KELURAHAN KUTABARU)
OLEH :
1974201114
A4.5
FAKULTAS HUKUM
2022
KATA PENGANTAR
akhir kelak.
penelitian ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kesalahan-
kesalahan, untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
PENDAHULUAN
Hukum merupakan salah satu hal yang erat berkaitan dengan kehidupan kit
adalah salah satu yang mungkin biasa ditonton, didengar dan mungkin dipelajari
Menurut Lemaire, Hukum Pidana itu terdiri dari norma-norma yang berisi
Dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa Hukum Pidana merupakan suatu
sistem norma yang akan menentukan sebuah tindakan-tindakan mana dan dalam
pidana yang salah satunya adalah delik pencurian. Delik pencurian atau tindak
Buku II Bab XXII Pasal 362 sampai dengan Pasal 367. Pasal 362 diartikan
tentang pencurian yang dalam pengertian tersebut memiliki salah satu unsur untuk
Pengertian barang disini adalah segala sesuatu yang berwujud termasuk binatang,
Tindak pidana pencurian adalah suatu tindakan yang tidak diperkenankan baik
dari segi hukum, agama, dan norma-norma adat. Hukum sebagai pengendali sosial
seperti aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan hal-hal yang berhubungan
atau tingkah laku yang tidak semestina dan melanggar hukum serta perbuatan
yang sangat anti sosial yang memperoleh balasan dari negara atas perbuatan
sebagai berikut:
merugikan
sendiri
listrik. Listrik telah menjadi kebutuhan yang penting bagi masyarakat sejalan
wilayah yang sangat luas hingga ke pelosok-pelosok desa karena tenaga listrik
sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kalangan masyarakat, tidak terkecuali bagi
listrik. Di balik semua itu kita masih dihadapkan pada persoalan pelik karena
baik dari kalangan rumah tangga, pemilik usaha kecil menengh maupun dari
kalangan pengusaha besar. Hal itu bisa terjadi dikarenakan beragam faktor yang
Ketenagalistrikan.
B. Rumusan Masalah
pembahasan searah dengan tujuan yang diterapkan, maka rumusan masalah dalam
Kutabaru?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
Bersama-sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kriminologi
artinya adalah kejahatan dan logos yang artinya adalah ilmu, maka kriminologi
praktisnya.
Pengertian yang luas mengandung arti seluruh kejahatan dan hal-hal yang
serta pencegahan (undang-undang). Segala aspek tadi dipelajari oleh suatu ilmu
membahas hal yang saling berkaitan dengan kejahatan yang satu sama lain yang
tadinya merupakan data yang terpisah digabung menjadi satu kebulatan yang
pengetahuan.
besar dalam suatu masyarakat sehingga masyarakat itu berhak mencela dan
B. Pengertian Kejahatan
seperti yang lazim orang ketahui atau dengarkan. Dalam Kamus Besar Bahasa
dengan nilai dan norma yang telah disahkan oleh hukum tertulis.
mendapat reaksi dari negara berupa pemberian derita dan kemudian sebagai reaksi
secara sosiologis.
perumusan ketentuan yang disebutkan dalam Pasal 362 KUHP seperti yang telah
perbuatan kejahatan dan memenuhi unsur Pasal 362 KUHP. Secara yuridis formil,
secara sosiologis, kalau kejahatan dalam pengertian secara yuridis hanya berbatas
yuridis juga meliputi kejahatan atau segala tingkah laku manusia, walaupun tidak
atau belum ditentukan dalam bentuk undang-undang pada hakikatnya oleh warga
masyarakat dirasakan atau ditafsirkan sebagai tingkah laku secara ekonomis dan
tersebut di atas, nampak adanya sudut pandang subjektif apabila dilihat dari sudut
Dalam suatu ilmu kriminologi, ada setidaknya tiga faktor yang mempengaruhi
seorang manusia melakukan tindak kejahatan, tiga factor tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Faktor keturunan, keturunan yang diwarisi dari salah satu atau kedua
perbuatan pidana.
Secara umum, teori anomie dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana
adalah suatu keadaan tanpa norma dan tanpa arah, sehingga dalam kehidupan
diharapkan dan kenyataan sosial yang ada. Karena masyarakat ekonomi ke bawah
masyarakat. Ada tiga teori utama dari teori penyimpangan budaya, antara lain :
2. Differential association
dengan orang lain dalam proses komunikasi), The principle part of the
3. Cultural conflict
conducts norm (aturan yang mengatur tingkah laku) yang berbeda, dan
bahwa conduct norms dari suatu kelompok lain mungkin saja berbenturan
diri dan bukan pada nilai konvensional melainkan pada norma-norma yang
deviance dapat diterapkan baik pada perbuatan non-kriminal yang dipandang oleh
kelompok itu sebagai sesuatu yang tidak biasa (misalnya gaya hidup masyarakat
masyarakat dilarang). Jadi, setiap penyimpangan itu tidak selalu berarti suatu
terdiri atas beberapa kelompok dan sub kelompok yang setiap itu berbeda-beda,
masing-masing dengan standar ukuran benar salahnya sendiri. Tingkah laku yang
kelompok lain. Akibatnya masyarakat yang lain menyesuaikan diri dengan standar
norma mereka sendiri, tetapi dengan melakukan hal tersebut mungkin ia telah
yaitu: mens rea (adanya suatu niat dalam diri), dan actus reus (terlaksana tanpa
paksaan atau dorongan dari orang lain). Contohnya: suatu pembunuhan bisa
disebut kejahatan ketika pelaku mempunyai niat menghabisi nyawa orang lain,
serta ide dan pelaksanaan pembunuhan itu dimiliki pelaku sendiri tanpa paksaan
dari orang lain. Jika pelaku ternyata memiliki gangguan jiwa yang menyebabkan
niatnya terjadi diluar pikirannya, contoh: perilaku kejahatan terjadi kepada orang
gila yang jiwa dan pikirannya sudah sakit, maka faktor mens rea-nya dianggap
tidak utuh, atau tidak bisa secara jelas dinyatakan sebagai suatu kejahatan, karena
orang dengan gangguan jiwa tidak bisa dimintai pertanggung jawaban atas semua
perilakunya.
sudah dikeluarkan buat menangani persoalan kejahatan, tetapi hasilnya belum bisa
Kejahatan mungkin tidak bisa diberantas secara tuntas, kejahatan hanya bisa