Anda di halaman 1dari 9

Dosen : Prof. Dr. Dey Ravena, S.H.,M.H.

Nama : Deky Rosdiana


NPM : 30040022020
UJIAN AKHIR
SEMESTER FILSAFAT
ILMU
PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU
HUKUM UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

LEMBAR JAWABAN
1. Teori kausalitas menegaskan bahwa setiap kejadian dalam masyarakat
senantiasa tidak berdiri sendiri, hal ini sejalan dengan Teori Dialektika
Hegel. Terkait dengan hal tersebut dimana letak kausalitas dan dialektika
sebagai justifikasi dalam rencana usulan proposal penelitian disertasi
saudara ? uraikan secara presisi dan lengkap.

Rencana proposal disertasi yang akan diajukan berjudul Kontruksi Hukum


Terhadap Kejahatan Spy Ware Khusus Pencurian Data Rahasia Negara Untuk
Menjaga Keamanan Dan Ketahanan Negara

Dalam usulan penelitian jika dipandang daei teori kausalitas terlihat dari alasagn
diambilnya judul penelitian yang didasarkan pada perkembangan teknologi yang
maju saat ini serta teknologi seperti handphone maupun komputer tidak hanya
memiliki fungsi untuk komunikasi dan membantu pekerjaan menjadi lebih
mudah saja.

Perkembangan teknologi saat ini memiliki sisi posititif dan negatif terutama
saaat ini telah berkembanga kejahatan menggunakan handphon maupun
komputer sebagai alat dalam melakukan kejahatan atau yang lebih dikenal
dengan sebutan Cybercrime.

Cybercrime sendiri memiliki berbagai jenis atau bentuk kejahatan salah satunya
spy ware atau disebut mata-mata di dunia maya. Hal tersebut perlu menjadi
perhatian untuk dicari solusinya karena memiliki imopact yang besar jika
dilakukan dalam mematai data rahasia negara serta mengkloning data tersebut.

Maka dari itu adanya hubungan sebab akibat yang terjadi antara ancaman
kejahatan terhadap keamanan negara maka akibat dari ancaman ytersebut
perlulah diantisipasi
2. Dari mana memulai membangun ilmu pengetahuan dikaitkan dengan
tema utama yang terdapat dalam rencana usulan proposal penelitian
Disertasi ?
Sebagaimana diketahui bersama bahwa ada tiga (3) nilai-nilai dasar yang
dikemukakan di atas dikemukakan oleh Gustav Radbruch, dimana
orientasinya adalah untuk menciptakan harmonisasi pelaksanaan hukum.
Usaha mewujudkan pengayoman ini termasuk di dalamnya diantaranya
adalah mewujudkan ketertiban dan keteraturan, mewujudkan kedamaian
sejati, mewujudkan keadilan bagi seluruh masyarakat, mewujudkan
kesejahteraan seluruh rakyat.
Nilai dasar tersebut antaranya tentang keadilan, keadilan merupakan salah
satu tujuan dari hukum selain dari kepastian hukum itu sendiri dan juga
kemanfaatan hukum. Sedangkan makna keadilan itu sendiri masih menjadi
perdebatan. Namun keadilan itu terkait dengan pendistribusian yang merata
antara hak dan kewajiban.
Secara yuridis formal kebijakan tentang lingkungan hidup di Negara
Indonesia dapat dilihat dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mana
tujuannya adalah sebagai perlindungan terhadap lingkungan hidup. Namun
dalam penerapannya undang-undang yang juga ditunjang dengan berbagai
peraturan pelaksanaan lainya agar dapat berjalan sebagaimana mestinya
ternyata tidak dapat menjadikan lingkungan hidup tetap lestari
Membuka lahan dengan cara membakar hutan merupakan hal yang secara
tegas dilarang dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h Undang-undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolahan Lingkungan Hidup.
Namun, ketentuan ini dikecualikan bagi masyarakat yang melakukan
pembuaan lahan tersebut dengan memperhatikan sungguh-sungguh kearifan
lokal di daerah masing-masing. Kearifan lokal yang dimaksud yaitu
melakukan pembakaran lahan dengan luas lahan maksimal 2 hektare per
kepala keluarga untuk ditanami tanaman jenis varietas lokal dan dikelilingi
oleh sekat bakar sebagai pencegah penjalaran api ke wilayah sekililingnya.
Ini artinya membuka lahan dengan cara membakar diperbolehkan dengan
persyaratan tertentu.
Adapun ancaman pidana bagi yang melakukan pelanggaran terhadap
larangan di atas adalah pidana kumulatif penjara dan denda. Penjara
minimal 3 tahun dan maksimal 10 tahun dan denda minimal Rp 3 Milyar
hingga Rp 10 Milyar.

3. Untuk mendapatkan konklusi kebenaran ilmiah yang terandalkan,


maka kebenaran analitik dan sintetik sudah menjadi keniscayaan
(karena kebenaran ilmiah tidak bisa dikompromikan, di negosiasikan,
dan di transaksikan), pertanyaannya;
a. Jelaskan dimana letak analitik dan sintetik dalam rencana usulan
proposal penelitian disertasi saudara?
Analitik dan sintetik dalam penulisan disertasi ini adalah tiadanya rasa
jaminan keadilan dan kemanfaatan terhadap lingkungan hidup dan pelaku
kejahatan lingkungan hidup atas sanksi pidana yang diberikan kepada
pelaku pembakaran hutan dan atau lahan yang menyebabkan pencemaran
udara. Dengan tidak adanya keadilan dan kemanfaatan hukum merupakan
gambaran atas tidak sempurnanya pencapaian dari tujuan hukum itu
sendiri. Dari minimnya kasus lingkungan yang naik kepengadilan hingga
mendapatkan putusan pengadilan yang meberikan sanksi kepada pelaku
kejahatan lingkungan, penjatuhan sanksi kepada pelaku kejahatan
lingkungan juga belum memberikan keadilan dan kemanfaatan bagi
lingkungan hidup dan pelaku kejahtan. Diperlukan pembaharuan hukum
pidana terhadap perumusan sanksi pidana yang tepat pada tindak pidana
lingkungan hidup, sehingga lingkungan hidup yang tercemar dapat
kembali berfungsi sebagaimana mestinya dan pelaku kejahatan
mendapatkan efek jera sesuai dengan tujuan utama dari pemidanaan,
dengan memaksimalkan pidana denda dan penjatuhan sanksi pidana
tambahan untuk pemulihan lingkungan hidup
b. Jelaskan pula tipologi kebenaran filsafat dan kebenaran filsafat ilmu,
serta mempergunakan teori kebenaran apa yang terdapat dalam
rencana usulan proposal penelitian disertasi saudara
3 Tipologi kebeneran filsafat
1) Kebenaran korespondensi ada dalam konteks berfikir empirikal, yaitu
suatu pernyataan dianggap benar jika ada faktanya. Jika tidak ada fakta,
maka pernyataan tersebut bukan kebenaran. Oleh karena itu sifatnya
mengandalkan pengalaman inderawi dalam menangkap fakta. Pada teori
korespondensi dasar kebenarannya pada ada tidaknya hubungan antara
pernyataan dengan fakta yang ada
2) Kebenaran koherensi, berdasarkan pembuktian secara berulang-
ulang pada teori korespondensi yang pada akhirnya akan
melahirkan sebuah aksioma atau postulat (sebuah pernyataan yang
dianggap sudah terbukti benar dan tidak perlu dibuktikan lagi)
yang pada umumnya berwujud sebagai kebenaran umum (general
truth). Pada teori koherensi pembuktiannya terletak pada ada
tidaknya konsistensi antara pernyataan dengan postulat, contoh
matahari terbit dari arah timur, merupakan kebenaran aksioma
yang sudah given, dikenal dengan asas konsistensi. Teori
kebenaran koherensi mengatakan bahwa kebenaran itu merupakan
suatu proses atau suatu hasil proses atau keadaan yang
menunjukkan adanya keadaan yang runtut, yang masuk akal, yang
sa- ling berhubungan antara gagasan-gagasan yang dimiliki oleh
seorang subjek mengenai suatu objek tertentu.
3) kebenaran pragmatis meletakkan dasar kebenarannya pada manfaat
praktis dalam memecahkan persoalan kehidupan, sehingga bersifat
fungsional bagi individu-individu. Kebenaran menurut seseorang belum
tentu benar menurut orang lain karena apa yang memuaskan bagi
seseorang belum tentu memuaskan bagi orang lain
Sedangkan kebenaran filsafat ilmu adalah absolut dan relative. Kebenaran
absolut adalah kebenaran yang tidak ada penyangkalan, diakui secara
umum oleh semua kalangan sebagai suatu kebenaran. Sedangkan
kebenaran relative adalah kebenaran yang sifatnya subjektif yaitu
kebenaran bagi pihak tertentu belum tentu diakui sebagai kebenaran oleh
pihak yang lainnya.
Dalam rencana usulan proposal penelitian disertasi mempergunakan teori
kebenaran pragmatis karena rencana usulan disertasi dihubungkan dengan
keadilan dan kemanfaatan hukum.
c. Jelaskan aspek objektif scientific empiric particular dalam rencana
usulan proposal disertasi saudara
Pembaharuan hukum pidana menuntut adanya penelitian dan pemikiran
terhadap masalah sentral yang sangat fundamental dan strategis.
Termasuk dalam klasifikasi masalah yang demikian antara lain masalah
kebijakan dalam menetapkan/merumuskan suatu perbuatan merupakan
perbuatan pidana dan sanksi yang dapat dikenakan.
Tahap yang paling strategis dari upaya pencegahan dan penanggulangan
kejahatan adalah tahap formulasi, oleh karena itu kesalahan/kelemahan
kebijakan legislatif merupakan kesalahan strategis yang dapat menjadi
penghambat upaya pencegahan dan penanggulangan kejahatan pada tahap
aplikasi dan eksekusi. Melihat demikian penting dan strategisnya
kebijakan formulasi maka dalam menetapkan/merumuskan suatu
perbuatan pidana beserta sanksi yang dikenakan pada tahap kebijakan
formulasi tersebut harus dilakukan secara cermat dan tepat.
Dalam upaya untuk menanggulangi tindak pidana pencemaran dan
perusakankan lingkungan hidup yang disebabkan oleh pembakaran hutan
dan lahan dengan sarana hukum pidana kiranya perlu juga diperhatikan
tujuan pemidanaan dan pemberian sanksi pidana adalah upaya untuk
menanggulangi kejahatan dalam rangka mencapai kesejahteraan
masyarakat dan keadilan bagi lingkungan hidup dan efek jera kepada
pelaku tindak pidana sehingga perlu mendapat perhatian karena masih
banyaknya kelemahan dalam mengatur mengenai kejahatan dibidang
lingkungan hidup
d. Jelaskan aspek subjektif spekulatif dan universal (nonempiric) dalam
rencana usulan proposal disertasi saudara
Dalam Aspek subyektif spekulatif berupa kebenaran subyektif yaitu
kebenaran yang bersifat pribadi atau pengalaman individu. Bentuk
kebenaran yang tidak dialami oleh semua orang, kebenaran yang belum
tentu benar bagi orang lain. Adapun universal (nonempiric) adalah aspek
kebenaran yang diakui dan disetujui secara umum oleh semua pihak dan
tidak memiliki dasar pengalaman atau tidak dapat dibuktikan secara
ilmiah contohnya mits-mitos. Aspek kebenaran ini tidak dibahas dalam
rencana usulan proposal Disertasi
e. Jelaskan aspek pemikirn individual, spiritual dogmatik dalam usulan
proposal diseratsi saudara
Hutan merupakan kekayaan alam bangsa Indonesia yang harus dijaga
kelestariannya. Oleh karena itu, berdasarkan Pasal 65 Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup ditegaskan bahwa setiap orang dilarang membakar
hutan. Larangan membakar hutan tersebut secara filosofis merujuk dari
firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 60 yang berbunyi:
“Makan dan minumlah dari rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah
kamu berkeliaran di bumi dengan membuat kerusakan”.
4. Tiga landasan filosofis penelahaan ilmu pengetahuan menjadi sangat
penting untuk menghasilkan kebenaran ilmiah yang terujikan.
Uraikan mana yang relevan tiga landasan tersebut dalam rencana
usulan proposal penelitian disertasi saudara (harap diuraikan secara
cermat dan teliti).
Membakar hutan dan lahan merupakan perbuatan yang melawan hukum
bertentangan dengan UU NO.32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain pidana dan denda yang menjadi
pidana pokok yang dapat diberikam kepada pelaku kejahatan terhadap
lingkungan, hakim juga dapat menjatuhkan pidana tambahan terhadap
pelaku kejahatan lingkungan hidup.
Perumusan pidana tambahan berupa “perbaikan akibat tindak pidana” yang
kualitas dan beratnya variatif dan justru berpotensi lebih berat daripada
pidana pokoknya. Sehingga, sanksi tersebut jarang dijatuhkan bersama
dengan pidana pokok, mengingat pidana tambahan dijatuhkan secara
kumulatif sekaligus bersifat fakultatif. Padahal, kebijakan penal bertujuan
untuk merumuskan sanksi apa yang ideal (proporsional) untuk dijatuhkan
kepada pelaku tindak pidana. Penentuan kebijakan penal seharusnya
dilakukan pada tahap formulasi sanksi pidana oleh lembaga legislatif. Hal
tersebut dikarenakan formulasi sanksi pidana yang rasional akan
memudahkan aparat penegak hukum dalam tahap proses penjatuhan pidana
maupun pelaksanaan pidana. Lebih jauh lagi, tindak pidana lingkungan
hidup tidak bisa dilepaskan dari perhitungan untung rugi sebagai orientasi
pelaku untuk mendapatkan keuntungan ekonomi sebesarbesarnya. Hal yang
senada juga dinyatakan dalam penelitian lain bahwa tindak pidana
lingkungan hidup sebagai suatu kejahatan ekonomi dengan motif ekonomi.
Oleh karena itu, penulis akan menganalisis mengenai pembaharuan hukum
pidana terhadap sanksi pidana dikaitkan dengan urgensi integrasi biaya
pemulihan lingkungan dalam kebijakan penal dan implementasinya dalam
UU PPLH.
pembaharuan hukum pidana terhadap perumusan sanksi pidana yang tepat
pada tindak pidana lingkungan hidup, sehingga lingkungan hidup yang
tercemar dapat kembali berfungsi sebagaimana mestinya dan pelaku
kejahatan mendapatkan efek jera sesuai dengan tujuan utama dari
pemidanaan.
5. Jelaskan oleh saudara dimana letak pertanyaan ontologi dari tema
utama proposal penelitian disertasi saudara dari pespektif filsafat sains
kontemporer serta tawaran paradigma sintesa holistik sebagai solusi
dari pertanyaan tersebut
RUMUSAN IDIENTIFIKASI MASALAH

a. Bagaimana aturan perundang-undangan dan teori hukum yang saat ini


berkaitan dengan permasalahan Spy ware terhadap data Rahasia
Negara.
b. Apakah yang menjadi aturan perundang-undangan dan teori hukum
yang saat ini berkaitan dengan permasalahan Spy ware terhadap data
Rahasia Negara
c. Apa solusi penegakan hukum terhadap tindakan pelaku spyware
pencurian data Negara agar muncul efek jera dan rasa takut pada pelaku
spyware pencurian Negara.
Diperlukan kontruksi khusus mengenai Spyware menggingat saat ini
teknologi semakin maju dan digunakan sebagai alat peperangan di
cyberspace terlebih mudahnya akses untuk melakukan pengintaian serta
pencurian data rahasia negara melalui media komputer.

Anda mungkin juga menyukai