) : Tetranychus sp.

Karakteristik biologi :

a. Tungau dewasa berwarna merah


kecokelatan, semua stadia tungau dari
telur hingga dewasa hidup di bawah
b. permukaan bawah daun, karena tungau
menghindari sinar mata hari.
c. Tungau berukuran sangat kecil (+ 0,1
mm), berwarna hijau bening dengan
d. bercak berwarna gelap pada kedua sisi
tubuhnya.
e. Betina dewasa mempunyai 4 pasang kaki
(Gambar 4), sedangkan nimfa (tungau
baru menetas) mempunyai 3 pasang kaki.
Telur berbentuk bundar berwarna bening
mengkilat diletakan satu persatu pada
daun bagian bawah.
Gambar 4. Tungau dewasa Tungau makan dengan cara menusukkan
Tetranychus sp. alat mulutnya ke dalam jaringan tanaman
(Djatnika et al. 1994) dan mengisap cairannya.

Gejala serangan Tungau :

Pada permukaan daun bagian bawah


terlihat bercak putih keperakan, yang
kemudian berkembang menjadi bercak
tidak beraturan. Serangan berat
menyebabkan daun, pucuk serta tunas
mengeriting, melengkung ke bawah
(Gambar 5).

Gambar 5. Gejala serangan dan


tungau Tetranychus sp.
(Karyatiningsih et al.
2008)

Balai Penelitian Tanaman Hias 85


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

5. Ulat Grayak : Spodoptera litura F.

Karakteristik biologi :

a. Sayap ngengat bagian depan berwarna abu-abu


hingga cokelat kemerahan dengan pola variasi warna
yang kontras dengan garis warna,
b.
Telur berbentuk bulat, berwarna cokelat kekuningan
dengan bagian datar melekat pada daun,
c.
Warna larva bervariasi, mempunyai tanda kalung dan
bulan sabit berwarna hitam pada segmen abdomen
yang ke-empat dan ke-sepuluh (Gambar 6).

Gambar 6. Spodoptera Gejala serangan :


litura F
(Djatnika Bagian tanaman yang diserang tampak robek bekas
et al. gigitan (Gambar 6).
1994)

6. Ulat Tanah : Agrotis ipsilon Hufn.

Karakteristik biologi :

a. Ngengat menghindari cahaya matahari,


bersembunyi di bawah permukaan daun
(Gambar 7),
b.
Larva berukuran panjang 4-5 cm
berwarna cokelat kehitam-hitaman, juga
menghindari sinar matahari dan
bersembunyi di bawah permukaan tanah
kira-kira sedalam 5-10 cm (Gambar 8).

Gambar 7. Serangga dewasa Agrotis


ipsilon Hufn.
(Djatnika et al. 1994)

86 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Gejala serangan :

Bagian tanaman yang diserang (Biasanya


batang tanaman muda) tampak patah
bekas gigitan.

Gambar 8. Serangga dewasa Agrotis


ipsilon Hufn.
(Djatnika et al. 1994)

b. Penyakit
1. Penyakit karat putih (Puccinia horiana P. Henn.)

Karakteristik biologi :

a. Cendawan ini bersifat parasit obligat, artinya hanya


hidup sebagai parasit pada tanaman hidup, atau
dengan kata lain P. horiana tidak dapat tumbuh pada
b. media mati.
Menurut Suhardi (2009b) patogen penyakit karat
putih menghasilkan dua jenis spora, yaitu teliospora
c. yang merupakan spora rehat serta basidiospora yang
dihasilkan oleh teliospora yang telah berkecambah.
Teliospora berukuran 14,5 x 41,5 µm, hialin kuning
terang, dan terdiri atas dua sel ramping pada sekatnya
(Gambar 9).

Gambar 9 Hyaline
teliospora dari P.
Horiana (Szakuta
& Butrymowicz
2004).

Balai Penelitian Tanaman Hias 87


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Gejala serangan :

Pada permukaan bawah daun terbentuk pustul yang


pada awalnya berwarna merah muda, selanjutnya
pustul membesar, berwarna putih, dan akhirnya
tanaman mati (Gambar 10).

Pustul karat sebenarnya merupakan kumpulan


teliospora yang akan berkecambah membentuk
basidiospora yang kemudian menginfeksi tanaman
(Suhardi 2009a).

Gambar 10. Gejala


serangan P. horiana
(Hanudin et al.
2010)

2. Penyakit Hawar Daun Bakteri (Bakteri Pseudomonas


cichorii.)
Karakteristik biologi :

a. Bakteri Gram negatif, sel berbentuk


batang ukuran 0,5-0,7 x 1,5 – 2,5 µm.

b. Pada media King’B koloni berwarna


hijau berpendar (Fluorescens), dengan
ukuran 1 – 3 mm.
c.
Berdasarkan uji LOPAT bereaksi - + - - +
(Leilliot & Stead 1987).

Gambar 11. Gejala serangan P. Gejala serangan :


Cichorii pada krisan varietas Besar
kuning (Hanudin & Nuryani, P. cichorii menginfeksi batang, daun, dan
2011) bunga krisan, jaringan yang terinfeksi
menunjukkan gejala bercak hitam
berbentuk bulat atau lonjong, kemudian
bercak membesar berwarna cokelat tua
sampai dengan hitam yang membusuk
(Gambar 11).

88 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

3. Penyakit Layu Fusarium (Cendawan Fusarium


oxysporum f.sp. tracheiphilum)

Karakteristik biologi :

a. Bertahan hidup di dalam tanah dan jaringan


tanaman (akar dan batang) sakit.

b. Penularan melaui benih, media tumbuh,


alat-alat pertanian dan pekerja.
c.
Faktor yang mempengaruhi penyakit : suhu
udara dan tanah yang tinggi.

Gambar 12. Gejala serangan F. Gejala serangan :


Oxysporum f.sp. tracheiphilum
pada krisan (Djatnika et al. Gejala serangan patogen ini umumnya layu
1994) (Gambar 12).

4. Penyakit Bercak daun Septoria (Cendawan Septoria


chrysanthemi Allesch; S. Obesa Syd.)

Karakteristik biologi :

a. Bertahan hidup pada sisa tanaman (akar, batang dan


daun) sakit.
b.
Penularan melaui percikan air.
c.
Faktor yang mempengaruhi penyakit : cahaya
matahari kurang, kelembaban yang tinggi, jarak
tanam terlalu rapat, pupuk nitrogen yang berlebihan.

Balai Penelitian Tanaman Hias 89


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Gambar 13. Gejala Gejala serangan :


serangan Septoria a. Pada daun menimbulkan bercak cokelat sampai
chrysanthemi pada dengan hitam, berbentuk bulat berukuran ≥ 2,5 cm
krisan dan mempunyai lingkaran yang jelas,
(Karyatiningsih et al. b. Serangan dimulai pada daun bagian bawah, bercak
2008) . bersatu dan mengakibatkan daun mengering
(Gambar 13).

5. Penyakit Embun Tepung (Cendawan Oidium


chrysanthemi Rab.)

Karakteristik biologi :

a Bertahan hidup pada sisa tanaman (akar, batang dan


. daun) sakit.

b Penularan melaui angin.


.
Faktor yang mempengaruhi penyakit : cuaca kering,
c kelembaban nisbi yang rendah (50-75%), jarak
. tanam terlalu rapat, Suhu optimum 25 oC.

Gambar14. Gejala serangan


Oidium chrysanthemi a Gejala serangan :
pada krisan . Permukaan daun tertutup lapisan putih,
(Karyatiningsih et al.
2008) . Tepung ini merupaka massa dari konodia cendawan,
b pada serangan berat menyebabkan daun pucat dan
. mengering (Gambar 14).

90 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

6. Penyakit Puru Pangkal Batang atau Crown Gall


(Bakteri Agrobacterium tumefacients Conn.)

Karakteristik biologi :

a. Bertahan hidup pada sisa tanaman (akar,


batang dan daun) sakit.
b.
Penularan melaui benih dan air irigasi.
c.
Faktor yang mempengaruhi penyakit :
kelembaban nisbi tinggi

Gambar 15. Gejala serangan


Agrobacterium tumefsciens pada Gejala serangan :
krisan (Djatnika et al. 2011) . a. Pada bagian yang berkayu atau pangkal
batang dapat terjadi puru atau
pembengkakan (Gambar 15),
b.
Pembengkakan berbentuk bulat atau
lonjong, dengan permukaan yang kasar.

Balai Penelitian Tanaman Hias 91


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

7. Penyakit Akar Bengkak Nematoda (Nematoda


Meloidogyne spp.)

Karakteristik biologi :

a. Bertahan hidup pada tanah dan sisa tanaman (akar)


yang sakit.
b.
Penularan melaui media tumbuh, migrasi alamiah,
alat pertanian dan air irigasi.
c.
Faktor yang mempengaruhi penyakit : ketinggian
tempat dan kelembaban tanah.

Gambar 16. Gejala Gejala serangan :


serangan Meloidogyne
spp. Pada akar krisan Akar tanaman tampak berbintil, dan pertumbuhan
(Karyatiningsih et al. tanaman terhambat
2008) . (Gambar 16).

92 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

8. Virus Kerdil Krisan (Chrysantheum Stunt Viroid = CSVd.)

Karakteristik biologi :

a. Bertahan hidup pada tanaman inang,,


b. Penularan secara mekanis melalui alat pertanian dan
c. manusia,
CSVd tidak ditularkan oleh serangga atau benih.

Faktor yang mempengaruhi :

Ketahanan virus, strain virus, dan suhu


(Karyatiningsih et al. 2008)

Gambar 17a. Gejala


serangan CSVd pada
bunga krisan.
(Compendium, 1997)
Gejala serangan :

a. Warna bunga pucat kadang-kadang bergaris-garis


(Gambar 17a),

b.
Tanaman kerdil, tidak membentuk tunas samping,
daun belang hijau kuning (Gambar 17b).

Gambar 17b. Gejala


serangan CSVd pada
daun krisan.
(Compendium, 1997)

Balai Penelitian Tanaman Hias 93


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

9. Penyakit Chrysanthemum Chlorotic Motle

Karakteristik biologi :

a. Bertahan hidup pada sisa tanaman sakit.

b. Penularan melaui mekanis : benih, penyambungan


dan penempelan
c.
Faktor yang mempengaruhi penyakit : mata tempel
atau penyambungan dari tanaman sakit

Gambar 18. Gejala


serangan Gejala serangan :
Chrysanthemum a. Daun tanaman terinfeksi menunjukkan warna
Chlorotic Motle pada klorotik kekuningan secara menyeluruh pada
krisan (Compendium b. bagian daun (Gambar 18).
1997 dalam Daun kerdil dan gagal berbunga
Karyatiningsih et al.
2008) .

94 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

D. Pestisida Nabati, Ramuan dan Cara Aplikasinya

1. Ramuan Untuk Mengendalikan Hama


1.1. Ramuan untuk mengendalikan hama secara umum
Bahan
a. Daun Nimba 8 kg
b. Lengkuas 6 kg
c. Serai 6 kg
d. Detergen (Sabun Colek) 20 g
e. Air 20 liter
Cara membuatnya
Daun nimba (Gambar 16), lengkuas, dan serai dihaluskan,
→diaduk rata dalam 20 liter air, → direndam selama 24 jam. →
disaring menggunakan kain halus. Larutan → diencerkan kembali
dengan 60 liter air→ seluas 1 ha.

Gambar 16. Nimba (Azadirachta indica A.


Juss.) Sumber : Kardinan, 2000)
Cara Aplikasi
Semprotkan larutan tersebut pada tanaman yang akan
dilindungi secara merata.

Balai Penelitian Tanaman Hias 95


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

1.2. Ramuan untuk mengendalikan hama trips

Bahan
Daun Sirsak 50-100
lembar
Detergen 15 g
Air 5
liter

Cara membuat
 Dihaluskan dicampur dengan 5 l air, → diaduk rata dalam 20
liter air, → direndam selama 24 jam. → disaring
menggunakan kain halus. → diencerkan kembali dengan 10-
15 liter air.

Cara Aplikasi
Semprotkan larutan tersebut pada tanaman yang diserang
hama secara merata.

1.3. Ramuan untuk mengendalikan hama moluska (Keong


(Snail = punya rumah keras), dan (Slug = Pacet/tidak
punya rumah)

Bahan
Akar Tuba 5,0 - 10,0 g atau
daun sembung 10 - 20 g
Air 1,0 liter
Detergen 1,0 g

Cara membuatnya

 Akar tuba / daun sembung dihaluskan → aduk dengan 1000


cc air,
 tambahkan 1,0 g detergen, → diendapkan selama 24 jam, →
disaring menggunakan kain halus.

96 Balai Penelitian Tanaman Hias


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

Cara Aplikasi
 Larutan hasil saringan disemprotkan atau disiramkan pada
lahan yang dihuni hama keong tersebut.

Gambar 17. Tuba (Derris eliptica Benth.)

1.4. Ramuan untuk mengendaikan penyakit yang disebabkan


oleh cendawan, bakteri, dan nematoda

Bahan
Daun tembakau (Sebaiknya limbahnya) 200 kg

Cara membuatnya

 Daun tembakau dihaluskan dengan mesin penghancur atau


pisau rajang menjadi serpihan kecil.

Cara Aplikasi
 Serpihan limbah daun tembakau dibenamkan disekitar
perakaran tanaman bersamaan dengan pemupukan dengan
dosis 200 kg/ha.

Balai Penelitian Tanaman Hias 97


Modul Pelatihan Teknologi Budidaya Krisan Berbasis Kompetensi

1.5. Ramuan untuk mengendaikan penyakit yang disebabkan


oleh cendawan Fusarium oxysporum
Bahan
Daun Cengkih (Sebaiknya limbahnya) 50 - 100
g

Cara membuatnya
 Daun cengkih dihaluskan dengan mesin penghancur atau
pisau rajang menjadi serpihan kecil.

Cara Aplikasi
 Serpihan limbah daun cengkih dibenamkan disekitar
perakaran tanaman bersamaan dengan pemupukan dengan
dosis 50 - 100 g/tanaman

98 Balai Penelitian Tanaman Hias

Anda mungkin juga menyukai