Anda di halaman 1dari 15

FILSAFAT HUKUM

Oleh:

ELSA KARINA BR GULTOM

237005026

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Tan Kamello, S.H., M.S.

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUKUM EKONOMI SEMESTER I
2023

1
RANGKUMAN BUKU FILSAFAT HUKUM KONSEPSI DAN IMPLEMENTASI
Pengarang:
Prof Dr. Drs. H. Amran Suadi, S.H., M.Hum., M.M

BAB I Dasar-dasar Filsafat Ilmu dan Filsafat Hukum

A. FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU HUKUM

1. Pengertian dan Makna Filsafat Ilmu


Kata filsafat diambil dari bahasa arab, sedangkan kata falsafah berasal dari bahasa Yunani,
philosopia kata majemuk yang terdiri kata “philos” yang berarti cinta atau suka, dan
“Sophia” yang berarti bijaksana. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa filsafat menurut
asal katanya berarti cinta dan kebijaksanaan, atau mencintai pengetahuan.
Peranan penting dari filsafat ilmu adalah sebagai suatu refleksi filsafat yang tidak pernah
mengenal titik henti dalam menjelajah kawasan ilmiah khususnya ilmu hukum untuk
mencapai kebenaran atau kenyataan, sesuatu yang memang tidak pernah akan habis
dipikiran dan tidak akan pernah selesai diterangkan.

2. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu


Terdapat dua kenyataan yang dianggap sebagai ilmu atau pengetahuan. Pertama, kenyataan
yang disepakati (agreement reality), yaitu segala sesuatu yang dianggap kenyataan yang
karena manusia mengatakan sebagai kenyataan.
Bidang kajian filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi
tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan eksiologi. Filsafat
ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakikat
ilmu (pengetahuan ilmiah) dan ilmu merupakan cabang dari pengetahuan yang mempunyai
ciri-ciri tertentu.

a. Otonologi tentang Kenyaan Materi dan Rohani


Aliran dualism berpendapat bahwa alam terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal
sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani yang masing-masing bebas dan berdiri
sendiri dan pada umumnya seseorang tidaklah sulit memahami aliran ini, karena kenyataan
lahir dapat segera ditangkap oleh pancaindra, sedangkan kenyataan batin tidak dapat segera
ditangkap oleh pecaindra padahal kenyataan batin dapat segera diakui adanya oleh akal dan
perasaan hidup.

b. Epostomologi tentang Mencari Ilmu Pengetahuan


Masalah epistomologi berkaitan erat yang dengan pernyataan-pernyataan tentang
pengetahuan dan penekanannya pada bagaimana dan dengan sarana apakah kita dapat

2
memperoleh pengetahuan. Bila kita mengetahui tentang batas-batas pengetahuan, maka kita
tidak akan mencoba mengetahai hal-hal yang pada akhirnya tidak dapat diketahui.

c. Aksiologi tentang Hakikat Nilai


Pada awalnya para filosof bersifat kontemplatif terhadap alam, akan tetapi, sudut pandang
semacam itu tidak memberikan keberuntungan demi kemajuan kepentingan manusia barang
sedikitpun. Untuk mengetahui secara sungguh-sungguh haruslah memberika kepada
manusia kemampuan untuk campur tangan untuk efektif didalam alam dan mengulati
proses-prosesnya demi keuntungan manusia sehingga berarti bahwa mengetahui alam
berarti mengontrolnya.

3. Peranan Filsafat Ilmu Terhadap Ilmu Hukum


Sebelum menjelaskan peranan filsafat ilmu terhadap perkembangan ilmu hukum, terlebih
dahulu akan dikaji apakah ilmu hukum tersebut sudah layak untuk disebut sebagai ilmu,
dan bagaimana sifat-sifat atau karakteristik keilmuannya.

B. ANTARA ILMU HUKUM DAN FILSAFAT HUKUM


1. Pengertian Ilmu Hukum
Memberikan definisi terhadap ilmu hukum sangatlah sulit, mengingat begitu luasnya ilmu
hukum itu sendiri dan pemberian suatu definisi akan mereduksi/memasung realitas tersebut.
Namun untuk memberikan batas-batas ruang lingkup pemahaman atas ilmu hukum dan
untuk memberikan gambaran pada sesungguhnya ilmu hukum itu, banyak pakar hukum
yang memberikan definisi/ arti terhadap ilmu hukum tersebut.

2. Pengertian Filsafat Hukum


Sebagaimana telah dilangsung di atas, kata filsafat adalah rasa suka dan cinta terhadap
sesuatu sehingga membuat tumbuh bijaksana akan sebuah kebenara dengan demikian
philoshopia artinya mencintai kebijaksanaan atau mencintai kebenaran. Berbicara dengan
filsafat berarti upaya mencari kebenaran dibalik kebenaran atau hakikat dari kebenaran atau
sendiri. Cinta hal ini mempunyai arti yang seluas-luasnya, yang dapat dikemukakan sebagai
keinginan yang menggebu dan sungguh-sungguh terhadap sesuatu, sedangkan
kebijaksanaan dapat diartikan sebagai upaya mencari kebenaran yang sesungguhnya. Jadi
filsafat secara sederhana dapat diartikan sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk
mencari kebenaran dibalik kebenaran.

C. MANFAAT DAN TUJUAN MEMPLAJARI FILSAFAT HUKUM


1. Manfaat Memplajari Filsafat Hukum
Untuk mempermudah memahami manfaat filsafat hukum, secara sederhana perlu
membahasnya berdasarkan sifat-sifat filsafat hukum.

3
a. Holistik atau Menyuruh
dengan cara berpikir hilistik tersebut, kita diajak untuk berwawasan luas dan terbuka.
Mereka diajak untuk menghargai pemikiran pendapat dan pendirian orang lain.

b. Mendasar
Arti dalam menganalisis suatu masalah kita dituntut untuk berpikir kritis dan radikal.

c. Spekulatif
Sifat ini tidak boleh diartikan secara negative. Sebagaimana dinyatakan oleh jijin S.
Suriasumantri, bahwa semua ilmu yang berkembang saat ini bermula dari sifat spekilatif
tersebut.

D. PANDANGAN FILSAFAT HUKUM TENTANG HAKIKAT HUKUM


1. Aspek Otonologi Hukum
2. Aspek Epistemologi Hukum
3.Aspek Eksiologi Hukum

E. PARADIGMA DASAR FILSAFAT HUKUM


1. Pandangan Terhadap Makna Hukum dan Teori Hukum
a. Makna hukum
Pemahaman tentang hukum yng sering juga disebut “ap aitu hukum” yang oleh Austin
sebagai seprangkat perintah, baik secara langsung maupun tidak boleh badn atau individu
yang berkuasa kepada seorang atau anggota-anggota dari masyarakat politik dimana
kewewenangnya bersifat utama. Adapun H.L.A Hart berpandangan bhawa hukum tidak
lebih dari salah satu spesies dari berbagi aturan masyarakat.

b. Teori Hukum
Teori hukum adalah teorinya makna hukum yang membahas tentang hukum positif dan
praktif hukum yang meliputi hukum dogmatic dan hukum empiris agar diperoleh
pengetahuan hukum dan wawasan hukum lebih luas agar praktis hukum lebih kuat dari
pada yang tidak dilengkapin dengan pengetahuan tentang teori hukum.

2. Pandangan Terhadap Sumber Hukum dan Sistem Hukum


a. Sumber Hukum

Setelah memahami hakikat hukum maka melihat tentang sumber hukum, yaitu segala atau
apa saja yang menimbulkjan aturan-atiran yang mempunyai kekuatan bersifat memaksa
yang apabila melanggar mengakibatkan dikenakan sanksi yang tegas dan nyata.

4
b. Sistem Hukum
Sistem hukum merupkan suatu kesatuan dari berbagai alemen yang saling berinteraksi atau
sama lainnya, sistem hukum yang ada yangterbuka, maksud unsur-unsur saling
memengaruhi baik daridalam maupun dari luar sitstem itu

3. Pandangan Terhadap Kaidah Hukum, Nilai, dan Norma Hukum


a. Kaidah hukum
Kidah hukum dapat merupakan tata tertib yang berwujud kumpulan aturan, baik yang
tertulis merupakan peraturan hidup tentang bagaimana manusia selaku individu bertindak
dalam kehidupan sosianya serta berarti bagaimana manusia menghindari perbuatan yang
akan menimbulkan gangguan terhadap kepentingan manusia lainnya.

b. Nilai dan Norma Hukum


Nilai adalah standar atau ukuran (norma) yang digunakan untuk mengukur segala sesuatu.
Nilai ini merupakan suatu keadaan yang dapat kita ketahui namun sifatnya abstrak. Pada
hakikatnya hubungan antara nilai, asas, norma, dan sikap tindak dalam hidup menurut
hukum secara
linier sangat erat kaitannya sebagaimana telah dijelaskan pada bagian aksiologi (taifiq)
F. FILFASAT KEBENARAN (DAN PENGETAHUAN
1. Kebenaran dan Jenis-jenis Kebenaran
Umat islam yang beriman dan yakin kebenara Al-Qur’an tidak akan keluar dari hukum-
hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

2. Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran


Secara etimologi, pengetahuan berasal dari bahsa inggris, yaitu knoeledge.dalam
encyclopiedia of phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan
yang benar (knowledge is justifild true belief).

a. Secara Logika
b. Secara Otonologi
c. Secara Kosmologi
d. ``Secara Epistomologi
e. Secara Teleologis

3. Akal dan Wahyu Sebagai Smber Pengetahuan


Telah dijelaskan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio dan pengetahuan alaman yang
masing-masing paling mangklaim sebagai yang paling utama. Menurut rasionalisme apa
pun alasannya, dalam kehidupan beragama, Al-Qur’an itu mukzijat yang sempurna dan as
Sunnah sebagai keteladanan Muhammad SAW. Sebagai nabi dan rasul terjaga dari
kesalahan (maksum), keduanya merupakan wahyu yang mthul dan ghairu mathlu dalam

5
realitasnya tidak pernah lepas dari peran akal manusia, baik dalam menerjemakan makna
maupun berbagai penafsiran dan metodologinya.

BAB II Paradigma Hukum, Aliran dan Mazhab Filsafat Hukum

A. PARADIGMA HUKUM DAN FILSAFAT HUKUM


Hukum sangat diperlukan dalam masyarakat untuk mengatur kehidupan sehari-hari. Hukum
adalah akidah/ norma yang muncul dikarenakan gejala sosial yang terjadi di masyarakat.
Hukum sebagai produk dialektika evolusioner masyarakat harus terus berkembang dalam
limgkungan zaman dan waktu, hukum yang dahulu dianggap sebagai suatu
keniscayaan,lambat laun mulai ditinggalkan dan digantikan perannya oleh hukum yang
lebih releven bagi zaman dan waktu tertentu.
Hukum itu suatu sistem norma-norma yang mengatur kehidupan dalam masuyarakat
bersama dengan norma sopan santun dan moral norma-norma hukum termasuk dalam
norma umum kelakuan manusia.4 Hukum berfungsi mencegah konflik kepentimgam
diselesaikan secara terbuka atau tidak lagi dipecahkan menurut siapa yang paling kuat.
Pemikiran hukum ini berkembanbg dalam bentuk berbagai mahzab atau aliran yang
mempunyai ciri-ciri tersendiri serta saling berdialektika dalam memecahkan problem
hukum yang dihadapi pada waktu tempat yang berbeda, kultur dan kebutuhan masyarakat
melahirkan pola pemikiran hukum yang berbeda dengan yang lainnya.
Berkaitan norma dapat dipahami bahwa norma adalah pedoman manusia dalam bertingkah
laku. Dengan demikian, norma hukum hanyalah salah satu dari sekian banyak pedoman
tingkah laku.
B.ALIRAN DAN MAZHAB DALAM PEMIKIRAN FILSAFAT HUKUM
Aliran dan pemikiran dalam filsafat hukum selalu berkembang dari waktu ke waktu,
perkembangan filsafat hukum pada zaman pertengahan dimulai sejak runtuhnya kekuasaan.
Tokoh-tokoh filsafat hukum yang hidup di zaman ini, anatara lain Augustinus dan Thomas
Aquino, Dalam perkembanggannya, pemikiran para filsuf di zaman pertengahan tidak
terlepas dari pengaruh filsuf pada zaman Yunani, misalnya saja Ausgustinus mendapat
pengaruh dari plato tentang hubungan antara ide-ide abadi dengan benda-benda duniawi.
Zaman modern ini juga disebut Renaissance, ditandai dengan terlepasnya alam pikiran
manusia dari ikatan-ikatan keagamaan menandai lahirnya zaman ini.
Sejarah akan mencatat munculnya beberapa tradisi berpikir yang cenderung keluar dari
kemampuan dan klaziman cara berpikir hukum pada umumnya
Kegiatan paradigma hukum yang diukemukakan diatas tidak berlangsung begitu
Saja tanpa pedoman apapun
Berdasarkan paparan di atas, dapat dipahami bahwa filsafat hukum berpengaruh terhadap

6
Berbagai disiplin ilmu di bidang hukum. Oleh karenanya pada perkembangan selasnjutnya
dalam studi filsafat hukum muncul berbagai aliran pemakai .
Aliran ini berpendapat bahwa hukum universal dan abadi.

1. Aliran Hukum Alam


Aliran ini berpendapat bahwa hukum itu universal dan abadi.
Hukum alam berisikan norma-norma, peraturan-peraturan dapat diciptakan dari asas-asas
yang mutlak yang lazim dikenal sebagai peraturan hak asasi manusia.40
2. Aliran Hukum Positif (Positivisme)
Istilah positivisme berasal dari kata “ponere’’yang berarti meletakkan, kemudian menjadi
bentuk pasif “pusitus-a-um’’ yang berarti diletakkan.
Positivisme hukum melihat bahwa yang terutama dalam melihat hukum adalah fakta bahwa
hukum diciptakan dan diberlakukan oleh orang-orang tertentu di dalam masyarakat yang
mempunyai kewenangan untuk membuat hukum
Aliran ini berpandagan hukum identic dengan undang-undang, yaitu aturan yang berlaku.
3. Aliran Hukum Murni
Teori hukum murni (pure theory of law)yang di pelopori Hans Kelsen muncul setelah
lahirnya hukum kodrat yang merupakan titik kritik dari teori hukum tersebut, yang
berupaya membebaskan hukum dari anasir-anasir nonhukum seperti ekonomi, Sosiologi,
psikologi dan sebagainya.
4. Aliran Utlitariannisme
Utlitariannisme atau utilism lahir sebagai reaksi terhadap ciri-ciri mentafisis dan abstrak
dari filsafat hukum dan politik pada abad ke-18.
Aliran ini adalah aliran yang meletakkan kemanfaatan sebagai tujuan hukum.
Ajaran Bentham dikenal sebagai utilitarianisme yang individual, sedangkan Rudolf von
Jhering mmngembangkan ajaran yang bersifat sosial.
Aliran ini merupakan aliran yang ingin melihat keterkaitan antara hukum dan masyarakat.
Lebih lanjut Savigny menyatakan bahwa di dunia ini terdapat berbagi bangsa yang pada
tiap-tiap bangsa tersebut mempunyai suatu volgeist (jiwa rakyat).
5. Aliran Sociological Jurisprudence
Aliran ini termasuk keda aliran sosiologis yangv memandang hukum sbagai kenyataan
sosial. Kalau aliran positivis melihat “law in books’’,maka aliran sosiologis memandang
law in action Aliran Sociologi juris prudence antara lain dipelopori oleh Roscoe Pound.
Aliran ini mempunyai ajaran mengenai pentingnya living law (hukum yang hidup dalam
masyarakat). Menurut aliran ini hanya hukum yang mampu menghadapi
Ujian akal dapat hidup terus.
Hukum harus berkembang sesuai dengan kepentingan masyarakat secara menyeluruh
sehingga kehidupan masyarakat yang bersangkutan
6. Aliran Realisme Hukum

7
Realisme secara etimologis berasal dari bahasa latin “res’’ yang artinya benda atau sesuat.
Secara umum realisme dapat diartikan sebagai upaya melihat segala sesuatu debagaimana
adanya idelisasi. Prmahaman realisme berupa untuk menerima fakta-fakta
Apa adanya, betapapun tidak menyenangkan.
Pandagan aliran realism dalam konteks hukum,
7. Aliran Antropologis
Antropologi merupakan kajian atau ilmu yang terpissah dari hukum. secara harfiah,
antroplogi berarti the study of man (studi tentang manusia), muncul sekitar abad ke-19.
Pandagan Paul Bohannan terhadap hukum terkenal a double legitimacy.
Asas timbal balik merupakan dasar kebiasaan, dan berbeda dengan hukum yang
berdasarkan pada kepada pelegitimasian kembali
8. Aliran Hukum Islam
Dalam pandagan islam, hukum islam bersumber dari ajaran islam (Al-Qur’an dan Sunnah).
Karena itu menurut pandagan para ahli dikenal istilah islam lawis religion.
Berkaitan dengan pendapat tersebut, faktanya pendapat yang terkuat adalah pendapat
parapara ahli hukum yang menyatakan bahwa hukum islam adalah pendapat para ahli
9. Aliran Hukum Kritis (Critical legal studies)
Aliran Hukum Kritis ini merupakan salah satu produk pemikiran hukum positif modernis
yang memberikan kritikan keras terhadap aliran positivisme merupakan penerus teori
sociological jurisprudence maupun legal realism.
Aliran ini merupakan arus pemikiran hukum yang mencoba keluar dari hegemoni atau
pikiran-pikiran yang dominan dari pada ahli hukum amerika yang pada saat itu tengah
Dilanda kemampanan.
10. Aliran Sejarah dan Kebudayaan
Von Savigny mengatakan bahwa hukum itu tidak dibuat tetapi tumbuh dan berkembang
bersama masyarakat, hukum bersumber dari jiwa rakyat oleh karena itu hukum akan
berbeda paada setiap waktu dan tempat, tidaklah masuk akal kalau terdapat hukum sifatnya
universal dan abadi.
11. Aliran hukum Bebas
Aliran hukum bebas (freirechtslehre)diperkenalkan pertama kali oleh Herman Kantorowicz
dan Oscar Bulow126 yang merupakan penentang paling keras positivesme hukum.
Menurut ajaran ini dalam penyelesaian masalah bukan terletak pada undang-undang akan
tetapi penyelesaian yang tepat dan konkret

C. FILSAFAT HUKUM DALAM ALIRAN CIVIL LAW DAN COMMON LOW

1. Aliran Civil Law


Aliran civil law sebagai sebuah sistem hukum yang otonom lahir dan berkembang di Eropa
continental dan pengaruh klonialisasi berkembang ke berbagai negara Eropa Barat,
Amerika Latin, sebagian wilayah Afrika, Indonesia dan jepang

8
Titik tekan pada sistem hukum ini adalah penggunaan aturan-aturan hukum
2. Aliran Common Law
Sistem common law terdiri dari beberapa karakteristik tradisi hukum prinsipnya adapun
common law juga mempunyai tiga karakteristik, yaitu pertama, yurisprudensi, dipandang
sebagai sumber hukum yang utama merupakan suatu produk dari perkembangan yangv
wajar hukum inggris yang tidak dipengaruhi oleh hukum Romawi

BAB III Ruang Lingkup Filsafat Hukum dan Hak Asasi Manusia

A. TEORI YANG BERKAITAN DENGAN KEADILAN HUKUM

Kata adil keadilan (just and justice) berkait erat dengan pengertian tentang setara dan
kesetaraan (equal and equality), seimbangan dan keseimbangan (equilibirium), wajar dan
kewajaran (propotional), seimbang atau keaseimbangan (balance), sebanding dan
kesebandingan.

1. Teori Keadilan Aristoteles


Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani yang lahir diperbatasan Macedonia, ketika berumur
18 tahun ia pergi ke athena untuk belajar kepada plato, sebagai seorang guru plato
mengagumi muridnya yang bernama Aristoteles serta memberi gelar si kutu buku karena
kerajinannya membaca

2. Teori Keadilan Plato


Plato adalah seorang filsuf Yunani yang dilahirkan di athena yang berguna pada Socrates
sampai gurunya tersebut dihukum mati.. kemudian plato meninggalkan athena berkelana ke
eropa, afrika, dan asia. Petualangnya itu menambah keilmuuan sehiangga ketika ia kembali
ke athena pada usia 40 tahun mendirikan sekolah academia, selanjutnya disekolah tersebut
plati mulai mengejar dan menulis selama 40 tahun.

3. Teori Keadaan Jhon Rwals


Jhon rawls adalah seorang filsuf dari amerika serikat (1921-2002) beliau belajar di
universitas Princeton serta mengajar dan universitas cornel dan harvad, beliau terkenal
dengan keahlian di bidang filsafat politiknya dan bukunya yang terkenal A theory of justice
(teori tentang keadilan ) dan beliau dikenal dengan seorang filsuf yang secara kerasa
mengkritik ekonomi pasar bebas.

a. Tujuan Teori Keadilan

9
tujuan teori keadilan rawls adalah untuk mengartikulasikan sederet prinsip-prinsip umum
kedailan yang mendasari dan menerangkan sebagai keputan moral yang sumgguh-sungguh
dipertimbangkan dalam keadaan-keadaan khusus

b. Bidang Utama Keadilan


bidang utama keadilan adalah susunan dasar masyarakat, semua institusi sosial, politik,
hukum, dan ekenomi. Susunan instiusi sosial tersebut mempunyai pengaruh yang berdasar
terhadap aspek-aspek kehidupan manusia, tetapi juga dalam prilaku, keputusan dan
penilaian individual.

c. Problem Utama Keadilan


problem utama keadilan adalah memerumuskan dan memberikan alasan pada sedereten
prinsip-prinsip yang harus dipenuhi oleh sebuah struktur dasar masyarakat yang adil.
Prinsip-prinsip sosial tersebut akan menetapkan bagaimana struktur mesyarakat harus
mendistribusikan prospek mendapatkan “barang-barang pokok” (yaitu hak-hak dasar,
kebebasan, kekuasaan, kewibawaan, kesempatan, pendapatan, dan kesejahteraan.).

d. prinsip-prinsip Keadilan
1) prinsip kebebasan yang sama besarnya ( principle of greatest aqualliberty)
2) prinsip perbedaan (the difference principle)
3) prinsip persamaan yang adil atas kesempatan (the principle of fair equality of
opportunity)

e. Dasar Kebenaran prinsip-prinsip Keadilan Rawls


ada tiga dasar kebenaran bagi prinsip-prinsip keadilan rawls, dua diantaranya pada daya
penilaian moral yang sungguh dipertimbangkan, dan yang ketiga berdasarkan apa yang
disebut sebagai interprestasi Kantian terhadap teorinya.
f. Model Struktur yang Adil Menurut Rawls
model ini tidak menyediakan blue print komprehensif tentang masyarakat yang adil,
melainkan lebih akan menjadi penuntun untuk lebih melanjut menetapkan isi prinsip-
prinsip keadilan rawls dengan meninjai implikasi praktisnya.

g. Revelensi Keadilan Sosial Menurut Rawls di Indonesia


mencari revelansi keadilan sosial menurut teori rawls di Indonesia, adalah penting untuk
melihat sejauh mana teori tersebut dapat diimplementasikan. Namun perlu diingat bahwa
teori tadi muncul dalam masyarakat yang berbeda dengan masyarakat di Indonesia.

4. Teori Keadilan Adam Smith


Adam smith lahir. Di krikcaldy, dipantai timur skotlandia dekat edinkbrugh pada 5 jumi
1723. Ayahnya adalah pengecara dan pengawas keungan bea nasabah. Salah satu

10
kegemaran utamanya adalah membaca buku dan menjadi seorang kutu buku. Di usianya
yang ke-14, adam smith belajar di universitas Glasgow.

B. HUBUNGAN HUKUM DENGAN KEADILAN


Keadilan berasal dari kata adil yang artinya tidak memihak, tidak sewenang-wenang, tidak
berat sebelah. Keadilan pada dasarnya adalah suatu konsep yang relative bagi setiap orang
yang tidak sama, adil menurut yang satu belum tentu adil bagi yang lainnya.
Skala keadilan sangan bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain dan tentunya berbeda
menurut pandangan masyarakat tertentu.

C. HUBUNGAN HUKUM ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN


Menurut salmond, hak ialah suatu kemerdekaan, kekuasaan dan imunitas sedangkan
kewajiban adalah suatu ketindakkannya hak didalamnya. Ia juga mendefinisikan hak itu
sebagai kepentingan yang diakui dan dilindungi oleh hukum. adapun allen merumuskan hak
itu sebagai suatu kekuasaan beradasarkan hukum yang dengannya seorang dapat
melaksanakan kepentingannya. Jheringpun menemukan bahwa hak itu adalah kepentingan
yang dilindungi oleh hukum.
Filsafat dalam bahasa Yunani disebut philosophia berasal dari kata “philos” atau
“philia” dan “Sophos”. Philos diartikan sebagai cinta persahabatan, sedangkan Sophos
berarti hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, dan
intelegensi. Oleh karena itu philosophia dapat diartikan sebagai cinta kebijaksanaan atau
kebenaran. Istilah philosophia dalam sejarah menjadi sesuatu yang diperdebatkan, ada yang
mengatakan bahwa philosophi diperkenalkan pertama kali oleh Heraklitos (540 – 580 SM)
dan ada yang mengatakan bahwa phytagoras yang memperkenalkan untuk pertama kali.
Namun, yang terpenting bahwa filsafat telah menjadi bagian dari peradaban dunia.

D. HUBUNGAN HUKUM ANTARA MORAL, NILAI, DAN ETIKA


Membicarakan hukum tidak bisa terlepas dari hubungannya dengan moral, nilai, dan etika
sebab ketiganya merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan ketika membicarakan
hukum.
1. Tentang Moral
Moral adalah tentang baik buruk yang diterima umum sering juga disebut dengan akhlak,
budi pekerti, kondisi mental yang memengaruhi seseorang menjadi tetap bersemangat,
berani, disiplin dan berinterigtas.
Menurut E. Sumaryono moralitas adalah kualitas yang terkandung dalam perbuatan
manusia, yang dapat menilai perbuatan itu benar atau salah, baik atau jahat.70

11
BAB IV Kaidah dan Hukum Progresif Serta Filsafat Hukum Islam

A. KAIDAH HUKUM PERSPEKTIF FILSAFAT HUKUM


1. Pengertian Kaidah Hukum
Kaidah hukum merupakan perumusan yang bersifat general dari sub-sub bagian hukum
atau peristiwa yang dengan rumussannya tersebut dapat digunakan sebagai pedoman
tersebut bersumber dari perundang-undangan atau nash melalui proses yang sah yang harus
dipatuhi oleh warga masyarakat.1 Kaidah merupakan patokan atau pedoman tingkah laku
yang diharapkan yang mengatur pergaulan hidup manusia yang bermacam-macam

B. FILSAFAT HUKUM DAN ETIKA


1. Pengertian Hukum
Untuk memperoleh gambaran mengenai definisi hukum amatlah sulit, tetapi bukan berarti
tidak perlu membuat suatu definisi hukum.
Hans Kelsen mendefinisikan hukum sebagi suatu perintah memaksa terhadap tingkah laku
manusia, jadi hukum adalah kaidah primer yang menetapkan sanksi-sanksi
Emmanuel kant mendefinisikan hukum sebagai suatu keseluruhan kondisi dimana terjadi
kombinasi antara keinginan pribadi seseorang dan keinginan pribadi seseorang dan
keinginan pribadi orang lain sesuai dengan hukum umum mengenai kemerdekaan.

C. HUKUM PROGRESIF MENURUT PANDAGAN FILSAFAT HUKUM


Dari abad ke abad sejarah hukum mencatat sistem hukum menjadi kompleks dan rumit,51
hal tersebut seriring dengan kehidupan mastarakat yang terus berkembang secara dinamis
dari waktu ke waktu, sehingga muncul tuntutan untuk melakukan pelbagi perubaha.52
Hukum sebagai sarana pembaruan masyarakat ditandai dengan adannya perkembangan dan
perubahan tersebut.53 krisis hukum di Indonesia ditandai dengan menurunnya integritas
moral dan profesionalitas dari aparatur penegak hukum, buruknya mutu pelayanan, tidak
adanya kepastian dan keadilan hukum.54

D. FILSAFAT HERMENEUTIKA DALAM TEORI PENEMUAN HUKUM


1. Filsafat Hermeneutika
Perkembangan hukum di Indonesia masih dirasakan tertinggal jahu dari perkembangan
masyarakatnya, sehingga diperlukam pemahaman makna fakta kejadian.
Konsepsi metode pemahaman tersebut telah secara tegas diatur dalam sistem kekuasaan
kehakiman yang mewajibkan hakim dalam memutus perkara menggali, mengikuti dan
memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat..

E.DASARDASAR FILSAFAT HUKUM ISLAM


1. Pemahaman Terhadap Filsafat Hukum Islam
adalah ilmu yang menjawab pertanyaan yang tidak terjangkau oleh ilmu hukum.

12
Filsafat hukum islam ialah filsafat yang diterapkan pada hukum islam yang menganilisis
hukum islam secara metodologis dan sistematis sehingga mendapatkan keterangan yang
mendasar atau menganilisis hukum islam secara ilmiah dengan filsafat sebagai alatnya.115
Menurut Azhar Basyir, filsafat hukum islam adalah pemikiran secara ilmiah, sistematis,
dapat dipertanggungjwabkan dan radikal tentang hukum islam.

2. Objek Kajian dan Manfaat Filsafat Hukum Islam n


Objek filsafat hukum islam meliputi objek teoretis yang mengkaji teori-teori hukum islam.
Terdapat berbagai manfaat studi filsafat hukum islam, di antaranya: pertama, menjelaskan
bahwa kajian filsafat hukum islam akan memberikan pengetahuan hukum islam secara
utuh. Kedua, filsafat hukum islam diperlukan untuk pengkajian secara lebih mendalam
terhadap hukum islam.

3. Sumber, Prinsip, dan Kaidah Hukum Islam

a. Sumber Hukum Islam


Sumber hukum islam atau dalam bahasa Arab disebut mashadir al-ahkam yang semakna
dengan al-adillah al-syariyyah yang secara etomologis artinya tempat atau wadah yang dari
tempat tersebut digali norma-norma hukum islam.
Sumber utama dan pokok dalam hukum islam adalah Al-Qur’an yang merupakan sumber
dari segala sumber hukum yang dengannya berdalil untuk merumuskan semua hukum
untuk mewujudkan kemaslahatan dan keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat.
b. Prinsip-prinsip Hukum Islam
Prinsip menurut pengertian bahasa adalah al-mabda’ yang artinya tempat bertolak atau titik
tolak. Prinsip hukum islam meliputi prinsip umum dan prinsip khusus. Adapun prinsip
umnum hukum islam adalah prinsip Tahuid: bahwa pelaksanaan hukum islam merupakan
bagian dari ibadah yang menghendaki dan mengharuskan manusia menetapkan hukum
sesuai denga apa yang diturunkan Allah Swt.

4. Teori Berlakunya Hukum Islam di Indonesia


Islam berlaku penuh hukum islam sebab dia telah memeluk islam walaupun dalam
pelaksanaannya masih ada peyimpangan. Hukum islam baru berlaku apabila normanya
telah di terima oleh hukum ada sebab pada dasarnya hukum yang berlaku bagi pribumi
adalah hukum adat,.Teori ini dikemukakan oleh C.

BAB V Filsafat Pancasila sebagai Filsafat Hukum Negara Kesatuan Republik


Indonesia

13
A. PEMAHAMAN TENTANG FILSAFAT PANCASILA

1. Makna Filsafat Pancasila


Filsafat Pancasila menurut Notonagoro yaitu suatu sistem pemkiran yang rasional,
sistematis, terdaa menyeluruh tentang hakikat bangsa, negara, dan masyarakat Indonesia
yang nilai-nilainya telah ada daan digali dari bangsa, Indonesia itu.1
Filsafat Pancasila sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara
dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh.
Sila-Sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat yang pada hakikatnya merupakan suuatu
kesatuan organic yang saling berkaitan satu sama lainya, saling berhubungan bahkan saling
mengkualifikasi.

2. Karakteristik Pancasila
Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda
dengan filsafat lainnya, yaitu sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang bulat
dan utuh (sebagai suatu totalitas).
Dengan pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya.

3. Ontologi Pancasila
Pancasila sebagai genetivus-objectivus artinya nilai-nilai yang dijadikan sebagai objek yang
dicari landasan filisofisnya memerlukan landasan pijak filosofis yang kuat menmcakup
ontologis, yaitu Pancasila sebagai nilai-nilai ketuhanan sebagai krerator atas bangsa
Indonesia sebagai kebenaran utama yang mencarin hakikat dari kegidupan yang bersifat
kosmologi dari asal kehidupan ini sampai menjangkau alam metafisika.
Secara ontologis kajian Pancasila sebagai fisafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Jadi secara ontologis hakikat dasar
keberadaan dari sila-sila Pancasila adalah manusia

4. Epistemologi Pancasila
Epis temologi Pancasila, yaitu menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan yang
menelusuri sejarah terbentuknya Pancasila yang bersumber pada nilai budaya asli dan
campuran juga dari luar yang berasal dari agama islam, Hindu, Buddha, maupun Kristiani.
Berdasarkan paradigma tersebut, maka susunan Pancasila memiliki sistem logis, baik yang
menyangkut kualitas maupun kuantitasnya.sebagai suatu paham epistemologi, maka
Pancasila mendasarkan pandagannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas
nilai karna harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia.

5. Aksiologi Pancasila

14
Aksiologi Pancasila merupakan kajian terhadap nilai-nilai dari Pancasila yang mengandung
nilai intrinsik merupakan perpaduan antara nilai asli milik bangsa Indonesia maupun
budaya luar. Kajian aksiologi filsafat Pancasila pada hakikatnya pembahas tentang nilai
praksis atau manfaat suatu pengetahuan tentang Pancasila. Menurut Notonagoro bahwa
nilai-nilai Pancasila itu termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang
mengakui nilai material dan nilai vital.

6. Filsafat Hukum dan Pancasila


Pengembangan filsafat hukum nasional harus diarahkan menjadi falsafah hukum Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara yang juga merupakan dasar falsafah hukum nasional
mempunyai inperatif yang tidak saja dijadikan dasar dan arah. Sistem hukum nasional yang
juga merupakan sistem hukum Pancasila

15

Anda mungkin juga menyukai