FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK Pendahuluan Secara historis, upaya pemenuhan lingkungan berfokus pada penanganan pencemaran hasil dari proses dibandingkan dengan pencegahan atau daur ulang, dua pendekatan yang dengan biaya yang lebih rendah. Penerapan teknologi produksi bersih memungkinkan industri proses mengurangi dan mengelola risiko pencemaran dengan penekanan dan strategi berkelanjutan pada pencegahan pencemaran dan daur ulang. Perspektif Secara Historis Konsep produksi bersih muncul pada pertengahan tahun 1970-an sebagai respons terhadap meningkatnya kompleksitas dan ketatnya persyaratan lingkungan. Pelopor pendekatan pencegahan pada pengelolaan lingkungan industri adalah 3M yang meluncurkan Pollution Prevention Pays (program 3P) pada tahun 1975 . Konsep dan Manfaat Produksi Bersih Produksi bersih didefinisikan sebagai "penerapan terus menerus strategi pencegahan pencemaran lingkungan terhadap proses, produk, dan layanan untuk meningkatkan eco-efficiency dan mengurangi risiko pada manusia dan lingkungan" (UNEP, 1994; ANZECC, 1998). Untuk proses produksi, produksi bersih bertujuan untuk melestarikan bahan baku dan energi, menghilangkan bahan baku beracun, dan mengurangi jumlah dan toksisitas semua emisi dan limbah sebelum meninggalkan proses. Dalam kasus produk, produksi bersih bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan sepanjang siklus suatu produk, mulai dari ekstraksi bahan baku hingga pembuangan akhir. Untuk layanan, produksi bersih menggabungkan rancangan dan pemberian layanan masalah lingkungan yaitu diantaranya menghendaki perubahan sikap, pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab dan evaluasi pilihan teknologi. Produksi bersih bertujuan penggunaan sumber alam (bahan baku, energi, dan air) secara efisien dan mengurangi sampah dan emisi dari sumbernya. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa tahap (USEPA,1992), yaitu modifikasi produk diantaranya karakteristik produk dan kemasan sehingga mengurangi polusi dari pembuatan produk; penggantian input dengan meggunakan bahan yang mengurangi polusi dengan waktu pemakaian lebih lama; modifikasi teknologi dengan outomasi proses, optimasi proses, redesain peralatan, dan penggantian proses; penjagaan yaitu penggantian prosedur operasional dan manajemen untuk mengurangi sampah dan emisi; On site recycling yaitu penggunaan sampah atau polutan yang masih dapat digunakan. Contoh bisnis yang menerapkan produksi bersih, yaitu Nowra Chemical Manufacturers, dimana proses pembersihan tangki menghasilkan waste water yang di netralisasi dan menghasilkan sludge. Untuk menghindari hal tersebut, air pembersihan tangki di kumpulkan dan diolah secara berpisah untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antar bahan kimia yang menghasilkan sludge. Dengan usaha ini, perusahaan memperoleh keuntungan dengan mengurangi sludge, konservasi bahan kimia dan energi, dan meningkatkan keuntungan. Keuntungan ekonomi yang diperoleh dari produksi bersih diperoleh melalui, pengurangan pengeluaran input material seperti energi dan air, pengurangan pengeluaran waste treatment, meningkatkan pendapatan produk, meningkatkan kualitas produk. Secara teknik, produksi bersih dapat direkayasa menjadi beberapa level, yaitu skala mikro, skala meso, dan skala makro. Produksi Bersih pada Skala Mikro: Ekologi Industri Produksi besih pada skala makro disebut dengan ekologi industri. Ekologi industri mengaplikasikan prinsip ekologi yang natural, mekanismenya untuk industri, dan identifikasi untuk mengurangi efek kegiatan manusia pada lingkungan. Alat yang digunakan untuk analisa adalah Material Flow Analysis. Material Flow Analysis menganalisa dan mengkuantifikasi aliran materal pada system produksi dan konsumsi. Material flow analysis dapat memberikan keterangan tentang volume, mekanisme struktur dan regulasi, serta memberikan proses ekstraksi produksi, transformasi, konsumsi, serta daur ulang (re-cycle). Prinsip Material Flow Analysis digunakan pada beberapa indikasi Ecological Accounting, yang mengkarakterisasi intensitas material atau efisiensi produk dan servis, seperti ecological footprints dan ecological rucksacks. Perubahan dan inovasi dilakukan pada skala makro bertujuan untuk mengidentifikasi kesempatan untuk efisiensi sumber servis dan produk pada siklus material dan mengurangi aliran material secara keseluruhan, yaitu inovasi system. Pemanfaatan kembali limbah, produk sampingan dan energi merupakan pengaplikasian Ekologi Industri yang akan mendorong ekosisten dan simbiosi antar pelaku industri di suatu area. Seperti di Kalimdborg, Demark yang telah berhasil mengembangkan simbiosis dari industri proses yaitu power station oleh Asnaes, refinery oleh Statoil dan farmasi oleh Novo Nordisk dan Gyproc Wallboard. Dimana Statoil menyediakan bahan bakar gas, cooling dan air limbah ke Asnaes. Gyproc Wallboard juga menggunakan gas dari Statoil dan scrubber sludge dari Asnaes. Limbah panas dimanfaatkan untuk greenhouse, dan pamanas peternakan ikan. Sludge di treatment untuk dijadikan pupuk oleh Novo Nordisk. Area pengaplikasian yang sedang berkembang adalah program Sustainable Technology seperti di Belanda yang bertujuan untuk menunjukkan bagaimana inovasi dalam proses inovasi dapat menghasilkan perspektif baru dalam penelitian dan pengembangan sebuah industri. Metode dan pengembangan didasarkan pada 5 studi kasus yang dilakukan, adalah: nutrisi; transportasi / mobilitas; bangunan dan ruang kota; layanan yang disediakan oleh air; dan layanan yang diberikan oleh bahan baku dan bahan kimia. Area inovasi yang diidentifikasi untuk industri kimia adalah (Weaver et all, 2000) : 1. Bahan Kimia C-1 : menggunakan bahan organik seperti biomassa sebagai feedstock dalam industry kimia. 2. Pendekatan teknik kimia dalam industry kimia murni : dengan menggunakan kondisi reaksi yang telah teruji pada skala laboratorium untuk mendapatkan reaksi yang lebih bersih dan minim residu. Produksi Besih pada Skala Meso: Eko-efisiensi Eco-efisiensi merujuk pada inovasi pada produk, services dan prosess dengan mengurangi intensitas material barang dan jasa; mengurangi intensitas energi barang dan jasa; mengurangi dispersi toksik; meningkatkan daur ulang materi; memaksimalkan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya terbarukan; memperluas daya tahan produk; dan meningkatkan intensitas layanan barang dan jasa (DeSimone et al, 1997). Sarana analisis dapat menggunakan keseimbangan material dan energi, analisis PINCH (untuk energi dan air), analisis fishbone, quality circles, analisis biaya manfaat, flowsheeting dll. Sebagai contoh diagnosa dengan penilaian produksi bersih yang terbagi menjadi 5 tahap (Crul et al, 1991; Van Berkel, 1996): Perencanaan dan penyusunan Pra- penilaian Penilaian Studi kelayakan Implementasi dan keberlanjutan Sarana analisis untuk produksi bersih pada skala meso adalah penilaian siklus kehidupan (life cycle) atau produk siklus kehidupan meliputi pengolahan bahan baku produk, pembuatan produk, distribusi produk, konsumsi, dan penggunaan kembali, daur ulang dan pembuangan. Penilaian siklus kehidupan terdiri dari 4 bagian yaitu : definisi tujuan dan ruang lingkup; penyimpanan, dampak dan evaluasi siklus kehidupan. Konsep inovasi lain yang juga diajukan oleh Eco-Compass yang dikembangkan oleh DOW adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi perbaikan proyek sebagai metode yang kreatif untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan. 6 dimensi yang dimiliki oleh Eco-Compass yaitu: potensi risiko lingkungan dan kesehatan; konservasi sumber daya; intensitas energi; intensitas material; revalorisasi limbah, dan pemanjangan jasa/servis. Eco-Compass sendiri merupakan alat untuk membandingkan berbagai macam pilihan baru terhadap masalah/kasus dasar. Bidang aplikasi Eco-Compass pada awalnya adalah desain dan operasi peralatan. Namun aplikasi yang baru adalah pemilihan, desain, dan optimisasi proses. Namun, dalam pemilihan dan desain proses, tool ini masih menyuguhkan perbandingan secara kualitatif (belum kuantitatif). Sebagai alat untuk manajemen proses, Life Cycle Assesment memiliki 2 tujuan utama; yang pertama adalah untuk menghitung (mengkuantifikasi) dan mengevaluasi performa lingkungan sehingga membantu pengambil keputusan untuk memutuskan alternatif mana yang akan dipilih; dan yang kedua adalah menyediakan dasar untuk mengevaluasi perbaikan yang potensial untuk performa lingkungan di suatu sistem. Terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan kedua tujuan tersebut yaitu:yang pertama adalah munculnya banyak sekali pilihan untuk perbaikan namun tidak selalu jelas mana diantaranya yang melambangkan solusi paling optimum; dan yang kedua adalah terdapat lebih dari 1 solusi optimum. Produksi yang Lebih Bersih Pada Skala Mikro: Green Chemistry Tujuan keseluruhan dari poin ini adalah untuk mengembangkan jalur sintesis dan rute proses yang secara intrinsik lebih bersih dikarenakan limbah yang lebih sedikit dan pembentukan by-product, konsumsi material dan energi yang lebih rendah, dan penggunaan bahan kimia berbahaya yang lebih sedikit. Pada awal perkembangannya, produksi bersih pada skala mikro fokus pada desain sistematis pada material substitusi. Namun, pada dekada sekarang areanya menjadi lebih luas, dan bidang ini disebut dengan Green Chemistry. Green Chemistry adalah penggunaan satu set prinsip dimana mengurangi atau mengeliminasi penggunaan atau pembentukan zat berbahaya baik itu di desain, manufaktur, dan aplikasi bahan kimia. Green Chemistry diaplikasikan dalam perkembangan dan evaluasi sintesis pathways dan produk kimia. Area aplikasinya terbagi menjadi 6 kategori: Alternative Feedstock/Starting Materials; Alternative Reagents; Alternative solvents; Alternative product/target molecule; process analytical chemistry;dan alternative catalysts.