Anda di halaman 1dari 5

Sebuah perenungan singkat dari lagu Kidung Jemaat 416

TERSEMBUNYI UJUNG JALAN

Tersembunyi ujung jalan,

Hampir atau masih jauh ;

Ku dibimbing tangan Tuhan

Ke neg’ri yang tak ‘ku tahu.

Bapa, ajar aku ikut,

Apa juga maksud-Mu,

Tak bersangsi atau takut,

Beriman tetap teguh.

Lagu dengan judul asli Wat de toekomst brengen moge ini ditulis oleh Jacqueline Van Der Waals
(1863-1922) dan diaransemen oleh John Zundel pada tahun 1870. Lagu yang berada di nomor
urut 416 dalam Kidung Jemaat ini berkisah tentang seseorang yang sedang merenungi perjalanan
hidupnya yang penuh misteri bersama dengan Tuhan. Lagu ini menjadi salah satu himne Kristen
favorit saya, karena syairnya yang begitu mendalam yang sangat baik untuk dijadikan
perenungan dalam menjalani hidup yang penuh misteri ini. Karena itu, marilah kita merenungi
lagu ini kalimat per kalimat.

“Tersembunyi ujung jalan, hampir atau masih jauh…”

Tahun yang baru, bulan yang baru, minggu, hari, bahkan jam, menit dan detik yang baru adalah
misteri. Begitu juga masa depan. Tidak ada yang tahu akan jadi apa hidup ini dan apa yang
terjadi di hari-hari yang akan datang. Misteri akan masa menjelang terkadang bahkan mungkin
pasti membuat kita sebagai manusia merasa kuatir. Sukseskah? Gagalkah? Untungkah?
Rugikah? Sehatkah? Sakitkah? Selamatkah? Celakakah? Panjang umurkah? Matikah? Sukakah?
Dukakah? Tidak ada satu manusia pun yang tahu, dan dengan kekuatiran ini membuat orang-
orang yang tidak berpengharapan akan merasa takut untuk melangkah ke depan, ke arah yang
penuh misteri itu. Ya, segala sesuatu terkadang bisa berubah dengan cepat. Pada pagi hari
terbangun dari tidur dalam keadaan sehat, namun pada sore harinya ditemukan meninggal
mendadak. Hari ini penjualan sebuah toko sangat baik, minggu depan tiba-tiba rugi dan
bangkrut. Ujung jalan yang tersembunyi itu benar-benar misteri yang tidak pernah diketahui oleh
manusia manapun. Siapakah manusia yang mampu melihat jalan didepannya? Siapakah
gerangan yang bisa mengetahui dimana ujung jalan itu? Apa yang akan terjadi disana?

Yakobus 4 : 13a : “sedang kamu tidak tahu apa yang terjadi besok…”

Tidak ada manusia yang pernah tahu….

“…ku dibimbing tangan Tuhan ke neg’ri yang tak ku tahu…”

Sebagai orang percaya, kita percaya bahwa langkah hidup kita ditentukan oleh Tuhan (bdk.
Maz.37:23) baik secara jasmani maupun rohani. Maka dalam menghadapi masa mendatang yang
penuh misteri, itupun ada dalam penentuan Tuhan. Jika Tuhan menentukan kita untuk melewati
masa-masa itu, jika tangan-Nya membimbing dan menuntun kita saat menghadapi masa-masa
itu, haruskah kita takut? Saat Abraham diperintahkan Tuhan untuk pergi meninggalkan tanah
kelahirannya dan pergi ke negeri yang tidak dia kenal (Kej.12:1), Abraham melakukan itu
dengan penuh iman dan percaya (Kej.12:4 ; Ibr.11:8) karena dia percaya akan janji dan pimpinan
tangan Tuhan. Saat Tuhan memberi kesempatan bagi kita untuk masuk ke masa yang baru masa
yang penuh misteri, haruskah kita takut? Janganlah takut! Karena dengan iman, kita percaya Dia
akan menuntun kita.

“Bapa, ajar aku ikut apa juga maksud-Mu, tak bersangsi atau takut, beriman tetap teguh.”

Apa respons kita terhadap janji tuntunan Tuhan? Ikuti tuntunan Tuhan. Ikuti maksud Tuhan
dalam hidup ini. Jangan sangsi, jangan protes, namun tetap taat dan percaya bahwa
dibalik segala maksud Tuhan itu, dibalik semua rencana Tuhan, semuanya mendatangkan
kebaikan bagi umat yang mengasihi-Nya (Rom.8:28). Lihatlah bangsa Israel, yang terus
mengeluh, sangsi, protes bahkan marah besar kepada Tuhan saat perjalanan ke Mesir. Apa yang
mereka dapatkan? Kebinasaan! Mereka tidak menikmati tanah perjanjian, karena mereka tidak
merespons kebaikan Tuhan dengan semestinya (kecuali Yosua dan Kaleb). Mereka tidak
meneladani bapa leluhur mereka, Yusuf. Yusuf menderita berulang-ulang kali, namun ia tetap
beriman kepada Tuhan, taat dan tetap berserah kepada Tuhan walaupun kelihatan nantinya ujung
jalan itu akan sangat buruk bagi dia (dijual sebagai budak, difitnah dan dipenjara di Mesir).
Namun karena iman, maka dia menikmati ujung jalan yang gemilang bersama Tuhan.

Ikut Tuhan tidak selamanya berada dalam jalan yang mulus. Ada batu, duri dan hal-hal lain yang
menghambat lajunya jalan kita.. namun ini tidak berarti penyertaan Tuhan tidaklah sempurna,
melainkan dengan demikian membuat kita akan tetap dekat dengan-Nya. Janji Tuhan : saat kita
jatuh, kita tidak akan sampai tergeletak sebab Dia menopang kita (bdk. Maz.37:24), dari
kandungan sampai memutih rambut kita, Dia menggendong kita (bdk. Yes.46:3-4). Jangan
protes jika ada ada tantangan! Belajarlah dari Ayub (Ayub 1:20-22) yang tetap setia dan beriman
kepada Tuhan setelah segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya (yang semua itu terjadi
atas seijin Tuhan). Percayalah, apapun yang Tuhan buat itu baik adanya dan segala sesuatu yang
terjadi tidak akan melebihi kekuatan kita (1 Kor.10:13). Jika Dia menetapkan bahwa kita harus
berduka, jika Tuhan menetapkan kita harus gagal, jika Tuhan menetapkan kita harus melewati
jalan yang sulit, ikuti maksud Tuhan itu. Memang berat, namun seperti lirik lagu di atas,
“…Bapa ajar aku ikut apa juga maksud-Mu…” mintalah hikmat dari Tuhan, mintalah
pengertian dari Tuhan, mintalah ajaran dari Tuhan dan berilah diri untuk diajar oleh Tuhan agar
kita mengerti apa maksud Tuhan dalam hidup kita, karena sesungguhnya dengan pengertian kita
sendiri, kita tidak akan pernah mengerti semua maksud Tuhan dalam hidup kita.

Segala sesuatu tersembunyi bagi kita, namun tidak bagi Allah. Jangan takut akan hari esok,
karena janji-Nya : Dia akan menuntun kita. Semua yang baik telah disiapkan Tuhan bagi kita
baik secara jasmani maupun rohani, melebihi apa yang kita pikirkan (dengan catatan : kita adalah
orang beriman). Asal kita tetap merespon akan janji-Nya dengan dengan tetap beriman, percaya,
tidak sangsi, tidak protes serta tidak ragu akan Tuhan., maka percayalah bahwa hari esok dan
masa depan bukanlah sesuatu yang menakutkan bagi kita. Percayalah, bahwa ada sesuatu yang
gemilang di ujung jalan itu saat kita berjalan bersama Tuhan.

Dalam tuntunan tangan Tuhan yang sempurna menuju ujung jalan itu, marilah sekali lagi kita
bernyanyi bersama denga penuh iman dan percaya pada Tuhan:
Tersembunyi ujung jalan,

Hampir atau masih jauh ;

Ku dibimbing tangan Tuhan

Ke neg’ri yang tak ‘ku tahu.

Bapa, ajar aku ikut,

Apa juga maksud-Mu,

Tak bersangsi atau takut,

Beriman tetap teguh.

Selamat dituntun oleh Tuhan

Amin.

Anda mungkin juga menyukai