NIM : 2003019
1. Kasus Makanan
a. Nama Bakteri yang ada di Burger Ayam dan Kentang Goreng adalah bakteri Salmonella,
Keracunan makanan terjadi akibat konsumsi telur atau seafood mentah, atau makanan yang
terkontaminasi kuman, seperti bakteri Salmonella. Kontaminasi bisa terjadi saat proses awal
produksi, misalnya saat penanaman atau pengiriman, atau saat sedang diproses untuk
dikonsumsi. Keracunan makanan juga bisa terjadi akibat mengonsumsi buah dan sayuran yang
kotor atau tidak dicuci dengan baik, atau tanaman beracun. Pengolahan makanan beku yang tidak
benar, misalnya sembarangan mencairkan daging sapi atau ayam, juga bisa menyebabkan
keracunan makanan.
Menghindarkan keracunan makanan dilakukan mulai saat Anda berbelanja makanan. Pastikan
memilih bahan makanan yang bijak dan fresh. Jangan lupa membukus daging dan memisahkan
dengan makan lain. Setelah sampai di rumah, letakan di dalam lemari es, jika belum ingin
dimasak. Jangan lupa perhatikan tanggal kadaluarsa.
Cuci sebelum memasaknya
Sebelum memasaknya, semua bahan makanan perlu dicuci dengan benar. Bahkan, setelah
mengupas bahan makanan sekalipun, langkah pencucian harus dilakukan. Bisa saja zat patogen
masuk ke dalam makanan tersebut.
Sangat penting untuk selalu mencuci tangan dengan air dan sabun, sebelum atau setelah
menyiapkan makanan. Terlebih lagi, setelah memegang hewan, cuci tangan hingga bersih.
Jangan lupakan untuk membersihkan peralatan memasak yang akan digunakan.
Pisahkan makanan
Memisahkan makanan mentah dan jadi akan menghindarkan terjadinya kontaminasi. Selain itu,
antara daging mentah dan makanan laut mentah juga harus dipisahkan, jika disimpan dalam
lemari es. Tempatkan pada wadah tertutup.
Saat memasak lebih baik menggunakan talenan yang berbeda, untuk sayuran, daging dan
makanan laut. Buang segera makanan yang kadaluarsa, basi atau membusuk.
Memasak dengan benar akan menghindarkan Anda dari keracunan makanan. Pasalnya, cara
memasak yang benar akan membunuh semua bakteri yang terkandung, terlebih pada bahan laut
dan daging.
Untuk memasak daging tidak perlu matang hingga luar dalam. Hanya persiapannya saja lebih
higienis. Sedangkan untuk memasak ikan perhatikan tingkat kesegarannya. Semakin lama ikan
terpapar udara atau mati, maka semakin lama memasaknya.
2. Siti, seorang mahasiswi, mengalami sakit perut dan diare setelah makan di kantin kampus. Ia
mengonsumsi nasi goreng yang terasa tidak segar dan kurang matang. Beberapa teman
sekelasnya juga mengalami gejala serupa setelah makan di kantin tersebut. Siti memutuskan
untuk mencari bantuan medis dan didiagnosis mengalami infeksi bakteri pada saluran
pencernaan.
a. Hubungan Penyehatan makanan dengan kesehatan manusia memiliki hubungan yang
sangat erat seperti yang terlihat dalam kasus Siti yang mengalami infeksi bakteri
setelah mengonsumsi makanan yang tidak higienis di kantin kampus. Jika makanan
yang dikonsumsi oleh Siti diolah dengan baik mungkin saja kasus infeksi bakteri
yang dialami oleh Siti tidak mungkin terjadi. Dampak terhadap kesehatan yang dapat
ditimbulkan karena mengonsumsi makanan yang tidak higienis yaitu:
Makanan yang tidak higienis bisa mengandung bakteri patogen seperti
Salmonella, Escherichia coli (E. coli), Campylobacter, atau Staphylococcus
aureus. Jika bakteri-bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang
dikonsumsi, mereka dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan,
menyebabkan gejala seperti diare, muntah, sakit perut, dan demam.
b. Bakteri yang biasanya di temukan :
d. Langkah-langkah yang dapat diambil oleh pihak kampus atau kantin untuk meningkatkan
penyehatan makanan dan mencegah kasus serupa terjadi di masa depan adalah:
3. Untuk analisis strategi pengawetan dan penggunaan pewarna pada produk makanan, saya akan
memilih dua jenis produk makanan yang umum dikonsumsi, yaitu sosis dan sirup.
a. sosis
b. Sirup
4. Cari pabrik pengolahan daging ayam yang menerapkan sistem HACCP. Dapatkan
informasi tentang proses produksi, kebijakan keamanan pangan, dan langkah-langkah
HACCP yang diambil oleh pabrik tersebut adalah
Nama Pabriknya adalah PT AF
informasi tentang proses produksi Bahan dan peralatan yang digunakan ini
adalah seluruh komponen yang ada pada perusahaan terkait dengan proses
semua kegiatan produksi makanan penerbangan di dalam perusahaan.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu bahan baku dan pelengkap yang telah
dikomposisikan menjadi makanan penerbangan JQ. Analisis penerapan
HACCP pada produk makanan Maskapai penerbangan JQ dilakukan dengan
identifikasi potensi bahaya dan penerapan Critical Control Point (CCP).
Metode yang digunakan dalam penelitian untuk Menu Chicken Butter adalah
Pengamatan Critical Control Point (CCP) yang dilakukan di receiving (CCP
1), chiller dan freezer (Storage ) (CCP 2), cooking (CCP 3), blast chilling
(CCP 4), portioning (CCP 5) (Suklan, 1998).
kebijakan keamanan pangan, Pada Pengolahaan Menu Chicken Butter pada
PT. AF sudah menerapkan konsep HACCP (Hazard Analysis Critical Control
Point) dan telah mendapatkan sertifikat ISO 22000:2005 International
Organization for Standarization. Hal ini membuktikan bahwa PT. AF
memiliki kualitas dan jaminan mutu makanan yang diakui secara
internasional. ISO atau International Organization for Standarization
22.000:2005 (Food Safety Management System), merupakan standar
internaasional untuk jaminan mutu makanan yang memenuhi syarat yang
ditetapkan. Standar ini terdiri atas prinsip-prinsip sisstem analisis bahaya dan
pengendalian titik kritis. Bahaya yang ada harus ditiadakan atau dikurangi
sehingga produksi pangan dinyatakan aman. Penentuan adanya bahaya
berdasarkan tiga pendekatan yaitu keamanan pangan, sanitasi, dan
penyimpanan secara ekonomi seperti penggunaan bahan yang tidak
dibenarkan. Dalam menjalankan sistem HACCP diperlukan tim kemanan
pangan dengan tujuan untuk membangun sistem keamanan pangan ISO
22000:2005 mulai dari awal penerimaan bahan baku bahkan hingga
penerapannya. Individu yang dipilih menjadi tim HACCP dibentuk dari
personal departemen yang berada pada jalur mutu, khususnya yang berkaitan
dengan produksi serta memiliki kompetensi yang menunjang terhadap sistem
HACCP. Tim tersebut harus menyusun deskripsi produk meliputi jenis,
komposisis, proses pengolahaan yang dilakukan, daya simpan serta cara
distribusi. Tim ini juga bertugas untuk mengidentifikasi pengguna produk dan
menyusun diagram alir proses produksi yang berlangsung di PT. AF (Badan
Standar Nasional, 1998).
Langkah-langkah HACCP yang diambil oleh pabrik Sistem HACCP Alur
proses produksi menu Chicken Butter secara keseluruhan meliputi tahap
penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, pra pengolahaan,
pemasakan, pemorsian dan pengemasan, penataan, hingga pengiriman ke
pesawat. Pada tahapan proses pengolahaan Chicken Butter yang termasuk
dalam CCP, Antara lain: Penerimaan chill dan beku, chiller dan freezer,
pemasakan (cooking), blast chilling, dan dishing/portioning.