B. Tujuan Belajar
Setelah melalui kegiatan penggalian informasi, diskusi, dan presentasi, peserta didik diharapkan
mampu:
1. Memahami konsep dasar kultur jaringan tanaman hortikultura;
2. Menganalisis teknik penyiapan kultur jaringan tanaman hortikultura;
3. Menunjukkan bagian-bagian esensial laboratorium kultur jaringan tanaman hortikultura.
C. Uraian Materi
Kultur jaringan tanaman adalah suatu metode atau teknik mengisolasi bagian tanaman
(protoplasma, sel, jaringan, dan organ) dan menumbuhkannya pada media buatan dalam kondisi
aseptik di dalam ruang yang terkontrol sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat tumbuh
dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Dalam pembiakan tanaman secara kultur jaringan
ada beberapa terminologi yang perlu diketahui yaitu:
a. Eksplan adalah bagian dari tanaman yang digunakan sebagai bahan tanaman yang diinisiasi
dalam kultur jaringan.
b. Subkultur adalah pemindahan inokulum dari suatu media ke media lain, baik media yang
sama atau berbeda.
c. Inokulum adalah bahan tanam yang diambil pada setiap subkultur.
d. Plantlet adalah tanaman lengkap hasil regenerasi dalam kultur jaringan yang belum
diaklimatisasikan.
e. Masa aklimatisasi adalah masa adaptasi plantlet dari lingkungan in vitro ke lingkungan ex
vitro
f. Organogenesis adalah proses terbentuknya organ-organ seperti pucuk dan akar dari jaringan
eksplan yang tidak memiliki jaringan meristematik
g. Embriogenesis somatik adalah proses terbentuknya embrio somatik.
h. Embrio somatik adalah embrio yang berasal bukan dari zygot tetapi dari sel biasa dari tubuh
tanaman.
i. Regenerasi adalah kemampuan untuk memperbaiki diri pada jaringan atau organ yang rusak.
Walaupun memiliki manfaat atau keunggulan yang banyak namun pembiakan tanaman secara
kultur jaringan juga memiliki beberapa kelemahan yaitu:
a. Sarana prasarana yang diperlukan lebih mahal dibandingkan pembiakan tanaman secara
konvensional. Pelaksanaan kultur jaringan menuntut adanya laboratorium, peralatan-
peralatan elektrik, dan bahan-bahan yang relatif lebih mahal dibandingan pembiakan
tanaman secara konvensional.
b. Keterampilan pelaksana pada kegiatan pembiakan secara kultur jaringan lebih kompleks
dibandingkan pembiakan secara konvensional.
c. Produk kultur jaringan berupa plantlet dimana planltet ini tidak dapat langsung ditanam di
lapangan tetapi memerlukan waktu untuk diadaptasikan lebih dahulu agar dapat ditanam di
lapangan. Plantlet berasal dari tempat pertumbuhan yang serba terkendali sehingga jika akan
ditanam di lapangan yang tidak terkendali harus diadaptasikan lebih dulu. Masa adaptasi
plantlet disebut sebagai masa aklimatisasi.
Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya disesuaikan dengan sarana prasarana yang telah dimiliki.
Jika sarana prasarananya masih terbatas maka dapat dipilih kegiatan yang sederhana tetapi dapat
memberikan wawasan dan meningkatkan keterampilan dalam bidang kultur jaringan. Dalam
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam kultur jaringan tersebut harus diterapkan juga tentang
prosedur kesehatan dan keselamatan kerja dalam semua kegiatan kultur jaringan tanaman.
Faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembiakan tanaman secara kultur jaringan
ditentukan oleh:
a. Ketepatan komposisi media
b. Kesterilan lingkungan kerja
Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi adalah kebersihan dan
kesterilan lingkungan kerja/ baik lingkungan kerja makro maupun mikro, kebersihan dan
kesterilan peralatan yang digunakan, serta kebersihan petugas yang melakukan kegiatan.
c. Keterampilan pelaksana
a. Keterampilan abstrak.
Keterampilan abstrak yang diperlukan dalam kegiatan kultur jaringan misalnya:
1) Keterampilan dalam menghitung dan atau mengkonversi resep media tanam, bahan
sterilisasi laboratorium, dan bahan sterilisasi eksplan.
2) Keterampilan dalam mengidentifikasi keberadaan kontaminan pada media atau pada kultur
di ruang pertumbuhan.
b. Keterampilan kongkrit.
Keterampilan kongkrit yang diperlukan dalam kegiatan kultur jaringan misalnya:
1) Keterampilan mengoperasikan dan merawat peralatan kultur jaringan
2) Keterampilan dalam menimbang bahan
3) Keterampilan dalam mengukur dan memipet larutan
4) Keterampilan menuang media dalam botol kultur
5) Keterampilan memotong eksplan
6) Keterampilan membuat larutan
7) Keterampilan melakukan penanaman eksplan
8) Keterampilan melakukan subkultur
Desain dan ukuran laboratorium kultur jaringan sangat beragam dan tidak selalu harus sama
karena mesti disesuaikan dengan tujuannya, apakah untuk tujuan pendidikan, atau produksi, atau
untuk penelitian, dan tentunya juga disesuaikan dengan potensi yang dimiliki. Demikian juga
jenis, jumlah, dan spesifikasi peralatan yang harus ada dalam laboratorium kultur jaringan juga
disesuaikan potensi dan kebutuhannya. Namun demikian karena karakteristik teknik kultur
jaringan menghendaki sterilitas yang tinggi maka ada beberapa persyaratan minimal yang harus
dipenuhi dari sebuah ruangan/ laboratorium kultur jaringan.
Persyaratan tata letak laboratorium kultur jaringan tanaman adalah sebagai berikut:
a. Bangunan laboratorium harus mudah dijangkau oleh konsumen dan instansi yangterkait
b. Tidak terletak diarah angin, yaitu untuk menghindari polusi terhadap ruang lain
c. Mempunyai saluran pembuangan limbah tersendiri untuk menghindari pencemaran
lingkungan sekitar/penduduk.
d. Mempunyai jarak cukup jauh terhadap bangunan lain untuk memberikan ventilasi yang
cukup dan penerangan alami yang optimum.
e. Terletak pada bagian yang mudah dikontrol
Lokasi yang baik untuk laboratorium harus di daerah yang berlingkungan bersih, bebas polusi,
tanpa keterbatasan air bersih, dan yang penting dilengkapi dengan prasarana transportasi, dan
utilities air, gas dan listrik) yang memadai. Sanitasi dan sterilisasi secara berkala perlu dilakukan
untuk menjaga keberihan dan tingkat kesterilan ruangan.